TITTLE : OUR DESTINY

CAST : SHIM CHANGMIN X CHO KYUHYUN ( CHANGKYU )

GENRE : ROMANCE

LENGTH : MULTICHAPTER

RATING : T

DISCLAIMER : Semua tokoh bukan milik saya. Saya hanya meminjam untuk kebutuhan cerita.

WARNING : Cerita ini murni milik saya, dan mengandung unsur Yaoi, boy x boy, dll. Jadi bagi ada yang tidak suka baik cerita atau cast, saya sarankan jangan dibaca!

Happy Reading!

.

.

.

CHAPTER 1

Kerajaan Joseon merupakan salah satu Kerajaan yang makmur dan damai karena Kerajaan ini dipimpin oleh Raja yang bijaksana dan juga Ratu yang baik hati. Kerajaan Joseon mampu mengimbangi Kerajaan-kerajaan lainnya terutama dibidang ekonomi ataupun pertahanan dan tentunya bidang-bidang lainnya juga. Banyak yang ingin menjadi bagian dari keluarga Kerajaan, salah satu caranya adalah dengan mengikuti sayembara yang dibuat Kerajaan yaitu mencari Putri Mahkota yang akan mendampingi Putra Mahkota memimpin Kerajaan kelak untuk kedepannya.

Tahun ini Kerajaan tengah mengadakan sayembara itu, sehubungan dengan usia sang Putra Mahkota yang sudah menginjak remaja. Semua gadis di Kerajaan Joseon tampak berlomba-lomba untuk dapat mengikuti sayembara ini, karena kabarnya tahun ini Kerajaan akan membatasi jumlah peserta yang akan mengikuti sayembara ini. tentunya para gadis-gadis itu tak ingin sampai terlambat untuk mengikuti sayembara.

Semua gadis-gadis itu tampak begitu antusias bagaimana tidak, jika mereka sudah menjadi Putri Mahkota hidup mereka akan dijamin oleh Kerajaan, mereka akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan, derajat mereka juga akan naik, dan yang paling penting adalah sosok sang Putra Mahkota yang begitu tampan akan menjadi suami bagi mereka. Siapa yang tak tergiur dengan semua yang dijanjikan itu, memilki seorang Putra Mahkota merupakan suatu keberuntungan bagi mereka.

Pasar Kerajaan tengah ramai dikunjungi para keluarga baik dari kalangan bangsawan ataupun dari kalangan rakyat biasa, mereka tengah berbelanja mempersiapkan penampilan sebaik mungkin untuk dapat dipilih Putra Mahkota sebagai pendamping calon Raja Joseon itu. Sayembara memang tidak memilih siapa pesertanya, tidak peduli itu kalangan bangsawan ataupun rakyat biasa semuanya boleh mengikuti sayembara. Selain itu tak ada pungutan biaya yang dilakukan Kerajaan jika ingin mengikuti sayembara.

Seorang gadis dengan hanbok biru mudanya menggandeng lengan seorang pemuda yang kini asyik mendumel karena tak suka digeret kesana kemari dengan seenaknya. Pemuda itu hanya bisa pasrah mengingat sosok gadis yang menggandengnya itu adalah kakak perempuan satu-satunya, benar saja satu-satunya ia memang hanya memilki satu orang kakak.

Tak hanya para bangsawan dan rakyat biasa saja yang begitu antusias dengan sayembara yang diadakan, kakaknya juga tak kalah antusias. Menggeretnya kesana kemari demi menemukan sesuatu yang dapat membuatnya menarik dimata sang Putra Mahkota nanti. Pemuda itu tak terlalu antusias dengan sayembara kali ini, yang benar saja yang dicari itu Putri Mahkota bukan Putra Mahkota, jelas-jelas ia seorang lelaki mana bisa ia mengikuti sayembara yang ditujukan untuk kaum hawa saja.

