Title : Happen Ending
Cast :
Kim Jongin a.k.a Kai
Do Kyungsoo a.k.a Kyungsoo
Others
Rated : M
Genre : Gender Switch/GS, Romance
.
.
.
Enjoy ^^
.
.
.
DON'T READ IF YOU NOT LIKE !
WARNING THYPO
AND
Happy Reading ^^
.
.
.
Author: KazekageLaxy
"Jadi.."
Kyungsoo menggantungkan ucapannya, melipat kedua tangan didepan dada menatap sosok lelaki tan yang masih diam membisu di sofa dengan satu batang rokok disudut bibirnya.
"Kau itu terlalu egois. Harta dan kehormatan membuatmu tidak pernah mau mengalah pada orang lain." Kyungsoo mengoreksi dengan tajam, menyindir kearah Kai yang kini tengah menatapnya sengit.
"Kau fikir aku begitu?" Desisnya.
"Tentu. Dan aku menghabiskan satu tahun penuh dalam kesia-siaan karna menjalin hubungan dengan putra Bungsu Kim Joonmyeon." Kai –Lelaki tan– itu membuang rokoknya kesal, bangkit mendekati Kyungsoo dengan kilatan tajam dimatanya. Namun Kyungsoo tidak akan mau kalah, dia mengangkat dagunya tinggi menyamai kesombongan lelaki tan yang notabe adalah kekasihnya ini.
"Lalu apa maumu?"
"Berhentilah bersikap egois." Kai mendecih, menatap Kyungsoo dengan sorot mata yang sulit dijelaskan.
"Aku tidak pernah merasa bersikap seperti itu Kyungsoo." Jawabnya membela diri dan Kyungsoo mencibir.
"Yeah..Karna kau selalu merasa kaulah yang paling benar." Urat-urat dileher lelaki itu menonjol mendengar ejekan Kyungsoo, tanda bahwa Kai benar-benar sangat tersinggung dengan ucapan kekashnya, namun dia hanya diam dengan sorot mata elang yang mampu mengintimidasi siapapun.
"Lalu apa maumu?" Kini nada suaranya terdengar menahan amarah.
"Putus. Aku lelah dengan sikapmu itu."
Ada beberapa detik yang terlewati dalam keheningan sebelum Kai terbahak dengan keras. Apa? putus? Omong kosong macam apa ini?
Sementara melihat Kai tertawa, Kyungsoo hanya memasang senyum remehnya.
"Tertawalah Kim Kai." Tawanya reda dan raut wajah Kai menjadi tidak terbaca. Ekor mata Kyungsoo melirik kepalan tangan lelaki itu, sepertinya dia benar–benar marah. Tapi jangan khwatir, meski Kai adalah manusia paling egois dan kasar dimuka bumi ini, tapi dia tidak akan pernah bersikap kasar padanya. Itulah hal tidak ter'egois yang Kai lakukan dihidupnya.
"Kau masih bisa mendapatkan gadis lain yang lebih mengerti diluar sana Kai. Byee~" Kyungsoo berbalik pergi dan seringaian tercipta diheartlips merahnya saat Kai hanya diam membeku seperti patung. Terpukul? Atau merasa dihianati? Kyungsoo tidak peduli apa pemikiran Kai nantinya, dia hanya tidak tahan berhubungan dengan Kai yang memiliki sikap egois tinggi dan tidak bisa dikendalikan. Harta dan Kekuasan membuatnya kerap kali berbuat seenak hatinya, dan itulah yang membuat Kyungsoo memilih putus. Hm, Jika bertanya apakah Kyungsoo senang? Jawabannya tidak. Dia telah menjalin hubungan hampir satu tahun dengan Kai, melewati berbagai hal bersama dan, Ah! Kyungsoo masih mencintai Kai. Tapi~ Kita lihat saja nanti, apakah Kai bisa berubah?
"Putus? Haha." Sepeninggalan Kyungsoo, lelaki tan itu tertawa, menertawakan drinya sendiri sebelum akhirnya menggeram frustasi. Dia kemudian mengamuk hingga perabotan mewah dikamar itu hancur menjadi kepingan-kepingan retak dilantai. Heii~ Sepertinya lelaki tan itu merasa..marah? Well ya, sifat temperamennya memang sulit dikendalikan.
