Yo~ perkenalkan saya selaku Author yang paling tidak bertanggung jawab dari fandom sebelah, ingin mempersembahkan fic pertama saya yang gaje ini di fandom kurobasu. Ka-re-na. . . Saya gak suka sepongebob, saya sukanya Kise, karena kise Kuning! #plak #abaikan#
Dan ini motto saya ;
Ada yang mau baca ya syukur(-_-v
Tidak ada ya sudah(-_-v
yop! Baiklah silahkan menikmati!
Warning : BL, OOC, Typos, dan teman²nya
Kuroko No Basket : © Tadatoshi Fujimaki
Bully? NO! Its Love! : © Hiria-ka
Douzo~
Chapter 1
ˁˀ GoMKise ˁˀ
Kise berlari mondar mandir mengepel lapangan basket yang 'cukup' besar itu sendirian. Raut wajahnya menampakan kekesalan atas ke'baikan' teman-temannya hari ini, terutama Kaptennya. Ini semua karena ia terlambat datang latihan. Memang, biasanya ia juga sering terlambat tapi itu karena jadwal pemotretan dan lagi masalahnya adalah, hari ini dia tidak memiliki jadwal pemotretan, dan seharusnya ia tidak akan terlambat pada latihan hari ini.
Namun, ini semua gara-gara si mahkluk ungu yang rakus! Yang seenak dengkulnya memfitnahnya di depan guru kalau ia makan saat pelajaran sedang berlangsung. Betapa dongkolnya Kise kalau mengingat hal nista itu, bisa-bisanya ia tak sadar kalau Murasakibara telah meletakan semua sampah jajanannya di sekitar mejanya! Dan akibatnya, Kise mendapat hukuman untuk menggantikan siswa yang piket hari ini di kelasnya. Oh.. betapa sialnya dia! Karena, kau pasti tahu, walau pun kau hanya terlambat 1 menit, Kaisar neraka itu tak akan bertoleransi pada mu.
Belum lagi teman-temannya yang tak henti-hentinya memojokannya dengan berbagai hal sampai latihan usai, benar-benar membuatnya ingin menangis kalau saja Kise tidak ingat dirinya selalu merasa bahagia semenjak ia bergabung dengan klub Basket dan bertemu dengan mereka semua.
Kise yang masih mondar mandir mengepel pun tanpa sadar tersenyum riang kembali saat mengingat momen bodoh tapi menyenangkan ketika mereka mencoba menangkap pencuri yang menabrak Momoi saat mereka sedang makan es krim bersama. Dan tentunya mereka menyuruh Kise untuk membelikannya mentang-mentang Kise adalah seorang model.
Merasa lelah, Kise pun memilih mendudukan dirinya sebentar untuk menarik nafas, dan tanpa ia sadari, di ruangan yang sudah kosong itu sepasang mata merah sedang memperhatikannya.
"Kau bisa pulang sekarang, Ryouta" tiba tiba sebuah suara rendah dan berwibawa mengejutkan Kise yang sontak langsung berdiri menghadap sosok dibelakangnya.
"Ma-maafkan Aku, Akashicchi! A-aku hanya istirahat sebentar" ucapnya gugup dan menundukan kepalanya tak berani menatap Akashi.
Sedangkan Akashi hanya menatap Kise dengan pandangan dingin. "Tidak apa-apa. Ku perintahkan kau untuk pulang sekarang juga" mendengar ucapan datar itu Kise pun menatap Akashi dengan gembira sambil mengepalkan kedua tangannya kedepan dada.
"Be-benarkah Akashicchi?" Akashi mengangguk. Dan hal itu membuat Kise bersorak gembira "Uwaahh! Terimakasih banyak 'ssu!" Kise menunduk dan berbalik menuju ruang loker. Ia tak tahu dan tak pernah ingin tahu mengapa malam ini Kaptennya tiba-tiba mau berbaik hati padanya. Yang penting sekarang juga ia bisa pulang dan segera merebahkan dirinya di kasur empuk.
"Ryouta" panggilan dingin dari sang Kapten membuat langkah Kise berhenti.
"Ah! Y-ya? Akashicchi?" Kise menoleh dengan ragu, takut kalau-kalau Kaptennya yang menyeramkan itu berubah pikiran.