"Kyunie, bagaimana dengan yang ini?" kakak dari si pemuda bernama Kyunie itu menunjuk jepitan rambut berbentuk bunga teratai berwarna pink. Begitu cantik dan kakaknya tampak sangat cantik mengenakannnya. Kyuhyun nama pemuda itu mengangguk lalu tersenyum menyetujui pilihan sang kakak.

Sejujurnya kakaknya tampak cantik mengenakan apapun itu, Kyuhyun malah lebih suka jika sang kakak tampil apa adanya saja. Tak perlu menghias diri secantik mungkin, jika pada akhirnya kita berjodoh dengan sang Putra Mahkota toh kita akan terpilih juga. Mau berdandan secantik apapun jika takdir tak memihak itu sama saja sia-sia.

"Kau yakin aku bagus jika mengenakan ini Kyunie?" pada dasarnya kakaknya ini perempuan yang cerewet, Kyuhyun jadi kasihan pada sang Putra Mahkota jika kakaknya yang terilih mendampingi calon Raja Joseon itu. Hari-hari Putra Mahkota pasti penuh dengan kecerewetan sang kakak, Kyuhyun terkikik geli memikirkannya. Lagi pula jika sang kakak yang terpilih ia dan keluarganya akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan juga, bukankah ini merupakan suatu kehormatan bagi Keluarga mereka yang notabene termasuk dalam kalangan biasa-biasa saja.

"Kau tampak cantik mengenakan apapun itu Nunna. Percayalah pada adikmu yang tampan ini" Kyuhyun itu sangat percaya diri, dan jika adiknya sudah mulai mengeluarkan sifatnya ini sang kakak hanya dapat memutar matanya malas. Lagi pula istilah tampan kurang cocok untuk adiknya, bukan karena adiknya jelek atau kurang tampan, akan tetapi Ara lebih suka menyebut adiknya ini dengan sebutan manis.

Entah ngidam apa Ibu mereka dulu sewaktu mengandung adiknya, bagaimana bisa lelaki tampak begitu manis bahkan melebihi perempuan yang normalnya dari sana-NYA memang sudah diciptakan manis atau cantik. Sedangkan adiknya, dia itu LAKI-LAKI seharusnya laki-laki akan terlihat tampan atau gagah. Namun istilah itu tak berlaku untuk adiknya.

"Kau bisa saja mengatakan itu, karena kau itu adikku" Ara tak bisa langsung percaya pada Kyuhyun. Terkadang adiknya ini hanya berbohong untuk menyenangkan hatinya saja.

Kyuhyun menghela nafas, sifat keras kepala Ara adalah sesuatu yang sangat sulit ditangani jika tak memilki kesabaran yang tinggi. Jika ia mengatakan kakaknya ini cantik pasti hal itu benar, lalu kenapa kakaknya masih juga tak percaya padanya.

"Terserah Nunna saja, tetapi menurutku Nunna terlihat cantik mengenakan apapun itu. Dan satu hal yang harus Nunna tahu, jika Nunna memang ditakdirkan untuk sang Putra Mahkota mau lawan Nunna anak seorang bangsawanpun itu tak akan berpengaruh. Nunna tetap akan mendampingi Putra Mahkota karena takdir memihak pada Nunna, jadi saranku Nunna sebagai adikmu aku ingin kakakku ini tampil sebaik-baiknya tunjukkan saja kelebihanmu Nunna dari pada mengurusi hal-hal yang tidak penting seperti ini"

Ah, kenapa Ara tak terpikirkan untuk melakukan apa yang baru saja dikatakan adiknya. Kyuhyun benar jika ia adalah takdir sang Putra Mahkota siapapun tak ada yang bisa menolak dan mencegahnya sekalipun itu para bangsawan yang memilki kekuasaan yang tinggi.

Ara kembali meletakkan jepitan rambut itu, ia kini punya keyakinan yang baru. Tak peduli ia akan kalah atau menang yang terpenting adalah berusaha menampilkan yang terbaik seperti perkataan adiknya.

