Affair With The Kim

A Namjin Fanfiction / Kim Namjoon x Kim Seokjin / AU / Boys Love.

Kim Seokjin merupakan salah satu mahasiswa jurusan komunikasi di sebuah Universitas swasta di Seoul. Dia hidup sendiri di sini. Jauh dari ibu dan saudaranya. Seokjin bukan berasal dari keluarga kaya dimana orang tuanya akan mengirimi uang jajan setiap bulan atau membayar sewa apartemen yang kini ia tinggali. Seokjin harus bekerja untuk biaya sehari-hari. Ibunya hanya mengirim uang untuk bayar biaya semester Seokjin kuliah. Seokjin bekerja di sebuah swalayan yang buka 24 jam tiap malam. Karena pagi hari ia harus kuliah sampai siang.

Seokjin memangku wajahnya malas di meja kasir. Jungkook memutar bola matanya melihat itu.

"kalau boss melihatmu akan ku pastikan kau besok sudah menjadi pengangguran"

"kookie apa kau tidak bisa meminjamkan aku uang? Aku butuh sekali untuk membayar uang Ujian, kalau tidak aku tidak dapat ikut Ujian" tanpa mau repot repot menanggapi Jungkook, Seokjin malah berkata ingin pinjam uang.

"bukannya aku tidak ingin meminjamkanmu Hyung, aku benar- benar tidak punya lagi aku baru saja membeli sepatu baru" Jungkook menunjukkan sepatu puma berwarna hitam miliknya yang baru dibeli kemarin.

"kau itu hanya pelayan swalayan tidak perlu pakai sepatu mahal-mahal! Kakimu saja selalu tertutup meja konter sebesar ini" Seokjin mendelik kasar. Di saat dirinya broke seperti ini, Jungkook malah enak membeli sepatu baru yang mahal.

Seokjin melihat seorang pria dewasa membuka pintu swalayan. Jungkook dan Seokjin buru-buru menegakkan tubuh mereka dan memberi salam. Seokjin tertegun saat mata pria tersebut melihat ke arahnya. Seokjin sontak menundukan wajahnya dan tersipu. Ya ampun pria tadi tampan sekali.

Kim Namjoon mengemudikan mobilnya membelah jalanan kota Seoul yang sepi. Wajar saja sekarang sudah pukul 10 malam. Namjoon mulai mengantuk. Pekerjaan miliknya banyak sekali di kantor. Belum ia harus mengemudi sendiri untuk pulang ke rumah. Ia melihat sebuah swalayan yang buka 24 jam dan berpikir untuk mendapatkan sekaleng kopi kemasan.

Namjoon menepikan mobilnya di parkiran swalayan dan segera masuk ke dalam swalayan tersebut. Namjoon melihat ada dua orang pria berdiri di belakang meja kasir. Yang satu masih terlihat seperti anak-anak. Sedangkan pria di sampingnya memakai sebuah hoodie berwarna pale pink dan dia terlihat manis. Namjoon menatap sebentar wajahnya dan dia tersipu. Demi Tuhan Namjoon sangat gemas dibuatnya.

Setelah selesai mengambil kopinya. Namjoon berjalan menuju meja kasir dan membayarnya. Dia hanya melihat si pink saja disana. Namjoon meletakan kopinya di atas meja dan Seokjin segera melakukan proses pembayaran seperti biasa. Namjoon menyerahkan selembar uang 10000 dan segera menyambar kopinya lalu pergi begitu saja setelah mengedipkan matanya genit pada Seokjin. Seokjin menganga di buatnya. 'iiih dasar mesum!' batin Seokjin. Ia melihat uang 10000 di tanganya ah masih sisa banyak lumayan kan untuk sarapan besok.

