Chapter 1 : Awalan aja dulu eaa
.
LAVENDA GA CRIME
Punya Miiko a.k.a Dafrilioun
Naruto belongs to Masashi Kishimoto.
Sedikit terinspirasi dari movie Taken.
.
Warning : OOC biar sejalan dengan ceritanya.
OOT, TYPO karena gadiperiksa ulang, PLOT berantakan.
Dan lainnya karena cerita ini masih jauh dari sempurna.
.
.
Selamat membaca~~~
.
Sraak
Suara langkah kaki yang tergesa dan ketakutan itu bergesekan dengan rumput yang tumbuh disekitar tanah hutan daerah Kyoto. Langkahnya berat dan ia benar-benar kelelahan. Tapi keadaan memaksanya untuk terus berlari. Bahkan gesekan ranting yang merobek kulitnya ia hiraukan. Bagaimana bisa ia mengingat sekitarnya saat keselamatannya terancam?
Gadis berambut merah muda sebahu itu terus berlari, berkasak-kusuk dengan semak belukar sambil sibuk berkelit melewati pohon disekitarnya. Nafas gadis itu menderu bercampur isak yang tertahan, sementara bibirnya terus bergumam 'Tolong'. Seringkali ia menoleh kebelakang hingga fokusnya buyar, membuatnya hampir terjerembab, jika saja ia tak memfungsikan tangannya untuk menopang.
Udara hutan yang lembab dan cahaya yang minim, membuatnya berlari tanpa tujuan. Yang ia pikirkan saat ini, 'Kemana saja, asal ia selamat'. Sedetik kemudian ia melihat setitik cahaya diujung hutan. Dengan wajah penuh harapan, dan rasa penuh syukur, ia terus berlari kearah cahaya itu tanpa menyadari bahwa apa yang mengejarnya sudah tak ada dibelakangnya.
Sedikit lagi.
Gadis itu menjulurkan tangannya seolah menggapai sesuatu yang hendak menghilang sambil tetap berlari.
"Kami-sama," Serunya tertahan bercampur senang.
Selangkah menuju cahaya,
tiba-tiba semuanya gelap.
.
LAVENDA GA CRIME
PAIR : SasuHina
Slight : ItaIno, ItaHina, Sasuxpenjahat (?)
Rate : T, M untuk beberapa bagian kasar dan bahasa, dan lainnya.
Genre : Romance/Crime
.
.
Hinata berjalan santai disekitar koridor sekolah dengan buku yang terbuka dikedua telapak tangannya. Kebiasaan jelek, memang. Ia berjalan sambil membaca tanpa memperhatikan sekitarnya. Gadis bersurai panjang sepunggung itu membetulkan letak kacamatanya yang sedikit mengendur. Ia hanya menggumamkan kata 'maaf' dengan pelan, tanpa mengalihkan pandangannya saat ia menubruk beberapa orang disekitar koridor. Dan sepertinya, orang-orang disekitarnya tampak tidak perduli juga dengan gadis itu.
Huh. Memangnya siapa yang mau bergaul dengannya? Seragam kebesaran dan rok lipit dibawah lutut, juga kacamata berbingkai tebal dan poni yang menutupi sekitar matanya. Jelas sekali kalau gadis itu bukan anak 'gahool' yang bisa diajak bermain.
Kutu buku.
Nerd.
Freak.
Dan banyak lagi julukannya.
Tapi Hinata tidak mempermasalahkan itu. Ia mengasingkan diri dan menjadi anti-sosial bukan karena inginnya. Tapi dengan begini, akan membuatnya terhindar dari 'masalah', sekaligus tetap membuat orang-orang disekitarnya aman.
Aman? Sepertinya berhubungan dengan sesuatu, ya? Sesuatu yang berbahaya. Well, memang adalah sebuah rahasia besar mengenai identitas Hinata. Putri sulung keluarga Hyuuga itu memiliki sisi lain, yang berbeda dengan dunianya saat ini. Author akan menceritakannya nanti.
Kembali. Hinata masih fokus dengan buku dipangkuannya. Hingga ia tak sadar menubruk seseorang hingga kacamatanya jatuh. Dan itu cukup keas, mengingat sejak tadi ia Cuma menyenggol biasa.
Hinata menggumamkan kata maaf sambil berlutut mengambil kacamatanya. Ia baru saja hendak berdiri dan melangkah, tapi sepertinya sosok yang ditabraknya tadi belum beranjak dan masih berdiri didepan Hinata.
"Jalan lihat-lihat, culun" Desisnya kasar. Hinata mendongkak.
"Maafkan aku.. U-Uchiha-san," Jawab Hinata yang langsung menundukkan kepalanya, gugup. Lelaki bermata hitam itu menatap tajam gadis didepannya. Sebentar kemudian, pandangannya berubah malas.
"Minggir," Ujarnya.
