Secret of The Moon

Saia orang baru di fandom ini. Mohon bantuan senpai semua untuk membimbing saia ya.

Disclamier : Jika Naruto punya saia, akan saia buat 'ini' dan 'itu'.

Khukhukhukhukhu...

Sayang Bang Kishi pelit banget!

*buat apaan coba!*

Pair : Kea: SasuNaru...*plak*

Zee: Salah bego! Yg bener SasufemNaru..

Kea: ohhhh.. *disumpal hotdog ma Zee*

Zee : Author dodol itu ga mampu bikin yaoi. Baca fic yaoi aja jago!

*Di bekep author kebanyakan bacot*

Rated : T

Genre : Fantasy & Supranatural

*bener ga tuh genrenya?*

Warning : OOC, mungkin deh! Ga nyambung iya!

OC,mungkin banget..

Straight/lurus sesat*duakk* & sebagainya..

Pokoknya typo berterbangan dengan bebas!

Notes : kemaren pas aq baca" fict naruto, aq nemu judul yg sama ma nie fict. Kaget! Jelas. Ga percaya? Pasti. Koq bisa gitu sama. Padahal aq sampai jamuran mikir judul aja. Tapi ternyata pas baca, isinya beda jauh ma nie fict. Rasanya lega banget! Syukurlah.. aq ga mau ntar di bilang niru fict orang saking ga kretifnya...

Kea: Ngapain lo kasih tau masalah sepele gitu?

Zee: Itu penting o,on! Supaya ntar ga dikira nyolong ide orang. Supaya fict ini mau dibaca ma orang. Supaya kita tau sampai mana batas kreatifitas kita, supaya...hmmmm*dibekep ma kain lap*

Kea: Klo lu ngomong supaya mulu, kapan nie fict diketik dodol! *sambil bekep Zee & nyeret ke kandang ayam*

Okeh! Kita mulai coz tadi kebanyakan ngebacot, ga jadi-jadi juga ntar nie fict picisan...

Part 1...

Suasana Ninja Akademi sedang ramai sekarang. Karena hari ini Iruka- sensei mengajak anak didiknya belajar diluar. Udara juga sangat mendukung kegiatan tersebut terbukti dengan matahari yang bersinar hangat diantara pepohonan(?). Para murid duduk berjejer di halaman belakang yang rindang.

"Nah semuanya,sesuai janjiku minggu kemarin. Hari ini aku akan menceritakan tentang legenda Dewi Bulan", ucap Iruka memfokuskan perhatian anak-anak yang asik ngobrol sana sini padanya.

"Memangnya legenda itu benar sensei?" tanya seorang anak yang duduk tepat didepan Iruka.

"Masa kau tidak tau? Payah kau!"ejek teman yg duduk dibelakangnya. Gelak tawa pun berderai riuh akibat perkataan anak tersebut. Teman yang diejek hanya menundukkan wajahnya dengan kesal. Iruka-sensei yg melihatnya jadi kasihan.

"Tenang anak-anak! Bagi yang sudah tau dengarkan saja. Bagi yang belum pasang telinga baik-baik", ucap Iruka menenangkan murid didiknya yang masih tertawa. Anak-anak mulai diam dan mendengarkan Iruka-sensei yg mulai bercerita.

Legenda Dewi Bulan

Dulu ada cerita yang selalu didongengkan pada anak-anak yaitu tentang Dewi yang tinggal di bulan. Awalnya dia adalah seorang Dewi yang tinggal di Khayangan. Tapi suatu hari suaminya ditugaskan untuk menolong rakyat dari panasnya sengatan matahari yang konon berjumlah 10 buah. Suaminya bernama Dewa Hou Yi. Dewa Hou Yi pun turun ke bumi dan memanah 9 matahari. Ia sisakan 1 untuk menerangi bumi kala siang. Tapi ternyata Hou Yi melakukan kesalahan. Dewa Tertinggi Khayangan hanya memintanya menolong rakyat bukan memusnahkan 9 matahari. Akibatnya Hou Yi dihukum dibumi dan tak bisa kembali jadi dewa. Istrinya pun Dewi Chang e terkena imbasnya. Dibumi Hou Yi diangkat menjadi raja. Chang e sangat bosan dan segera ingin kembali menjadi Dewi.

