Jinjja?
By Aoikuma
Warn: Lime, BL
.
.
.
Minhyun dan Eunwoo mulai kenal sejak mereka berada di acara yang sama. Tepatnya saat debut Eunwoo sebagai salah satu member ASTRO. Entah kenapa, Minhyun, yang biasanya tidak begitu terbuka terhadap orang lain, datang menghampiri Eunwoo dan mengajaknya berkenalan. Sejak itulah mereka saling dekat.
Kedekatan mereka, walau tidak pernah terlihat di atas panggung, tapi menimbulkan gosip di kalangan sesama idol. Misalnya Minki, salah satu member dari Nu'est dan juga temannya, suka sekali mengganggu Minhyun dengan kalimat-kalimat yang tidak masuk akal. Seperti,
"Hyung, kau yang di bawah atau yang di atas? Pasti di atas kan?"
Aigoo pertanyaan macam apa itu? Minhyun selalu dibuat pusing olehnya. Bahkan, akhir-akhir ini semakin banyak orang yang membicarakan kedekatannya dengan 'orang paling tampan di korea' itu.
"Donghan, kau tahu hubungan antara Minhyun dan Eunwoo?" Seorang pria bernama Noh Taehyun bertanya penasaran.
"Hehh? Kau tak tahu, Hyung? Ini gosip terhangat di bulan ini!" Donghan menjawab dengan ekspresi dramatis. Matanya membulat dan bibirnya mencebik kesal. "Aigoo ya~ bagaimana mungkin Hyung tidak tahuu" lagi-lagi Donghan berdecak kesal.
"K-kau pikir aku maniak gosip sepertimu, HAH!?" Seru Noh Taehyun merasa tersinggung dianggap tidak up-to-date oleh dongsaenya.
"Tenang- tenang, Donghan yang tampan ini akan menjelaskan sedetail- detailnya. Jadi, kita mulai dari mana dulu yaa" mendengar Donghan yang seperti ingin mendongeng, Noh Taehyun hanya dapat bersabar. Huft... gini- gini, Ia masih menyayangi dongsaenya kok.
Di sisi lain, sebuah tempat di mana Minhyun berada, tengah dilanda gosip yang sama. Teman satu agensinya, membicarakan dirinya tanpa malu-malu dan sembunyi-sembunyi. Mereka berbicara di depannya seakan Minhyun tidak bisa mendengarnya.
"Uh... Pilihan Minhyun memang bagus! Tapii bisakah ia tidak serakah? Dia itu sudah tampan, cantik, imut ehhh malah milih orang yang sebelas- dua belas sama dia. Kan akunya ga kebagiann" keluhan itu terdengar dari salah satu anggota girlband, Nayoung Pristin.
"Iyaa, kita yang satu agensi saja ingin bersamanya tapi ternyata Dia belok," sahut member yang lain, Eunwoo.
"Sudahlah, masih banyak lelaki tampan di dunia ini. Bukankah bagus jika Minhyun dan Eunwoo dekat? Kita punya ship baru dan kita punya ladang uang baru." Kyulkung berujar dengan mata berbinar binar. Bahagia karena Ia bisa menambah uang jajan lagi.
Seakan tersadar, mereka mulai saling pandang dan berteriak tidak jelas. Menghiraukan para dongsaenya yang memandang sunbae mereka aneh.
"Aku tahu hubungan antara Minhyun- Hyung dan Eunwoo, tapi tidak gitu juga kann" Salah satu member Seventeen berkomentar melihat para sunbaenya mulai menjadi gila. Sedangkan anggota yang lain mengangguk setuju dan mulai melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda.
"Menurut kalian, Minhyun itu bottom atau top?"
"Pasti top!"
"Menurutku, ia juga bisa jadi bottom,"
"Tidak-tidak, jika Minhyun-hyung dipasangkan dengan Eunwoo, sudah pasti ia top dan Eunwoo bottom. Dilihat dari umur, itu sangat pas!"
"Umur tidak bisa dijadikan perbandingan, aku dua tahun lebih tua dari Vernon tapi di antara kami, ya kau tahu sendirilah,"
"Benar, umur tidak bisa dijadikan acuan. Jadi, ayo kita lakukan taruhan. Yang kalah, akan mentraktir makan yang menang. Bagaimana?" Anggota yang lain tampak setuju.
"Lalu bagaimana kita tahu siapa yang menang?"
