Hallo semuanya salam kenal, saya Ganas dan ini merupakan cerita pertama saya. jadi, mugkin agak jelek dan masih perlu perbaikan.

Dan untuk kisah ini sendiri saya terinspirasi dari kehidupan nyata seseorang. baiklah tanpa basa-basi lagi silahkan membaca...!

.

.

.

.

Unexpected Destiny ©Ganas

Disclaimer : Naruto ©Masashi kishimoto

Warning: Typo, OOC, Gaje, dll

Don't like Don't read

.

.

.

.

"..."(berbicara biasa)

'...'(berbicara dalam hati)

.

.

.

.

Chapter 1:

Suasana dipagi hari yang sangatlah ramai terasa di Tokyo, kota idaman bagi semua orang. mengapa demikian ?, karena hanya di kota ini saja terdapat sekolah yang sangat populer atau mungkin paling populer, Konoha High School atau yang lebih sering disapa dengan sebutan KHS.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30, itu pertanda bahwa waktu bagi para siswa-siswi untuk berangkat ke sekolah mereka, seseorang laki-laki berambut jabrik kuning dan juga tanda kumis dikedua pipinya, berjalan santai menuju sekolahnya, ia memakai seragam KHS yang artinya, ia adalah salah satu siswa KHS dan ia juga salah satu tokoh utama kita dalam cerita kali ini.

.

.

.

.

Naruto Uzumaki sedang berjalan santai menuju sekolahnya KHS yang katanya hanya ada orang kaya saja disana kalaupun ada orang miskin (orang yang pendapatannya pas-pasan) masuk KHS itupun karena prestasi mereka, dan salah satunya adalah Naruto Uzumaki sendiri, ia bisa masuk KHS karena ia termasuk kedalam 3 besar dari 50.000 siswa yang berhasil meraih rangking kedua setelah Shikamaru Nara.

Naruto terus berjalan dengan tenang sambil memasukkan tangannya ke kantung sakunya, hingga membuat ia tidak sadar akan dirinya yang sudah sampai disekolahnya.

"Hah...dasar aku melamun lagi, mungkin aku terlalu memikirkannya"

"Hey...rubah, bisakah kau tak mengganggu hah...!"

Seseorang memarahi Naruto tanpa alasan yang jelas.

"Sejak kapan aku mengganggumu ?"

"Apa kau mau tahu ?, jika iya akan kuberi tahu

KAU MENGGANGGU PENGLIHATANKU BODOH!"

Laki-laki itu menbentak Naruto, sambil menunjuk kearah gerbang, dan hal itu sukses membuat Naruto reflek melihat kearah gerbang sekolah.

'Dasar aku kira siapa, ternyata hanya dia'

Terlihat seorang siswi KHS lewat gerbang, semua mata siswa tertuju pada siswi tersebut. siswi yang disebut sebagai primadona di sekolah, ia yang memiliki paras yang cantik dengan mata yang menawan bagaikan rembulan, rambut indogonya yang lurus. Membuat para kaum pria tergila-gila padanya. Hinata Hyuga, itulah namanya.

Semua siswa langsung menghampiri sang gadis.

"Hai...Hinata, bagaimana kalau waktu istirahat nanti kita makan bersama ?"

"Jangan kau pedulikan dia Hinata-chan, lebih baik denganku saja, kita jalan-jalan setelah pulang sekolah ?"

"Tidak Hinata mereka hanya mencari sensasi saja, mereka termasuk tidak setia, mereka hanya menggombal, lebih aman denganku saja"

"SUDAH DIAM KALIAN SEMUA,...!"

Seketika itu juga para siswa berhamburan kembali ke kelas mereka, karena mendapatkan teriakan membahana dari sang primadona.

"Dan apa yang kau lihat Uzumaki, apa kau mau merasakan pukulanku, hah..."

"Ti-tidak Hyuga-san"

"Jika kau tidak ada hal yang penting, lebih baik kau pergi dari sini. Kau mengganggu penglihatanku dengan memperlihatkan wajahmu didepanku"

Tanpa berkata-kata lagi Naruto segera menuju kelasnya.

Naruto berjalan dengan sedikit berlari. Ketika sampai di penghujung tangga Naruto menabrak seseorang yang membawa tumpukan dokumen yang tingginya menutupi wajahnya sendiri.

