ONLY U
.
.
.
.
-It's HunHan Story-
.
.
.
Casts : All EXO Member
Main Cast : Se Hun – Lu Han
Genderswitch (GS). OOC. No Bash.
Genre : Romance(?), Hurt, Love
Warning !
GS. ETC amburadul. Typo Bertebaran. NEWBIE
.
.
.
Disclamer : Fanfic dengan tema dan ide pasaran ini sebagian besar adalah ASLI muncul dari pemikiran ngelantur + pengalaman pribadi Ivi.
Seluruh cast adalah member EXO, main caist-nya Se Hun dan Lu Han, Mereka sepenuhnya adalah milik diri mereka masing-masing. Milik Orang Tua. Agensi. Dan milik EXO-L.
p.s -Lu Han milik Se Hun!
-Se Hun milik Lu Han!
.
.
.
.
"whoaaaa Sehun Oppa benar-benar tampan, benar kan Eomma ?"
Teriak seorang gadis sambil memperhatikan salah satu siaran televisi yang sedang menayangkan acara fashion show dari salah satu brand pakaian ternama.
"hm…"
Sang Eomma yang sedang menyiapkan makan malam hanya berdehem pelan sebagai jawaban. Sang Eomma sudah benar-benar bosan mendengar celotehan sang anak tentang Sehun Oppa-nya, model terkenal yang karirnya mulai merambah dunia acting. Dan sedang benar-benar digilai oleh hampir seluruh gadis di Korea Selatan atau bahkan Dunia ? ah sang ibu benar-benar tak mau memikirkan seberapa terkenal model atau actor tersebut. Sang Eomma sudah cukup dibuat pusing oleh anaknya yang hampir setiap detik membicarakan actor ? model ? atau siapapun Sehun.
"kyaaaa…. Tatapan Sehun Oppa… kyaaaaaaa…. Nikahi aku Sehun Oppaaaa
Aaa Saranghae Oppa…"…
Sang Eomma hanya geleng-geleng kepala menyaksikan sang putri yang sedang berfangirlingan kepada Sehun Oppanya.
"Appa pulang…."
Sang Apa yang baru memasuki ruang keluarga menghampiri sang putri dan mengecup pelipis sang putri dengan sayang.
"Appa … lihatlah bukankah Sehun Oppa sangat tampan ?"
"ne… tapi Appa lebih tampan" sahut sang Appa yang sedang melepas dasi dibantu oleh sang istri.
"Ani, Sehun Oppa lebih tampan" jawab sang putri sambil tersenyum cerah.
"Yeobo.. mandilah.. setelah itu kita akan makan malam bersama."
"Ne, dimana Chanyeol ? apa dia ada dirumah ?"
"Ne, Chanyeol dikamarnya. Dia libur selama dua hari. Lusa dia akan kembali shooting drama. Dia benar-benar berkerja keras.. "
"bukankah itu impiannya ? kita hanya perlu mendukungnya"
"KYAAAAAAA Sehun Oppa tersenyum KYAAAAA!"
Sang Eomma dan Appa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakukan sang putri.
"YAK ! LUHAN ! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN KAMARKU!"
Terdengar teriakan dari lantai atas tepatnya dikamar sang putra sulung keluarga Park.
Luhan yang merasa namanya dipanggil hanya bisa menutup telinga dan menampilkan senyum kaku kepada sang Oppa yang sudah berdiri sambil berkacak pinggang di hadapannya dengan penampilan super berantakan, rambut acak-acakan dan sedikit air liur di sudut bibirnya. Melihat penampilan Oppanya yang sekarang sungguh tidak akan ada yang percaya bahwa Oppa nya adalah seorang model dan actor ternama korea. Ya Oppanya adalah Park Chanyeol, seorang model dan aktor terkenal di Korea, yang sudah membintangi berbagai drama hebat yang terkenal hingga ke berbagai negara diluar Korea. Tidak ada yang tidak tau siapa Park Chanyeol. Seorang Model sekaligus actor yang memiliki tinggi badan tidak normal –menurut Luhan- dan bentuk tubuh proporsional dengan dada bidang dan otot perut yang sempurna. Wajah super tampan dengan mata bulat lucu dan mempunyai lesung pipi yang sangat manis ketika tersenyum. Park Chanyeol juga dikenal sebagai Happy Virus dikalangan fans nya. Dan orang yang sedang ditatap tajam oleh Chanyeol sekarang adalah adiknya yang super menyebalkan namun tak dipungkiri Chanyeol sangat menyayangi adiknya yang mempunyai jarak usia tujuh tahun dengannya. Adik Park Chanyeol adalah Park Luhan, gadis 17 bertubuh mungil yang memiliki wajah cantik dan imut saat bersamaan. Mata indah seperti mata rusa yang selalu terlihat seperti bersinar, hidung bangir dan bibir pink alami yang menggoda.