"Nunna, mau kemana?" Kyuhyun bingung melihat tingkah sang kakak yang kembali meletakkan jepitan rambut berbentuk teratai itu. Kakaknya itu tak membalas hanya tersenyum dan mengajak Kyuhyun untuk pergi dari sini. Sementara itu sebagai seorang adik, Kyuhyun hanya pasrah mengikuti langkah sang kakak yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.

.

.

.

Tak Kyuhyun sangka kakaknya malah membawanya ke bukit dekat istana jika dari bukit ini mereka bisa melihat bagian dalam istana dengan jelas, bahkan aktivitas para penghuni istana bisa dengan jelas mereka lihat. Seperti para dayang istana yang tengah sibuk hilir mudik untuk mempersiapkan sayembara, atau para penjaga istana yang tengah sibuk mengamankan tempat sayembara diadakan. Walaupun untuk menuju kesini harus menempuh jarak yang jauh, tetapi kelelahan itu seolah terbayar dengan melihat pemandangan yang bagi orang yang biasa masuk istana terlihat tak ada bagian yang istimewah sama sekali namun bagi mereka yang tak pernah mengunjungi istana, hal ini sungguh pemandangan yang menakjubkan.

"Kyunie, jika aku terpilih nanti kita sekeluarga akan tinggal disana juga" Ara menunjuk bagunan utama istana. Bangunan itu merupakan surganya bagi semua rakyat biasa seperti mereka.

Kyuhyun mengikuti arah pandangan yang ditunjuk Ara, ia tersenyum di dalam hati Kyuhyun mengamini ucapan sang kakak. Ditengah hilir mudik itu siapa sangka sang Putra Mahkota, lelaki yang diperebutkan seluruh gadis di Kerajaan Joseon muncul. Di belakannya rombongan dayang dan pengawal setia mengikutinya. Langkah sang Putra Mahkota terlihat tegap dan berwibawa.

Ara terhipnotis dengan kehadiran sang Putra Mahkota, walau mereka hanya bisa melihatnya dari jauh namun terlihat begitu jelas jika dilihat dari sini. Kyuhyun menatap lekat-lekat sang Putra Mahkota, harus ia akui memang ketampanan sang Putra Mahkota begitu luar biasa. Kakak beradik itu terus menatapi sang Putra Mahkota hingga tanpa sadar Putra Mahkota menatap balik mereka.

Mata kelamnya seolah bisa menghipnotis siapa saja yang memandangnya, Kyuhyun menahan nafas menyadari sang Putra Mahkota tadi sempat menatap mereka meskipun itu sangat singkat. Kyuhyun menggeleng mengenyahkan perasaan aneh yang menghinggapi hatinya.

Tak ada yang tahu takdir akan seperti apa, bisa saja hal mustahil menjadi mungkin jika takdir yang menginginkannya.

.

.

.

Changmin, sang Putra Mahkota tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Kasim Cha memandangnya bingung, apa ada suatu hal yang penting yang dilupakan mereka. "Ada apa Hwangtaeja?"

Changmin menoleh lalu menggeleng, ia kembali meneruskan perjalanannya, sesekali melirik bukit dekat istana. Dua orang yang dilihatnya tadi berada disana sudah pergi, Changmin diam-diam mendesah kecewa.

Istana Agunglah tempat tujuan rombongan sang Putra Mahkota. Istana Agung tempat utama aktivitas Kerajaan. Disanalah Raja biasa mengurus pekerjaannya, atau mengadakan rapat dewan istana yang dihadiri para menteri. Raja memerintahkan agar Putra Mahkota segera menuju Istana Agung untuk membahas tentang sayembara pemilihan Putri Mahkota.

Penjaga istana yang menjaga Istana Agung membungkuk dan segera membuka pintu gerbang begitu Putra Mahkota dan rombongannya telah tiba. Rombongan Putra Mahkota mulai memasuki istana, semua yang berpapasan dengan Putra Mahkota langsung membungkukkan badan mereka secara otomatis. Putra Mahkota hanya mengangguk menanggapi orang-orang yang tadi menyapanya.