Suatu hari suaminya,Hou Yi mendapatkan pil sakti dari seorang tabib. Jika minum pil itu,ia bisa menjadi Dewa kembali. Tanpa sepengetahuan suaminya, Chang e meminum pil tersebut. Setelah itu ia merasa tubuhnya sangat ringan. Chang e pun melayang keluar dari istana. Malam itu bulan bersinar amat terang,Chang e terus terbang melayang kearah bulan dan tinggal disana.

Istana Rembulan diluar dugaan,ternyata sangat sunyi. Disana hanya ada seekor kelinci yg tak pernah berhenti menumbuk obat dilumpang dan sebatang pohon Kayu Manis. Chang e amat kesepian, tapi ia tak bisa turun kedunia dan bertemu suaminya. Ia mulai menyesal dan menangis mengenang kebaikan suaminya. Ketika sedang menangis, Chang e menyadari bahwa airmatanya berubah menjadi butiran mutiara warna-warni. Chang e yang bingung dan sedih memungut mutiara tersebut dan menggantungnya dipohon Kayu Manis.

Sementara itu,Hou Yi yang menyadari bahwa obat kekal abadi telah dicuri istrinya, lalu mengejar ke angkasa. Tapi angin besar datang dan membawannya terhampar ke atas sebuah gunung. Dipuncak gunung itu terdapat istana yang dihuni Dong Wang Gong. "Tak usah resah. Sekarang istrimu telah menjadi Dewi di Bulan dan kamupun karena kegagahan dan keberanianmu pantas untuk menjadi Dewa. Untukmu telah disiapkan sebuah istana di Matahari untuk menjadi tempat tinggalmu. Sejak sekarang Yang dan Yin akan bersatu selamanya", kata Dong Wang Gong. Lalu ia memberi sebuah kue dan sebuah jimat yg bisa melindunginya terhadap dinginnya Bulan bila datang mengunjungi Chang e.

Di Bulan ia melihat istrinya sedang termenung kesepian. Hou Yi tidak mempermasalahkan pencurian obat karena keduanya telah menjadi dewa. Di bulan Hou Yi mendirikan sebuah istana Guang Han Gong (istana kesejukan abadi) untuk tempat tinggal Chang e. Hou Yi mengubah butiran mutiara yang berhamburan selain dari yang digantung Chang e di pohon Kayu Manis. Ternyata masih banyak lagi dari airmata istrinya. Ia menjadikan mutiara itu pelayan,dayang dan prajurit untuk menjaga,menemani dan melayani Chang e.

"Demikian ceritanya. Bagaimana menurut kalian?" tanya Iruka-sensei melihat kearah muridnya. Duengg... Iruka hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat murid-muridnya menguap.

Apa mau dikata,ceritanya bikin ngantuk sich. Saia juga pake jepit jemuran dimata biar ga molor. Oke! Back to story...

"Aduh sensei.. kenapa Hou Yi mau aja maafin istrinya itu? Kalau aku pasti ku ulek-ulek biar tau rasa!"ucap anak yang duduk di belakang dengan gemas. Temen-temennya pada sweatdrop mendengar ucapanya. Sebutir keringat jagung jatuh di kepala Iruka.

'Bagaimana bisa anak sekecil ini berpikiran sesadis itu' inner Iruka sambil menghela nafas.

"Sensei.. kenapa mereka dikatakan Yang dan Yin? Lagipula nama mereka aneh sekali. Siapa tadi nama Dewi Bulannya.. jahe? Cage? Change?" ucap anak yang masih duduk didepan Iruka-sensei.