Tanpa menunggu respon Hinata yang dianggap lambat oleh pemuda bungsu Uchiha itu, dengan segaja ia melangkah sambil menubruk bahu Hinata, membuat gadis itu melangkah mundur beberapa kali.
Setelah pemuda berambut emo itu menghilang ditikungan, sebuah kata tabu meluncur dari bibir mungil Hinata. Pelan, namun cukup bisa didengar indra pendengarannya sendiri.
"Fuck," Lalu dengan mata yang menyiratkan kekesalan, Hinata kembali melangkahkan kakinya.
.
LAVENDA GA CRIME
Murni cerita punya saya.
Bila ada kesamaan didalamnya adalah sebuah ketidaksengajaan.
.
Dentuman musik dan lampu kerlap-kerlip itu menghiasi tempat dimana Sasuke duduk. Ia melihat lautan manusia yang sibuk bergoyang diatas lantai dansa, tak jauh dari tempatnya. Dengan malas ia mengabaikannya dan beralih kesisinya, menatap jengkel pria yang mengundangnya kemari. Pria yang duduk disisinya itu tak jauh beda dengan Sasuke. Hanya saja rambutnya hitam dan panjang. Langsung kenalkan saja. Uchiha Itachi. Putra sulung dari Uchiha Fugaku yang menyandang gelar 'Presiden Direktur' Uchiha Group itu tampak masih menikmati acara senang-senangnya. Dengan arogan pria itu menuangkan tequila kegelasnya dan mengangkatnya sebatas dada. Wanita dengan pakaian terbuka dan seksi yang duduk dipangkuannya mengerling genit tanpa sedikitpun berniat pergi.
"Kau membuang waktuku, Baka Aniki," Sasuke akhirnya membuka suara.
Itachi yang tampaknya tidak perduli, malah mencumbu wanita dipangkuannya, membuat Sasuke memalingkan wajahnya dan berdecih jijik. Astaga.., apa yang terjadi dengan kakaknya yang keren dan berwibawa itu? Bisa-bisanya ia bertingkah seperti pria yang jelalatan dan menyedihkan seperti ini. Kemana tata etika Uchiha yang selama ini disandangnya?
Setelah puas, Itachi memberi kode dan si wanita langsung beranjak pergi setelah sebelumnya mengedipkan mata kearah Itachi. Itachi hanya menyeringai.
Ia menaruh gelasnya diatas meja oval didepannya, lalu mengubah posisinya menghadap Sasuke dan bersandar.
"Aku ada pekerjaan bagus buatmu," Ujar Itachi dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya. Ralat, itu lebih mirip seringai.
"Yaya. Langsung saja katakan." Sasuke menjawab datar.
"Inspektur Inoichi menjalin kerjasama denganku mengenai banyak hal, kau tahu kan?".
Sasuke hanya diam dan mendengarkan. Itachi melanjutkan,
"Ada seorang polisi yang menyamar sebagai anak buah Inoichi. Masih dalam penyelidikan, karena anggota baru yang masuk kepolisian tahun ini ada sekitar 120 orang. Kebanyakan dari mereka menempuh pendidikan militer di Miami, dan beberapa di Hongkong. Inspektur merekrut mereka semua dan sayangnya, ada satu orang yang entah siapa menjadi mata-mata yang diduga kiriman terotis yang bermukin di Hawai,"
"Baka Aniki kau menghabiskan waktuku," Potong Sasuke sambil mengusap rambutnya hingga wajah. Ia benar-benar malas mendengarkan omongan kakaknya . Ia benci basa-basi.
Itachi terkekeh.
"Baiklah, sebut saja aku sudah tahu siapa orangnya. Tapi dia menghilang dengan sejumlah dokumen penting yang dicurinya. Tugasmu adalah menangkapnya. Simple kan?" Itachi menarik sudut bibirnya dan tersenyum.
Simpel? Ya, memang. Tapi simpel dibalik kata itu memiliki artian lain.
Bagian mana yang bisa dinilai simple dari pekerjaannya kalau ia harus berlari-lari dan menembakkan pistol yang mana nyawanya selalu dalam bahaya?
Tapi Sasuke terlanjur mencintai pekerjaannya. Baginya ini tantangan tersendiri. Itachi, kakaknya, dibalik menjabat sebagai presiden direktur Uchiha Group, ia juga sekretaris Organisasi Keamanan Nasional Jepang yang diketuai Inspektur Inoichi. Organisasi ini dibentuk lima tahun lalu untuk melindungi warga kota dibelakan layar yang dalam artian, mereka semua adalah rahasia. Identitas, markas, dan segala hal yang berhubungan dengan Organisasi Keamanan Nasiolal Jepang, atau kita singkat OKN Jepang, adalah rahasia. Benar-benar rahasia.