"Kyungsoo! Arrgh! Kau tidak bisa meninggalkanku. Brengsek!" Kai kembali memaki, mengarahkan kepalan tinjunya kearah kaca rias, membuat kamar mewahnya benar–benar hancur. Kaca itu retak dan luruh dengan menyedihkan kelantai bersamaan rembesan darah yang keluar dari sela–sela jarinya. Wajah tampannya terlihat mengerikan, amarahnya benar–benar terbakar saat ini. Dia ingin miliknya kembali. Titik! Dan Kai akan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.
.
.
.
Berita putus hubungan antara Kai dan Kyungsoo mulai menyebar luas kepenjuru kampus, dari mulut satu kemulut lainnya hingga topik ini menjadi trending topic terpanas dikampus tempat Kai dan Kyungsoo kuliah. Well, apapun yang menyangkut tentang Kai terutama masalah asmara memang akan selalu menjadi berita ter Wow, karna apa? Karna Kai adalah orang yang paling popular dikampusnya. Kaya, terpandang, pintar dan keren. Hell, siapa yang tidak menginginkannya? Setiap gadis akan bertekuk lutut dan mengejar-ngejarnya. Dia itu lelaki terkenal!
"Kai, kudengar kau putus dengan Kyungsoo? Benarkah?"
Seorang gadis dengan pakaian sexy itu mendekat, bertanya dengan ekspresi penasaran yang berlebihan. Kai menatap sekilas kearah bagian dada atasnya yang terekspos, kemudian mendecih jijik.
"Bukan urusanmu." Jawabnya acuh. Namun gadis berambut pirang itu menahan lengannya dengan nekat.
"Eh, tapi Kai–"
"KUBILANG BUKAN RUSANMU!" Dan bentakan itu sukses membuat gadis pirang itu terhenyak, mundur selangkah dengan takut. Dia salah sasaran dengan membangunkan Singa yang sedang murka.
"Jangan pernah berbicara tentang hal yang bodoh, Bitch! Kyungsoo tetap kekasihku." Kai mendesis marah, seperti ular cobra yang siap menyemburkan racun, kemudian kembali melangkah dengan rahang yang mengatup keras. Sialan! Kyungsoo belum benar-benar putus dengannya, Kyungsoo masih miliknya. Dan tidak ada yang bisa mengganggu-gugatnya.
.
.
.
Seminggu berlalu tanpa arah yang pasti. Tak ada komunikasi ataupun pertemuan dengan Kyungsoo, gadis itu menghilang dengan alasan mengambil cuti kampus dan itu benar-benar membuat seorang Kai merasa frustasi. Di rindu Kyungsoo..menginginkan Kyungsoo dan, Argh! Banyak hal yang Kai rindukan dari sosok gadis mungil tersebut. Jadii.. kata Putus yang Kyungsoo ucapkan sungguhan? Sial! Seharusnya Kai memprediksi bahwa hal semacam ini akan terjadi.
"Brengsek!"
Kai mengumpat, membuat sebagian orang mayoritas lelaki di ruang Gym itu menoleh kearahnya. Bahkan mencoba berolahraga sebagai pengalihan dari memikirkan Kyungsoo tidak berhasil. Dengan kesal Kai bangkit, meraih jaketnya dan pergi keluar, meninggalkan sebagaian orang yang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi pada lelaki tan itu.
.
.
.
Kai fikir, Kyungsoo akan menarik ucapannya dan kembali. Namun tidak! Kyungsoo benar-benar meninggalkannya pergi. Putus? Apakah mereka telah berjalan sendiri? Cih, tidak ada yang bisa memisahkannya dari Kyungsoo.
Kai meraih ponselnya, mencoba menghubungi nomor ponsel Kyungsoo, namun hanya suara operator yang menjawabnya. Sial! Umpatan keluar dari bibir tebalnya. Dan entah karna apa, lelaki tan itu kini membuka social medianya. Dan, disanalah sebuah akun yang biasanya selalu Kai kunjungi terpampang diberandanya. Sial! Banyak Likers yang memuji foto cantik Kyungsoo. Oh! Shit! Gadis itu mengunggah fotonya yang memakai dress pantai berwarna biru laut disebuah pantai. Lihat ekspresinya. Matanya tersenyum dengan binar yang manis, sementara rambutnya berantakan tertiup angin. Oh! Senyum itu sangat polos, namun hanya Kai yang mampu melihat dengan jelas bahwa itu bukanlah sebuah senyum polos, tapi senyum nakal yang penuh keliaran. Rahangnya mengeras membaca setiap pujian dan kata-kata manis dikolom komentar. Brengsek! Kai mengurungkan untuk memberi 'Like' foto yang Kyungsoo unggah. Tidak..tidak. Hanya Kai seorang yang boleh memuji foto itu. Hanya Kai seorang!