"Aku akan mengantarmu"
Dan seketika itulah Kise membeku di tempat.
"H-HAH..?" ia memasang wajah horror memikirkan apa yang direncanakan oleh Akashi padanya kali ini. Dan Akashi hanya menyeringai tipis melihat perubahan ekspresi diwajah model itu.
"Ini perintah, cepat bereskan barang-barang mu"
"Ha-ha'i..."
_o_o_
Kise berjalan mengekori Akashi ke luar gerbang sekolah. Dari gelagatnya ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini, ingin sekali rasanya ia mengoceh tapi ia juga tak mau mendapat masalah karena hal itu.
BUKH
Karena terlalu asyik melamun sendiri Kise jadi tidak sadar kalau Akashi tengah menghentikan langkahnya dan akibatnya Kise jadi tak sengaja menabrak Akashi.
"Ma-maaf Akashicchi..." Kise merasakan hawa dingin disekitar Akashi yang semakin besar, membuat nyalinya semakin menciut untuk bicara lebih lanjut walau pun sebenarnya ia ingin bertanya kenapa Kaptennya itu berhenti tiba-tiba.
"Kita balik arah" kata Akashi dengan nada perintahnya, dan mendengar itu Kise pun hanya dapat mengerjapkan matanya tiga kali "Eh? Tapi rumah ku akan lebih dekat jika lewat sini 'ssu" jawabnya refleks yang langsung di balas tatapan dingin Akashi.
"Ikuti saja, ini perintah" Akashi pun berjalan berlainan arah mendahului Kise dan.. mau tak mau Kise pun tak bisa melawan perintah dari Kaptennya yang seketika kembali menyeringai saat melihat Kise mengikutinya di belakang.
Ditempat lain,
"Kenapa dia lama sekali sih? Grah!" Aomine berteriak kesal karena sudah dua jam dia menunggu Kehadiran seorang pria tampan(cantik) berambut kuning.
"Mungkin Akashi memberinya hukuman tambahan" jawab Midorima tanpa disuruh sambil menaikan kacamatanya.
"Ini semua karena salah mu, Mido-chin... kalau kau tidak mengompori Aka-chin pasti Kise-chin tidak akan di hukum seperti itu.." Murasakibara menimpali sambil menjilati es krimnya. Es krim? Ya, es krim. Itu karena mereka semua sedang berada di depan super market yang dekat dengan arah jalan pulang Kise.
"Oi! Itu juga kesalahanmu Murasaki! Kau yang mengerjainya di kelas sehingga ia terlambat kan! nodayo?!" balas Midorima dengan urat siku-siku di jidatnya.
Kuroko yang dari tadi terabaikan pun mulai angkat bicara "Sudahlah, Midorima-kun, Aomine-kun, dan Murasakibara-kun. Sebaiknya kita mengurungkan niat untuk mengerjai Kise-kun kali ini. Kurasa dia sudah sangat banyak menerima siksaan dari kita semua hari ini, aku merasa kasihan." Ucapnya datar
Sedangkan Midorima, Murasakibara, dan Aomine langsung membatin 'Padahal kau sendiri yang paling banyak menyiksanya, Tetsu/Kuroko/Kuro-chin'
Dan akhirnya mereka pun masih menunggu tanpa tahu Kise sudah pulang kerumah atau belum.
Malang.
_o_o_
Kali ini Kise tidak terlambat. Ya. Tentu saja. Karena hari ini pemotretan selesai dengan cepat. Pemuda pirang itu masih riang saat memasuki aula basket sambil bersenandung sampai tiba-tiba suara seseorang yang tidak ia sukai memanggilnya.
"Hei Ryouta!"
Kise menoleh kebelakang pada pria berambut silver yang dalam catatan adalah berandalan yang suka cari gara-gara dan paling mengerikan di Teiko— dan oh! Jangan lupa, si silver brengsek itu juga adalah orang yang paling suka meremehkan kemampuan Kise. Makanya Kise tidak menyukainya, tapi bukan berarti dia membencinya. Sungguh begitu Kise tetap memperlihatkan senyum manis di wajahnya pada berandalan itu setiap hari.
