Cast : ChanBaek.

Other(s) Cast : ?

Genre : Drama, Romance. (Maybe)

Warning : Yaoi! NamjaXNamja, OOC, Miss Typo bertebaran, Cerita pasaran + Geje, Alur kecepetan (Maybe). DLL!

.

.

.

.

.

.

## Loving You ##

.

.

.

.

.

CHAPTER 1

HAPPY READING!

.

.

.

.

.

Baekhyun terlihat duduk terdiam di dalam bus. Sibuk melamun dengan pandangan menatap keluar jendela. Pagi itu cuaca sangat dingin karena langit terus saja mengeluarkan hujan. Hampir sebagian kota basah oleh air hujan, termasuk kota Seoul yang akhir-akhir ini selalu diguyur hujan deras. Tapi yang namanya Seoul meskipun hujan, tetap saja orang-orang beraktivitas seperti biasa. Bahkan banyak dari mereka yang berjalan kaki sembari menggunakan payung karena menghindari macet. Suatu pengorbanan untuk segera sampai ke tempat kerja atau bahkan sekolah. Jika para karyawan mungkin tidak mau jikalau nantinya di pecat, sementara para Siswa-Siswi takut jika nantinya dihukum guru piket karena terlambat. Kasihan memang, mereka membiarkan tubuh mereka kedinginan di luar sana. Mungkin jika hari ini ia bersekolah pasti nasibnya akan sama seperti orang-orang yang tengah ia pandangi ini.

Ketika merasakan bus berhenti, Baekhyun langsung tersadar dari lamunannya, ia menatap keluar dengan pandangan menerawang, setelah memastikan kalau ini memang daerah yang ia tuju, Baekhyun segera keluar dari bus dengan sisa penumpang lainnya.

Hah... Baekhyun menghela napas lelah. Brrr... Udara dingin langsung saja menyerang tubuhnya yang dilapisi jaket tebal berwarna hitam. Seraya bergumam ia menggosok-gosokkan tangannya pada bahunya setelah itu ia berlalu dari halte.

Baekhyun berjalan santai di atas jalan sebuah gang dengan memakai payung merahnya. Pagi tadi Ibunya menelepon dan menyuruhnya untuk pergi ketempat kerja Ibunya. Entah ada keperluan apa tapi ia yakin Ibunya itu akan menyuruh ia membantu pekerjaannya disana. Ibunya hanya seorang pembantu rumah tangga, sudah 18 tahun Ibunya itu terus menekuni pekerjaan ini. Bahkan majikannya pun sudah mempercayainya. Ia akui majikan Ibunya memang sangat baik, ketika pertama kali ia bertemu dengan majikan Ibunya, Namja paruh baya itu menyambutnya dengan tersenyum hangat. Bahkan Namja itu memperkenalkannya pada kedua putranya yang Baekhyun pikir bukan saudara kandung. Yah... Ia hanya menebak, dilihat dari sifat keduanya yang sangat berbeda 180°.

Dan hari ini adalah hari ketiga Ibunya menyuruhnya untuk datang ke sebuah rumah mewah yang luasnya mungkin tak terhingga, oh lupakan, itu terlalu berlebihan! Baekhyun kemudian melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, ouch! Sudah jam 07:30 pas, ia harus cepat-cepat sampai ke rumah itu. Baekhyun berlari hati-hati karena jalanan yang becek. Ketika ia sudah sampai di depan pagar kecil berwarna merah Baekhyun buru-buru menekan bel setelah sebelumnya menutup payungnya. Beberapa menit menunggu akhirnya pagar terbuka menampakan seorang Yeoja paruh baya yang memakai seragam maid berwarna putih-pink polos yang ternyata adalah Ibunya. Di salah satu tangan Ibunya terdapat payung berwarna kuning.

"Eomma!" Pekiknya dan buru-buru menerebos masuk dan menelusup ke bawah payung sang Eomma.

