The Time Round

.

.

.

.

.

karena kaun saya yang sebelumnya bermasalah jadi crita ini saya publish kembali

Cerita Abal.. gak jelas..

Disclimer : Bleach Milik Tite Kubo

.

.

.

The Time Round

Brukk.. "Auu"erang seorang anak laki-laki. Kurosaki ichigo itulah nama anak laki-laki itu..

Ichigo saat ini ditimpa oleh seorang gadis mungil . Saat sepasang mata Amesthy bertemu dengan hazel miliknya. Ichigo seolah terpesona dengan mata yang seolah-olah memancarkan cahaya bulan itu.

"Ah.. Go.. gomen" anak perempuan itu langsung bangkit dari atas tubuh Ichigo dan mengambil pensil dan buku gambarnya yang terjatuh.

"Daijobu"kata Ichigo sambil membersikan celananya yang kotor karena terjatuh.

"Ichigo Kurosaki.. siapa namamu..?"tambah Ichigo.

Gadis didepan Ichigo tersenyum manis padanya seketika itu pula wajah ichigo memerah dibuatnya. "Rukia.. Kuchiki Rukia.. salam kenal..!" ucap rukia sopan.

"Kenapa kau belum pulang inikan sudah sore..?"tanya Ichigo.

"Ehm.. aku terlalu asyik menggambar sampai aku lupa untuk pulang..!"kata Rukia dengan tetap tersenyum manis.

"Mau pulang bersamaku..?"Rukia hanya mengangguk.

Ini adalah awal pertemuan mereka. Dan ichigo masih belum menyadari semuanya.

"Kurosaki-kun kemarin aku sudah menunggumu selama 2 jam..!"teriak Orihime.

"sudah kubilang kemarin aku tidak bisa menemanimu Orihime.. aku ada latihan club memanah..!"Ichigo berkata lembut pada kekasihnya ini.

Orihime kemudian meninggalkan ichigo sendirian "Cih.. dasar perempuan"Ichigo berjalan menuju taman belakang sekolahnya. disana dia melihat seorang Gadis yang kemarin sore menabraknya dikoridor.

"Hy.. boleh aku duduk disini..?"tanya Ichigo ramah.

"Tentu duduklah..!"Rukia menggeser duduknya agar Ichigo dapat duduk disampingnya.

"Bolehkah aku bercerita padamu tentang masalahku sekarang..?"tanya Ichigo sedangkan rukia hanya menganggukkan kepalanya.

"Kekasihku.. dia selalu mengomeliku karena tidak bisa menemaninya jalan-jalan, bila dibilang jalan-jalanpun tidak sepenuhnya benar.. dia sibuk berbelanja dan aku hanya disuruh membawa barang yang sudah ia beli"ucap Ichigo lesu.

"Uhuk.. Uhuk Uhuk.."lagi lagi Rukia terbatuk darah.

"Eh..? kau sakit..?"tanya Ichigo khawatir.

menyembunyikan tangannya yang bernoda darah. "tidak jangan khawatir, Perempuan hanya ingin dimengerti itu saja cukup" Rukia tersenyum kearah Ichigo.

'kenapa jantungku tidak bisa tenang hanya dengan melihat senyumannya, jantungku berdebar.. apa ini artinya aku mulai menyukainya..?"ucap Ichigo didalam hatinya.

Perlahan Ichigo mendekatkan wajahnya kearah Rukia. "Rukia.."teriak seseorang.

Seketika ichigo menghentikan tindakannya dan menjauhkan wajahnya dari rukia, rukia berbalik "Kaien-dono..!"teriak rukia girang.

"Ichigo..?" "Kaien..?" ucap mereka bersamaan.

"Kau mengenal kurosaki-san, kaien-dono..?"ucap Rukia bingung

"Tentu saja aku mengenalnya, aku dan Ichigo mengikuti club memanah.. bagaimana bisa aku tidak mengenalnya. Dia juga populer dengan pacarnya disekolah.. dan bagaimana bisa kau kenal dengannya..?"tanya Kaien penasaran.

"Ah.. jadi Kurosaki-san populer.. aku baru tahu kalau ada murid sepertinya. Mungkin ini semua gara-gara aku selalu asyik dengan menggambar, aku mengenalnya saat aku tidak sengaja menabraknya kemarin dikoridor"ucap Rukia dengan menatap Kaien lembut.

'darah' itulah kata yang menghinggapi pikiran Kaien saat melihat sudut mulut Rukia.