"Jeonha, Hwangtaeja telah tiba" Kasim Han, orang yang menjadi kaki tangan Raja berseru, mengabarkan kedatangan Putra Mahkota.

"Suruh dia masuk" sebuah balasan terdengar dari dalam. Kasim Han membungkuk sebelum membukakan pintu. Hanya Putra Mahkota yang masuk ke dalam Istana Agung sedang para dayang dan penjaga yang tadi mengawalnya menunggu diluar.

"Hamba datang sesuai permintaan Jeonha" Raja tersenyum, hanya ada dirinya dan sang anak saja di dalam Istana Agung. Jika sudah begini Raja tak akan bersikap seperti biasa saat mereka berada dikeramaian. Ia akan bersikap layaknya seorang Ayah kepada Anaknya, tak ada batasan status antara Raja atau Putra Mahkota yang ada hanya Ayah dan Anak.

"Duduklah Changmin" Yunho, sang Raja tersenyum pada anaknya. Ia ikut duduk kembali begitu Changmin sudah duduk di kursinya.

"Ada apa Ayah memanggilku kemari?" jika sang ayah sudah memanggilnya dengan namanya maka Changmin juga akan memanggil sang raja dengan sebutan ayah. Seperti orangtua kebanyakan yang saling memanggil dengan sebutan ayah dan anak.

"Kau tentu tahu sayembara pencarian Putri Mahkota akan dilaksanakan tak lama lagi, ayah hanya ingin tahu pendapatmu karena sayembara ini ditujukan untukmu. Ayah akan mengikuti apapun yang kau inginkan agar menjadi salah satu tantangan yang akan diikuti para gadis itu, tentu Ayah ingin kau mendapat gadis yang terbaik dari semuanya yang mengikuti sayembara"

Changmin diam, memang sayembara ini ditujukan untuknya tetapi entah kenapa tak ada yang menarik dihatinya. Ia merasa tak begitu antusias, ia bahkan cenderung tak peduli siapapun yang akan dipilih untuk menjadi Putri Mahkotanya.

"Kenapa kau diam Min? Apa ada sesuatu yang salah?" Yunho kembali bertanya. Sebenarnya tak ada yang salah mungkin yang salah hanya keantusiasannya saja yang tak sebanding dengan gadis-gadis yang mengikuti sayembara ini.

"Tidak Ayah, aku ingin menyerahkannya pada Ibu dan Ayah saja. Jika kalian rasa ini yang terbaik aku akan mengikutinya, sebagai seorang anak setidaknya aku ingin membuat kalian bangga" hah jika saja Jaejoong ada disini mungkin Ratunya itu sudah memeluk sang anak dengan perasaan haru. Usia Changmin memang baru menginjak angka 17 tahun, namun sikap dan sifat Changmin sudah mencerminkan kedewasaan. Mungkin berkat didikan dan tempaannya selama ini, juga beban yang harus ditanggung Changmin sebagai penerus Kerajaan setelah dirinya.

"Baiklah jika itu keinginanmu. Aku akan menyampaikannya pada Ibumu, dia yang paling tahu tentang hal ini" ngomong-ngomong soal sang ibu, dimana ibunya itu. Biasanya sang ibu tak akan jauh dari sang ayah. Mereka berdua seperti sepasang sandal yang tak dapat dipisahkan sama sekali.

"Kau mencari Ibumu?" Yunho menyadari gerak-gerik sang anak. Changmin mengangguk pasalnya ia tak melihat keberadaan Jaejoong diruangan ini.

"Dia sedang sibuk mengurus segala sesuatu yang akan dipersiapkan untuk sayembara. Kau merindukan Ibumu Hwangtaeja?" goda Yunho, walau Changmin sudah dewasa anak itu tetap belum bisa lepas dari sang Ibu.

