Koroko no Basket © Tadoshi Fujimaki

.

Warning :

OOC, Gaje, Vamp!Akashi, Fem!Kuroko, Plot Cepat, Setting Jerman-Jepang.

.

Sudah dikasih Warning yaaa~

Nekad Baca ?

.

Summary :

Sebuah Catatan –Sejarah hidup- yang ditulis langsung oleh seorang Kuroko Tetsura selama hidup bersama seorang Akashi Seijuuro, orang Asing yang tiba-tiba mengganggu dan mengubah hidupnya.

.

.

.

Semenjak aku hidup dengan Sei-kun aku selalu menulis sebuah cerita tentang diriku sendiri, aku sangat ingin ada orang yang membaca cerita dalam bukuku, khususnya cerita yang satu ini.

Sebenarnya cerita ini ingin aku perlihatkan pada Mutti, Tou-san, Ryou-kun, dan teman-temanku yang lain agar mereka semua tahu apa rahasia yang ada dalam diriku dan bagaimana awalnya aku bisa jadi seperti sekarang.

Semua bermula dari aku melihat awan hujan musim panas.

…CR…

Hari ini matahari tertutup awan gelap menjadikan langit hitam. Tak seperti biasanya, padahal ini kan musim panas, bukan saatnya untuk turun hujan, "haah" aku menghela nafas. Entahlah, mungkin akan turun hujan musim panas¹.

Gawat jam telah menunjukan pukul 08.15 AM artinya 15 menit lagi pintu gerbang sekolahku akan dikunci, aku bergegas pergi kesekolah, namun apa hanya perasaanku saja atau memang kenyataannya, suasana di jalan ketika menuju kesekolah terasa sepi,

"mungkin mereka takut terlambat jadi cepat-cepat pergi".

Aku pun melanjutkan berlari aku merasa ada seseorang yang mengikutiku tapi karena takut terlambat aku tidak peduli siapa dia.

"selamat-selamat, aku tidak terlambat"

sambil mengatur nafasku yang terengah-engah, untungnya pelajaran pertamaku jam bebas jadi kami belajar sendiri tanpa diawasi guru, jadi aku tidak kena marah guru pelajaran.

"Hari ini panas banget yah?"

"iya, mataharinya terik sekali" kata kedua temanku

"Terik? Bukannya mendung ya?" tanyaku, yang memang dari tadi pagi melihat awan hitam

"Mendung? Matamu rusak ya? Terik begini dibilang mendung? Coba periksain matamu" kata temanku Satsuki.

Satsuki adalah sahabatku dari SMP, dengan surai berwarna pink dan bola mata besar yang beriris senada dengan rambutnya, berkulit putih (namun tidak sepucat kulitku), dan sedikit lebih tinggi dariku. sekarang kami satu kelas lagi di Teikou Koukou² nama sekolahku sekarang.

"mungkin, soalnya dari tadi aku melihat awan mendung"

"sudahlah, sekarang kenapa kamu bisa terlambat Tetsu-chan?"

"aku bangun kesiangan, karena semalam aku bermimpi aneh sekali"

"mimpi aneh? Mimpi apa?" kata shintarou rekan OSIS-ku yang menjabat sebagai wakil ketua yang lebih kalem dibandingkan dengan ketua OSIS sendiri.

Midorima Shintaro memiliki iris dan surai yang berwarna hijau lumut. Orangnya baik tapi karena sifat tRyou-kundere-nya banyak yang mengira dia itu jutek. Selalu membawa barang-barang aneh sebagai Lucky Item-nya menurut ramalan Oha-Asa.

"Aku bermimpi ada seseorang yang mengikutiku, tapi aku tidak tahu siapa orang itu yang jelas dia itu laki-laki. Aku hanya melihat bayangannya dan…"

aku teringat dengan kejadian tadi pagi ada seseorang yang mengikutiku dan suasana jalan pun persis seperti tadi Sepi! Sunyi! Seperti di jalan itu hanya ada aku dan orang yang mengikutiku itu, aku dikejutkan dari lamunanku oleh Ryou-kun atau nama panjangnya Kise Ryouta.

Pria dengan surai kuning dan Iris Huzzel Madu ini, memiliki tinggi yang lumayan, wajah tampannya membuat dia lebih mudah naik daun sebagai Model remaja. Namun sifatnya yang seperti anak kecil dan berisik itu sebagai pengecualian dari kekerenannya.

"Sudah-sudah, Tsura-chan selamat pagi, kau sudah mengerjakan PR bahasa Inggris belum?"

"memangnya kenapa?"