"Tentu langsung bertanya dengan orangnya." Vernon melirik orang yang sedang duduk di sofa dekat pintu. Anggota lain mengikuti arah lirikan Vernon dan mengangguk setuju.
"Ok!"
.
.
.
Minhyun sedang duduk sendiri saat ini. Anggota satu grupnya tengah berbaur dengan idol- idol lain seagensi.
Sebenarnya, Ia juga ingin ikut bersama anggotanya, tapi melihat bahwa pembicaraan mereka tidak jauh-jauh dengan gosip itu, Ia memilih sendirian.
"Huft.. " pusing melanda Minhyun. Ia tegakkan badannya, memilih meninggalkan ruangan tersebut.
Cklek
"Annyeong" suara itu menyambut Minhyun tatkala dirinya membuka pintu. "Eunwoo?" Ujar Minhyun bingung melihat Eunwoo datang ke agensinya. Eunwoo hanya menanggapi dengan tersenyum.
"Tuh kaan~ pasti Eunwoo top nya,"
"Senyum dia terlalu manis, sudah pasti Minhyun top nyaa,"
Mendengar kicauan burung di belakangnya, Minhyun menyeret Eunwoo pergi dari tempat tersebut. Menuai kehebohan di ruangan yang mereka tinggalkan.
.
.
.
Sudah tiga puluh menit keheningan menguasai Minhyun dan Eunwoo. Tapi tak satupun dari mereka berniat merusak atmosfir ini.
"Silahkan," akhirnya Minhyun membuka suara setelah sampai di depan apartemennya.
Ngomong- ngomong, Minhyun belum cukup lama tinggal di sini, baru tiga bulan dihitung sejak kontrak kerjanya habis dengan Wanna One. Lokasi tempat tinggalnya ini juga hanya diketahui oleh manajer, member Nu'est dan beberapa orang terdekatnya.
Bruk
Minhyun langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Melepas penat sejenak, sebelum Ia pergi mandi. Setelah cukup lama beristirahat, Minhyun masuk ke kamar mandi, mulai membersihkan diri.
Eunwoo memandang apartemen Minhyun dengan teliti. Sebenarnya, Ia cukup sering datang kesini. Tentu saja bertemu dengan Minhyun karena Ia bukan orang yang mudah dekat walau Ia adalah orang yang ramah. Matanya masih saja menelisik apartemen itu. Merekam segala hal yang bisa Ia temui. Tiba-tiba, setelah lama matanya bekerja, giliran hidungnya yang menangkap suatu aroma. Hm... aroma menyegarkan.
"Eunwoo-ya, kau tidak mandi?" Rupanya bau tersebut berasal dari Minhyun yang baru selesai mandi.
"Iya Hyung." Jawab Eunwoo kalem. Ia segera beranjak dan mengambil handuknya.
"Kau ingin makan apa?" Minhyun bertanya setelah menjemur handuknya. "Apa saja." kata Eunwoo sebelum menutup pintu kamar mandi. Minhyun mengangguk, berjalan menuju dapur.
Berbekal skill memasak saat bersama member Wanna One, Ia mulai meracik beberapa masakan di dapurnya.
.
.
.
Setelah lama berkutat di dapur, Minhyun telah menyelesaikan dua menu makanan. Yang pertama adalah Kung Pao Ayam dan kedua tumisan sayur. Dirasa cukup, Minhyun meletakkan hasil masakannya di meja makan. Kemudian Ia letakkan juga dua mangkok, dua pasang sumpit dan sendok serta dua gelas yang berisi air mineral. Puas, Minhyun tinggal menunggu Eunwoo datang.
"Kung Pao? Hyung bisa membuat masakan Cina?" Ujar Eunwoo setelah melihat hasil masakan Minhyun.
"Hm? Tentu saja Hyung bisa. Keterampilanku semakin bertambah Eunwooya~" ucap Minhyun sambil tersenyum. "Baguslah." balas Eunwoo sambil memandang Minhyun.
"Apa ada yang salah?"
"Tidak"
"Baiklah, masitge deuseyo Eunwoonie~" kata Minhyun sebelum ia makan. Dan Eunwoo membalas dengan senyuman.
Ruangan itu kembali hening. Dua orang berkarakter sama di dalam suatu ruangan, terlihat menarik sekaligus membosankan. Menarik karena mereka berdua sama-sama tampan. Membosankan karena tidak ada yang membuat kehebohan. Entah keajaiban apa yang membuat mereka bisa berteman baik.
.
.
.
