Peter Pan Story

Peter Pan Story


Writer's note: Haaaah, I'm getting bore in writing lately 'cause my study. I don't have much time to do this hobby and I can't continue my previous works (which are still SO many!). I've lost so many ideas in the way and I have known how to find any interesting idea for previous work yet…Maybe it's just my bad to do one thing but do the other thing in the next day.

I just want to say sorry for all the readers because my irresponsibility and I try to work on my many stuffs so I can finish all my fics and my study. So this is a new fic for refreshing and for my long absence.

Ganbatte for anyone that feel the same way as me!

A/N: Why am I blabbering so much in English, yet I'm very sucks at it?


No One Taught Him to Fly


.1.

Di tengah malam bersalju di tengah kota yang hiruk pikuk, di sebuah rumah besar, di salah satu deretan kamar-kamar di sepanjang lorong yang saling berhadapan, di dekat jendela besarnya yang menangkap vista keajaiban malam anak itu menerawang di sana.

Dia adalah anak lelaki.

Profilnya halus dan tipis, sepertinya tulang-tulangnya tidak mampu menyangganya duduk dengan benar sehingga dia sangat membungkuk di usia mudanya. Kulitnya putih pucat seperti orang Amerika kebanyakan, tapi dikurangi bintik-bintik sehingga warnanya hampir seperti salju.

Rambut hitamnya acak-acakan, potongan bagian depannya yang asimetris lebat menutupi dahi hingga hampir menyentuh mata bulat besarnya.

Dia sudah ada cukup lama di rumah ini untuk melihat beberapa anak datang dan menyadari mereka tidak memiliki tempat untuk kembali ataupun 'diserahkan' karena semacam keunikan yang dimiliki masing-masing mereka.

Dia adalah anak lelaki yang masih memiliki beberapa gigi susunya.

Dia adalah anak lelaki yang mengenal semua perawat yang tinggal di sana…

Kecuali namanya sendiri.