"Ada apa Shougo-kun?" tanyanya dengan polos.
"Heh! Lihat ini aku punya sesuatu untuk mu" pemuda itu— sebutlah dia Haizaki mengambil sesuatu yang menggeliat dengan warna coklat gelap yang menurut Kise sangat menggelikan sekaligus menyeramkan, sambil menyeringai jahat pada pemuda pirang yang sudah memasang wajah horror.
"Sho-Shougo-kun, bu-buang itu jauh-jauh!" Kise reflek berjalan mundur saat Haizaki mendekatkan seutas cacing tanah ke hadapan Kise yang sudah merinding tingkat akut(?).
Haizaki menyeringai senang saat mendapati Kise sudah tak bisa berkutik lagi. Yap tak bisa berkutik. Karena sekarang Kise sudah terjebak oleh dinding yang membuatnya tak bisa mundur lagi.
Kise sudah ingin menangis melihat benda menggelikan itu hanya berada 2 centi di depan wajahnya kalau saja anggota Kisedai yang lain tidak datang.
"Hei! Sedang apa kalian?" pertanyaan pertama terlontar dari Midorima. Sisanya, Akashi, Kuroko, Aomine, dan Murasakibara hanya terdiam melihat Kise yang sedang terpojok oleh Haizaki.
Haizaki masih menyeringai nista tanpa mempedulikan anggota Kisedai, sedangkan Kise hanya menyahut dengan suara bergetar menahan tangis "M-Midorimacchi.. tolong Aku 'ssu..."
"Oi Haizaki teme! Jangan ganggu dia!" Aomine baru saja ingin melangkahkan kakinya mendekati Kise tapi Akashi sudah lebih dulu menahannya.
"Biarkan saja, ini akan menjadi hal yang menarik" Akashi memasang seringaiannya yang membuat semua orang disana—kecuali Kise dan Haizaki— terdiam.
"Ugh.. Kalian semua.. kumohon tolong aku 'ssu.." Kise benar-benar sudah ingin menagis sekarang. Ia sudah merapatkan dirinya ketembok dengan tangan yang juga ikut menempel pada tembok dan berharap tembok itu seketika runtuh terdorong olehnya sehingga ia bisa melarikan diri dari si kupret Haizaki.
Tapi sayangnya... harapan itu runtuh saat Haizaki dengan santainya menempelkan cacing tanah itu ke leher jenjangnya yang sukses langsung membuat Kise menjerit geli dengan air mata yang mengalir deras(?).
"Hi-Hyaaaahh! UWAAAHHH! Ku-Kurokocchi! Aominecchi! Hiks tolong akuu.. huweeee"
Kise menjerit minta pertolongan pada duo cahaya dan bayangan itu sedangkan yang di mintai pertolongan hanya bisa menahan diri untuk tidak menolongnya— terutama Aomine yang sudah mengepalkan tangan dengan kesal. Ia harus menuruti titah Akashi, sesui perkataannya 'ini akan menarik'
"Uwwaaahhh! Singkirkan itu! Shougo-kun! Kumohon huweee... hiks..."
"Heheh! Tidak akan! aku belum puas mengerjai mu! Haha menangislah sampai kau lelah, Ryou~ ta~"
Tak kunjung mendapat respon dari yang di panggil akhirnya Kise memanggil anggota lain "Ughh... M-Midorimacchi..."
Midorima juga ingin menolong mahkluk polos dan periang itu, tapi apa daya, ia juga tak bisa membantah Akashi, dan akhirnya ia pura-pura tidak melihat. Sedih diabaikan Midorima Kise pun melirik Murasakibara yang terdiam.
"Mu—Murasakibaracchi..."
Murasakibara hanya terdiam, tapi kalau kita perhatikan lebih jelas bisa kita lihat Murasakibara sedang meremas Maibou-nya sampai hancur. "Maaf.. Kise-chin.."
Oh yeah.. Akashi menikmati pemandangan itu sambil menyeringai sadis.
"Hiks hiks... Shougo-kun!"
Sementara itu Haizaki yang belum puas mengambil tindakan lain, yaitu memasukan cacing tanah kedalam baju kise— yang tentu saja membuat tangisan Kise tambah jadi. Kasihan.