Jangan tanya kenapa pria berusia 29 tahun itu bersedia menjadi sekretaris disela kesibukannya menjadi Presiden Direktur. Dan halo, sekretaris? Ia menjadi bawahan?
Sangat tidak biasa bukan?
Well, untuk masalah ini ia memiliki alasan serupa dengan adik tersayangnya. Ia terlanjur mencintai pekerjaannya. Menurutnya, bekerja dibalik dunia 'nyata' adalah sesuatu yang unik dan menantang. Dan disisi lain, banyak informasi yang juga sangat membantunya dalam kemajuan Uchiha Group.
"Menangkapnya? Baiklah." Sasuke menhembuskan nafasnya. Bukannya sombong atau apa, Sasuke memang anggota yang baru masuk setahun lalu. Tapi kemampuannya bisa disandingkan dengan senior yang setahun lebih lama diatasnya. Dan soal tangkap-menangkap, meski jauh dari kata aman, Sasuke sudah sangat sering menjalankan tugas serupa dengan hasil sempurna.
"Ini tempatnya. Hall Street. Ada ruang bawah tanah disebuah rumah yang sudah tak terpakai. Tidak terlalu sulit kok. Rumah itu sangat mencolok," Ujar Itachi kemudian setelah kertas yang disodorkannya diterima Sasuke. Tanpa berkata apa-apa lagi, Sasuke berdiri.
"Berangkat kapan?" Tanya Itachi menyempatkan perhatiannya.
"Malam ini," Jawab Sasuke datar.
Itachi hanya menyeringai sambil kembali meminum minumannya. Ah ya, dia tidak perlu repot-repot memperhatikan adiknya. Toh, dia hanya ingin memastikan pekerjaannya dilaksanakan dengan cepat. Benar-benar baka aniki yang menyedihkan.
.
LAVENDA GA CRIME
.
Sasuke menghentikan mobil sedannya ditempat parkir perumahan Hall Street. Jangan tanya soal apa yang dimiliki Sasuke. Kalau ia memakai mobil mewah, ia malah akan dicurgai kan?
Dengan hanya berbekal jam tangan serbaguna, sepucuk pistol yang disembunyikan diantara lingkar pinggang celana jeansnya, serta alat tersembunyi lainnya, Sasuke keluar dari mobilnya. Kaus Biru gelap yang dikenakannya membuat tampilan kasualnya menjadi penyamaran yang sempurna.
Ia memilih berjalan kaki untuk mencari rumah yang dimaksud. Karena dari laporan Itachi, tempat penjahat itu berada hanya beberapa puluh meter dari gerbang komplek Hall Street.
Bicara soal laporan Itachi, Sasuke ngedumel kesal gara-garanya. Apa maksud dari ucapan Itachi tentang 'rumah yang sangat mencolok' itu? Hell, lihat semua rumah disini. Rumah megah-tapi tidak semegah mansion keluarganya, dengan halaman yang dihias sedemikian rupa dan juga, Sasuke bisa memastikan, jaringan keamanan yang dipasang dirumah itu pastilah tinggi. Namun sekali lagi, tidak setinggi dengan sistem keamanan dirumahnya.
Jadi, bagian mana yang dimaksud Itachi soal 'rumah yang sangat mencolok' tadi? Semua rumah disini mencolok.
Sasuke mengerutu dalam hati. Ia terus berjalan menyusuri jalanan komplek yang semakin lama, semakin redup lampu jalannya.
Sasuke berhenti didepan sebuah rumah yang ia asumsikan, dan sudah jelas pasti rumah ini yang dimaksud.
"Benar-benar mencolok," Sasuke berujar puas dibarengi seringainya.
Sebuah rumah kosong tanpa penerangan apapun yang disisi kanannya merupakan lahan kosong. Satu-satunya yang Sasuke tangkap adalah, hanya rumah ini yang berkesan kumuh dan tidak terawat diantara rumah yang lainnya. Sangat mencolok.
Tanpa mengulur waktu lagi, Sasuke langsung memulai aksinya.
next chapter
"
"Tentu saja kau tidak akan sendirian. Aku mengelompokkanmu dengan seorang seniormu yang bisa dibilang sangat berbakat, sepertimu"
"Tepat sekali bocah. Dan si Nerd ini bisa memecahkan kepala kapan saja,"
"Baiklah, senpai. Aku akan jadi kouhaimu yang baik,"
.
LAVENDA GA CRIME
Ini ff pertamaku, well, di akun ini maksudnya. Akun yang satunya aku lupa paswordnya, jadi bikin lagi deh. Selain itu cerita di akun itu masih kubuat asal-asalan. Haha. Gomen yang pernah baca, akunnya itu namanya Sagawamiiku. Hohoh. Itu akun yang berantakan, jujur.
.
Sekian aja eh. Gimana ffnya?
Mind to Review? :3 ~
Regrats,
-Dafrilioun-