"Baek, kau lama sekali. Bukankah Eomma menyuruhmu datang lebih awal." Omel sang Eomma Baekhyun hanya diam tak menanggapi. Ia tengah sibuk memperhatikan halaman luas rumah mewah dan megah majikan Ibunya yang tampak indah dengan pohon-pohon besar yang berdaun rimbun terdapat disana. Lampu yang berjajar di beberapa titik menambah kesan indah, apalagi pada malam hari, pasti lampu-lampu itu akan dinyalakan. Ditengah-tengah juga terdapat air mancur yang sangat besar. Kalau saja ia mempunyai halaman seluas dan seindah ini mungkin ia tidak perlu repot-repot pergi ke sungai Han, disini juga ada danau bahkan kolam ikan pun ada. Hah.. Ia tidak habis pikir, padahal dari luar hanya dibatasi oleh tembok besar dan pagar kecil untuk memasukinya. Tapi didalamnya terlihat begitu enak dipandang mata, sampai ia pun tak bosan terus memperhatikan halamannya.

Ceklek...

Mereka pun masuk ke rumah besar itu melalui pintu yang dibaliknya adalah ruang santai. "Kau minum dulu teh hangatnya, Eomma menunggumu di dapur eoh." Ucap Ibunya -Byun/Lee Hyori- setelah sebelumnya mengambil teh hangat di atas meja kecil yang terdapat di ruang santai itu dan memberikannya pada putranya. Baekhyun bergumam mengiyakan perkataan Ibunya.

Sembari menyesap teh manis yang hangat sesekali Baekhyun melihat-lihat isi ruangan yang menurutnya sangat megah. Di depan jendela kaca besar yang tertutupi tirai berwarna Gold terdapat sebuah meja kecil yang di kedua sisinya di suguhi bangku. Rak buku yang memanjang nampak berdiri di sudut ruangan. Ah.. Pasti majikan Ibunya suka membaca buku di hari santainya, karena terdapat banyak sekali buku di rak itu.

Tap tap tap

"Kenapa Appa selalu membandingkan aku dengan Hyung?! Aku berbeda dengannya!"

Terdengar suara langkah kaki yang di hentak-hentakkan serta suara seseorang yang tampaknya tengah kesal. Baekhyun membulatkan matanya dan reflex bersembunyi di balik rak buku yang berada di sebelahnya.

"Sudah tahu Hobby kami pun berbeda! Aku suka balapan sementara Hyung Hobby kerja! Masih saja membandingkan aku dan Hyung." Dan sekarang Baekhyun bisa melihat seorang Namja yang terduduk di salah satu Bangku yang membelakanginya. Hah! Bukankah itu putra kedua Mr. Park? Atau lebih tepatnya putra bungsu Mr. Park. Kalau tidak salah namanya itu Park Chanyeol. Ada apa dengan Namja itu, sepertinya ia nampak sangat kesal karena terus mengomel.

Ceklek...

Terdengar suara pintu yang dibuka dan tertutup kembali dan terlihat seorang Namja tampan memakai jas hitam formal memasuki ruangan dan duduk di bangku yang tersisa sehingga berhadap-hadapan dengan Namja yang merebahkan kepalanya itu di atas meja.

"Seharusnya kau bangga di bandingkan dengan ku." Ucap Namja berambut hitam itu dengan nada bercanda. Namja berambut pirang mendengus sebal.

"Yoochun Hyung, katakan pada Appa kalau kita ini berbeda. Aku sudah pusing terus di banding-bandingkan dengan mu." Setelah berbicara seperti itu Namja berambut pirang -Park Chanyeol- langsung berdiri dari duduknya kemudian melangkah ke arah pintu.

"Kau mau kemana, eoh?"

"Jalan-jalan." Jawab singkat Chanyeol lalu melangkah keluar dan menutup kembali pintunya.

"Hah... Dasar anak jaman sekarang. Tahunya hanya main saja." Gumam Yoochun kemudian melirik jam tangannya setelah itu ia melangkah menuju pintu yang di dalam dan keluar dari ruangan.

Baekhyun keluar dari persembunyiannya. Ia tolehkan kepalanya kesana-kemari setelah itu menghela napas lega. Tapi tunggu, kenapa tadi ia harus bersembunyi? Ah! Itu tidak penting! Ada alasan tertentu untuk itu. Baekhyun berjalan perlahan kearah pintu keluar yang di sampingnya adalah jendela. Ia sedikit membuka tirai jendela ingin sedikit mengintip apa anak bungsu Mr. Park sudah pergi. Dan setelah tidak di temukannya keberadaannya di halaman itu Baekhyun kembali menghela napas lega. Ia pun berbalik dan melangkah santai menuju pintu yang berada di dalam. Namun belum dua langkah tiba-tiba pintu yang berada di belakangnya terbuka kasar.