"Ayah hentikan!" rengek Changmin. Hah baru kali ini Yunho merasa memilki anak usia 17 tahun. Sangat jarang Changmin merengek seperti ini, kecuali mungkin dengan Jaejoong.

Sang Raja hanya tertawa, diam-diam ia merasa bangga dengan Changmin sebentar lagi sang anak akan menikah. Hal yang tak pernah diduganya, ia masih merasa Changmin jagoan kecilnya. Dan selamanya akan tetap seperti itu.

.

.

.

Kyuhyun berlari mengikuti langkah sang kakak yang berada di depannya. Kakaknya tadi tiba-tiba saja berlari tanpa alasan yang jelas begitu melihat sang Putra Mahkota. Laju lari Ara lumayan cepat juga Kyuhyun sampai kelelahan karena mencoba mengejar langkah sang kakak.

Merasa tak sanggup lagi berlari Kyuhyun berhenti sejenak, ia berjongkok menumpukan tangannya dikedua lututnya. Kakaknya itu walau perempuan tapi tingkah lakunya tak mencerminkan seorang wanita. Akan seperti apa kehidupan kakaknya kelak jika terpilih menjadi Putri Mahkota.

Yang Kyuhyun tahu seorang Putri Mahkota haruslah bersikap lemah lembut, tak urak-urakkan seperti kakaknya. Kenapa Kyuhyun malah menjelek-jelekkan kakaknya. Kyuhyun memilih melihat-lihat sekitarnya. Ia tak tahu dimana dia sekarang berada. Kyuhyun hanya bisa merutuki nasib sialnya.

Hari mulai beranjak malam dan Kyuhyun masih belum tahu dimana dia sekarang. Sedari tadi ia hanya berputar-putar saja di tempat. Jika begini bagaimana caranya ia pulang ke rumahnya. Kyuhyun takut sekali dengan kegelapan malam, jangan menertawakannya karena memang ia trauma sang kakak pernah mengerjainya dengan kain putih yang tiba-tiba saja melintas dihadapannya. Sampai sekarang Kyuhyun begitu takut dengan yang namanya hantu, jika suasana gelap maka yang akan terpikir olehnya adalah sosok makhluk mistis bernama hantu.

Suasana disetiap jalan yang ia lewati juga sangat sepi, Kyuhyun jadi ingin menangis saja. Bayangkan jika kau berjalan sendirian ditempat yang gelap dan sepi, hal ini begitu menakutkan bagi Kyuhyun.

Aaaung aaaung

Bulu kuduk Kyuhyun merinding begitu mendengar lolongan anjing yang ia rasa tak berada jauh dari sini, sial sekali ia. Kyuhyun mencoba mempercepat langkahnya, namun ia malah tersandung sesuatu. Ya Tuhan, Kyuhyun sangat takut sekali, ia memejamkan matanya merapalkan segala doa agar Tuhan mau menolongnya dari seseorang atau sesuatu yang baru saja ia tabrak.

Hingga beberapa menit berlalu tak ada sesuatu apapun yang menimpanya, Kyuhyun mulai membuka matanya. Ia menghela nafas begitu melihat hanya sebatang kayulah yang ia tabrak tadi. Kyuhyun mulai berdiri, membersihkan celananya yang sedikit kotor. Dari kejauhan Kyuhyun dapat melihat sebuah cahaya. Ia menduga itu adalah lampion yang dibawa salah seorang bangsawan. Pasalnya jika dilihat dari tempatnya sekarang, ia tahu dirinya masih berada dilingkungan istana.

Kyuhyun harap ia bisa meminta tolong pada orang itu untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya, jika memang orang itu mau mengantarnya. Cahaya itu semakin dekat, Kyuhyun menyipitkan matanya berusaha melihat dengan jelas siapa orang di depannya.