Malam telah lama beranjak. Lampu-lampu dari gedung tinggi dan jalan telah menerangi kota yang tidak pernah tidur ini. Berbagai suara dari jalan raya, masuk sesekali di kediaman Minhyun. Klakson mobil yang saling bersahut-sahutan ataupun suara bukaan pintu dari tetangganya.
Minhyun dan Eunwoo kembali berada di dalam keheningan. Mereka saling menatap tanpa berniat membuka suara. Berada di ruang tamu yang dilengkapi televisi, tapi mereka tidak menyalakan televisi itu.
"Ada yang ingin kau bicarakan Eunwoonie?" Lagi, Minhyun yang membuka suara terlebih dahulu.
Setelah lama terdiam, Eunwoo berujar, "Aku ingin memelukmu." Mendengar hal tersebut, mata Minhyun berkedip lucu.
"Apa itu kata kuncinya?"
"Kau sedang bermain Minhyun?" Mata Eunwoo yang terkesan ramah, berubah menjadi gelap. Ia memandang lekat Minhyun yang duduk di single sofa.
"Huh?" Minhyun menatap Eunwoo tidak mengerti. "Eunwoonie ingin bermain? Minhyun ikutt" suara manja keluar dari bibir Minhyun. Disingkapnya sedikit kemeja yang tengah ia pakai, menampakkan dadanya yang sedikit berisi.
Eunwoo memandang Minhyun intens, matanya tak pernah lepas dari pergerakan Minhyun. Kemejanya, tubuhnya, celana pendek yang selalu di pakai Minhyun, bahkan wajah yang mengisi mimpi-mimpinya. Eunwoo tergerak mendekati Minhyun kali ini. Dengan langkah cepat tak sabaran, Ia mencondongkan tubuhnya agar sejajar dengan Minhyun. Ditaruhnya salah satu tangan di lengan sofa dan satu lagi meraba dada Minhyun yang terekspos.
"Minhyunnie~, Uri minhyunnie~, apa menurutmu hubungan kita?" Eunwoo berkata dengan suara beratnya. Matanya terus terpaku pada ekspresi yang Minhyun berikan.
"Panas dan menggairahkann" desah Minhyun di hadapan Eunwoo. "Lalu, apa pendapatmu tentangku?" Lanjut Eunwoo semakin mendekatkan wajahnya. Tak sampai disitu, tangannya mengambil andil untuk membuka satu persatu kancing kemeja Minhyun, mengekspos tubuh yang selalu membuatnya puas.
"Kakkoinaa~, Eunwoo-kun no sexy," Ujar Minhyun dengan gaya kekanakan.
"Right, my bitch so smart," sahut Eunwoo di sebelah Minhyun. Dikecupnya bahu Minhyun perlahan, terus hingga mencapai perpotongan antara leher dan bahu.
"Eunwoonie~ jangan buat hickey, Minhyun masih ada jadwal besok," lirihan Minhyun membuat Eunwoo berhenti. Ditegakkan tubuhnya yang setengah membungkuk dan berlalu pergi ke kamar Minhyun. Diperlakukan seperti itu, Minhyun angkat bahu kemudian menyusul Eunwoo setelah mengenakan kemejanya asal.
Di kamar, sebuah pemandangan menakjubkan membuat Minhyun berteriak girang. Dilihatnya Eunwoo yang hanya menggunakan celana training dan membiarkan bagian atasnya terbuka.
"Eunwoonie!" Teriak Minhyun. Dipeluknya tubuh sang kekasih dan mengecup dada Eunwoo penuh sayang.
Melihat tingkah Minhyun yang dikenalnya, Eunwoo tertawa gemas. Inilah Minhyunnya, sosok menggemaskan sekaligus menggoda iman.
"Ada apa?" Tanya Eunwoo penuh kelembutan.
"Huh! Minhyun kesal, mereka semua terlalu penasaran dengan kehidupan seseorang! Sampai kepala Minhyun jadi sakitt," keluh Minhyun dengan nada kekanakan. Bibirnya mengerucut lucu dan tangannya memeluk erat tubuh Eunwoo.
Senyuman menghiasi wajah Eunwoo, dengan penuh kasih dielusnya kepala Minhyun lembut. "Sudahlah baby, mereka manusia, punya rasa ingin tahu dan dipuaskan. Sama sepertiku yang ingin selalu dipuaskan olehmu," goda Eunwoo diakhir kalimat. Mendengar hal itu, Minhyun tersipu malu, wajahnya merona merah.