"Hu— Uuwaaaah! Hiks menggelikan ugh..." Kise memejamkan matanya antara geli dan takut karena merasakan cacing itu menggeliat di dadanya.
"Hiks... menjijikan... A—Akashicchi.. hiks tolong aku 'ssu... hiks hiks.. huweee"
Dan... seketika saat itu juga— setelah Kise menyebut nama Akashi. Sebuah Gunting melayang dan menusuk kepala Haizaki. Membuat semua orang kecuali Kise menatap ngeri pada sang Emperor, sedangkan Akashi sendiri...
Dia...
Dia langsung kicep.
Yap.
Akashi langsung kicep. Ia yang tadinya masih ingin melihat Kise tersiksa, malah termakan oleh emosi—yang entah dari mana datangnya— saat Kise menyebutkan namanya dengan nada yang memohon belas kasihan.
Tersadar akan perbuatannya sendiri yang tak tahu mengapa merasa sangat tidak rela melihat Kise dianiaya oleh orang lain, apalagi setelah memanggil namanya dan meminta pertolongan. Langsung menatap dingin— yang benar-benar dingin— pada mayat(?) Haizaki yang tergeletak di kaki Kise.
"Atsushi, cepat singkirkan bajingan ini" titahnya yang langsung dijawab 'Hai' oleh Murasakibara dan langsung menyeret mayat(?) Haizaki entah kemana.
Sementara itu Akashi sendiri lebih memilih untuk menghampiri Kise sebelum anggota yang lain mengambil kesempatan. Kise masih berdiri dengan kaku, terlihat kedua tangannya terkepal menutupi kedua matanya, ia juga menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakan tangis. Akashi sedikit tersenyum saat melihat tingkah Kise yang masih merasa kengerian plus kegelian terhadap cacing.
"Jangan bergerak" titahnya.
Kise yang mendengar perintah itu hanya bisa menunduk patuh tanpa menyingkirkan kedua tangannya dari matanya. Ia masih bisa merasakan cacing itu menggeliat disekitar perutnya dan dadanya.
Dan, dengan cara yang tak di duga-duga oleh semua orang yang ada disana. Akashi mengeluarkan guntingnya yang lain(?) kemudian menggunting seragam Kise dari bawah ke atas sampai terlepas. Lalu... terlihatlah bagian tubuh Kise yang sangat menggoda yang— tentu saja juga membuat cecunguk-cecunguk disana merasa 'hari ini adalah hari yang baik' dengan banjir darah dimana-mana. Kemudian...
Kemudian?
Yeah.. kemudian...
Kemudian terlihatlah ekspresi wajah Akashi yang benar-benar datar saat melihat Cacing brengsek(kata Akashi) yang kini seenaknya melingkar(?) pada nipple menggoda Kise.
What?
Akashi sempat menahan nafas melihatnya namun ia segera mengendalikan dirinya.
"Jangan bergerak dan jangan bersuara" katanya lagi dan Kise pun mengangguk.
Tapi yang namanya rasa memang tidak bisa bohong!— Walau ditahan pun kau akan tetap merasakan geli!— Seperti halnya Kise saat ini yang merasakan jari-jari Akashi sempat menyentuhnya dan membuatnya sempat memekik nista.
"Hii—Uhhmmpph!" Kise segera menutup mulutnya yang tak sengaja mengeluarkan erangan aneh yang menurutnya menjijikan.
Sedangkan sisanya yang ada disana termasuk juga Akashi terdiam dengan ekspresi ambigu masing-masing— benar-benar nampak sulit di jelaskan— ketika mendengar erangan aneh tersebut.
Lalu... yang terakhir...
Ya, yang terakhir di chapter ini.
Seusai latihan semua orang di buat terbengong-bengong oleh Akashi yang tiba-tiba saja menusukan gunting di kepalanya sendiri. Ada apa gerangan? Yah.. kalau kau bertanya kenapa Akashi bisa melakukan hal segila itu(Karena dia memang gila) jawabannya adalah... ia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa-bisanya kepalanya memikirkan hal yang aneh-aneh tentang suara Kise tadi siang?
TBC
Masih Berlanjut Nanodayo!
