Haloo! Di sini Rika-chan datang dengan ff Bokuroo yang baru. Padahal masih ada dua ff yang gua anggurin/ditendang/
Yah tiba-tiba ide ini muncul. Dan setelah melalui perundingan dengan Akisame Hakumei/yang milih jadi editor daripda author/ akhirnya lahirlah ini ff absurd.
Emang nasib nge-ship pair pinggiran yang asupannya bisa dihitung jari. Jadi Rika-chan ama Akisame-chan buat ini dengan tujuan memenuhi asupan/apaancoba/
Yaudah deh langsung aja yahh
.
.
Turnamen bola voli sudah selesai sekitar dua jam yang lalu. Namun dua klub voli dari dua sekolah yang berbeda ini masih sibuk bercengkrama di samping stadion tak menghiraukan segala pandangan aneh dari pejalan kaki yang lewat. Pasalnya dua sekolah menengah atas tersebut, Fukurodani dan Nekoma duduk bergerombol. Mirip dengan gangster yang biasa nongkrong di tempat sepi. Well, samping stadion itu juga termasuk sepi, sih.
"Apa ada yang tahu di mana Bokuto-san berada?" tawa yang sebelumnya terdengar keras langsung menyurut hingga tak terdengar tatkala setter dari Fukurodani, Akaashi Keiji bertanya dengan wajah datar yang khas.
"Maaf Akaashi-san, lagipula aku juga tidak menemukan Kapten. Apa mereka pulang duluan ya?" yang menjawab pertanyaan Akaashi adalah Yaku. Libero asal Nekoma yang bertubuh pendek dengan rambut sewarna krim coklat muda.
"Bukankah sudah jelas?" sebuah suara kembali menginterupsi. Datang dari laki-laki berambut pudding yang tak melepas pandangannya dari layar psp miliknya.
"Jika Bokuto dan Kuroo tidak ditemukan, sudah pasti mereka pergi berdua. Melakukan banyak hal-hal bodoh yang ceroboh di luar sana." Laki-laki itu, Kenma Kozume.
Sontak, Akaashi menyeret pemuda bermata kucing itu. Mengabaikan fakta bahwa psp milik bocah pudding tersebut hampir remuk terinjak.
"Lev! Tolong jaga psp ku dengan seluruh nyawamu!" baru ini, Kenma mau berteriak. Dan itu semua hanya karena psp nya terjatuh.
.
.
Sudah hampir 15 menit Akaashi dan Kenma, yang dalam kasus ini hanya diseret, mencari keberadaan kapten mereka. Dan saat mereka sampai di belakang stadion, mereka menemukannya. Kedua kapten jelmaan hewan itu tengah berjongkok memandangi sesuatu. Entah apa, karena terhalang oleh kedua punggung lebar sang kapten.
Saat setter andalan dari dua sekolah itu mendekat, alangkah terkejutnya. Karena di hadapan empat remaja tanggung nan labil itu ada sebuah bunga yang indah namun ganjil. Bunganya betulan sangat indah, namun juga aneh disaat yang bersamaan.
Bunganya berwarna putih bersih dengan tangkai dan daun warna hijau. Ukurannya kecil-kecil. Mungkin hanya sekuku jari Akaashi. Namun, bunga cantik itu seperti selalu berganti warna setiap cahaya matahari sore menimpanya. Kadang biru, kadang hijau, bahkan ungu. Cukup membuat mereka terdiam.
"Aku serasa pernah melihat bunga ini." Bokuto -Kapten Fukurodani yang selalu menarik perhatian karena rambut dwiwarna yang melawan hukum gravitasi- membuka suara.
"tentu saja kau pernah Owl! Ibuku membuka toko bunga. Kau pernah main ke sana sekali. Nama bunga ini adalah Baby's Breath. Dalam bahasa bunga berarti suci pada hati, cinta tiada berakhir, dan kebahagian." Kuroo menjawab dengan memukul pelan bahu sahabat karibnya. Dialah kapten Nekoma yang pikirannya layak disandingkan dengan kriminal.