"aku boleh liat dong"

"kapan sih kamu ngerjain PR bahasa inggris sendirian? " sindir Sa-chan padanya

"aku pernah kok, sekali tapi" bela Ryou-kun,

"mereka selalu berempat yah?" aku mendengar ada yang berbisik seperti itu.

Memang kami selalu berempat sejak SMP. Sekarang pun kami semua menjabat di kepengurusan OSIS. OSIS di Teikou koukou ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari guru sekalipun jadi para anggota OSIS disegani dan dihormati disekolah ini. Apalagi kami yang statusnya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekertaris, dan Bendahara OSIS.

"kamu kan ketua OSIS masa sih PR mudah begitu aja nyontek?" yap, Ryou-kun adalah Ketua OSIS Teikou koukou, Aku sendiri sebagai Sekertarisnya dan Satsuki ini Bendaharanya.

"Sudahlah Sa-chan, biarkan dia melihat PR punyaku." Aku yang lelah mendegarkan perdebatan mereka akhirnya membiarkan Ryou-kun menyalin PR bahasa inggris-ku

"kau itu jangan mentang-mentang pacarnya jadi kamu membiarkannya menyontek punyamu" tentang Satsuki sesudah aku memberikan bukuku pada Ryou-kun

"karena dia capek mendengarkan perdebatan kalian dari tadi, Aku saja capek dengarnya apalagi Tetsura" Sahut Shin panggilan kami untuk Shintarou.

…CR…

Bel telah berbunyi bertanda ujian sudah selesai dan artinya mulai besok kami sudah libur sekolah selama satu bulan untuk menikmati liburan musim panas.

"Tetsu-chan, liburan Ini kau mau kemana?" Tanya Satsuki

"dia akan liburan bersamaku" sahut Ryou-kun dari belakang,

"aku tidak bertanya padamu kok" jawab sinis Satsuki

"berhenti bertengkar aku bosan melihatnya. Kali ini aku akan mengunjungi nenekku yang ada di Jerman."

Benar aku blasteran, antara keturunan Jerman-Jepang ayahku orang Jepang dan Ibuku orang Jerman, tak salah kalau warna bola mataku berbeda dengan temanku, bola mataku berwarna Biru terang seperti Langit senada dengan suraiku yang mencapai punggung khas orang Jerman sedangkan anggota tubuhku yang lain seperti orang Jepang.

"berapa lama?" Tanya berbarengan Ryou-kun dan Satsuki

"entahlah, mungkin sampai liburan selesai"

"jadi, aku akan bosan sendirian disini begitu?" melas Ryou-kun padaku

"seperti itulah" sahutku sekenanya

"kasian" Sambung Shin

"hahaha". Puas sekali rasanya Satsuki menertawakan Ryou-chan.

Kami menuju ruang rapat OSIS untuk rapat tentang Festival Olah Raga.

…CR…

Aku pulang dari Rapat OSIS paling terakhir karena harus mengurus laporan kepada Kepala Sekolah, untunglah Ryou-kun menungguku didepan gerbang. Sebenarnya aku sedikit parno dengan mimpiku tadi malam dan seseorang yang mengikutiku tadi pagi untung mulai besok aku sudah berada di München, Jerman jadi Stalker-ku itu tidak mungkin untuk membuntutiku sampai sana.

"terima kasih sudah menggantarku pulang." Kataku dengan tersenyam kecil

"kau, kenapa? Tidak biasanya berterima kasih padaku karena hal seperti ini" tanyanya heran

"tidak apa apa" jawabku bohong

"kau tidak bisa membohongiku, ceritakan ada apa?"

aku tidak bisa mengelak lagi pada Ryou-kun, akhirnya aku menceritakan semua kejadian tadi pagi dan mimpiku, sebenarnya aku pantang menangis didepan seseorang tapi air mataku keluar begitu saja

"aku takut, saat kau menungguku aku senang tapi saat berada dijalan walaupun kamu bersamaku dia tetap mengikutiku. Aku harus bagaimana?" Ryou-kun hanya diam saat aku berkeluh padanya

"aku mengerti, sebaiknya kau menenangkan diri dulu untunglah besok kau sudah berangkat ke Jerman. Besok aku akan mengantarmu sampai bandara, sekarang lebih baik kamu istirahat untuk penerbangan yang lumanyan lama itu, lagipula ini sudah malam. Aku pulang dulu yah selamat malam" dia berbalik dan berjalan pergi

"Ryou-kun" panggilku tiba-tiba

"Ada apa?" dengan senyuman manis dia menjawabnya

"tidak, mmm terima kasih dan selamat istirahat, hati-hati"

"yah, selamat istirahat juga."

