Author : Halo, halo ketemu lagi sama author gendeng! Ah, ini fic pertama saia yang tidak menggunakan Akatsuki! Pengennya sih bikin cerita pake akatsuki, tapi akatsuki-nya kasian kalau saia nistakan terus-menerus.
Akatsuki : *Sembah sujud berjamaah*.
Author : Kali ini saia bikin cerita diluar member akatsuki...Author hanya mencoba menggunakan tokoh naruto yang lain, semoga berkenan dan maaf kalau banyak typos dimana-mana. Enjoy this chapter.
Warning : T rated.
Pairing : -Bingung, belum diputuskan-.
Disclaimer : They're belongs to Masashi Kishimoto.
7 Days Under The Moon
Chapter 1
.
.
-Opening-
"Kebakaran…Kebakaran!" teriak orang-orang melihat salah satu rumah warga yang terbakar. Api berkobar sangat besar.
"Cepat padamkan!" teriak sebagian warga.
"Panggil pemadam kebakaran, cepat!" teriak warga lainnya dengan panik.
.
20 menit kemudian pemadam kebakaran tiba di lokasi, dan mulai menyiramkan air ke rumah yang terbakar itu. Salah satu petugas masuk ke dalam rumah untuk mengecek.
"Hey, aku menemukan anak kecil disini!" teriak petugas pemadam kebakaran itu begitu mendapati ada sosok anak kecil yang gemetar ketakutan bersembunyi di bawah meja makan.
"Kau tidak apa-apa, kid?" tanya petugas lain yang ikut datang menghampiri.
"Cepat keluar, rumah ini akan segera ambruk!" teriak petugas yang berada di depan.
"Ayo kita pergi dari sini!" petugas itu membawa anak kecil tersebut keluar dari sana.
Benar saja rumah itu hancur begitu mereka keluar, setidaknya mereka semua selamat, tidak tertimbun reruntuhan rumah tersebut.
"Hey, cepat panggil petugas medis untuk merawat keadaan anak ini!" kata petugas tersebut sambil mendudukkan anak tadi di bawah salah satu pohon besar.
"Bagaimana keadaan dua orang lainnya?"
"Kasihan sekali, tampaknya kedua orang itu tak selamat".
"Kelihatannya kedua orang itu merupakan orang tua anak itu" salah seorang tetangga mejelaskan identitas kedua jenazah yang hangus terbakar.
"Ayah! Ibu!" jerit anak itu secara mendadak dan berlari ke arah kedua jenazah yang hendak dimasukkan.
"Hey, jangan lihat!" salah satu petugas berusaha menahan sang anak dan menggendongnya.
"Lepaskan aku! AYAH! IBU!" anak itu berusaha meronta dari gendongan sang petugas, tapi tak berhasil.
"Hey, lepaskan anak itu" kata seorang pria yang memakai kimono berwarna hijau tua.
"Oh, tuan Fugaku…Maaf." Kata sang petugas sambil membungkuk memberi hormat kepada pria yang bernama Fugaku tersebut.
"Jangan bawa orang tua ku!" anak kecil berkulit pucat itu menangis terisak ketika melihat jenazah kedua orang tuanya dimasukkan ke dalam mobil ambulance.
"Kasihan sekali anak itu".
"Sekarang dia jadi yatim-piatu".
"Kasihan sekali, padahal masih kecil".
Begitulah para tetangga disekelilingnya mulai berbisik-bisik, mereka semua merasa kasihan pada anak tersebut.
"Kalian berhenti berbicara seperti itu! Kalau kalian kasihan pada anak ini, jangan hanya bicara tapi lakukan sesuatu untuk menolongnya!" kata pria bernama Fugaku itu dengan tegas, membuat orang-orang tersebut diam sambil menundukkan kepala.
"Namamu siapa?" orang yang bernama Fugaku itu mendekati anak tersebut.
"Aku…Namaku Sai…" jawab anak tersebut yang bernama Sai.
"Berapa umurmu?"