Changmin dan para pengawalnya tengah melakukan patroli disepanjang jalan menuju istana. Melihat seseorang yang tak jauh darinya membuatnya makin mempercepat langkahnya, sebagai seorang calon Raja Changmin selalu diwajibkan oleh ayahnya untuk melakukan patroli setiap malamnya guna memastikan lingkungan istana dalam keadaan aman.

"Hwangtaeja…" Changmin merentangkan sebelah tangannya, ia melarang pengawalnya untuk mendekati orang itu.

"Biar aku saja" walau tampak tak setuju pengawal Changmin tak dapat membantah sama sekali. Mereka membiarkan Changmin mendekati orang itu. Menyadari ada seseorang di depannya Kyuhyun mendongak mata karamelnya bertemu pandang dengan mata kelam Changmin. Kyuhyun membulatkan matanya menyadari siapa orang di depannya.

Apa Kyuhyun tengah bermimpi, bagaimana bisa Putra Mahkota kini ada di depannya. "Kau siapa? Apa yang kau lakukan disini?" suara Putra Mahkota baru pertama kali Kyuhyun mendengarnya. Ia menggeleng mengenyahkan seluruh pikiran yang tadi sempat melintas dalam otaknya.

"A-aku… maafkan saya" Kyuhyun segera membungkuk lalu berlari meninggalkan Putra Mahkota dan para pengawalnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas, ia tak pernah menduga akan bertemu langsung dengan Putra Mahkota, Ara pasti tak akan percaya jika ia menceritakan hal ini pada kakaknya.

Changmin menatap heran pemuda itu, ah tapi tunggu dulu sepertinya ia pernah bertemu dengan pemuda itu. Tapi dimana yah, bukit sampingh istana. Iya, Changmin masih mengingat wajah pemuda itu walau cahaya penerangan sangat minim. Pemuda yang sempat membuatnya terpaku itu adalah orang yang sama yang dilihatnya tadi. Ia berharap dapat bertemu lagi dengan pemuda itu.

.

Kyuhyun menghentikan laju larinya begitu dirasa langkahnya sudah cukup jauh dari tempat keberadaan Putra Mahkota tadi. Ia menunduk mencoba menormalkan nafasnya, begitu akan beranjak ia malah dihadang orang-orang berpakaian hitam-hitam mirip sosok ninja-ninja dalam kartun jepang. Kyuhyun berjalan mundur, terus mudur hingga sebuah tembok istana menghalanginya. Kyuhyun panik ia menatap sekitarnya berusaha mencari bantuan.

Orang-orang berpakaian mirip ninja itu berpandangan sejenak, mereka mulai mendekat kearah Kyuhyun. "Berhenti disana!"

Kyuhyun dan para ninja-ninja itu menoleh, sosok Changminlah yang berada disana. Kyuhyun menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, Putra Mahkota kenapa bisa ada disini?

"Jangan ganggu dia, hadapi aku jika kalian berani" Changmin memukul pria berbaju hitam yang tak jauh dari keberadaannya. Ia membanting orang itu ke tanah tanpa rasa belas kasihan. Teman-teman orang berbaju hitam itu mulai maju bersamaan. Changmin menunduk menghindar dari pukulan pria berbadan agak sedikit kekar. Melihat ada salah seorang pria berbaju hitam di belakangnya, Changmin menendangnya. Beruntungnya tendangannya dapat mengenainya, ia tersenyum remeh. Memukul sisa dari mereka tanpa ada halangan apapun.

Orang-orang itu terjatuh, mereka telah kalah. Changmin kini beralih menghampiri Kyuhyun, salah seorang pria berbaju hitam tadi kembali berdiri hendak memukul Changmin dari belakang.

"Awas Hwangtaeja!" Kyuhyun berteriak histeris, namun diluar dugaan Changmin berhasil menghindar, ia kembali menendang dan memukul pria itu. Kyuhyun menghela nafas lega melihatnya.

"Katakan dimana rumahmu?"

.

.