Mereka terus melamun memandangi si bunga yang kini berganti warna menjadi kuning emas. Terlalu larut hingga tak menyadari bahwa teman-teman satu tim mereka menyusul ke belakang stadion.
"Hei! Apa yang membuat kalian begitu lama sih!" terdengar teriakan dari Yukie Shirofoku, manager dari Fukurodani.
Akaashi dan Kenma langsung berbalik dan menggumamkan kata maaf. Namun tidak dengan kapten mereka. Jika saja Akaashi tidak menarik paksa keduanya untuk berbalik dan membungkuk minta maaf, mereka pasti tidak berbalik.
Dan keanehan pun terjadi. Langit sore yang sebelumnya jingga lembut tiba-tiba saja menggelap. Anginnya pun berubah kencang. Si bunga Baby's Breath ikut bergoyang searah angin bertiup.
"Aku akan pergi." Bokuto bersuara dengan pandangan kosong serta nada sedingin es.
"Aku akan mengikutimu." Kali ini suara milik Kuroo.
"Bokuto-san, Kuroo-san, apa yang kalian bicarakan?" Akaashi yang tak mengerti memegang bahu keduanya. Diikuti oleh pandangan bingung dari teman-temannya.
"Nee, Kuroo tidak boleh pergi tanpa mengajakku. Bagaimana pun, Kuroo sudah seperti saudaraku sendiri." Kenma berbicara dengan nada lemah, hampir seperti bisikan.
"Apa maksud kalian? Kenapa jadi aneh?" Akaashi panik, namun tak ada seorang pun yang berani mendekati keempatnya.
Tubuh Akaashi menegang, tangan yang sebelumnya berada di bahu kedua kapten itu secara perlahan turun. Dan dengan wajah menunduk Akaashi berkata, "Bokuto-sama, anda harus selalu mendapat perlindungan. Karena kerajaan membutuhkan peran anda."
Dengan itu, muncullah lingkaran rumit di tanah tempat mereka berpijak. Dan keempat sekawan itu berada di tengahnya. Di pusatnya. Lalu seberkas cahaya yang menyilaukan mendadak hadir di tengah lingkaran. Menyelimuti dua kapten dan setternya. Begitu terang hingga kawan-kawan satu klub mereka menunduk. Menghindari kebutaan mata sementara.
Saat cahaya mulai redup dan suasana kembali tenang, mereka memberanikan diri membuka mata. Mengarahkan pandangan pada empat remaja umur 16 dan 17 yang kini berpakaian layaknya karakter game. Lengkap dengan hewan-hewan yang dengan tenang bermanja pada tuannya masing-masing.
Fokus pertama pada Bokuto. Bokuto Kotaro kapten Fukurodani. Rambutnya masih dwi warna dan ditata menantang langit. Namun kini ditambah dengan ornamen kepala dan anting emas. Memakai pakaian seperti yukata sederhana di atas paha. Berpadu dengan celana warna abu dan bersandal hitam dengan tali yang melilit silang. Yang membuat mencolok adalah jubahnya, yang sekilas nampak seperti corak sayap burung hantu dan syal panjang (diikat di belakang) berwarna gelap yang menjuntai panjang hingga ke lutut. Di bahunya bertengger seekor burung hantu bertanduk yang sewarna dengan rambut Bokuto.
Kemudian beralih pada Akaashi, remaja umur 16 tahun itu berpakaian hampir sama dengan Bokuto. Hanya saja ini lebih simpel. Tidak seruwet dan serumit milik Bokuto. Apabila Bokuto di dominasi warna abu, maka Akaashi didominasi warna coklat bergradasi biru dongker. Di tangannya terdapat burung hantu berwarna coklat yang lagi-lagi secorak dengan jubah panjang menjuntainya.