Dia berbalik kembali dan berjalan menjauhi rumahku, setelah dia menghilang di ujung jalan, aku baru masuk kedalam rumah, namun rasanya ada yang mengawasiku aku cepat-cepat masuk dan mengunci pintu lalu menuju kamarku dilantai 2. Karena barangku sudah siap jadi aku langRyou-kung tidur.

…CR…

"Siapa disana? Aku tahu kamu kan yang selalu membuntutiku? Tunjukan dirimu!" seseorang keluar dari balik bayangan, seorang laki-laki berusia sekitar 17 tahunan, 2 tahun di atas umurku.

Dia berjalan menuju padaku, dan entah kenapa aku tertarik pada sosoknya sehingga aku tak bergerak sedikitpun dari tempatku, sosoknya yang cukup tinggi, tampan dan berkulit putih. Namun menurut pengamatanku kulitnya putih pucat, lebih pucat dari milikku sendiri, dengan mata heteromatiknya yang tajam seperti elang dan berarma crimson-gold, surai merah darahnya yg sedikit panjang serta auranya terasa kesepian namun berbahaya.

Sekarang dia sudah berada tepat didepanku aku hanya terpaku padanya, mataku tak bisa lepas dari matanya, ketika tangannya menyentuh pundakku aku merasa tangannya begitu dingin seperti tak ada aliran darah ditubuhnya, dia tersenyum! Bibirnya yang kecil dan pucat itu tersenyum kepadaku, aku semakin tak bisa beranjak dari tempatku, dia menundukan kepalanya kearah leherku, dan ketika bibir pucatnya itu menempel dileherku aku hanya diam membeku rasanya ada es dingin dileherku dan tak kusangka dia…. MENGGIGIT LEHERKU serta MENGHISAP DARAHKU. Tubuhku merasa kaku, aku mendengar ketika darahku dihisap, setelah itu dia membisikan sesuatu seperti "…."

aku terbangun ketika mandengar ketukan dipintu kamarku, setelah melihat keluar jendela aku menyadari sekarang sudah pagi, aku membukakan pintu dan mendapati ayahku didepannya

"cepat siap-siap kita akan pergi sekarang, memang masih ada waktu 1,5 jam tapi daripada terlambat lebih baik datang terlalu cepat, bukan?" katanya dengan lembut

"Baik, tou-san aku akan siap-siap" setelah ayahku turun, aku bergegas menuju kamar mandi, didepan cermin aku mengingat mimpi itu mimpi yang sangat aneh, yang terasa seperti nyata.

Aku melihat leherku yang digigit didalam mimpi itu, seperti ada tanda atau gambar aneh dileherku,

"kebetulan, itu hanya kebetulan, tidak berarti apa-apa." Aku berbicara pada diriku sendiri untuk menenangkan kekhawairanku ini hanya sekilas yang aku ingat dari kata-katanya padaku

'kau hanya milikku…' aku melirik jam dan telah menunjukan pukul 07.00 AM sedangkan aku berangkat pukul 08.45 AM aku pun bergegas dan menuju depan rumah dimana ayah dan Ryou-kun telah ada disana untuk mengantarku dengan mobilnya.

Selama perjalanan menuju bandara aku hanya diam sedangkan ayahku terus berbincang dengan Ryou-kun mengenai berbagai hal. Setelah sampai ayahku langsung menuju tempat pengecekan tiket pesawat, sedangkan aku dan Ryou-kun menunggu di Lobi 1.

"Kenapa? Apakah dia mengikutimu lagi?" Tanya Ryou-kun dengan wajah yang khawatir, karena aku tidak mau membuatnya khawatir aku hanya menjawab

"tidak apa-apa kok, aku hanya berpikir berarti selama liburan ini kita tidak bisa bertemu" jawabku membohongi Ryou-kun

"oh begitu, kalau itu biar aku mengirimimu e-mail dan menelponmu setiap hari" hiburnya padaku

"iya" aku memberikan senyum termanisku padanya dan diapun balik tersenyum padaku.

Waktu untuk memasuki pesawat telah tiba dan ayahku pun telah memanggilku dari jauh jadi aku berpamitan pada Ryou-kun dan menitipkan salam pada teman-temanku yang lainnya.

Aku berjalan sambil melambai pada Ryou-kun, setelah sosoknya telah tak terlihat tertutup orang yang berlalu-lalang leherku mulai terasa sakit,

"maafkan aku Ryou-kun, bukannya aku tidak mau bercerita padamu, tapi walaupun itu hanya mimpi tapi bagiku itu sangat nyata dan tak bisa melupakan kejadian itu".

…CR…

Setelah menempati kursiku di pesawat aku pesan kepada ayahku agar tidak membangunkanku karena semalam aku kurang tidur akibat mimpi buruk, untungnya ayahku tidak banyak bertanya dan membiarkanku untuk istirahat.