Namjoon sampai di rumahnya 20 menit kemudian. Suasana rumah sangat sepi. Lampunya juga sudah di matikan. Namjoon masuk ke dalam kamarnya dan melihat istrinya sudah tertidur. Namjoon melewatinya begitu saja dan melesat menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah selesai dengan mandinya. Namjoon meraih bathrobe yang tergantung dan segera memakainya. Bayangan pria manis yang ia temui di swalayan tadi membuat Namjoon tersenyum sendiri. Namjoon menatap dirinya pada cermin besar di hadapannya. Oh Namjoon harus bercukur sepertinya. Ia mengeluarkan sebotol shaving foam miliknya. Namjoon merasakan seseorang memeluk pinggangnya dari belakang. Itu istrinya.

"kenapa kau baru pulang Namjoon?" Yoongi mengeratkan pelukannya pada sang suami dan menyandarkan pipinya pada bahu tegap Namjoon.

"aku kerja Yoongi, apalagi" Namjoon mengeluarkan isi shaving foam tersebut dan mengoleskan pada dagu dan atas bibirnya. Namjoon segera meraih alat cukurnya namun tiba-tiba Yoongi membalikkan badannya dan sekarang berada di hadapan Namjoon.

"biar aku yang melakukannya!" Yoongi segera merampas alat cukur dari tangan Namjoon dan mulai memakainya pada wajah Namjoon. Namjoon hanya bergumam lemah dan membiarkan Yoongi membantunya bercukur. Ia sudah benar-benar lelah sepertinya.

Namjoon bangun lebih dulu daripada Yoongi. Selalu seperti ini setiap hari semenjak mereka menikah satu tahun lalu. Namjoon menyiapkan semuanya sendiri. Pernikahan Yoongi dan Namjoon terasa sangat flat. Namjoon selalu bekerja hingga larut begitupula Yoongi. Yoongi menghabiskan banyak waktu di studio untuk membuat lagu. Mereka jadi jarang punya quality time. Namjoon segera memakai jasnya dan mengambil tas kerjanya. Ia segera berangkat menuju kantor dan Yoongi masih tidur. Namjoon sudah terbiasa dengan itu semua.

Jalanan pagi ini cukup ramai. Mobil Namjoon terjebak macet. Tidak seperti biasanya. Namjoon memeriksa handphone miliknya bosan. Ia membuka email miliknya dan ada banyak pesan dari partner kerjanya. Namjoon mengalihkan perhatiannya pada jalanan. Ia melihat ada seorang pria sedang berdiri di sebuah halte. 'eh itu kan lelaki yang ada di swalayan kemarin malam?' gumam Namjoon seraya menajamkan penglihatannya. Ia sedang menunggu bus sepertinya. Masih dengan kaus pink ditambah snapback berwarna senada membuat ia semakin terlihat manis. Jalanan sudah kembali lancar dan Namjoon segera melajukan mobilnya meninggalkan si pria manis yang kini sedang memeluk backpack besar di miliknya.

Seokjin melangkahkan kakinya lemas. Ia baru saja di panggil oleh bagian administrasi kampus. Mereka mengatakan kalau Seokjin harus segera membayar uang ujian. Demi apapun. Ujian masih 2 bulan lagi kenapa ia harus cepat cepat bayar sih. Seokjin menghela napas panjang. Ia benar-benar bingung sekarang.

Pukul 9 malam dan Namjoon masih berada di kantor. Namjoon meraih handphone miliknya dan mengirimi Yoongi pesan kalau ia akan pulang larut malam. Tidak ada balasan dan Namjoon menghela napas lalu ia memasukan benda itu ke kantung celananya. Ia meraih jas dan kunci mobil untuk segera meninggalkan kantor.

Namjoon memarkirkan mobilnya di dekat swalayan yang kemarin ia datangi. Namjoon tidak pergi kesana untuk membeli kopi atau berbelanja. Ia hanya ingin bertemu pria manis yang akhir-akhir ini mengganggu konsentrasinya. Namjoon menunggu dalam mobil hampir 2 jam lamanya dan pria manis itu belum keluar juga. Sebenarnya Namjoon tidak tahu kapan shift kerja pria itu berakhir. Ia hanya mengira-ngira saja. Dan benar. Pukul 11 malam Seokjin keluar dari swalayan dan dengan segera Namjoon menarik pedal gas menyusul Seokjin yang berjalan.