"Apa kau tidak meminumnya Rukia..?"tanya kaien, rukia hanya menggeleng lemah.

Ichigo yang sedari tadi diam melihat percakapan dua orang didepannya Mulai ambil suara.

"Ichigo, panggil aku Ichigo saja jangan Kurosaki lagi"ucap Ichigo pada Rukia.

"Apa boleh aku memanggilmu seperti itu..? tapi kalau itu keinginanmu tak apa"Rukia tersenyum lembut kearah Ichigo sedangkan Ichigo mencoba mengatur detak jantungnnya yang tak beraturan saat melihat senyuman Rukia.

"Ah.. kenapa kau menyuruh rukia memanggilmu begitu.. pacarmu saja masih memanggil nama margamu...!" ucap Kaien heran.

"Entahlah saat dia memanggilku dengan kurosaki hatiku.. sakit!"ucap Ichigo santai.

"Ee..? benarkah itu kuro-eh Ichigo-san..?"tanya Rukia yang juga keheranan.

"Hilangkan surffix san, panggil saja aku Ichigo tampa ada tambahan apapun dibelakangnya..!"

"Ayo Rukia kau harus meminumnya"kaien mengulurkan tangannya kearah Rukia.

Rukia bangkit menerima uluran tangan Kaien. "Senang mengenalmu Ichigo tapi sayang aku pasti tidak akan mengenalmu dalam waktu yang lama"ucap Rukia lirih tapi cukup untuk didengar ichigo.

"Apa maksudmu rukia..?" teriak Ichigo saat Rukia dan Kaien mulai menjauh.

Tapi Rukia seolah-olah tak mendengarkan apapun, gadis itu terus berjalan dengan tangan digandeng oleh Kaien. 'apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku Rukia..?' entah apa yang sedang ichigo pikirkan. Rukia hanya nama itu yang melintas diotaknya padahal dia hanya pernah bertemu dua kali dengan gadis mungil itu tapi hatinya seolah terjerat oleh pesona gadis mungil itu.

Esoknya dia terus mengunjungi Rukia yang selalu menggambar ditaman belakang sekolah. Orihime inoue yang melihat itu menjadi termakan api cemburu.. pasalnya memilih gadis lain ketimbang dengan dirinya hanya untuk menemaninya duduk saja.

"Hei.. gadis jelek jangan dekat-dekat dengan pacarku lagi.." emosi Inoue memuncak dengan mendatangi Rukia yang kaedaannya tergolong parah karena penyakitnya kambuh.

"Ak..aku ti.. tidak mendekati pacarmu"ucap Rukia lirih menahan rasa sakit dikepalanya agar tidak mengambil kesadaraannya saat ini.

sesekali Rukia terbatuk darah, tapi diirnya harus terlihat kuat meski tubuhnya berkata lain.

"Ck.. kau menggodanya gadis idiot, Akan kuberikan pelajaran padamu" Inoue menyiramkan air kotor yang habis dipakai mengepel lantai koridor. Rukia tidak berdaya untuk menghindar dengan tubuhnnya yang semakin lemah dan terpaksa menerima air itu begitu saja.

Tubuhnya menggigil kedinginan "jangan lagi dekati pacarku gadis hi-" Plakk..

Kata-kata Inoue terpotong karena pipi halusnya ditampar oleh seseorang. "kau gadis bodoh pergilah, besok nikmati saja pacarmu itu Rukia tak membutuhkannya.. dia yang selalu mendatangi rukia, percuma aku mengotori tanganku hanya untuk gadis bodoh sepertimu" ucap Kaien tegas dan meninggalkan Inoue yang masih tercengang.

Hati Kaien serasa teriris ketika melihat sepupu kecilnya tak berdaya. Setelah penyakit yang terus menggrogoti tubuhnya perlakuan gadis bodoh barusan terhadap sepupu kesayangannya.

"Hay,, rukia ak-"

"Pergilah" Ichigo tercengang atas penolakan Rukia terhadap kehadirannya.

"Kenapa.. bukannya biasanya kau tidak begini?"tanya Ichigo bingung.

"Pergilah"lagi-lagi kata pengusiran yang didapat dari malaikat mungilnya ya.. Ichigo mulai menyukai Rukia setelah mengetahui kepribadian gadis mungil dihadapannya.

"Tidak akan, aku akan tetap disini bersamamu" Ichigo tetap duduk disamping Rukia.