Karuan saja mendengar nama-nama aneh yang disebutnya meledaklah tawa teman sekelasnya.

Buahahahaha... gakgakgakgak...

"Bagaimana bisa kau kepikiran nama seaneh itu? Kau tuli ya?" ejek teman disampingnya sambil tertawa ngakak hingga guling-guling. Iruka hanya senyum-senyum gaje,maklum akan ucapan muridnya.

"Yang benar itu Chang e. Konoha menyebutnya Dewi Tsuki. Dinegara lain dikenal dengan nama Dewi Yue. 'Yang' adalah unsur negatif dari bulan dan 'Yin' unsur positif matahari. Mereka saling melengkapi satu sama lain", terang Iruka setelah anak didiknya berhenti tertawa. Dilihatnya wajah-wajah mereka yang penuh dengan keceriaan. Ia bersyukur konoha sudah bebas dari ancaman perang. Semua itu berkat perjuangan dari anak murid kesayangannya. Yang sudah dianggap anak sendiri.

Setelah selesai mengajar dan menyuruh murid-muridnya pulang. Iruka berjalan menuju kantornya. Dalam perjalanannya ,Iruka melamunkan sesuatu yang selalu mengganjal hatinya setiap selesai menceritakan legenda Dewi Bulan. Ia bingung ada beberapa lembar terakhir dari cerita itu yang hilang. Iruka sudah pernah bertanya pada petugas perpustakaan, tapi mereka cuma bilang buku cerita itu dari dulu seperti itu. Buku itu ditemukan Hokage Ketiga tersimpan diantara ribuan gulungan dan buku lainnya. Pernah ia bertanya pada sang Godaime tapi jawabannya sama saja. Sejak itu ia tidak lagi mencari tahu kenapa.

Malam hari dikonoha sangat dingin. Maklum sudah memasuki musim hujan. Malam semakin larut dan sepi. Para penduduk sudah nyaman dibalik selimut dan terbuai mimpi. Seakan enggan untuk terbangun lagi diesok harinya. Jika malam dingin orang memilih untuk bergelung di ranjang. Lain halnya dengan seorang pemuda yang memilih duduk ongkang-ongkang kaki dipagar pembatas apartemennya. Kepalanya mendongak menatap bulan baru yg muncul. Matanya tidak berkedip menatap langit malam yg dihiasi ribuan bintang. Dalam matanya yang biru terpancar kekaguman. Rambut pirang-emasnya meliuk-liuk tersapu angin malam. Garis wajahnya yang lembut semakin lembut dengan 3 pasang garis halus dipipinya. Ya Naruto terlihat bercahaya dibawah siraman langit malam. Saking enaknya menatap langit Naruto lupa sekitarnya.

Pukkk.. satu sentuhan menyadarkan Naruto dari keasikannya.

"Kau belum tidur Dobe?" tanya Sasuke yang berdiri disamping Naruto. Naruto tanpa menolehpun tau siapa yg mengusiknya. Hanya satu orang yang berani memanggilnya demikian.

"Gahh.. Teme! Kau sendiri kenapa belum tidur?" alih-alih menjawab. Naruto malah bertanya balik. Sasuke hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

"Ck..Teme! kau ini bener-bener miskin kata ya", ucap Naruto sedikit kesal.

"Hn. Hanya itu balasan dari Sasuke untuk Naruto yang sudah turun dari pagar apartemennya.