Kini mereka memperhatikan Kuroo Tetsuro. Memakai jubah hitam dengan beberapa warna abu dan emas di bagian tertentu. Jubahnya bertudung dan entah bagaimana membentuk telinga kucing. Dibalik jubahnya, ia memakasi tanktop hitap ketat yang sisi kanan dan kirinya sengaja dirobek berbentuk belah ketupat. Kuroo terlihat mengenakan pakaian yang berlapis-lapis dan memasang banyak perhiasan seperti gelang dan armlet emas. Di bawah kakinya terdapat seekor kucing hitam berkalung emas.
Di sebelah Kuroo, berdiri Kenma dengan pakaian yang lebih sederhana. Tidak rumit apalagi bertumpuk seperti milik Kuroo. Warnanya pun perpaduan kuning emas dengan kucing putih berekor dan berkaki belang cokelat yang kini tengah digendongnya.
Acara saling tatap menatap itu terpaksa berhenti tatkala pelatih dari kedua tim datang dengan napas satu satu. Berniat memarahi anak asuhnya bila tidak dikagetkan dengan penampilan empat orang di hadapannya. Penampilan yang sangat mencolok.
"Kenapa kalian berpakaian seperti itu Kuroo? Jangan bilang kau berbuat ulah lagi? Sudah kubilang untuk tidak melibatkan Kenma dalam segala ide idiotmu bersama burung hantu yang sebelas duabelas denganmu!" teriak seorang lelaki tua dengan tubuh sedikit tambun.
"Nekomata... sensei?" Kuroo entah menjawab entah bertanya balik. Ia hanya menatap aneh pada pelatih Nekoma itu.
"Ini pakaian yang sering aku pakai, Nekomata-sensei. Dan aku tidak mengajak Kenma! Dia yang terus saja membuntuti layaknya anak ayam!" Kuroo kembali berbicara. Dengan sedikit penekanan nada emosi ketika menyebut nama Kenma.
"Aku hanya khawatir padamu, Kuroo. Tidak ada yang salah. Sekalipun kau sudah bonding, aku tetap saja merasa khawatir. Kuroo selalu punya ide-ide gila yang mengancam nyawa. Jadi harus selalu diawasi." Kenma menanggapi datar. Berbuah tatapan linglung dari kedua tim. Terus seperti itu hingga Bokuto yang kini berpakaian aneh membuka suara.
"Bisakah kita pergi ke suatu tempat untuk membicarakan masalah ini? Tidak enak bila kita saling berteriak di tempat terbuka. Apalagi, ini tempat publik, kan?" entah darimana datangnya nada berwibawa itu. Karena setahu mereka, Bokuto dan kata berwibawa adalah dua kata yang hampir mustahil berada dalam satu kalimat.
"Baiklah, kita ke restoran keluarga dekat sini. Restoran itu punya ruang khusus yang bisa dipesan. Kebetulan aku dan pelatih Fukurodani ingin mentraktir kalian semua." Nekomata-sensei kembali bersuara.
.
.
Dan disinilah mereka, duduk mengitari meja makan besar. Sebenarnya cukup menarik perhatian dari pelanggan restoran. Apalagi alasannya kalau bukan karena kostum keempat anggota inti yang begitu unik namun indah dipandang mata. Bahkan sempat ada segerombolan gadis sekolahan yang meminta untuk foto bersama. Namun sebelum mendekat, sudah dihadang oleh Akaashi. Lengkap dengan mulut pedasnya yang berkata "Bokuto-sama sedang akan membicarakan sesuatu yang penting. Dimohon untuk tidak mengganggu beliau, hanya untuk kegiatan tidak jelas seperti itu"
Yang mana malah membuat para gadis berteriak "Kyaaaa" sambil berlalu pergi.
Kembali pada dua tim yang kini hanya bisa menunggu si pelayan menata makanan di meja. Jubah panjang mereka sudah dilepas. Dilipat dan ditumpuk rapi di sisi ruangan oleh Akaashi. Menampakkan tubuh atletis yang dibalut tanktop hitam ketat setinggi dada, kecuali milik Kuroo yang sampai menutup perut, namun bagian pinggangnya sengaja ditampakkan.