"Kembalilah kepada pacarmu Ichigo biar aku yang menemani Rukia disini.. aku tidak ingin pacar ganasmu menyakiti Rukia lagi"ucap Kaien dingin dan penuh penekanan.

'Ck.. apa yang dilakukan gadis bodoh itu pada Rukia'gerutu Ichigo dalam hati. sekarang dirinya harus menemukan kekasihnya itu. dan ketika meninggalkan taman, hatinya panas saat dia mengalah dan pergi meninggalkan Rukia dengan Kaien ditaman belakang berdua.

"Kurosaki-kun ada apa..?"jawab Inoue manis.

'cih gadis bodoh' ucap Ichigo dalam hati.

"Apa yang kau lakukakn pada Rukia ..?"ucap Ichigo dingin.

Wajah inoue terkejut, raut mukanya mulai berubah menjadi gelisah. Ichigo mulai geram karena Inoue tak kunjung menjawab pertanyaannya 'cih lama sekali kenapa aku bisa jatuh hati padanya dulu' gerutu Ichigo dihatinya.

"Ck.. lama sekali cepat jawab pertanyaanku Inoue"bentak Ichigo membuat Inoue terperanjat kaget karena suara Ichigo.

"Ku.. Kurosaki-kun kenapa kau membentakku seperti itu.. aku ini kekasihmu Kurosaki-kun"ucap Inoue lirih.

"Kalau begitu kita.. putus"ucap Ichigo santai.

Inoue menatap Ichigo melihat apakah ini hanya bercanda tapi dimata Ichigo hanya memancarkan keseriusan "Kau.. hanya bercandakan Kurosaki-kun..?"ucap Inoue gugup.

"Tidak"ucap ichigo singkat.

Bagai tersambar petir Inoue langsung menangis histeris detik itu juga sedangkan Ichigo mulai bosan melihat sandiwara inoue "Hiks.. Kurosaki-kun kenapa kau memutuskanku demi gadis jalang itu.. dia pasti gadis licik yang hanya memanfaatkan kepopuleranmu disekolah ini saja..!"teriak Inoue. Ichigo mulai marah terhadap celotehan tak jelas Inoue yang menjelekkan nama Rukia, gadis mungil yang akan menjadi miliknya.

"Ck.. dengar Rukia tidak seperti itu dia gadis baik-baik bukan sepertimu yang hanya memperalatku saja untuk mendapatkan kepopuleran.."jelas Ichigo.

Inoue masih menangis sedangkan murid-murid lain melihat Inoue dengan tatapan iba..

"Hiks.. kenapa kau begitu kejam kepadaku Kurosaki-kun aku.. aku sangat mencintaimu aku juga lebih baik daripada gadis Kuchiki itu hiks.. apa yang kurang padaku Kurosaki-kun hisk.."jawab Inoue masih dengan menangis.

"Hentikan semuanya Inoue.. kau sering jalan dengan Ishida tanpa aku mengetahuinya.. Ceh,, kenapa aku dulu bisa menyukaimu.."ucap Ichigo dan meninggalkan Inoue yang masih tercengang.

Ichigo sudah tidak bisa bertemu Rukia lagi hari ini. ya,, Rukia marah padanya tapi dia juga harus meminta maaf pada gadis mungil itu besok, apapun yang akan terjadi dia akan tetap menemui gadis yang telah membuatnya jatuh hati dari pandangan pertama itu. Tapi keesokannya ia tak dapat menemui sosok Rukia ditaman belakang.. hari kedua dan ketiga pun sama gadis mungil itu tak nampak ditaman belakang ataupun kelasnya.. akhirnya Ichigo pasrah karena tak dapat menemui Rukia dimanapun.. 'kemana gadis itu'ucap Ichigo dalam hati.

Ichigo duduk ditempat biasa Rukia duduk dalam diam dan menggambar,. saat dirinya melihat sekilas pohon yang tepat lurus didepannya dia melihat Rukia tertidur.. sudut bibir Ichigo membentuk sebuah senyuman, dengan semangat Ichigo melangkahkan kakinya kearah Rukia. wajah tidur Rukia yang terlihat seperti putri membuat pipi Ichigo memerah seketika "Kenapa bisa kau tertidur ditempat seperti ini"ucap Ichigo lirih.

Darah... Ichigo melihat darah ditelapak tangan Rukia rasa khawatir pun melanda Ichigo."Sebenarnya apa yang kau sembunyikan padaku.. apa ada hubungannya dengan darah ini..?"gumam Ichigo lirih tak bermaksud membangunkan Rukia dari tidurnya.