Mereka telah melewati banyak hal bersama. Oh! Jangan lupakan juga bahwa tubuh keduanya sudah pernah bersatu, bahkan Kai adalah 'lelaki pertamanya' lalu tak terhitung berapa kali Kai memberikan 'tanda cinta' kepermukaan kulit Kyungsoo. Bukankah itu tanda bahwa Kyungsoo hanya miliknya seorang? Yeah~ Benar. Kai telah menandai miliknya. Secara harfiah, Kyungsoo adalah milknya. Oh! Kenapa hal ini tak terfikirkan? Kai tertawa dengan opininya sendiri. Bukankah sudah dibilang? Kai selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya.
.
.
.
"Haii~ Kau seorang diri Kyungsoo?"
Gadis mungil bermata bulat itu memutar kepalanya, mendapati sosok lelaki tinggi dengan senyum lebar itu mendekati tempat duduknya. Kyungsoo membalas dengan senyum kecil.
"Seperti yang kau lihat Chanyeol."
Chanyeol, lelaki tinggi itu menarik kursi didekat Kyungsoo, memperhatikan gadis itu lekat.
"Kau putus dengan Kai?" Tanyanya setengah tidak percaya, Kyungsoo yang mendengar itu hanya tersenyum kecil. Oh, ayolah. Ini sudah dua minggu lamanya dan kenapa berita picisan itu belum juga musnah?
"Gosip telah menyebar secepat itu?" Chanyeol mengangguk, mengangkat sebelah alisnya naik memperhatikan Kyungsoo.
"Bagaimana bisa itu terjadi?" Kyungsoo menatap Chanyeol dalam, dia tahu apa maksud dari ucapannya barusan.
"Tidak apa. Aku hanya bosan." Jawab Kyungsoo acuh dan mengalihkan pandangannya kedepan.
"Kalau begitu, bagaimana jika kau denganku saja?" Kyungsoo terdiam, mengedip menatap wajah Chanyeol yang tengah serius itu.
"Aku–"
"Didalam mimpimu!"
Kyungsoo belum sempat menjawab pertanyaan Chanyeol sampai sebuah suara berat mendahuluinya. Keduanya memutar kepala kebelakang, mendapati sosok Kai yang entah sejak kapan telah bersandar didinding belakang mereka. Tatapannya tidak biasa, membuat Chanyeol merasa waspada seketika.
"Kau tidak memiliki hak apapun atasnya Kai." Ucapnya memperingati.
"Bicara denganku?" Kai menaikkan alisnya angkuh, menatap remeh kearah Chanyeol.
"Lalu, apa hakmu atasnya?" Kai mendekat hingga lelaki itu kini berada tepat didepan Kyungsoo, menatapnya sekilas kemudian beralih kearah Chanyeol.
"Lelaki sepertimu, tak pantas untuk Kyungsoo." Lanjut Chanyeol sengit.
"Apa aku bertanya pendapatmu?" Kai terkekeh melihat ekspresi marah milik Chanyeol, kemudian menunduk berbisik ditelinganya.
"Catat ini tuan Park! Kyungsoo hanya milikku dan tetap milikku!" Setelahnya Kai menatap Kyungsoo dan meraih tangan gadis itu untuk segera beranjak. Kyungsoo hanya diam tak menolak, namun seringaian tipis terlihat dibibir tebalnya.
Kai lantas membawanya keatap kampus yang kebetulan kosong. Gadis itu tenang, ini sudah sesuai dugaannya.
"Ada perlu apa Kai-sshi?"
Terdengar suara decakan dari lidah Kai, lelaki tan itu menoleh kearah Kyungsoo. Cih! Panggilan itu sangat menjijikkan.
"Kenapa ponselmu tak bisa dihubungi?" Kyungsoo menaikkan alisnya, melepaskan paksa tangannya dari genggaman kuat milik Kai dan lelaki itu membiarkannya.