Naruto melirik Sasuke sekilas lalu kembali melihat langit. Setelah berhasil menghancurkan akatsuki dan membunuh Uchiha Madara sang biang kerok,Naruto berhasil membawa Sasuke kembali ke Konoha. Setelah berdebat sekian lama dengan para Kage dan Tetua Desa masalah Sasuke. Akhirnya diputuskan hukuman Sasuke adalah menjalankan tugas Shinobi tanpa bayaran dan membantu membangun kembali desa Konoha yang hancur. Tentu saja dengan diawasi Anbu terkuat Konoha. Sasuke bener-bener merasakan rasanya dihina,diejek bahkan dilempari batu oleh para penduduk desa. Untunglah Naruto dan teman-teman yg lain mau membantunya dan tetap berteman dengannya. Naruto yang paling marah jika warga desa menyakiti Sasuke. Bagi Naruto, Sasuke adalah saudara yg sangat berharga yg akhirnya dia miliki. Makanya Naruto sangat membela Sasuke. Begitu juga Sasuke dengan Naruto. Dia sangat menyesal telah membuat Naruto menderita dan menghancurkan Konoha. Dia menyesali sisi lemahnya yang dengan mudah masuk dalm perangkap Madara. Karena itu sekarang Sasuke berjanji untuk menjaga dan melindungi sosok sahabat dan saudara juga Konoha yang sekarang dicintainya.

"Ne Teme, apa kau suka bulan purnama?" tanya Naruto memecah keheningan diantara mereka. Sasuke yang dari tadi memandand langit mengalihkan tatapannya pada Naruto. Ditatapnya Naruto yg masih enggan berpaling dari langit malam. Betapa Sasuke heran akan pertanyaaan yang terlontar padanya itu. Tapi semua terlihat datar saja di wajah stoicnya itu.

"Mungkin", jawab Sasuke setelah sejenak mengamati Naruto. Naruto hanya menarik napas pelan mendengar jawaban Sasuke.

"Tidurlah Dobe. Malam semakin larut. Kaukan susah bangun pagi', ucap Sasuke saat tak ada lagi hal yang ingin dibicarakan. Lagipula malam semakin dingin.

"Haahhh..." Naruto menghela napas panjang sebelum beranjak masuk ke kamarnya. "Selamat malam Teme", ucap Naruto sebelum menutup pntu kamarnya. Naruto langsung merebahkan dirinya dikasur. Berharap malam ini dia akan tidur nyenyak tanpa gangguan. *khekhekhe... silahkan berharap selagi bisa Naruto*

Siang hari di Konoha bukanlah waktu yang pas buat jalan-jalan. Warga berlalu lalang disepanjang jalan utama. Kegiatan warga telah sampai pada puncaknya di siang ini. Entah makan siang atau sekedar beristirahat. Para Ninja Konoha pun memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik mungkin.

Dibukit Hokage,Naruto duduk bersila sembari memandang desa Konoha. Diamatinya orang-orang yang bersliweran dibawah mencari tempat istirahat yang pas. Sembari mengamati,tangannya terus menyuap ramen makan siangnya. Kali ini Naruto makan dengan pelan, tidak seperti biasanya. Bahkan Naruto bela-belain membawa mangkuk ramennya ke Bukit Hokage. Paman Ichiraku hanya geleng-bener kaga ngerti. Sesekali Naruto menghela napas panjang. Pikirannya melayang kemana-mana. Bener-bener seperti bukan Naruto yang dikenal berisik itu.*maksud lo!*

"Haahh..." lagi Naruto menghela napas sembari mengacak rambutnya. Kasihan sekali rambutnya. Udah jabrik di acak tambah ancur dah. "Gara-gara mimpi sialan itu! Aku jadi bingung begini" keluh Naruto pada dirinya. Dia jadi ingat mimpinya semalam.

Flasback

Naruto tidur dengan gelisah. Keringat dingin membasahi wajahnya. Dari raut wajahnya yg berkeringat bisa disimpulkan Naruto sedang mimpi buruk.

Dalam mimpinya Naruto berada ditempat serba terang. Saking terangnya, dia bahkan tak mampu membuka matanya. Naruto bertanya-tanya dimana dia sekarang. Tiba-tiba..

"Tak lama lagi kita akan bertemu ya. Aku sangat ingin melihatmu lagi",satu suara masuk dalam telinganya.

"Siapa disana?"tanya Naruto yang tak melihat apapun. Tangannya menggapai sekelilingnya.

"Sabarlah. Sebentar lagi aku datang menjemputmu Naru_hime" sahut suara itu semakin menjauh.