RUKIA POV

Ketika pertama kali aku membuka mataku hanya warna orange yang memenuhi mataku "I..Ichi"sepertinya dia tertidur disini saat melihatku tertidur.

Tapi tangan Ichigo menggenggam tanganku yang ada bekas darah. gawat aku tidak mau Ichigo tahu tetang penyakitku ini. "Kau mau kemana"ucap Ichigo saat aku hampir berhasil kabur.

"A.. Uhm.. aku harus pergi..!"ucapku gugup tapi dia malah menarikku dalam pelukannya.

"Jangan menghindariku.. aku merindukanmu"ucapnya lirih.

Perlahan Ichigo medekatkan wajahnya padaku dan menghapus jarak diantara kami bibirnya menciumku lembut tanpa ada nafsu didalamnya.. setelah beberapa lama dia mengakhiri ciumannya "Katakan apa yang kau sembunyikan padaku.."ucapnya serius.

"Aku.. tidak menyembunyikan apa-apa darimu Ichi..!"ucapku lembut.

"Aku tidak percaya padamu.. kenapa tanganmu berdarah begini..?"dasar keras kepala.

"Uhm.. suatu saat kau pasti tau apa yang aku rahasiakan.. ini tangaku tadi tergores kayu..!"ucapku menutupi segalanya.

Deg..! akh jantungku sakit sepertinya penyakitku kambuh lagi ,tapi aku harus bagaimana aku tidak mau Ichigo mengetahui tentang penyakitku cukup Kaien yang tahu.. Ukh aku sudah tidak tahan lagi..! Kaien tolong aku Deg.. Deg..

RUKIA POV END

"Rukia..?Ah kau bersam- Ichigo kenapa kau berada disini urusi saja pacarmu itu..!"ucap Kaien sinis. Rukia menatap Kaien intens dan membuat Kaien terdiam seketika

"pergilah Ichigo"ucap Kaien lagi.

"Apaaa..? kenapa kau mengusirku"tentang Ichigo keheranan.

"Pergilah.. tempatmu bukan disini"ucap Rukia lirih.

Rukia merasakan jantungnya semakin sakit dalam detakkannya, Rukia menatap Kaien memohon supaya Ichigo cepat pergi "kumohon Ichigo pergilah suatu saat aku berjanji padamu akan memberitahumu semuanya yang ingin kau dengar diwaktu yang tepat"ujar Rukia lirih dan tersenyum simpul kearah ichigo, yang membuat jantung ichigo berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya.

Yang bisa Ichigo lakukan saat ini hanyalah mengalah "baiklah aku tunggu waktu itu"kemudian ia tersenyum kearah Rukia dan berbalik meninggalkan Rukia dan Kaien berdua.

Seiring Ichigo perlahan menjauh, Rukia sudah tak merasakan tubuhnya lagi semuanya menggelap bagi Rukia.. dia pingsan beruntung ada Kaien yang dengan sigap menangkap tubuh tak berdaya Rukia.

Upacara kelulusan SMA karakura telah dimulai setelah melewati masa ujian yang begitu menyusahkan akhirnya semua berakhir. Ichigo dengan berkimono abu-abu mencari sosok gadis mungil yang mengisi mimpi-mimpinya ketika malam tiba.

"ichigo..?"

"Hmm? Ada apa..? Kaien..? mana Rukia"jawab Ichigo sumringah.

"Dia telah tidur dengan damai"raut muka Kaien menjadi sendu.

"Apa maksudmu Kaien..?"tanya Ichigo penasaran.

"jangan bilang Rukia sudah.."Ichigo tidak meneruskan ucapannya.

"Dia telah damai Ichigo.. Rukia mempunyai penyakit sikron dengan jantungnya yang hanya bisa dioperasi diAmerika. Tapi saat menjalani operasi Rukia.. tidak dapat diselamatkan. dia dimakamkan dipemakaman keluarga Kuchiki"setelah berbicara panjang lebar dengan Ichigo, Kaien beransur meninggalkan Ichigo begitu saja.

"Gomen Ichigo ini permintaan Rukia agar kau bisa melupakannya"ucap kaien lirih. sedangkan ichigo hanya terisak dalam diam dan memilih pulang kerumahnya merenungi gadis yang dicintainya meninggalkannya. Dia belum sempat mengungkap perasaannya tapi gadis itu telah mati karena penyakitnya.