Kyuhyun membungkuk ketika Putra Mahkota sudah berbaik hati mengantarnya sampai ke rumahnya, untung saja ada kedai yang biasa ia kunjungi buka. Kedai itu ia jadikan patokan untuk dapat pulang ke rumahnya, Changmin menatap kesekeliling rumah Kyuhyun. Pemuda itu sudah masuk ke rumahnya, sampai Kyuhyun menutup pintu rumahnya Changmin baru beranjak pergi. Pasti para pengawalnya sekarang tengah heboh mencari keberadaan dirinya. Changmin tersenyum samar, mempercepat langkahnya sebelum para pengawalnya melaporkan hilangnya dirinya pada sang ibu.

.

Jaejoong sedari tadi tak berhenti mondar-mandir ia begitu khawatir karena sang anak tak kunjung pulang. Terlebih salah seorang pengawal yang tadi bersama Changmin melaporkan bahwa sang Putra Mahkota menghilang. Sedang Yunho hanya dapat menghela nafas, ini pertama kalinya Changmin berulah. Sebelumnya sang anak selalu menjadi anak yang penurut.

"Bagaimana ini Yunie, kau lakukanlah sesuatu. Gunakan kekuasaanmu sebagai seorang Raja" dan Jaejoong selalu seenaknya. Justru karena ia seorang Raja ia tak boleh gegabah, baginya segala tindakannya harus dipikirkan secara matang-matang.

"Duduklah Ratuku, aku yakin sebentar lagi Changmin juga akan tiba" mana bisa Jaejoong duduk dengan tenang sementara anaknya belum tiba juga. Dan juga bisa-bisanya Yunho masih bersikap biasa saja sementara sang anak belum tiba.

"Kau-"

Pintu terbuka, orang yang sedari tadi diperdebatkan muncul. Jaejoong langsung menghampiri sang anak tanpa memperdulikan hanboknya yang mungkin saja bisa membuatnya tersandung. Wajar saja hanbok yang dikenakannya itu khas Ratu-ratu Joseon yaitu panjang dan berlapis-lapis, walau ia seorang laki-laki namun statusnya sebagai seorang Ratu tetap mewajibkannya mengenakan hanbok khas seorang Ratu.

Jaejoong memeluk Changmin erat, ia bersyukur sang anak kembali dengan selamat. Changmin membalas pelukan sang ibu, melihat pemandangan langka ini membuat Yunho tersenyum. Ia bersyukur memilki keluarga kecilnya saat ini.

.

.

.

Ara memandang refleksi dirinya di depan cermin, lusa pemilhan Putri Mahkota akan diadakan. Ara sudah tak sabar menantikannya, ia tersenyum-senyum sendiri melihat wajahnya yang bisa dibilang cantik. Heechul melirik sang anak, hah tingkah Ara semakin tak biasa menjelang pemilihan Putri Mahkota. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa menghela nafas, ia lebih memilih menyibukkan dirinya mencabuti rumput-rumput dibanding melihat tingkah aneh sang kakak.

"Hentikan itu Nona muda Tan, atau aku akan membuatmu tak bisa mengikuti sayembara itu" ancaman Heechul rupanya berhasil, walau sesekali mendumel Ara kini sudah meletakkan cermin miliknya.

Kyuhyun menghentikan kegiatannya, ia sempat melamun sejenak mendengar perkataan sayembara yang tadi diiucapkan ibunya mau tak mau membuatnya kembali teringat pertemuannya dengan sang Putra Mahkota beberapa waktu yang lalu. Walau ia sudah berusaha untuk tak mengingatnya namun kejadian itu tak pernah bisa ia lupakan. Dan kenapa hati kecilnya malah berteriak agar ia mengikuti sayembara itu juga. Kyuhyun pasti sudah gila.

TBC

Apa ini? Gara-gara Changmin yang wamil saya jadi galau. Dan malah bikin fict ini, maafkan saya. Thanks yang sudah nyempetin baca. #BOW