Pairing: Main!MinJae/ Slight!YunJae, YoYun (No Protes :P)
Other Cast: Yang Yoseob, Jung Yonghwa, Seo Minjung(Chingu tercintah Author), Kim Yunhwa(Author :P)
Disclaimer yang menciptakan mereka
Rate: T menjurus ke M
Warning: BoyxBoy or Yaoi! Typos yang diusahakan nggak ada! kemungkinan ada cinta segitiga! Author en Chingu Author yang hobi numpang lewat...
Bagi yang nggak suka pairingnya, get the hell outta here! daripada mual en muntah nggak karuan?
Got it memorized? Good^^
Enjoy!
I'm not a child anymore! -1-
-Normal POV-
Sinar matahari pagi masuk melalui celah kecil pada tirai berwarna krem. Di dalam kamar minimalis yang berantakan itu, terlihat seorang namja tertidur dengan pulasnya padahal jam sudah menunjukan pukul setengah 7 pagi. Dilihat dari tumpukan buku pelajaran yang berada di sampingnya, dia tertidur setelah mengerjakan PR.
CKLEK
Seorang namja berwajah cantik memasuki kamar itu. Tubuh rampingnya bergerak menuju pinggir ranjang lalu duduk disana.
"Minnie~ Irronaseo~~~" ucapnya dengan nada imut yang tidak diberi respon apa-apa dari manusia yang berada di atas ranjang tersebut.
Namja cantik itu memajukan bibirnya kesal. Dengan sekuat tenaga, ditariknya selimut berwarna cokelat itu sampai pemiliknya terlempar keluar kasur. Senyum kemenangan tergambar pada bibir Cherrynya.
"Selamat pagi, Shim Changmin." ucapnya dengan nada semanis mungkin lalu pergi begitu saja. Changmin mendengus sebal sambil memijit-mijit kepalanya yang menghantam lantai. Dengan langkah berat, Changmin berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap berangkat sekolah. Selesai, dirinya turun menuju dapur untuk sarapan. Yea, seorang food monster seperti Shim Changmin tidak akan pernah melewati sarapannya walaupun sudah telat sekalipun.
"Lho? Jae hyung mana?" tanya Changmin pada ummanya. Pasalnya, hyung cantiknya itu tidak kelihatan dimana-mana.
"Joongie berangkat duluan. Katanya ada sedikit urusan di sekolah."
"O-oh..." Jawab Changmin dengan nada kecewa.
-Changmin POV-
Ah sungguh menyebalkan! padahal aku sudah berharap bisa berangkat ke sekolah bareng dengannya! sejak naik ke kelas 3, dia semakin sibuk oleh tugas sekolahdan juga merangkum materi untuk mempersiapkan ujian. Sedangkan diriku masih bisa bersantai saja karena masih kelas 1.
Nama lengkapnya Kim Jaejoong. Dia adalah sahabat masa kecilku sampai sekarang. Umurnya 2 tahun lebih tua dariku. Walaupun dia lebih tua dariku, masih banyak orang yang mengira dia dongsaengku karena tubuhnya lebih pendek dariku yang tinggi menjulang ini.
Wajahnya sangat cantik melebihi yeoja-yeoja yang pernah kutemui selama hidupku. Matanya besar dan berkilau. Rambutnya berwarna hitam dan sedikit ramping tidak seperti namja pada umumnya. Lalu, satu hal yang selalu membuatku berdebar saat melihatnya.
Bibir semerah Cherry.
Setiap kali melihat bibir itu, rasanya ingin sekali menyentuhnya, mengecupnya dan sebagainya. Belum lagi kalau Jae hyung sedang memakai Lipgloss-atas desakanteman sekelasku-. Bibir itu akan terlihat berkilau bagai mutiara. Bayangkan bagaimana penderitaanku untuk menahan diri!
"Aku pergi dulu!" pamitku pada Umma lalu berangkat menuju sekolah.
-Normal POV-
"1 menit lebih lama maka kau akan terlambat, Changminnah." ucap seorang Yeoja jangkung berambut pendek sambil melirik jam tangannya. "Apa kau bangun kesiangan karena keasyikan menikmati mimpi?"
"Berisik kau, Yun." sahut Changmin ketus.
Yunhwa tersenyum setan. "Ah~ pasti kau bete karena tidak bisa berangkat sekolah bareng Jae hyung!" ucapnya yang terlalu tepat sasaran. Changmin tidak bisa menjawab apa-apa kecuali menangis dalam hati.
"Ara, pagi-pagi kau sudah menjahili Changmin, Hwannie.." Ucap Yeoja berambut hitam panjang bernama lengkap Seo Minjung. "Tapi apa yang kau katakan memang kenyataan sih."
"Argh! Kalian berdua ini memang senang sekali melihatku menderita!" omel Changmin.
Yunhwa dan Minjung tertawa kecil. "Penderitaan orang adalah kebahagiaan bagi kami~" jawabnya kompak.
"Grrrr..."
...