"Itu hakku, kenapa kau mengurusnya?" Rahang lelaki didepannya mengeras. Kai tak suka dengan reaksi Kyungsoo yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Kau tak bisa melakukan itu padaku Kyungsoo. Cukup dua minggu untuk penderitaanku."
"Dan satu tahun untukku." Kyungsoo mengacungkan jari telunjuknya kedepan, menunjuk lelaki tersebut.
"Kau tetap milikku." Ucap Kai mutlak tanpa ada penolakan, dan itu membuat Kyungsoo mendengus.
"Lihat! Itulah yang tidak aku suka, Kau egois Kai. Seharusnya aku lebih banyak menghabiskan liburan di busan." Kyungsoo membalikkan badannya berniat pergi, namun dengan cepat pula Kai menahannya.
"Apa maumu sebenarnya Kyungsoo?" Ada kemarahan disetiap ucapannya, dan Kyungsoo semakin mendekati kemenangan. Gadis itu menolak genggaman Kai, namun dengan kuat pula Kai semakin menahannya, membuat Kyungsoo tidak bisa lari.
"Pergi darimu!"
"Itu tidak akan terjadi."
"Lihat! Kau kembali egois." Kyungsoo menghentakkan tangannya kuat dan kali ini terlepas. Dia tahu Kai hanya akan diam tanpa berbuat kasar, dia tidak akan berani. Ada keheningan saat Kyungsoo mulai melangkah, namun saat langkah yang ketiga, sebuah suara menghentikannya.
"Apa yang harus ku lakukan untukmu?"
Kyungsoo menyeringai puas.
"Katakan apa yang kau inginkan, asalkan kau mau menerimaku kembali, aku akan melakukannya." Kyungsoo masih diam dalam posisinya sampai–
"Memohonlah padaku Kim Jongin!"
Hening untuk sesaat, namun detik berikutnya terdengar suara benturan antara lutut dengan lantai keramik. Oh! Seorang Kim Jongin yang egois telah menjatuhkan harga dirinya untuk Kyungsoo saat ini. Haha! Gotcha Do Kyungsoo.
"Kau tahu? Kadang orang lain berfikir status tinggiku itu sangat menyenangkan. Aku hidup dalam kekayaan harta yang berlimpah, aku memiliki segalanya yang aku butuhkan sampai akhirnya sifat egois sudah menjadi sebagian dari diriku. Tapi..percayalah bahwa aku tidak memiliki cinta dari orang yang seharusnya mencintaiku. Cinta tidak bisa dibeli oleh emas ataupun istana. Dan kau tahu?" Kai mendongak, menatap Kyungsoo yang masih membelakanginya.
"Aku rela mengorbankan apapun untuk mendapat cinta darimu Kyungsoo.. Aku mencintaimu melebihi apapun. Hanya kau..kau yang membuatku merasa harus menghancurkan dunia jika kau tidak menerimaku kembali..Tolong! Jangan buat aku gila Kyungsoo."
Kai menunduk. Harga dirinya telah jatuh untuk Kyungsoo dan dia tidak peduli itu. Asalkan Kyungsoo kembali, asalkan Kyungsoo..
Grep!
Sebuah lengan kecil memeluk lehernya erat, membuat aroma Chamomile yang harum meyakinkan Kai bahwa Kyungsoo benar-benar telah kembali. Aroma yang dia rindukan kini tengah mendekapnya hangat.
"Kau itu orang ter-egois yang pernah aku temui didunia ini. Kai bodoh! Tapi aku mencintaimu.."
.
.
.
"Ahh.."
Kyungsoo mendesah pelan saat Kai mencabut miliknya dari dalam dirinya, gadis itu kemudian terpejam pelan menikmati sisa–sisa rice cakes hebatnya dengan Kai, bersamaan dengan itu dia merasakan sebuah kecuapan basah dan panjang mendarat didahinya lembut.
"Tidurlah, kau pasti lelah." Kai mengecup bibirnya kemudian tangan nakalnya dengan tidak sopan meremas kecil dada Kyungsoo, membuat gadis itu mendengus pelan, membalikkan badannya sementara Kai nampak masuk kedalam kamar mandi. Kyungsoo tidak tidur, gadis itu hanya memejamkan mata.
Klek!