5 years ago (5 tahun kemudian)

"Kurosakiiii-kun~"seperti biasa Ichigo mendapatkan ucapan selamat pagi dari fans-fans girlnya dikampus. Tapi Ichigo menanggapinya dengan dingin berjalan melewati mereka begitu saja. Sikap Ichigo perubah semenjak Rukia meninggalkannya dengan tidak membawa perasaannya bersama dengannya pergi. dingin ,cuek ,dan tidak bersosialisasi itulah Ichigo kini. Ichigo adalah pewaris tunggal Kurosaki Hospital tentu dia adalah mahasiswa jurusan kedokteran.

"Hai Ichigo ayo kita kekantin lebih dulu aku lapar"ucap Renji teman Ichigo dan juga mahasiswa jurusan ekonomi.

"Aku juga ikut"ucap Toushiro mahasiswa jurusan bisnis.

"Kalian duluan saja aku ada yang harusku ambil"ucap Ichigo dan bergegas pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya itu dalam diam.

Brukkk "Auu" Rukia menabrak seseorang ini karena dia terlalu terburu-buru. mahasiswa jurusan sastra ini harus segera memasuki kelas sampai-sampai berlari tanpa melihat jalan dan berakhir menabrak seseorang. Ichigo terpaku melihat gadis didepannya ini dia.. mirip dengan rukia gadis yang mengisi hatinya 5 tahun belakangan "Aaa.. gomen, aku terburu-buru sampai tidak melihatmu"ucap Rukia yang masih sibuk merapikan buku-bukunya yang berserakan. Dia mendongakkan kepalanya saat sebuah tangan besar menyentuh tangan mungilnya. Seperti De javu bagi rukia bertemu dengan Ichigo dengan cara yang sama dengan pertama kalinya ia mengenal Icihgo.

Lagi-lagi Ichigo dibuat terkejut oleh gadis mungil didepannya. Gadis ini terlalu mirip dengan Rukia hanya saja gadis ini memiliki rambut yang panjang sepunggung dan memakai kacamata. "Rukia"gumam Ichigo lirih hingga tidak dapat gadis itu dengar.

"Rukiaaaa"sebuah teriakkan dari Kaien menyadarkan Rukia dari lamunannya tentang dirinya dengan Ichigo.

"Aa..Gomen aku harus segera pergi.. sekali lagi gomen karena aku menabrakmu tadi"ucap Rukia dadanya masih berdebar karena dirinya bertemu lagi dengan Ichigo.

Seolah tersadar dari lamunannya Ichigo bangkit dan melihat punggung mungil gadis manis itu perlahan menjauh masih ada pertanyaan yang mengisi relung hatinya saat ini 'apa gadis itu Rukia.. Rukia yang aku cintai Kuchiki Rukia'ucapnya dalam hati.

'Apa.. dia menyadarinya ini semua salah Kaien-dono yang meneriaki namaku tadi semuanya jadi kacau, aku tidak mau Ichigo terjebak lagi denganku meski aku.. mencintainya'gerutu rukia dalam hati

"Kaien-dono apa yang kau lakukan tadi..?"ucap Rukia pada Kaien.

Kaien hanya tersenyum misterius"Aa.. aku tidak sengaja tadi Rukia"ucap Kaien santai.

"kau tau Kaien-dono, aku menabrak Ichigo dan mungkin saja dia tau kalau aku ini Rukia, arg.." Rukia pergi meninggalkan Kaien yang masih setia tersenyum kearahnya.

"tunggulah sebentar lagi Ichigo aku akan membantumu mendapatkannya lagi"gumam Kaien lirih sebelum dirinya kembali membaca bukunya.

Ichigo masih sangat penasaran pada gadis yang menabraknya tadi gadis itu sangat mirip dengan Rukianya.. tapi Rukia sudah mati. Ichigo mengingat-ingat kejadian yang baru saja menimpanya gadis itu mahasiswa jurusan sastra, dewa fortuna menyertai Ichigo kali ini ada untungnya dia membantu gadis itu tadi membereskan bukunya yang berserakan. Dengan secepat yang kakinya bisa jangkau dirinya berlari melewati lorong-lorong kampus yang ramai oleh fans-fans girlnya.