Changmin bernafas lega setelah menduduki kursinya. Setelah perdebatan panjang, Changmin berhasil menjitak kedua yeoja itu. Khusus Yunhwa, dijitaknya 2 melirik ke arah teman sebangkunya, Yang Yoseob yang sedang tertidur. Wajahnya ditutupi dengan jumper merahnya. Iseng, Changmin menarik jumper itu.
"A-apa yang..." ucap Changmin kaget saat melihat wajah Yoseob. Alisnya digambar menjadi tebal seperti alis Shinchan.
"Yunhwa. dan ini cat minyak." jawabnya singkat lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada jumpernya. Changmin sweatdrop. Berkah sekali dirinya datang kesekolah agak siang. Kalau tidak, ada kemungkinan dirinya akan senasib dengan Yoseob.
"Minnie!" panggil seseorang dari depan pintu kelas. Dengan agak malas Changmin menolehkan kepalanya. Namun rasa malas itu lenyap begitu saja saat mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Hyung!" ucapnya semangat sambil berjalan menghampiri Jaejoong yang sedang berdiri di luar kelasnya. "Ada apa kesini?"
"Ini." Jaejoong menyerahkan kotak bekal yang dibungkus kain biru. "Tadi pagi hyung lupa menyerahkannya padamu. Oh, dan juga payung ini."
Changmin mengambil payung dan kotak bekal itu. "Ne. Gomawo hyung."
"Baik-baik, ne? jangan melakukan hal-hal yang berbahaya. Kalau ada apa-apa telepon saja hyung, arraseo?" jelas Jaejoong panjang lebar. Changmin mengangguk.
"Anak baik." Jaejoong mengelus kepala Changmin lalu pergi.
-Changmin POV-
Kutatap punggungnya yang semakin mejauh. Dia masih saja memperlakukanku seperti anak kecil. Apakah aku akan tetap menjadi seorang adik kecil di matanya?apakah dia tidak akan pernah melihatku sebagai seorang laki-laki yang pantas berdampingan dengannya? Apa yang harus kulakukan agar dia melihatku sebagai Shim Changmin, bukan sebagai Dongsaengnya?
Dalam kepalaku sebuah memori masa lalu berputar. Memori disaat kami masih SD...
...
"Dasar bocah kuper!"
"Pengecut!"
"Pecundang!"
Beberapa bocah berandalan memukuliku. Aku hanya bisa diam dan tidak melawan. Aku memang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan mereka.
"Ya!" seseorang berteriak sambil mengacungkan sebuah suling. Itu Jae hyung. "Berhenti mengganggu dia atau kupukul kalian dengan ini!"
"Silahkan! Kami tidak takut pada kakak kelas sepertimu!" sahut salah seorang bocah berambut cepak. Dengan cepat bocah itu berlari menerjang Jae hyung yang masih berdiri tanpa ada tanda-tanda akan menghindar.
"Hyung!" teriakku saat bocah itu mulai mendekat. Mataku menutup karena ketakutan.
BUK! BUK! BUAGH!
Kubuka mataku saat suara pukulan itu berhenti. Yang kulihat bukanlah Jae hyung terluka, melainkan bocah berandalan itu benjol dan sedang menangis.
"UMMAAAAA!" Rengeknya lalu berlari. Teman-temannya pun ikut kabur. Jae hyung menghampiriku dan membersihkan lukaku dengan sapu tangan.
"Gwenchanna Min? kau bisa jalan?" tanyanya khawatir. Aku menggelengkan kepalaku. Kakiku terlalu sakit akibat ditendang pada bagian tulang kering. Belum lagilecet karena jatuh juga.
"Biar kugendong." Jae hyung menggendongku ala piggy back.
"Gomawo, hyung."
Jae hyung mengangguk. "Ne. Mulai sekarang hyung akan melindungimu, Min."
Pada detik itu juga, aku bertekad untuk menjadi lebih kuat agar tidak perlu terus-terusan bersembunyi dibalik punggung Jae hyung.
...
Setelah kejadian itu Jae hyung selalu menjagaku. Setiap hari kami berangkat ke sekolah bersama. Jae hyung juga sering membuatkanku bekal dan mengurus keperluanku. Dia sudah seperti Hyung-ah ani, Nuuna. Memang kelakuannya sudah seperti nunna, kan?
Semua hal itu membuatku jatuh cinta padanya. Aku tidak peduli walaupun dia itu namja. Aku sudah terlanjur menyukainya. Dia adalah orang terpenting dalam hidupku sekarang. Melebihi makanan yang selalu ku-nomor satukan.
Ne, Hyung, Kapan kau akan melihatku sebagai seorang laki-laki?
Okay! ini adalah FF MinJae berchapter yang pertama kali Nao publish *Tepuk kaki ala Jaesuk*
Apakah Readers menyukainya? Kalau iya, thanks!
Maaf kalau ada bahasa yang tidak baku atau agak aneh. Itu antara nggak nyadar atau memang sengaja untuk menambah kesan humor yang kayanya nggak kerasa sama sekali humornya -_-
Oh iya, mian kalo berantakan. Di lappie Nao gk ada jadinya kudu ngetik d Notepad TT_TT
Last but not least, Repiu?