"Uso dayo~, Eunwoo-kun jangan menggoda Minhyunn," dengan malu-malu Minhyun menjawabnya. Dipeluknya Eunwoo semakin erat, sampai wajahnya tersembunyi di balik rambut hitam dan dada kekasihnya.
"My princess so cute~" tawa Eunwoo menghiasi kamar tersebut. Dibalasnya pelukan Minhyun lalu menuntun Minhyun untuk pindah ke kasur. Dibaringkannya tubuh sang kekasih perlahan begitu juga dengan tubuhnya.
"Eunwoonie~, Minhyun kangenn," suara manja Minhyun kembali mengisi kamar itu. Kepala yang sedari tadi tertunduk kini sejajar dengan wajah kekasihnya. Dipandangnya Eunwoo dengan tatapan rindu dan bibir yang dikerucutkan.
Cup
Minhyun mencium Eunwoo dengan cepat. Wajahnya menunjukkan kepuasan dan matanya berbinar cerah. Diulanginya lagi dan lagi hingga ciuman itu menjadi sangat panjang.
"Why baby? You look so naughty tonight," ujar Eunwoo setelah ciuman itu berakhir.
"Nani? Minhyun biasanya juga gini kok~. Eunwoo yang lupa karena udah lama ga ketemu Minhyun," Minhyun menjelaskan dengan polos. Tak terlalu peduli dengan tanggapan kekasihnya, Ia melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda dengan melemparkan kemeja yang dipakainya. Ditatapnya Eunwoo menggoda, mengisyaratkan bahwa Ia akan memimpin malam ini.
"Baby, ini tak akan berhenti dalam waktu cepat. Bukankah kau besok ada acara?" Eunwoo walau sudah dalam keadaan terdesak oleh nafsu, masih mengingatkan kekasihnya tersebut.
"Tapi Minhyun maunya sekarang! Minhyun mau hole Minhyun diisi terus oleh lil' Woonie. Mungkin saja Minhyun bisa hamil kan?" jawab Minhyun asal. Kesal kegiatannya disela terus, Minhyun mengecup dada kekasihnya penuh nafsu dan memanjakan dirinya sendiri. Dengan posisi duduk di perut Eunwoo, Minhyun lebih leluasa menjelajahi kekasihnya.
"Baiklah Baby, hanya sampai tiga ronde saja ya? Setelah itu kita tidur." Bujuk Eunwoo kepada kekasihnya ini. Sudah menjadi kebiasaan, jika Minhyun dalam situasi seperti ini Ia tak akan pernah puas. Terkahir kali, mereka melakukannya hingga 6 ronde. Setelah itu, lima jam kemudian, mereka melakukannya 2 ronde. Eunwoo sih tidak terlalu keberatan, hanya saja Ia mengkhawatirkan kesehatan kekasihnya. Walaupun sebenarnya stamina dia benar-benar terkuras setelah itu.
"Uuhh... " Mendengar hal itu Minhyun sedikit cemberut dan mencubit pinggang Eunwoo. Kemudian Ia tersenyum setelah terdengar ringisan dari kekasihnya. Tak ambil pusing, Ia meraba tubuhnya di depan Eunwoo dan mendesahkan nama Eunwoo keras-keras.
"Ahhh.. Eunwoo," desah Minhyun sambil memainkan nipple-nya. Melihat pemandangan sensual di hadapannya, Eunwoo bangkit mencium kekasihnya kasar. Di sela sesi ciuman tersebut, Ia berkata, "Akan kubuat kau mendesah keras, Baby. Akan kutandai seluruh tubuhmu hingga kau akan selalu memikirkanku."
"Yeahh" desah Minhyun di sela ciuman itu. Tangan Eunwoo dengan segera mencari bongkahan kenyal di bawah sana. Meremasnya, menamparnya dan mencubit kuat hingga terasa panas.
Permainan mereka tak berhenti disitu. Saling menempel, mencium, mendesah dan sesekali terdengar ringisan kenikmatan dari keduanya. Pada akhirnya, spekulasi Minhyun bottom benar adanya. Walaupun Minhyun tak pernah mengkonfirmasi tapi beberapa orang pernah melihat Minhyun bermanja-manja dengan Eunwoo. Gosip tentang mereka pun kini tak lagi terdengar.
.
.
.
.
End
.
.
.
.
.
Yakk ini sih parah abiss. Ga tahu kenapa bisa buat kayak gini T-T. Gomen, hasilnya kurang memuaskan. Makasih yang udah baca sampai akhir.