"Umurku…Tu-tujuh tahun…".
"Sai, maukah kau ikut denganku?" tanya Fugaku sambil tersenyum ramah, untuk mencairkan suasana.
"A…Aku...Aku mau tuan!" jawab Sai lantang, tangisnya mulai berhenti.
"Baiklah Sai, nama saya adalah Fugaku Uchiha, kau bisa tinggal bersamaku" kata Fugaku yang akhirnya membawa Sai pulang bersamanya.
Di kediaman Uchiha…
"Perkenalkan nama saya Sai…" kata Sai tampak sedikit tegang dan takut.
"Mulai sekarang, Sai akan menjadi bagian dari keluarga kita". Kata Fugaku memberi penjelasan kehadiran Sai.
"Maksduanya apa ayah?" tanya seorang anak berkulit putih dengan tatapan mata tajam, kelihatannya anak itu umurnya tidak jauh beda dari Sai.
"Ayah mengangkatnya menjadi anak ayah, mulai sekarang dia bagian dari Uchiha juga, ayah sudah memberikan nama Uchiha kepadanya, jadi kau ada teman bermain".
"Artinya aku punya adik lagi?" kata seorang anak berambut panjang yang umurnya mungkin sekitar tiga atau empat tahun di atas Sai.
"Iya, ayah harap kalian semua bisa menerima Sai dengan baik". Kata Fugaku dan menepuk pelan kepala Sai. "Nah Sai, tugasmu disini adalah menjaga Sasuke, kau mengerti?" sambung Fugaku lagi sambil memegang bahu kecil milik Sai.
"Ba-baik tuan Fugaku! Aku akan menjaga tuan muda Sasuke!" jawab Sai terlihat semangat, baguslah dia mulai melupakan tragedy yang baru saja dia alami beberapa jam yang lalu.
"Shizune!" panggil Fugaku kepada seorang wanita yang memakai kimono hitam dengan rambut pendek yang juga berwarna hitam.
"Ya, tuan Fugaku?" balas Shizune dengan sigap.
"Cepat siapkan kamar untuk Sai".
"Baik, tuan!" dengan cepat Shizune langsung bergegas meninggalkan ruangan.
"Sai, untuk sementara kau bisa tidur di kamar Sasuke. Sasuke antar Sai ke kamar mu".
"Ayo Sai, kita ke kamarku!" Sasuke dengan bersemangat menarik Sai.
~o0o~
.
"Nah, ini kamarku! Kamu bisa meminjam baju tidurku juga!" Sasuke mengeluarkan beberapa baju tidur miliknya.
"Te-terima kasih tuan muda Sasuke" jawab Sai malu-malu.
"Mulai sekarang kita berteman ya! Dan Sai, jangan sungkan padaku, panggil namaku saja, kamu mengerti?" .
"Iya tuan muda Sasuke".
"Hei, tadi aku bilang apa? Panggil namaku saja!" Sasuke pura-pura merajuk sambil mengembungkan kedua pipinya.
"Ah, iya…Sa-sasuke!" jawab Sai sambil tersenyum.
"Nah, gitu dong! Ayo kita tidur, sudah malam! Kalau ketahuan ayah, kita bisa kena marah!" kata Sasuke langsung menarik Sai ke atas tempat tidur dan menarik selimut.
"Selamat malam Sai!".
"Selamat malam juga…Sasuke".
Keduanya terlelap ke dalam mimpi masing-masing.
14 tahun kemudian...
.
.
"Baiklah akan ku urus nanti!" terlihat sosok pemuda tengah menyeruput kopi manisnya sambil membaca lembaran dokumen yang tertumpuk di atas meja kerjanya, baru saja dia menutup telponnya, mendadak dia sudah dikagetkan oleh seseorang.
"Kelihatannya kau sibuk sekali Sasuke", seorang pemuda berambut panjang tampak berdiri di depan Sasuke sambil menyunggingkan seringai, membuat Sasuke kesal saja melihatnya.