"Ah,...go-gomen aku tak sengaja"

Tapi sang gadis tak merespon omongan Naruto dia masih merapikan berkas-berkas dokumen yang berserakan, akhirnya Naruto berinisiatif untuk ikut membantu sang gadis, tapi ketika Naruto sudah memegang salah satu dokumen...

"Letakkan kembali !"

"Tapi aku..."

"Kubilang letakkan kembali, Uzumaki !"

"Emm, ba-baiklah"

Setelah insiden itu Naruto terus melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Sesampai dikelas Naruto mendapatkan tatapan tajam dari seluruh penghuni kelas.

Tapi Naruto tak memperdulikannya, ia tetap berjalan menuju bangkunya berada. Dan tak lama kemudian bel tanda masuk pun berbunyi.

Skip-

Jam bagi para siswa dan siswi untuk beristirahat telah tiba, Naruto segera keluar dari kelasnya bermaksud untuk pergi ketempat dimana tak ada keramaian dan tempat itu adalah ruang musik. Tempat yang sangat atau hampir tak pernah dikunjungi para siswa maupun siswi. Kecuali Naruto tentunya, hampir setiap waktu istirahat Naruto pergi ke tempat ini.

"Mungkin hanya disini saja tempatku untuk menenagkan diri"

Tempat yang hanya berisi peralatan alat musik baik klasik, maupun tradiaonal semua ada disini. Walaupun begitu hanya piano yang menjadi perhatian Naruto.

"Mungkin bermain piano sejenak dapat menghilangkan rasa lelahku"

Naruto duduk dengan santai di tempat duduk, dan meletakkan jari-jarinya pada tuts-tuts piano.

Suara lantunan piano mengalun indah dalan ruangan musik yang kedap suara, membuat sang Uzumaki tak takut ketahuan siapapun, dan lagi tempat ruangan musik yang agak jauh dari kelas.

.

.

.

.

"oh don't you dare look back just keep your eyes on me"

I said, "you're holding back,"

She said, "shut up and dance with me!"

This woman is my destiny

She said, "oh, oh, oh shut up and dance with me."

.

.

.

.

Semua siswa maupun siswi disekolah ini tak ada yang tahu perihal Naruto yang dapat memainkan alat musik, selain dikarenakan Naruto yang dijauhi oleh teman-temannya. Naruto juga tak pernah menunjukkan talentanya didepan umum..Dan keahlian Naruto dalam bermain alat musik adalah rahasia besar bagi dirinya.

'Waktunya kembali, dan aku akan menerima lebih banyak tatapan kebencian'.

Naruto berjalan santai menuju kelasnya, dengan sesekali memandang ke sekitar memastikan tak ada yang tahu bahwa ia pergi ke ruang musik.

Sesampainya di kelas Naruto langsung duduk dibangkunya tanpa memperdulikan tatapan tajam dari para siswa-siswi yang lainnya, dia duduk dibangku paling belakang dekat jendela.

Tak lama kemudian seorang guru masuk ke kelas Naruto, seorang guru yang selalu protektif terhadap segala hal,

"selamat datang guy sensei"

"oh...terima kasih lee, kau memang murid yang baik"

Seketika itu juga semua penghuni kelas merasa jijik akan kelakuan guru olahraga dan murid yang selalu protektif terhadap segala hal itu. Walau sudah sering melihat mereka berdua seperti itu, tapi mereka tetap saja jijik akan sikap mereka berdua yang selalu saja berlebihan.

'Mereka berdua mempunyai semangat yang tinggi, aku benar-benar salut pada mereka berdua'

Tapi tidak dengan Naruto ia malah tersenyum dengan kelakuan mereka berdua.

.

.

.

.

End or TBC

.

.

.

.

Tergantung dari review kalian, jika kalian minta lanjut akan aku lanjutin. Tapi jika kalian gk minta lanjut berarti ini artinya selesai.

Dan maaf ya ceritanya agak sedikit memaksa soalnya inspirasi saya lagi mentok akhir-akhir ini, jadi mungkin ceritanya agak sedikit jelek.

Mohon maaf dan terima kasih kalian sudah datang untuk membaca.