Keempat hewan peliharaan itu juga anteng-anteng saja di pojok ruangan.
"Anoo, siapa nama hewan-hewan ini?" tanya seorang perempuan berambut pendek bermata sayu yang juga merupakan menager Fukurodani.
"Oh, burung hantu milik bokuto-sama bernama Sip. Yang menggambarkan langit atau badai merah. Suka dikelilingi pepohonan, serta bersikap anggun yang mencerminkan kebangsawanannya."
"Milik Kenma, kucing berbulu putih namun belang ekornya itu bernama Sec. Yaitu langit dan bumi. Memiliki daya analisis yang kuat dan mempu memberi solusi efektif."
"Kucing hitam kepunyaan Kuroo-sama bermana Xul. Yang artinya dewa anjing. Aneh? Aku tahu, tapi itulah Kuroo-sama. Xul bersikap sesuai namanya. Setia, berdedikasi, dan kuat. Serta memiliki kredibilitas tinggi."
"Untuk milikku sendiri, bernama Yax-k'in. Yang berarti matahari baru atau dewa matahari serta awan-awan merah. Peliharaan ku punya kemampuan khusus menemukan tanaman obat. Sangat berguna dalam peperangan sebagai burung penyembuh."
Akaashi menyelesaikan penjelasannya. Yang lain hanya melongo. Tidak tahu harus merespon bagaimana. Demi Tuhan! Itu hanya hewan peliharan. Kenapa namanya harus serumit itu sih?! Kira-kira begitulah reaksi dari orang-orang yang ada di sana. Well, kecuali Bokuto, Akaashi, Kuroo, dan Kenma sendiri.
Mungkin atmosfernya akan terus canggung bila suara Bokuto tidak segera terdengar.
"Tetsuro, kau mau makan apa? Biar aku yang ambilkan."
"Aku bisa sendiri Kotaro. Berhenti memperlakukan aku layaknya orang lemah idiot! Aku ini seekor kucing bila kau masih ingat. Aku punya sembilan nyawa! Oh Dewa!" Kuroo menggerang frustasi.
"Itu hanya perumpamaan Tetsuro. Aku hanya ingin kau selalu bergantung padaku." Bokuto kembali menimpali dengan cengiran lebar yang terpasang sempurna. Tidak sadar betapa memalukannya perkataan barusan. Bahkan Kuroo segera memalingkan muka, dan dua gadis manager Fukurodari ikut tersipu malu.
"Ekhm, bisa kita mulai pembicaraan kali ini?" Pelatih Fukurodani menginterupsi. Menghancurkan momen absurd barusan.
"Baiklah aku akan mulai bercerita. Dan Tetsuro, bila kau ingin apa-apa jangan malu untuk bilang ya?" Bokuto tersenyum lembut, mengusap sayang pipi si lawan bicara.
Lalu beralih menghadap dua tim itu. Wajahnya menjadi serius. "Akan aku ceritakan sekali. Jadi dengarkan dengan baik."
"Aku Bokuto Kotaro. Pangeran dari Kerajaan Fukurodani, tentu saja aku berbeda di dimensi yang berbeda dengan kalian. Alasan aku bisa sampai ke dimensi ini, aku tidak akan menceritakannya. Tapi aku akan menceritakan tentang diriku dan lainnya agar kalian bisa mempercayai kami."
.
.
.
TBC
Huwaaa chap 1 kelar dengan ending yang super menggantung muehehehehe /ketawagaje/digampar
Untuk costumnya Bokuto ama Akaashi kunjungi post/143588796023/ahhh-i-hope-these-designs-are-to-your-liking
Dan untuk costumnya si Kuroo ama Kenma kunjungi post/148458053653/uwahhh-thank-you-so-much-for-everyones-sweet