"Baka, sudah ku bilang berapa kali. Ketuk pintu dulu sebelum masuk!" Sasuke mendelik kesal sambil kembali memeriksa beberapa dokumen yang tadi sempat terlantar.
"Hei, apa begitu caramu memperlakukan kakakmu ini?" kata pemuda yang ternyata adalah kakak Sasuke alias Itachi uchiha sambil mengacak-ngacak rambut Sasuke.
"Itachi-nii sudah ku bilang berapa kali untuk-",
"Ya, ya. Untuk tidak memainkan rambutmu karena kamu sudah besar kan?" Itachi menghentikan aktifitas 'mengacak-ngacak' rambut Sasuke, karena sang pemilik rambut mulai kesal.
"Ada perlu apa kemari?" tanya Sasuke dingin kepada kakak satu-satunya itu.
"Apa aku tidak boleh menjengukmu? Aku kan kangen padamu, sudah tiga tahun tidak bertemu!" jawab Itachi yang sekarang malah memeluk Sasuke.
"Baka! Aku sibuk kau tau!" kata Sasuke berusaha melepaskan diri dari pelukan maut Itachi.
"Baiklah, aku akan pulang kerumah dulu! Oh, ya mungkin aku bisa bermain dengan Sai!" kata Itachi langsung melangkah pergi sambil tersenyum mencurigakan.
"Itachi-nii" panggil Sasuke dengan nada suara yang serius.
"Ng? Apa?" Itachi berhenti sambil menolehkan kepalanya ke arah adiknya yang sedang memasang wajah serius.
"Jangan. Ganggu. Sai, kau mengerti?" kata Sasuke dengan penekanan.
"Hahaha aku tidak akan mengganggunya!" jawab Itachi sambil setengah tertawa, "Tapi mungkin aku akan membuatnya repot" gumam Itachi dengan suara pelan tapi masih cukup terdengar ditelinga Sasuke.
"Baka, sialan!" Sasuke ngamuk dan langsung melempar kakaknya dengan bunga pajangan yang ada di atas mejanya tadi. Tentu saja Itachi sudah lari duluan.
-Sasuke and Itachi Introduction-
Oh, ya lupa perkenalan. Nama gue Sasuke Uchiha, berasal dari keluarga Uchiha yang udah terkenal dalam usaha bisnis, umur gue sekarang sudah menginjak 20 tahun. Gue merupakan anak kedua dari keluarga Uchiha, gue udah terbiasa dididik keras sama ayah gue yang bernama Fugaku Uchiha, karena beliau adalah orang tua tunggal, ibu gue meninggal saat melahirkan gue, jadi gue gak sempet liat wajahnya. Sekarang gue menjabat sebagai pemimpin di perusahaan ayah gue, karena abang gue yang bernama Itachi Uchiha melarikan diri ke Inggris dengan seenaknya selama TIGA TAHUN! Jadi tanggung jawab perusahaan yang seharusnya ditanggung olehnya jadi terpaksa gue yang nanggung. Benar-benar menyebalkan mahkluk itu, tapi biar gimanapun dia tetep abang gue. Yap, tadi itu Itachi Uchiha, dia merupakan anak tertua dikeluarga Uchiha, umurnya lima tahun di atas gue, tapi sikapnya kayak anak-anak, benar-benar tak bisa diandalkan. Dia baru balik dari Inggris, belajar musik disana, dan sekarang dia udah punya band sendiri.
-End introduction-.
.
"Tuan muda Sasuke!" seorang pria berambut putih dengan setelan jas memasuki ruangan Sasuke.
"Ah, ada apa Kakashi?" tanya Sasuke yang masih berkutat sama dokumen-dokumen miliknya.
"Apakah kita jadi pergi ke Iwagakure?" tanya Kakashi mengingatkan.
"Tentu saja, kerjasama dengan Iwagakure sangat penting, tolong siapkan dokumen pentingnya, Kakashi", jawab Sasuke yang sebenarnya hampir saja dia lupa. Tuan muda yang satu ini sedang banyak pikiran, maklum saja senin depan dia akan menikahi seorang gadis, relasi dari ayahnya.
