Loup

..

HunKai

..

Anyeong this is my first fanfiction after reborn

hope you like it, readers

happy reading

.

.

.

.

.

.

Gemuruh corong kereta tanda keberangkatan telah bergema. Karena ini adalah perjalan kembali ke 15 tahun yang lalu, kereta kuno lah yang akan mengantar ke masa lalu. Jongin si pemuda manis berkulit tan itu kini duduk di gerbong kedua barisan tengah. Rambutnya yang halus mengayun kebelakang terdorong sapuan sejuk malam dari kaca jendela yang dibukanya. Segala pemandangan itu nampak bergerak ke belakang itu berarti kereta telah berjalan untuk membawanya dekat pada tujuan. Jongin memejamkan mata semoga pilihannya untuk menggunakan kereta api kuno yang resikonya membutuhkan waktu panjang daripada menggunakan pesawat yang tentu saja lebih muda dan cepat adalah pilihan yang tepat. Jongin tersenyum berharap pemandangan didepannya akan begitu indah didapatnya, tapi sungguh lebih dari itu jongin merindukan neneknya yang tinggal di pedesaan terpencil.

Tok

Tok

Tok

Jongin segera menutup jendela saat percikan air dari langit kini sedikit mengenai bajunya. Jongin menyandarkan kepalanya pada jendela dari dalam semuanya nampak indah. Jongin mengalihkan perhatiannya, ia menatap buku yang baru saja di berikan oleh saudarinya sebelum ia pergi, jongin mengingat-ingat alasan saudarinya memberikan buku ini yang begitu klise

"Bacalah jong, ini buku yang akan membuat petualangmu di desa semakin menyeramkan." Jongin tersenyum saat mengingatnya. Ya buku ini mungkin tak akan dibacanya nanti. Dengan judul yang begitu menggelitik.

'Kisah mitologi sepanjang masa'

Benar-benar kekanakan, seperti cerita pengantar tidur. Jongin kembali memandang indah pemandangan diluar kereta, mungkin karena kenyamanan menghayutkan ini jongin jadi mengantuk dan terlelap beberapa detik kemudian.

...

Tukkk

Jongin teratuk untuk kedua kalinya, jongin mengerjab dan menguap. Ia mendongak merasakan hujan tak lagi berjatuhan, jongin membuka jendela sejarak genggaman tangan. Rambutnya kembali terayun merasakan angin pagi yang segar, jongin tersenyum saat matahari tampak masih malu menampakkan dirinya. Jongin merasa terkejut karena rupanya jongin tidur begitu lama hingga kini malam telah pergi dan pagi pun datang. Jongin menikmati pohon cemara yang dilewatinya, ahh kini ia benar-benar berada di Desa melupakan kehidupan rumit kota. Jongin merogoh jaket yang sedari tadi malam dikenakannya, sebuah alamat tinggal tertulis di sebuah kertas lusuh yang keluar dari sana. Jongin mendongak mendengar gemuruh cerobong kereta kembali bergema, jongin berdiri dan mendapati penumpang lainnya merapikan tas untuk dibawa, dia telah sampai itulah yang jongin dapat simpulkan. Buru-buru jongin memasukkan buku hadiah saudarinya kedalam ransel dan mengenakan ransel itu dipunggungnya, lalu menarik tas koper kecilnya. Seorang masinis yang berdiri di pintu gerbong kini tersenyum padanya.

"Selamat menikmati liburanmu, nak." Jongin tersenyum menanggapinya.

"Terima kasih." Jongin menjawab. Ia sedikit ragu sekarang tapi mungkin ia bisa bertanya.

"Permisi tuan, apa kau tahu kediaman ini?" Jongin menyerahkan secarik kertas di genggamannya.

"Rumah Madam Kim, apa kau ingin mengunjungi nenekmu?" Jongin menggangguk tersenyum.

"Desa nenekmu ini sangat jauh nak, setelah dari stasiun ini kau bisa naik taksi khusus ke desa, aku tak tau pasti rumah nenekmu tapi dilihat dari desa ini mungkin setelah naik taksi khusus kau akan berjalan 2 km. " jongin mengangguk dan tersenyum manis pada masinis yang kini juga ikut tersenyum hingga keriput yang sedikit menghiasi wajah ramah itu terlihat.

"Terima kasih, tuan." Jongin tersenyum menerima kertasnya kembali dan membungkuk sopan.

Jongin mengikuti petunjuk sang masinis itu. Ia menaiki sebuah taksi khusus untuk ke desa neneknya yang benar-benar terpencil, butuh waktu 45 menit kedepan gerbang desa.

"Aku hanya dapat mengantarmu sampai sini anak muda, maaf karena aku tak diperbolehkan masuk." Jongin sebenarnya cukup bingung tapi ia segera mengangguk dan tersenyum. Jongin merogoh kantongnya dan memberikan beberapa lembar uang. Jongin keluar dari taksi dan berjalan mengikuti jalanan lurus didepannya. Jongin menikmati suasana disekelilingnya yang dipenuhi pohon cemara. Titik embun yang masih menetes dari ujung dedaunan menambah segar suasana. Entah mengapa jongin tak terlalu lelah, setiap perjalanan panjang yang dilewatinya terbayar sudah dengan suasana desa yang tentram, hanya satu hal yang tak bisa di tahannya ia begitu ingin sekali segera bertemu neneknya.