"Hei..tunggu!"teriak Naruto. Seketika Naruto terbangun dari tidurnya. Dia meraba wajahnya yang basah. Naruto turun dari kasur dan menuju kamar mandi. Selesai membasuh mukanya,Naruto memandang kaca. Diusapnya mukanya dengan handuk. 'Apa maksud mimpi barusan? Kenapa perasaanku tidak enak' batin Naruto seraya kembali kekasurnya. Ia mencoba kembali tidur. Tapi Naruto yang masih terbayang mimpinya tak bisa tidur. Hasilnya segaris hitam kantung mata melingkari mata birunya. Miriplah dikit ma punya Gaara,tapi ga tebel-tebel amat.*maksud lo?*

End flashback

Saking enaknya melamun, Naruto lagi-lagi tak sadar seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Apa yang kau lakukan disini Dobe?"ujar Sasuke. Tangannya masih menempel di pundak Naruto. Reaksi Naruto sungguh mengejutkan. Naruto tersedak ramen yang dimakannya dan menumpahkan sisa ramen diatas kepala patung Hokage ke-5. 'waduh! Kalau sampai Tsunade baa-chan lihat ini,bisa mati aku'batin Naruto panik.

"Gahh! Teme. Bisa tidak jangan mengagetkan begitu!"teriak Naruto kencang hingga Sasuke menyumbat telinganya. Mencegah tuli dini. Pepatah bilang lebih baik mencegah daripada mengobati.

Duakk...

"Sakittt!"erang Naruto sambil mengelus kepalanya yg benjut ditabok Sasuke. Naruto menatap tajam Sasuke. Jika tatapan bisa membunuh,pasti mati kau Sasuke.

"Berisik Dobe!"sahut Sasuke dengan wajah datarnya dan tangan terlipat didada.

"Baka Teme!"sahut Naruto memonyongkan bibirnya. Dia bener-bener kesal sekali. Naruto menggerunum gaje pada Sasuke. Tapi yang pasti kalimat berikutnya yang diucapkan Naruto membuat dahi Sasuke berkedut. Mau tau?

"Hiks.. gomen ne ramen. Aku membuat mu sia-sia. Jika kau tidak tenang dan ingin balas dendam,lakukansaja pada Sasu-Teme itu. Kalau perlu hukum dia kepala terbalik dan paksa dia memakanmu ramen. Semoga kau puas ramen"doa Naruto pada sang ramen.

Sasuke yg mendengarnya semakin bergelora hasratnya untuk menguliti sosok didepannya ini. Aura membunuhnya memancar dengan kuat. Naruto yg merasa dingin menoleh dengan slow saja Sakura tidak datang dan mencegah,niscaya Naruto akan menjadi Naruto panggang mungkin. 'Teme itu bener-bener mengerikan'batin Naruto yang berlindung dibelakang Sakura. Sakura hanya menggeleng sweatdrop, maklum akan tingkah para sahabatnya ini. Sudah biasa baginya melihat Sasuke dan Naruto adu mulut. Bahkan sampai adu bogem juga. Ujung-ujungnya Sakura juga yang akan melerai mereka. Jangankan Naruto dan Sasuke, warga Konoha sangat menghindari amukan dari murid Tsunade itu. Alasannya? Pikir saja sendiri.

"Ada apa kau kemari Sakura?"tanya Sasuke yang sudah kembali ke wajah datarnya setelah gagal memutilasi Naruto.

"Iya Sakura-chan"ucap Naruto juga setelah melihat situasi aman.

"Jangan kira ini selesai begitu saja Dobe"ucap Sasuke sambil menyeringai kearah Naruto. Hiee.. Naruto hanya bergindik ngeri membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Sakura hanya menghela napas melihat Sasuke yang sepertinya menikmati sekali menggoda Naruto. 'Denganku dia selalu saja dingin'batin Sakura yg melihat adu mulut mereka.

