Ch 1 : Aku ingin mengenalmu.

"Coups, ayo ke toko game. Denger-denger hari ini ada game visual terbaru." Ajak Vernon kepada Seungcheol.

"Sorry, hari ini pass dulu deh bro. Ada urusan soalnya." Tolak Seungcheol halus

"Tumben banget? Biasanya yang ngajak pergi game game ginian kan dirimu?"

"Hari ini bunga snowdrop udah mekar." Jawab Seungcheol singkat, rancu. Tapi cukup membuat Vernon mengerti.

"Ohhh, oke. Good luck ya!" Vernon melambai ke arah Seungcheol yang sedang merapikan bukunya dan asik bersenandung

"Sip! Nanti pasti kukabari perkembangannya!" Seungcheol membalas lambaian tangan Vernon.

Dengan langkah ringan Seungcheol berjalan keluar dari area sekolah, dengan senyum mengembang Ia menuju halte di depan gedung sekolahnya dan menunggu bus datang.

Sesekali Ia melirik jam di pergelangan tangannya, memastikan bahwa kedatangannya nanti tidak akan terlambat.

16.36, Sial 24 menit lagi pukul 5 sore, kepala miliknya Ia tengokkan ke arah kanan dan kiri, memastikan kedatangan bus yang ia tunggu. Nihil, tidak ada bus yang menuju ke arah rumahnya terlihat.

Berdecak kesal, Seungcheol memilih untuk berlari menuju taman sakura di dekat rumahnya. Meskipun jaraknya hampir 1 kilometer Seungcheol tidak peduli.

Pokoknya, Seungcheol tidak boleh tidak disana ketika pukul 5 sore, kesempatannya hanya datang 4 bulan dalam setahun, kebiasaan dan keinginannya ini hanya bisa dilakukan ketika musim dingin tiba.

Keinginannya untuk mengenal pujaan hatinya sedari dia SMP, seorang pemuda yang menatap takjub bunga snowdrop di taman sakura.

*

16.57, Sip.

Dengan nafas berat Seungcheol tersenyum senang, belum pukul 5. Langkahnya Ia bawa menuju bangku nomer 3 di sebelah timur taman sakura, bangku itu adalah spot terbaik untuk menatap pemuda(pujaan)nya

"Oke. Saatnya menikmati pemandangan." Serunya menyemangati dirinya sendiri

Sembari menunggu pujaan hatinya, Seungcheol mengeluarkan kamera dslrnya dan mengambil beberapa foto pemandangan di taman itu. Dengan bangga Ia memandangi hasil foto yang diambilnya.

Cukup memuaskan untuk orang amatir sepertiku.

Larut dalam kesenangannya dalam mengambil beberapa foto pemandangan dari taman itu, Seuncheol jadi lupa waktu dan tidak mengecek jam tangannya. Setelah jepretan ke persekian kalinya, Ia baru tersadar bahwa melupakan alasan utamanya datang kemari, dengan panik Seungcheol mengecek jam tangannya.

17.20, Sial.

Seungcheol memandang ke arah bunga snowdrop yang sedang mekar, pandangannya Ia sapukan ke arah bunga bunga putih itu, bibirnya tertarik ke bawah mendapati pujaan hatinya sudah tidak berada disana lagi, kerja kerasnya ternyata tidak berbuah apa-apa.

"Sial, harusnya aku tidak memfoto pemandangan tadi." Gumamnya kesal.

"Kenapa begitu? Pemandangannya kan indah."

Seuncheol berjingkat mendengar sebuah suara halus di sebelah kepalanya, kepalanya Ia tolehkan ke arah kiri, arah dari sumber suara itu.

Jantung Seuncheol rasanya ingin lari saja, Kedua bola matanya kalau bisa juga ingin tidak berkedip, baru saja Seuncheol mengumpat dalam hati karena gagal melihat pujaan hatinya. Tapi saat ini, pemuda itu malah ada di sampingnya.

"Ah? Itu.. Emm, tadi aku menunggu truk ubi bakar lewat, karena keasikan memotret pemandangan aku jadi tidak sadar kalau truknya sudah lewat dari tadi." Dusta Seungcheol

"Ohhh.. Kau suka pemandangan disini? Aku sering melihatmu ketika musim dingin disini. Tapi ini pertama kalinya aku mendapati kau membawa kamera." Perkataan spontan dari pemuda itu membuat jantung Seuncheol semakin berdetak kencang. Jadi selama ini dia menyadari keberadaan Seuncheol.

"Lumayan. Aku lebih suka pemandangan ketika musim gugur. Apalagi, di taman ini banyak pohon maple mekar, ketika daun mereka gugur bersamaan itu akan terlihat menakjubkan." Jelas Seungcheol

"Oh benarkah? Kalau aku sangat suka musim dingin. Karena hanya di musim ini aku bisa pergi kemana saja."

"Oh ya? Kenapa?" Tanya Seungcheol penasaran

"Ada deh. Itu rahasiaku." Jawabnya dengan senyuman

"Baiklah.. Omong-omong namaku Choi Seung Cheol, kamu bisa memanggilku Seuncheol atau Scoups." Seungcheol mengulurkan tangannya ke arah pemuda itu

"Ups, maaf. Aku tidak sopan sekali, mengajakmu bicara tapi tidak memperkenalkan diriku dahulu. Namaku Joshua Hong, kamu bisa memanggilku Jisoo."

"Joshua? Kayaknya kamu bukan orang Korea asli ya?"

"Bingo! Aku asal Amerika, tapi sudah lima tahun ini di Korea... Oh! Ibuku memanggil, aku duluan ya! Besok ketemu lagi ya! Bye bye!" Jisoo melambai ke arah Seuncheol, kemudian berlari keluar dari taman.

Seungcheol hanya memandang punggung Jisoo yang semakin menjauh, setelah Ia kehilangan sosok Jisoo, pandangannya Ia alihkan ke arah telapak tangan kanannya. Dengan senyuman yang lebar, Seungcheol mengusap pipinya dengan telapak tangan kanannya.

"Jisoo ya..Aish dia manis sekali!!" Gumam Chanyeol

Besok di sekolah ada sebuah seminar, ada pelajaran sejarah, makan siangnya ada sayur buncisnya, tapi rasanya Seungcheol ingin cepat cepat besok saja.

Author note :

Hello, this is my first work in here! I hope you guys enjoy this~

Oh btw, aku terinspirasi dari sebuah buku komik yg pernah kubaca dulu, entah kenapa aku suka banget jalan ceritanya yang jarang di angkat jadi komik/novel/wattpad/cerita apapun.

Emang sengaja gak panjang2, kalo panjang2 takutnya gk ke garap huhu. Jadi pendek2 asal keurus aja yak! Hihiw :3

Oh, btw. Aku itu suka bngt sama cheolsoo, but kayaknya otp ini kalah suara sama jeongcheol ya? aku rada sulit cari ff cheolsoo, nah karena aku gatal jga pgn nulis ya udah kubuat ini haha.

last but not least

rnr ya! xoxo3