Jongin tersenyum senang menatap beberapa jajaran rumah yang kini tertangkap matanya tak jau dari tempatnya berada. Jongin makin mempercepat langkahnya hingga ia sampai di rumah pertama. Disana jongin berpas-pasan dengan seseorang, jongin tersenyum saat orang itu juga tersenyum padanya. Jongin dengan ragu mendekat, mungkin ia bisa bertanya pada orang didepannya.

"Maaf, apakah kau tahu alamat ini?" Jongin lagi-lagi meemberikam secarik kertas bertuliskan sebuah alamat pada orang didepannya.

"Kim ahjumma? Kau cucunya?" Jongin hanya mengangguk kaku, orang itu tersenyum begitu manis padanya membuat jongin jadi ikut tersenyum.

"Ne aku cucunya, Kim Jong In imnida." Jongin memperkenalkan dirinya.

"Anyeong jonginnie! Byun Baek Hyun imnida kau bisa memanggilku baekhyun hyung, karena aku tahu kau pasti masih lebih muda dariku." Jongin tersenyum mendengar suara baekhyun yang bersemangat. Jongin mengangguk. Baekhyun menarik pelan koper jongin.

"Ayo jongin, aku akan mengantarmu!" Jongin terkejut namun melihat baekhyun bersemangat, jongin jadi tak enak hati menolak niat baiknya itu.

Jongin menatap sebuah rumah sederhana yang begitu terawat didepannya, pekarangannya sangat luas, jongin masih tetap bingung dengan selera neneknya yang sangat suka tinggal didaerah terpencil. Jongin tersenyum menatap baekhyun yang -

Ha?

Tunggu?

Jongin termangu, tentu saja ia terkejut, sungguh ia benar-benar terkejut. Bagaimana bisa? Apa jongin baru saja bermimpi? Jongin tentu saja tak bermimpi selama perjalan menuju rumah neneknya yang terletak di ujung desa jongin mengobrol akrab dengan baekhyun. Bagaimana bisa baekhyun itu, menghilang?

"Jongin?" Jongin segera menoleh ke asal suara, jongin tersenyum menatap sosok didepannya. Jongin segera mendekat melupakan koper yang ada disebelahnya.

"Halmonie." Jongin memeluk sosok renta itu hangat. Sosok itu yang merupakan nenek jongin tersenyum begitu senang, binar mata terlihat dimatanya, ini sudah lama sekali ia begitu merindukan anak dan cucunya.

"Jongin kau sudah besar sayang." Nenek jongin tersenyum dengan mata berkaca-kaca, jongin mengangguk lalu memeluk kembali neneknya, ia sangat merindukan neneknya.

"Jongin benar-benar merindukan halmonie." Jongin menggumam ia memeluk sang nenek yang kini mengangguk senang.

"Ayo masuk, jongin!" Jongin mengangguk dan segera menarik kopernya, ia mengikuti langkah kaki sang nenek yang kini mulai memasuki rumah. Jongin tersenyum senang, tak ada yang berubah batin jongin menatapi seisi ruang tamu. Jongin tersenyum menatapi tiap isi rumah yang masih seperti yang diingat jongin 15 tahun lalu. Jongin begitu kagum dengan selera neneknya, minimalis dan sederhana. Perabotan dan dinding yang terbuat dari pohon jati, kursi empuk nan lembut serta lantai ubin berwarna kayu benar-benar membawa jongin pada rasa nyaman. Jendela besar yang menghadap pada sebuah hutan, meja makan bundar yang dikelilingi 4 kursi sederhana berada di depan sebuah dapur yang indah. Jongin menatap sang nenek yang kini keluar dari dapur dengan teh beraroma melati yang hangat.

Jongin duduk di meja makan disusul sang nenek yang kini meletakkan dua cangkir teh dan kue jahe merah. Jongin menyesap teh nya perlahan, lalu memasukkan kue jahe kedalam mulutnya.

"Ini sungguh lezat halmonie." Jongin berbinar, ia menatap sang nenek yang kino tersenyum lebar.

"Kau masih cucuku yang kecil ternyata." Jongin merenggut kesal. Neneknya masih menganggap pemuda 20 tahun ini masih kecil.

"Halmonie aku sudah besar." Jongin merajuk sang nenek tersenyum lagi, ia begitu bahagia rumah tak sepi sekarang.

...

TBC

terima kasih untuk yang sudah baca, apa kalian mengenalku? aku dulunya adalah pemilik akun Exofanfic'rae, tapi aku berganti nama menjadi OhKimRae94 setelah memutuskan untuk mendedikasikan diri menjadi hunkai shipper hahaha

maaf aku masilah penulis fanfic yang buruk, sehingga masih banyak typo bertebaran. semoga kalian menyukai cerita pasaran ini.

dan untuk cerita ini yang akan berchapter aku harap kalian memberi respon yang positif.

Terima kasih, wanna give me a review?