Brakk...

"Hyung kunci mobil ku man-"

Brukk...

"Ahkk..!" Dan belum sempat ia berbalik seseorang menabraknya hingga ia jatuh tersungkur di lantai. Ia mendongak dan menatap seorang Namja jangkung berdiri di hadapannya dengan ekxpresi terkejut. Oh! Tidak, itu Park Chanyeol, bagaimana ini ia sangat malu. Baekhyun langsung menundukan kepalanya.

"Kau... Bukannya yang waktu itu tercebur di danau eoh?!" Nah, ini dia yang membuatnya malu ketika bertemu dengan Park Chanyeol. Uhhk.. Baekhyun meringis kecil. Pasalnya dihari pertama ia datang ke rumah mewah ini ia sempat tercebur ke Danau buatan yang terletak di samping halaman rumah dan yang menolongnya pada saat itu adalah Park Chanyeol! Uhkk.. Memalukan!

Baekhyun berdiri sehingga berhadap-hadapan dengan Namja jangkung itu. Waw, lihatlah perbedaan tinggi kedua Namja itu, sangat mencolok bukan?

"A-Annyeong... Chanyeol-ssi." Baekhyun menyapa dengan tersenyum bodoh.

"Annyeong! Mianhe telah menabrak mu. Eumm... Tentang di danau itu..."

"Ah! Ne, aku sangat berterima kasih padamu karena telah menolong ku." Potong cepat Baekhyun seraya merunduk sekilas.

"Hanya itu?"

"Ne?" Baekhyun menatap Chanyeol bingung. Terlihat Chanyeol menyunggingkan senyumnya.

"Kau tak ingat?" Tanya Chanyeol seraya melangkah perlahan mendekati Baekhyun. "A-apa?" Tanya balik Baekhyun. "Kau Tidak ingin..." Chanyeol terus berjalan mendekat dengan alisnya yang bertaut serta mata yang menyipit membuat Baekhyun mau tak mau memundurkan langkahnya takut. "Mengembalikan..." Chanyeol berhenti melangkah otomatis langkah Baekhyun pun terhenti. Dengan masih menyunggingkan senyum Chanyeol kembali berucap. "First Kiss ku?"

"M-Mwo?" Baekhyun mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Chanyeol terkekeh melihat ekxpresi Namja mungil di hadapannya.

"Sudahlah lupakan, kau tidak perlu seterkejut itu. Aku hanya bercanda. Aku tidak akan memintanya kembali." Ucap Chanyeol kemudian. Lalu berjalan ke arah pintu yang berada di dalam, meninggalkan Baekhyun yang masih di alam terkejutannya.

"Mengembalikan First Kiss? Apa maksudnya?" Gumam Baekhyun.

Ceklek..

"Baekhyun-ah, kau sudah meminum teh hangatnya?" Terlihat kepala Ibunya mengembul dari ambang pintu.

"Sudah Eomma."

O

O

O

O

O

Tidak biasanya Ibu Baekhyun atau kita sebut saja Hyori menyuruh Baekhyun mengikutinya ke tenngah rumah. Biasanya Ibunya itu hanya menyuruhnya membantu memasak dengan para Maid lainnya juga menyiram pohon dan tanaman yang berada di halaman rumah. Kadang juga ia menjemur pakaian yang telah dicuci.

Rumah Mr. Park memang sangat unik namun Elegan. Terdapat barang-barang antik di atas meja panjang yang terdapat di sudut ruangan. Banyak juga bingkai photo keluarga Park entah itu di atas meja atau yang digantung di dinding rumah.

Tok tok tok

Hyori mengetuk pintu coklat besar dihadapannya. "Tuan, ini aku Byun Hyori dan putra ku Byun Baekhyun."

"Masuklah." Setelah terdengar sahutan dari dalam Hyori pun segera membuka pintu dan menarik Baekhyun masuk kedalam ruangan besar yang terlihat bercahaya redup.

"Eomma, untuk apa aku dibawa kesini?" Tanya Baekhyun berbisik.

"Memang ini tujuan Eomma menyuruhmu kemari." Bisik Eommanya kembali. Baekhyun hanya mengerutkan dahinya bingung.