"Hokage-sama memanggil Rokie-Nin 12", ucap Sakura menghentikan sejenak perang antara Naruto dan Sasuke.

"Tumben sekali Baa-chan memanggil kita semua. Ada apa Sakura-chan?" tanya Naruto yg berbalik menatap Sakura. Sama halnya dengan Sasuke.

"Entahlah. Lihat saja nanti. Ayo"ajak Sakura seraya segera berbalik dan diikuti oleh Naruto dan Sasuke.

Kantor Hokage

Tsunade duduk dikursi kebesarannya. Tangannya bertumpu diatas meja menahan dagunya. Matanya menatap tajam para Ninja dihadapannya. Para Ninja muda itu berbaris rapi menunggu titah sang Hokage.

"Mana Naruto dan team 7 lainnya?"tanya Tsunade pada Shizune yang berdiri disampingnya. Belum sempat Shizune menjawab,pintu kantor terbuka lebar dan masuklah team 7.

"Kalian terlambat"vonis Tsunade langsung. Mata tajamnya bagai pisau bedah bagi Naruto.

"Maaf Baa-chan. Soalnya si Teme ini tadi memungut anak ayam dijalan. Dan dia bersih keras untuk mengantarnya pulang kerumahnya",jelas Naruto pada Tsunade alasan mereka terlambat.

"Haaahh!"serempak semua yg ada disana kaget. Bagaimana mungkin seorang Uchiha memelihara ayam. Sedangkan Sasuke membatu mendengar alasan konyol Naruto. Seketika aura membunuhnya menguar,membuat udara sesak.

"Ck,merepotkan",ucap Shikamaru sambil menguap. Diliriknya Naruto yg anteng ayem adem dengan wajah inosennya. 'Kasihan kau Sasuke'batin Shikamaru.

"Na..ru..to..",nada penuh tekanan itu terdengar dari mulut sang Uchiha. Matanya telah berubah merah menyala dan menatap Naruto tajam. Tak sabar rasanya Sasuke ingin segera menguliti Naruto. Memanggangnya pada nyala Amaterasu dan menyimpannya dalam Tsukuyomi.*nikmatilah Naruto*

Semua yg ada diruang Hokage itu bergidik ngeri melihat Sasuke yang bersiap mencabut katananya. Bahkan Tsunade pun tak bergeming dari kursinya. Sedangkan Naruto ia malah santai. Seakan tak melihat apapun. Padahal yang lain seperti melihat neraka didepan mata.

"Na..Naruto-kun", gagap Hinata seraya melihat Naruto yang tetap santai.

"Hei Sasuke!kau serius. Tidak khawatir dengan yang lebih dari ini?"ucap Naruto dengan penuh senyum atau err..seringai mungkin. Sasuke yang sadar kemana arah bicara Naruto langsung diam. Secara perlahan dia menghilangkan hawa pembunuhnya. Matanya menatap tajam Naruto tapi mulutnya menyunggingkan seringai khas Uchiha. Mereka yang melihatnya jadi bingung dan heran sendiri. Tumben gitu loh Uchiha Sasuke menunjukkan seringai khas klannya didepan banyak orang. Biasanya juga cuma muka datar dan seringai angkuh saja.

"Sudah selesai?" tanya Tsunade yg sedari tadi diam memperhatikan tingkah laku Ninja muda itu. Padahal hatinya dag dig dug ga karuan juga tadi.'Mereka ini tidak ada matinya ya'batin Tsunade mingkem.

"Kenapa kami semua dipanggil Hokage-sama?" Neji yg diam buka suara mewakili penasaran teman-temannya. Mereka semua diam menunggu jawaban sang Hokage.

"Aku ingin kalian tahu satu hal dan ini penting untuk diketahui", ucap Tsunade sembari menatap mereka satu persatu. Pandangannya berhenti pada Naruto. "Negara Iblis telah menemukan Raja baru dan penasehat baru untuk Negara mereka", lanjut Tsunade tanpa memalingkan pandangannya dari Naruto.