Sebenarnya aku tidak tidur tapi aku mencoba mengingat apa yang dia katakan padaku saat itu, akhirnya aku dapat mengingat semua yang dikatakannya setelah setengah perjalanan menuju Jerman

'kau hanya milikku, tak akan bisa lari dari diriku, kemanapun kau pergi aku akan selalu mengejarmu. Kau tak pantas berada dikehidupan manusia, kau hanya pantas untukku, aku akan selalu menunggumu sampai kau sendiri yang datang menemuiku. Tapi aku akan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi dan menampakn tanda-tanda diriku dalam mimpimu. Ingat itu kau hanya milikku'.

Aku merinding setelah mengingat semuanya aku ingin menceritkan ini semua pada Ryou-kun tapi aku takut, saat ini aku ingin menangis, menghilangkan semua pikiranku.

"maaf, maafkan aku Ryou-kun" entah bagaimana aku pun akhirnya tertidur pulas setengah perjalanan lagi menuju bandara di München.

…CR…

"Mutti, Ich komme³!" kata partamaku setelah sampai di Jerman, Ibuku menyambutku dengan pelukan hangat, setelah 6 bulan aku tidak bertemu ibuku akhirnya liburan kali ini aku yang datang untuk menemui ibuku yang merupakan seorang disainer baju yang sedang tugas di salah satu butik di München.

Kami semua berangkat meninggalkan bandara dan akan menuju rumah kediaman nenekku, tapi dari tadi seperti ada yang mengawasi kami bertiga khususnya mengawasiku dari sudut bandara yang diselimuti oleh bayangan, seperti kata-katanya dalam mimpi, aku ingin sekali mendatanginya tapi aku berpikir dua kali untuk melakukannya, akhirnya aku meminta kedua orangtuaku agar cepat-cepat pergi dengan alasan aku tidak sabar bertemu dengan nenek dan sepupuku yang baru lahir 1 bulan yang lalu.

Sesampainya dirumah kami disambut hangat oleh keluarga besar ibuku, semuanya sedang berkumpul menunggu kedatangan kami dan sedang menengok bayi dari tanteku (kakaknya ibuku).

"Bagaimana kabar di Jepang? Apa semuanya sehat-sehat saja?"

"iya, semuanya sehat kok" jawab ayahku

"Ra-chan sekarang kelas berapa?"

"ah, aku? Aku kelas 1 SMA di Teikou koukou"

"oh iya, paman kira kau seumur dengan Daiki"

"JDai-nii? Tidak paman Dai-nii itu 2 tahun diatasku. Oh iya sekarang dimana Dai-nii?"

"dia sedang menjemput temannya yang akan menginap disini selama liburan, dia juga orang jepang kau tidak tahu?"

"mana aku tahu siapa teman Dai-nii di Jepang"

"ah, tuh Daiki sudah sampai" mendengar suara mesin mobil Dai-nii dimatikan aku pun berlari untuk menemuinya.

Dai-nii adalah sepupu laki-lakiku yang paling dekat umurnya denganku jadi aku selalu menganggap dia sebagai kakakku sendiri. Nama panjangnya adalah Aomine Daiki, Berbeda dengan kulit semua saudaraku hanya dia yang memiliki kulit berwarna Tan. Dengan rambut berwarna biru tua dan mata berwarna Sapphire. Tingginya sedikit diatas Ryou-kun tapi dibawah Shin.

"DAI-NII…. Miss you, aku kangen banget. Kamu tidak pernah main lagi ke Jepang sih setelah masuk SMU khusus putra." Aku memeluk erat sepupuku itu

"maaf, maaf sekarang aku sedang mempersiapkan untuk ujian masuk universitas dan sepertinya aku akan masuk universitas di Jepang"

"Houtou? Asyik dong kalau begitu. Oh iya, katanya kau tadi mejemput temanmu Siapa? Pasti perempuan iya kan?" sindirku padanya,

"bukan kok ini dia"

aku terkejut setelah melihat siapa yang dibawa oleh sepupuku itu, orang itu… dia kan… yang ada didalam mimpiku itu, kenapa dia bisa berada disini sekarang? Aku kembali terpaku padanya, dia mirip bahkan sangat mirip dengan dia yang ada dimimpiku.

.

Tsuzuku... (TBC)

.

Note Author :

Arigatouuuuuuu naaa buat semua yang baca QAQ #nangisterharu

Semoga penasaran dengan kelanjutannya…hehehe…

Reviewnya yaaaaaaaaa~~~~~

hanya 3rd-shoot ko hohohoho