Setelah mereka berdiri di hadapan Namja paruh baya yang terduduk di sofa single. Hyori pun merundukan badannya memberi hormat pada Namja paruh baya itu. Di susul Baekhyun yang nampak gugup.

"Duduklah." Tanpa di perintah dua kali Hyori kembali menarik Baekhyun untuk duduk di sofa panjang.

"Kita bertemu lagi Baekhyun." Ucap Mr. Park dengan mengembangkan senyumnya.

"Ne, Aku merasa tersanjung bisa bertatap muka kembali dengan Tuan." Ucap Baekhyun dengan tersenyum manis. Melihat senyum hangat Mr. Park membuat rasa gugup Baekhyun menghilang seketika.

"Apa Ibumu sudah memberitahumu kenapa aku menyuruhmu kemari?"

Baekhyun menatap Hyori kemudian menjawab. "Ibu tidak pernah berkata apapun pada ku."

"Kau belum memberitahu putra mu Byun Ahjumma?"

"Aku tidak memberitahunya karena Baekhyun pasti akan menolak. Jadi biar Tuan saja yang memberitahunya secara langsung. Mungkin tuan bisa membujuknya."

"Oh, Begitu. Baiklah. Baekhyun-ah!" Baekhyun mendongak ketika Mr. Byun memanggilnya. "Ne?"

"Ku dengar kau sangat pintar di sekolahmu? Apa benar kau meraih juara tiga tingkat Nasional di sekolahmu?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya seraya bergumam megiyakan.

"Kau memang pintar Ne, sama seperti putra tertuaku. Park Yoochun." Ketiganya terkekeh kecil.

"Baekhyun-ah."

"Ne?"

"Jika aku memberimu Beasiswa di sekolah DOSE High School. Apa kau mau?"

"Mwo! DOSE High School?!"

O

O

O

O

O

"Eomma! Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?! Ish, kalau begini bagaimana caranya aku menolak?!" Baekhyun langsung mengomel-ngomel pada Ibunya setelah mereka sampai di kamar Ibunya yang terlihat tidak seperti kamar pembantu.

"Baekkie, Mr. Park sudah bilang jika semua kebutuhan mu di sekolah ia yang siapkan, kau hanya tinggal bersekolah dan belajar dengan rajin disana." Ucap Hyori gemas pada anaknya.

"Eomma! Bukan itu masalahnya! Bukankah aku pernah cerita pada Eomma tentang sekolah itu? Sekolah itu menakutkan Eomma!" Ucap Baekhyun dengam suara rendah di akhir kalimatnya. Hyori mendengus dengan pemikiran putranya itu.

"Itu kan hanya rumor Baekkie!"

"Rumor? Lalu bagaimana dengan temanku yang pindah dari sekolah itu. Dia sendiri yang menceritakannya padaku. Bahkan dia pernah menjadi korban bully-an."

"Baekhyun-ah! Kau punya jurus Hapkido! Apa lagi yang kau takutkan eoh?! Pokoknya Eomma ingin kau bersekolah disana. Sekolah DOSE lebih baik dari pada sekolah mu yang sekarang!" Setelah berkata seperti itu, Hyori langsung keluar dari kamarnya. Menghiraukan putranya yang memanggil-manggilnya.

"EOMMAAAA!" Baekhyun sudah prustasi menghadapi Ibunya yang suka seenaknya itu. Ia tahu Ibunya itu ingin ia bersekolah di sekolah yang elit, ia juga mau bersekolah di sekolah yang elit, tapi jika itu sekolah DOSE. Ia harus berpikir ulang.

Mengingat cerita temannya yang katanya sekolah itu mempunyai seorang penguasa yang seenaknya jika bertindak. Bahkan temannya itu pernah menjadi bahan bully-an hanya karena tak sengaja menumpahkan air mineral ke baju si penguasa. Ihhkk... Ia bergidik membayangkannya. Ditambah lagi cerita seorang murid yang katanya patah tulang karena di bully satu kelasnya sehingga harus dirawat berbulan-bulan dirumah sakit karena koma. Tapi anehnya semua orang malah menyebut berita itu adalah rumor belaka. Ia percaya tidak percaya sih, tapi apa salahnya waspada.