"KELAS SASTRA" inilah yang tempat yang dirinya tuju.. Ichigo menyalakan i-podnya dan menunggu gadis itu keluar ruangan saja, sepertinya Ichigo lupa akan teman-temannya yang menunggunya dikantin priotas utamanya sekarang adalah gadis yang mirip dengan Rukia agar rasa penasaran dalam hatinya ini hilang.

Rukia keluar dari kelas dengan ceria dan menghilangkan ingatan saat dirinya bertemu dengan ichigo tadi pagi dikoridor kampus. Greeb.. Rukia terlonjak kaget saat tangannya ditarik seseorang dan membawa dirinya berlari secepat kilat dan mereka sampai ditaman belakang kampus yang sepi, memang taman ini selalu sepi karena mahasiswa-mahasiswa jarang kemari.

Deg.. jantung Rukia langsung berdebar 2 kali lebih cepat dari biasanya karena yang menarik tangannya saat ini adalah salah satu pangeran kampus Ichigo Kurosaki. "Go..gomen bisa kau lepaskan tanganku aku harus segera pulang ku-"Greebb dirinya terbawa kedalam pelukan sang pangeran sekolah 'Ichigo'ucap rukia dalam hati.

"Sebentar saja seperti ini kumohon"ucap Ichigo disamping telinga Rukia. Rukia membalas pelukan ichigo karena inilah yang dari dulu dirinya rindukan dari Kurosaki sulung ini kehangatan ia ciptakan dalam diri Rukia.

Ichigo melepaskan pelukkannya dan menuntun Rukia untuk duduk disebelah dirinya "Apa aku bisa bertanya padamu..?"tanya ichigo lembut pada Rukia, dengan ragu Rukia mengangguk setuju.

"Siapa namamu..?"skak mat Rukai tidak pernah memikirkan Ichigo akan bertanya seperti ini padanya.

"Kukuo Rui"ucap dirinya kecil sambil tersenyum simpul.

"Rukiaa"teriak Kaien.

"Yaa..?"Rukia menoleh kearah Kaien.

Dan detik selanjutnya ia tersadar apa yang ia telah dia lakukan, dirinya ingin lari dari sini dan menghilang tapi tangannya masih ada digenggaman ichigo saat ia melihat wajah kaien, kaien hanya tersenyum simpul dan berlalu pergi meninggalkannya. "kau.. kau rukia..?"ucap ichigo tak percaya.

"Eh..?ah..?"rukia berpikir keras mencari sesuatu yang tepat untuk dijadikan alasannya. Detik berikutnya ia dikejutkan karena sekarang Ichigo menciumnya, memagut bibirnya dan Ichigo menggigit bibirnya untuk memperdalam ciumannya karena Rukia tidak mau membuka mulutnya. Hanya sedikit celah bagi Ichigo tapi dengan mudah lidahnya menyusup kedalam mulut gadis didepannya.

Setelah berciuman cukup lama Ichigo melepaskan ciumannya wajah Rukia sudah semerah tomat. "Rukia.. bukannya kau sudah mati..?"tanya Ichigo.

"Ya.. memang"ucap Rukia mantap.

"Kenapa kau mengarang cerita bila kau telah mati kepadaku"tanya Ichigo penasaran.

"Agar kau melupakanku"ucap Rukia

Tidak lagi, meski kini dirinya sudah sembuh dari penyakitnya tapi bukan berarti dia bisa membuka hatinya untuk Ichigo lagi. Rukia mulai melepaskan dirinya dari Ichigo memantapkan hatinya untuk melupakan kejadian yang baru ia terima, belum selangkah ia ambil dirinya telah terkunci dalam rengkuhan laki-laki didepannya. "Kumohon biarkan aku tetap berada disisimu"bisik Ichigo lirih tapi Rukia tetap diam, laki-laki didepannya tetap memeluknya mungkin semakin bertambah erat "Kumohon rukia ijinkan aku berada disisimu selamanya"ucap ichigo mantap.

"Tidak"sanggah Rukia cepat dan melepaskan dirinya dari pelukan Ichigo.

"Kenapa..?"tanya Ichigo lirih.

"Aku bukan Rukia yang dulu"ucap Rukia dingin. dan dia mulai melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Ichigo dalam keterpakuannya.

Kaien yang melihat dari jauh hanya mendesah pasrah "dasar jeruk bodoh kenapa kau tidak menahannya"desah Kaien.

.

.

.

.

To be Continued..

apakah Ichigo dapat mendapatkan cinta pada pandangan pertamanyaa...?

nantikan caph selanjutnya yaa.. mohon Reviewnya yaa minna...!