Beberapa waktu berlalu dan sepertinya Kai sudah selesai mandi, Kyungsoo lalu membalikkan badannya dan menemukan sosok Kai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Rambutnya basah dan wajahnya nampak segar. Kyungsoo hanya diam, memperhatikan lelaki itu memakai pakaian santainya. Kyungsoo memperhatikan tubuh kekasihnya itu. Yeah, setelah adegan berlutut itu Kyungsoo memang menerima Kai kembali sih.
"Badanmu bagus.." Puji Kyungsoo dengan suara serak, membuat Kai terkekeh pelan.
"Baru menyadarinya? Tentu saja, aku membentuknya agar sanggup memperkosamu setiap malam." Jawabnya dengan kekehan licik, Kyungsoo mendelik tidak terima. Dia fikir menjadi yang dimasuki itu tidak sakit?
"Kau semakin mesum. Seharusnya aku berfikir dua kali untuk menerimamu kembali." Jawaban barusan membuat Kai menaikkan alisnya kesal.
"Itu tidak akan terjadi. Kurasa aku harus mengikatmu sekarang," Kyungsoo mempertemukan dahinya bingung. Mengikat? Eh, memang dia tiang yang bisa diikat? Kyungsoo hanya diam, memperhatikan Kai yang berjalan kearah nakas, membuka laci dan mengambil sesuatu disana. Berfikir apakah mungkin Kai benar–benar akan mengikatnya?
"Apa itu?" Kai tak menjawab, namun dia meraih tangan kiri Kyungsoo dan menautkan sesuatu dijari manis Kyungsoo. Sejenak gadis manis itu tertegun, kedua maniknya berkilat terpantul oleh cincin emas dengan inisial 'K' serta batu pualam biru yang cantik. Kyungsoo mendongak menatap Kai tak percaya.
"Kai.."
"Mulai sekarang, kau sudah sah menjadi milikku. Well, dengan kata lain aku telah melamarmu." Kyungsoo terdiam melongo beberapa saat untuk mencerna ucapan lelaki didepannya tersebut.
Chup~
Lalu satu kecupan manis dibibir membuat Kyungsoo sadar kembali, Kai menyeringai kecil.
"Kita akan menikah setelah lulus kuliah."
"Memangnya aku sudah mengatakan Iya?" Kyungsoo menekan kalimat akhirnya dengan seringaian cantik, dan respon Kai hanya mengangkat bahunya acuh.
"Aku tidak peduli. Karna bagaimanapun, kau tetap milikku."
.
.
.
.
EPILOG!
.
.
.
.
"Kau benar–benar ingin memutuskannya?" Luhan nampak shock, gadis imut itu kemudian menatap Kyungsoo yang tengah menyeruput jus tomatnya serius.
"Kau yakin Kyung?"
"Kenapa tidak?" Kyungsoo balas menatap Luhan dan menyeringai.
"Oh ayolah jangan bercanda, kau tahu bagaimana temperamennya lelaki itu. Dia pasti tidak akan melepaskanmu, atau bahkan demi memilikimu dia akan menculikmu dan merantaimu diranjangnya." Kyungsoo memutarkan bola matanya malas mendengar kalimat Luhan yang menurutnya berlebihan itu.
"Kai bukan psycho Lu."
"Ya ya. Aku penasaran kenapa kau ingin putus darinya." Kyungsoo mengangkat bahunya, mengusap bibir hatinya yang belepotan remah jus itu dengan santai.
"Sekali–kali dia harus dikendalikan. Aku ingin memberi pelajaran kecil untuknya."
"Eh?"
"Aku ingin dia berhenti bersikap egois Lu. Meski dia selalu memperlakukanku seperti putri Raja, tapi aku tidak suka dengan sikap egoisnya kepada orang lain. Sekali–kali putra bungsu Tuan Kim Joonmyeon itu harus tunduk." Luhan nampak tertarik, dia kemudian menatap sahabatnya serius.
"Lalu apa rencanamu?" Kyungsoo menyeringai.
"Putus lalu menghilang darinya."
"Kai tidak akan terima itu."
"Aku tahu," Kyungsoo mendongak, kemudian terkekeh senang. "Tapi jika dia bersedia berlutut dan menjatuhkan harga dirinya padaku, aku akan menerimanya kembali."
.
.
.
.
.
FIN!
.
.
.
Inspirasi from Epik High – Happen Ending ^^