O

O

O

O

"Aku pulang!" Baekhyun berteriak lantang setelah tiba di rumahnya yang juga di tempati Bibi juga paman dan sapupunya.

"Taehyungie!" Teriaknya lagi seraya berlari ke arah sebuah pintu coklat yang adalah kamarnya juga sepupunya. "Tae-ah! Kau diman- ups..." Baekhyun langsung mengatupkan mulutnya karena suaranya yang melengking itu ketika melihat sepupunya tengah tertidur pulas dengan posisi terduduk di meja belajar dan kepala direbahkan di atas meja yang terdapat beberapa buku terletak disana.

Ia pun menghampiri sepupunya yang berjarak usia 2 tahun lebih muda darinya itu. Lalu mengusap rambut ungu ke abu-abuannya dengan lembut. Setelah itu mengambil selimut tebal di atas kasur untuk menyelimuti sepupunya.

"Hyung..." Tapi tiba-tiba sepupunya terbangun dan menegakkan tubuhnya sehingga selimut yang berada di punggungnya terjatuh ke lantai.

"Aish! Aku pasti mengganggu tidurmu Ne?" Sesal Baekhyun seraya mengambil selimut yang terjatuh tadi dan menyimpannya kembali ke tempat tidur Taehyung -Sepupunya-.

"Ani... Ah! Hyung, sekarang jam berapa?"

"Jam 3 sore, Wae?"

"Oh tidak! Aku terlambat Hyung!" Taehyung langsung beranjak ke kamar mandi sekedar untuk mencuci wajah. Baekhyun mengikutinya dari belakang.

"Terlambat untuk apa eoh?!" Tanya Baekhyun bingung.

"Ke kedai Ramyun, Eomma dan Appa menyuruh ku membantu mereka di kedai." Jelas Taehyung, Baekhyun mengangguk-ngangguk mendengarnya seraya bergumam 'O'.

"Boleh aku membantu?" Pergerakan Taehyung mengelap wajahnya memakai handuk terhenti lalu menatap Hyung-nya datar. "Tidak boleh!" Ucapnya singkat kemudian melangkah keluar dari kamar mandi dengan masih di buntuti Baekhyun yang sekarang nampak merengut.

"Wae?" Tanyanya dengan nada merengek.

"Aku tahu Hyung lelah, istirahat saja di rumah. Perkerjaan Byun Imo pasti sangat banyak." Ucap Taehyung yang sekarang tengah sibuk memilih baju di lemari.

"Eh? Bagaimana kau tahu aku datang ketempat kerja Eomma?" Tanya (lagi) Baekhyun dengan alis bertaut

"Tentu saja lewat pembicaraan Hyung dengan sambungan telepon." Ucap santai Taehyung.

"Yah! Jadi kau menguping?! Dasar Dongsaeng menyebalkan!" Rutuk Baekhyun yang membuat Taehyung terkekeh.

"Meskipun menyebalkan, aku tetap tampan kan Hyung?" Tanyanya narsis. Baekhyun hanya memutar bola matanya malas. "Berbeda dengan Hyung yang cantiknya mengalahkan... Yeoja." Lanjutnya membuat Baekhyun membulatkan matanya.

"Apa kau bilang eoh?!" Belum sempat Baekhyun mencengkram jaket yang dikenakan Taehyung si empu jaket sudah terlebih dahulu menghindar dan berlari keluar pintu kamar.

"Hati-hati di rumah Hyung! Aku pergi!" Teriaknya riang sembari terkekeh.

Baekhyun mendengus kesal di dalam kamarnya. Sepupunya itu memang suka sekali menggodanya. Tak jarang mereka bertengkar seperti Tom And Jerry. Meskipun begitu, Baekhyun sangat menyayangi Taehyung dan menganggapnya seperti Dongsaengnya sendiri. Keberadaan Taehyung membuat Baekhyun tidak merasa kesepian lagi. Karena Baekhyun hanya anak tunggal di keluarganya. Saat umurnya 12 tahun, Baekhyun kehilangan Ayahnya. Ayah yang selalu menemaninya karena Ibunya sibuk berkerja menjadi pembantu rumah Baekhyun yang memang anak tunggal merasa kesepian. Ibunya yang tak tega terus meninggalkan Baekhyun sendirian di rumah akhirnya menyuruh adiknya yang tinggal di Gwangju untuk menemani Baekhyun.