Kring…Kring…Kring!
Baru saja Kakashi pergi, telpon kantor sudah berbunyi, Sasuke sedikit tergesa mengangkatnya.
"Hallo?" Sasuke menjawab telpon dengan dingin.
"Sasuke!" terdengar suara seorang gadis setengah berteriak memanggil Sasuke.
"Ada apa?" tanya Sasuke tanpa mengubah nada suaranya yang dingin.
"Apa kau jadi menjemputku, aku sudah di bandara, kau tidak lupa kan Sa-Su-Ke?" tanya gadis itu dengan setengah merajuk .
"Ah, maaf aku sibuk. Masih banyak urusan yang harus ku kerjakan. Aku akan mengirim Shizune untuk menjemputmu.
"Tapi Sasu-", belum sempat gadis itu meneruskan kata-katanya, Sasuke sudah menutup telpon itu.
"Tuan muda Sasuke, semua sudah saya siapkan" Kakashi kembali masuk sambil menunjuk koper berukuran agak besar, sepertinya dikoper itu berisi surat-surat penting.
"Bagus kalau begitu, ayo berangkat!" balas Sasuke yang kemudian pergi bersama Kakashi.
'Ah…Sudah tiga tahun berlalu, ternyata keadaan rumah tidak berubah, pasti si tua itu tidak mengijinkan seorang pun merubah kondisi rumah hahahahaha' batin Itachi dengan sangat kurang ajar menyebut ayahnya dengan julukan 'si tua'.
"Tu-tuan muda Itachi?" tampak seorang pelayan terkejut melihat sosok pemuda berambut panjang yang sekarang memasuki halaman rumah.
"Yo, Ebisu! Apa kabar!" sapa Itachi dengan santai.
"Tuan muda Itachi anda pulang, akhirnya anda pulang!" pelayan yang disapa Ebisu itu segera berlari dan memeluk Itachi dengan banjir air mata.
"Bagaimana kabar yang lain?" tanya Itachi melepaskan pelukan Ebisu.
"Semua baik, tuan besar Fugaku juga baik!" jawab Ebisu langsung melap ingus dan air matanya.
"Sai ada?".
"Dia ada, sedang membantu Shizune-san mendekor ruang tamu".
"Eh? Memangnya ada yang mau datang?".
"Kelihatannya begitu…Tapi saya kurang tau".
"Baiklah, gue mau lihat Sai dulu ah!".
"Tuan muda Itachi jangan lupa untuk menemui tuan besar Fugaku!" Ebisu mencoba untuk mengingatkan Itachi yang hanya dibalas lambaian tangan dari sang tuan muda, Ebisu mendesah pasrah melihat sikap Itachi yang terlalu santai.
TBC...
Author : Hmmm...Bingung...Author berusaha menulis dengan bahasa yang lebih formal sedikit, tapi sepertinya gagal ya? *Pundung*.
Pein : Lu udah dari sananya nista ya nista aja kali!.
Author : Ngapain lo nongol di sini?.
Pein : Jalan-jalan!.
Sasuke&Itachi : Minggat sana! *nendang Pein berjamaah*.
Author : Author belum memikirkan akan bikin pair apa, bahkan jenis ceritanya mau masuk kategori apa, saia masih bingung...Nulis dadakan, inspirasi nongol sedetik abis liat lukisan punya temen...Gomen. Yang mau kasih saran dan kritik silahkan, dan author tidak menyukai FLAMERS, kalaupun teman-teman mau mengkritik, tolong cara penyampaiannya itu yang baik, jangan kritik tapi kesannya kayak ngajakin orang ribut. Nobody's perfect in this world, we're just humans...Setiap orang pasti punya kesalahan dan harap dimaklumin, kalaupun mau jadi flamers tolong berkaca dulu, apa diri anda sudah benar? Oke daripada saia curcol dan khotbah, udahan dulu. Yang mau reviews silahkan.
HAPPY READ!.