'Kenapa Baa-chan menatapku seperti itu ya?'batin Naruto yg merasa heran karena diperhatikan terus. Bukan hanya Naruto yang saja tapi yang lain pun menyadari kalau sang Hokage hanya menatap Naruto.

"Lalu apa hubungannya dengan kami?" tanya Neji lagi. Dia bingung juga. Negara iblis dapat raja kok mereka anyg repot.

"Bener Baa-chan. Lagian kenapa dari tadi Baa-chan melihatku terus? Aku gantengkan!" ucap Naruto yang merasa narsis juga diliati terus.

Para pendengar yang ada di sana langsung bergubrak ria sambil melotot pada Naruto yang cengengesan gaje.

"Setelah Raja Negara Iblis muncul,sang Miko Negara Iblis menghilang", ujar Tsunade seraya memandang wajah semuanya. Ekspresi yg mereka tampilkan beragam tapi yang sangat syok adalah Naruto. Mengapa? Mari kita tanyakan pada rumput yg bergoyang*plak*ngawur!

Sesaat Naruto merasa lidahnya kelu. Ia tak sanggup mengucapkan satu katapun. Sakura yang menyadari hal itu hanya memandang Naruto sedih. Sasuke yang tak tahu hanya diam memperhatikan raut wajah Naruto yang tiba-tiba muram.

"Menghilang bagaimana Hokage-sama?" giliran Shikamaru sekarang yang bertanya. Dia juga tak habis pikir orang bisa hilang kecuali mati.

Tsunade diam sambil memandang Naruto yang menundukkan kepalanya. Sepertinya lantai dapat memberi jawaban akan tanyanya. 'Bagaimana aku mengatakan ini pada Naruto' batin Tsunade iba melihat pemuda yang dianggap cucu sendiri itu bersedih.

"Apakah Shion dibunuh Baa-chan?" kali ini Naruto yang bertanya seraya menatap hampa pada sang Hokage.

"..." Tsunade hanya membisu.

Belum sempat sang Hokage menjawab, tiba-tiba ada suara yang memotong ucapannya.

"Bagaimana kalau aku yang menjawab untukmu Tsunade-sama?" ucap seseorang yang terdengar menggema diruangan tersebut.

Sontak semua Ninja muda itu memasang pose siaga tempur. Mereka memandang satu sama lain, seolah bertanya salah seorang dari mereka yang tadi berbicara. Tsunade langsung berdiri dari duduknya.

"Siapa kau? Tunjukkan dirimu!" seru Tsunade sambil mengepalkan tangannya kuat disebelah tubuhnya.

"Baiklah", jawab suara itu. Setelah itu segulung kabut tipis muncul disisi kiri dekat jendela. Saat kabut itu lenyap,kagetlah mereka semua.

Ehhhhhhhhh! Pekik kaget terpancar jelas diwajah mereka.

Continue...

Siapakah yang muncul itu. Ada yang mau nebak?

Zee: Ini apa?*nunjuk nie fict*

Kea: Hasil bacot author.*muka inosen*

Zee: Lalu..kita ini apa?*nunjuk dirinya & Kea*

Kea: Chara nya author.*masih pajang muka inosennya*

Zee: Bodoh! Klo kita chara'y kenapa ga dapat dialog bego!*melototi Kea*

Kea:*sweatdrop* glek... meneketehe! Tanya noh ma author.*nunjuk author ge berjemur*

Zee: Heh author geblek! Koq kita ga dapat dialog?*goncang2 author*

Au: Sabar dikit napa sie!*esmosi juga nie* ntar lo dapat klo udah mo kelar.

Zee: What the!*syok truz meleleh*

Bagaimana?gaje? ancur? Ga nyambungkah?

Tolong kasih saia saran & kritik.

Saia bener-bener puyeng liatnya. Jadi ga berani baca ulang.

Ripiuuuuuuuuuuuuu