Dan sekarang ia tidak kesepian lagi karena ada Bibi, Paman juga sepupunya yang tinggal bersamanya di rumahnya yang sederhana ini.

Trururu... Drrtt...

Baekhyun tersadar dari lamunannya. Merasakan ponselnya bergetar ia buru-buru merogohnya dan menatap layar ponselnya.

"Lay Hyung?" Gumamnya melihat nama dial yang tertera di layar.

'Baekhyun-ah! Kau bisa ke Cafe sekarang?!'

"Ada apa Hyung? Kenapa suara mu terdengar cemas sekali?"

'Aku tidak bisa menceritakannya sekarang! Keadaannya sangat sulit! Cepatlah kemari Baekkie!'

'Dimana bos kalian eoh?! Akan kutuntut Cafe ini!' Terdengar samar-samar suara kasar seorang Namja dari seberang. Baekhyun membulatkan matanya cemas.

"Ne, aku akan kesana!"

Pip

Baekhyun berjalan keluar rumahnya, kemudian bergegas mengambil sepeda di gudang rumahnya. Ia menggoes sepedanya dengan terburu-buru. Ia sangat cemas, takut terjadi apa-apa pada teman juga tempat kerjanya yang ia tekuni selama setahun ini.

O

O

O

O

O

Brakk... Prankk...

Suara meja yang terguling juga pecahan kaca terdengar memenuhi sebuah Cafe. Orang-orang yang berada di dalam Cafe terlihat berhamburan keluar. Kecuali para pegawai Cafe yang sekarang nampak panik.

"Dimana bos kalian eoh?! Akan kutuntut Cafe ini!" Teriak seorang Namja lantang seraya menatap tajam satu persatu para pegawai Cafe yang terlihat ketakutan.

Sementara di hadapannya terlihat seorang Namja manis dengan rambut hitamnya yang basah oleh air jus alpukat tengah menunduk seraya memainkan jari-jarinya. Mata pandanya nampak berkaca-kaca di balik kacamata besarnya. Mulutnya terus bergumam 'Maafkan aku' berulang-ulang.

Selang beberapa menit seorang Namja datang dari arah dapur Cafe dengan raut cemas nampak di wajahnya. "Jeongseohamnida tuan." Namja itu merunduk sekilas. "Maafkan pegawai kami karena tak hati-hati ketika membawa pesanan. Kami akan bertanggung jawab untuk baju dan sepatu anda yang kotor, berapapun angkanya kami pasti akan menggantinya. Asalkan tuan tidak menuntut kami-"

"Mwo? Berapapun angkanya? Itu berarti kau akan memberiku uang eoh?" potong Namja itu dengan penuh amarah. Senyum meremehkan tersungging di bibirnya. "Kau tidak tahu aku? Aku! Wu Yi Fan! Putra tunggal keluarga Wu! Pewaris BigFan Corp! Dan aku tidak butuh uang!"

Sontak semua orang yang ada disana membulatkan matanya mendengar penuturan Namja berambut pirang itu. Kecuali kelima orang yang sadari tadi terduduk di meja yang terletak di sudut Cafe dekat pintu. Mereka terlihat menatap adegan di depannya dengan raut bosan.

"Aish, apa Kris tidak bisa mengendalikan emosinya? Setiap orang yang membuatnya kesal pasti akan ia marahi." Ucap Namja tan yang sekarang tengah menghabiskan Coffe Mocachino nya. Namja cantik yang duduk di sebelahnya nampak mengiyakan perkataannya.

"Chanyeol-ah, kau mau aku pesankan lagi jus alpukatnya?" Namja cantik itu beralih menatap Namja jangkung yang terduduk di sebelahnya.

"Aniya." Ucap Singkat Chanyeol. Membuat Namja cantik itu merengut tak suka.

"Kau mengacuhkanku lagi, Park Chanyeol!" Ujar Namja cantik itu kesal.

"Aku kan sudah menjawabmu." Ucap Chanyeol seadanya. Namja cantik tadi kembali mendengus kesal.

"Yah, apa kita harus ganti rugi untuk meja dan piring yang pecah?" Tanya Namja tan seraya menunjuk meja yang terguling dengan pecahan-pecahan kaca di bawahnya oleh dagu lancipnya. Mengalihkan perhatian kedua sahabatnya.