Seokjin duduk di sebuah halte dan menunggu Jungkook untuk pulang bersama. Mereka memang selalu pulang bersama menaiki motor milik Jungkook. Namun kali ini Seokjin keluar dulan karena Jungkook ada piket untuk mencek stock barang.

Seokjin melihat sebuah audi hitam berhenti di hadapannya. Detik itu juga ia melihat seorang pria keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Seokjin.

Seokjin ingat. Dia pria yang membeli kopi kemarin. Yang tampan. Yang membayar kopinya 10000 won tanpa kembalian. Dan yang memberikannya kedipan nakal. Oh apakah ia akan menagih kembalian kopinya kemarin? Tidak bisa! Seokjin sudah menghabiskannya untuk makan siang tadi.

Namjoon berdiam di hadapan Seokjin dan ia memberikan senyuman padanya. Seokjin membalasnya sedikit. Takut dibilang tidak sopan kalau tidak membalas senyuman seseorang.

"Hai" sapa Namjoon yang kini ikut mendudukkan diri di samping Seokjin.

"Hai" balas Seokjin pelan. Jujur Seokjin merasa sedikit tidak nyaman. Tatapan pria itu seakan menelanjanginya.

"kau mau pulang?" tanya Namjoon basa basi.

"iya. Aku sedang menunggu temanku" terdengar suara motor Jungkook dari jauh karena keadaan jalan cukup sepi. "dia sudah dekat" Seokjin segera bangkit dari duduknya.

"naik motor? Nanti kamu masuk angin loh" Namjoon menggencarkan jurus pdkt pada pria manisnya itu.

"aku sudah biasa lagian jaketku tebal kok"

"biar aku antar!" Namjoon segera menarik tangan Seokjin dan mendorongnya masuk kedalam mobil milik Namjoon.

Jungkook yang sudah sampai halte hanya bisa melongo melihat Hyungnya di tarik oleh pria asing. 'apa itu pacarnya?' pikir Jungkook. Ia pun segera melajukan motornya dan pulang ke rumah.

Hening keadaan dalam mobil Namjoon saat ini. Sampai Namjoon mulai membuka mulut untuk memcah keheningan.

"eh itu. Apa tanganmu sakit?" Namjoon sadar ia sedikit kasar tadi dan melihat Seokjin mengusap pergelangan tangannya. Namjoon takut melukai pria manis itu.

"eh tidak kok. Aku cuma kaget" jawab Seokjin pelan. Banyak hal yang sekarang berputar di kepalanya. Bagaimana kalau Namjoon ini orang jahat? Tapi sepertinya Namjoon cukup sopan. Entahlah Seokjin bingung.

"oh ya. Siapa namamu? Aku Namjoon"

"mmh aku Seokjin. Hehe" oh tidak mengapa Seokjin jadi salting melihat senyuman Namjoon. Uh dan dimple nya itu sangat cute! Seokjin jadi ingin membuat Namjoon tersenyum lagi untuk melihat dimple Namjoon.

"seokjin ya.. umm mau ke hotel?"

'HAH? Tunggu.. hotel? Apa Seokjin tidak salah dengar?'

Seokjin melotot kaget sedangkan Namjoon terlihat santai seolah apa yang telah ia ucapkan tidak berefek apa-apa pada Seokjin.

"maksudku ya.. one night stand"

Fix. Namjoon benar-benar pervert.

To be continue..

Hi. Kali ini aku bawa ff Namjin. Aku lagi suka banget sama Namjin hahaha jadi aku buat ini deh. Semoga kalian suka dan makasih untuk yang sudah baca :))