"Tidak perlu Kai, itu kan kesalah pegawai Cafe karena membuat Kris kesal dan malu, harusnya mereka yang mengganti kerugian karena telah membuat pakaian dan sepatu Kris kotor. Mereka pantas mendapatkannya." Tanggap Namja cantik berambut coklat. Sementara Chanyeol nampak mendengus mendengar penuturan si Namja cantik.

Kai mengerutkan dahinya lalu menatap Namja cantik di sebelahnya. "Tapi, bukankah pegawai Cafe itu sudah meminta maaf? Dan lagi, tentang pakaian Kris, ia kan tadi mengatakan tidak mau diganti rugi-"

"Sikaf sok penguasanya mungkin sedang kambuh." Potong Chanyeol sembari menatap datar sepupunya yang tengah asik membentak-bentak para pegawai dengan ancaman menuntut Cafe ini. Namja tan yang disebut Kai atau bernama asli Kim Jongin itu terkekeh mendengar perkataan sahabat tampannya.

"Mwo? Sok penguasa kata mu? Kris itu memang berkuasa Park Chanyeol!" Sergah Namja cantik disebelahnya menatap tajam Chanyeol.

Chanyeol mencondongkan badannya ke arah Namja cantik tadi. "Ne, dan saking berkuasanya ia bisa seenaknya merebut kekasih orang." Bisiknya dengan nada menyindir.

plakk..

"Ahkk...!" Chanyeol memegang lengan di bawah bahunya dengan wajah meringis. Seenaknya sekali sahabat cantiknya itu memukul lengannya dengan tenaga penuh. Lagi-lagi Kai hanya bisa tertawa melihan kedua sahabatnya.

"Yah! Itu kan masa lalu! Kenapa kau mengungkit-ngungkitnya!" Desis Luhan -Namja Cantik- seraya mendelik tajam.

"Tapi... Kenapa hati ku masih sakit ne? Padahal kejadian itu sudah satu tahun yang lalu." Chanyeol terus menyindir Luhan yang memang dahulu pernah menjadi Namjachingunya. Membuat muka Luhan memerah. (Bukan merona Ne!)

"Yah! Aku kan sudah meminta maaf." Ucap Luhan lirih dengan raut seperti ingin menangis.

"Ah! Sudah lah Sudah lah. Meskipun aku ingin sekali marah padamu dan memukul Kris, tapi tetap saja aku tidak bisa melakukan itu. Aku sudah memaafkan kalian sejak lama. Jadi berhenti memasang raut wajah menyedihkan seperti itu." Ucap Chanyeol cepat sembari mengacak surai coklat Luhan.

Kring..

Suara lonceng Cafe berdenting nyaring setelah seorang Namja mungil masuk ke dalam Cafe dengan terburu-buru. Mata sipitnya membulat melihat keadaan di hadapannya yang terlihat kacau. Tatapannya beralih ke arah seorang Namja manis yang tengah menunduk di hadapan seorang Namja tampan berambut pirang yang sekarang tengah menatapnya.

"Lay Hyung!" Panggilnya seraya berlari kecil kearah Namja manis itu.

Sedangkan Chanyeol terlihat membulatkan matanya tak percaya melihat keberadaan Namja mungil itu.

"Byun Baekhyun?!"

TBC/Delete?

.

.

.

.

.

OKE! Selesai deh Chap 1 dengan keGejean tingkat dewa -_- Mian kalau menurut kalian ini GeJe. Maklum ini cerita dari otak saya sendiri yang rada somplak -_-

Susah banget nentuin judulnya, jadi udah ajah tuh judul yang diatas aku pilih. Kurasa judul sama cerita gak sesuai deh #Plakk...

Kalau ada kesalahan dalam penulisan FF tolong koreksi Ne, itu sangat membantu buat saya. Jadi kan saya tahu dimana aja letak kesalahan saya ketika menulis FF ^ ^

Miane ne untuk Fans Tao, disini aku buat Tao jadi Nerd, tapi mungkin saya gak akan buat dia jadi Nerd sampai akhir cerita.

Kalau ada yang bingung dengan alur cerita Chap ini, tanyakan saja oke!

Ditunggu lho Review Chingu" semua!

Bye!