"apa yang kau lakukan dengar kamarku ?" Tanya chanyeol sambil menatap Luhan dengan tajam.
"a-aku.. –"
"apa maksudmu dengan menempel poster bergambar wajah Oh Sehun menyebalkan itu di seluruh dinding kamarku ?"
Ya.. alasan Park Chanyeol menatap sebal kearah adiknya adalah karena adiknya telah memenuhi seluruh dinding dikamarnya dengan poster Oh Sehun. Park Chanyeol benar-benar terkejut ketika terbangun dari tidurnya dan menyalakan lampu kamarnya dan melihat sekeliling kamarnya penuh dengan poster Oh sehun. Chanyeol yang pulang dalam keadaan sangat lelah setelah pulang dari serangkaian jadwal shooting dan pemotretan langsung memasuki kamarnya dan melepas pakaiannya sembarangan tanpa menyalakan lampu kamar dan langsung merebahkan diri di kasur empuknya, ketika terbangun dan menyalakan lampu kamar hampir saja mengalami serangan jantung menyaksikan keadaan kamarnya.
"aku.. aku tidak tau harus menempelnya dimana lagi, dinding kamarku sudah tidak ada ruang lagi untuk menempelnya." Jawab Luhan tanpa rasa bersalah.
"tapi tidak dikamarku juga Lu"
"Oppa kan jarang berada di kamar Oppa. sekalinya Oppa ada jadwal kosong Oppa pasti hanya menghabiskan waktu Oppa di apartemen Oppa atau di apartemen Baekhyun Eonni. Jadi apa salahnya aku menempel nya di kamar Oppa. Oppa juga jarang ada disana" jawab Luhan dengan mata berkaca-kaca.
Seketika raut wajah Chanyeol berubah sendu mendengar perkataan adiknya. Chanyeol tau, selama ini adiknya kesepian. Appa yang sibuk dengan perusahaan dan Eomma yang lebih banyak menghabiskan waktu mengelola butik dan salon miliknya. Dan Chanyeol yang berprofesi sebagai seorang model sekaligus actor ternama lebih banyak menghabiskan waktu di lokasi shooting dan lokasi pemotretan. Dan benar kata Luhan, ketika ia mempunyai waktu libur Chanyeol lebih banyak melewatinya di apartemen pribadinya yang dekat dengan kantor agensi atau di apartemen kekasihnya. Chanyeol yang merasa bersalah hanya bisa mengalah kepada sang adik.
"Baiklah.. kau boleh menempel postermu di kamar Oppa"
"benarkah Oppa ? aaaaaa Saranghae Oppa" Luhan yang terlanjur senang langsung memeluk dan mencium pipi oppanya. Namun tak sampai sedetik Luhan langsung melepas pelukannya.
"ughh.. Oppa bau". Chanyeol kembali menarik sang adik kedalam pelukannya, tak memperdulikan usaha sang adik yang terus meronta minta dilepaskan dari pelukannya. Chanyeol benar-benar merindukan sang adik setelah hampir satu bulan tak dilihatnya karena kesibukannya.
"Chanyeol-ah, lepaskan adikmu. Makan malam sudah siap. Dan mandilah. Baumu benar-benar tidak sedap. Bahkan Eomma bisa menciumnya sampai ke dapur" ucap Eomma park yang sedang menata piring di meja makan.
"Ne Eomma"
Chanyeol melepas pelukannya dan mengecup pelan bibir sang adik dan langsung berlari kekamarnya.
"YAK OPPPA! AKU MEMBENCIMU!" teriak luhan sambil mengusap kasar bibirnya dengan punggung tangannya.
"OPPA JUGA MENCINTAIMU" balas Chanyeol sambil memeletkan lidahnya ke arah Luhan.
Interaksi dan skinship seperti itu adalah wajar bagi Park Sibling. Eomma Park lagi-lagi hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kecil melihat kelakuan putra-putri nya.
"Eomma aku akan mandi lagi, bau Oppa tidak mau pergi dari badanku" ucap Luhan sambil mepout bibirnya dan menuju ke kamarnya yang tepat disebelah kamar Chanyeol.
Keluarga Park sedang menikmati makan malam mereka. Chanyeol dan Luhan yang tak berhenti berdebat sepanjang makan malam berlangsung.
"Luhannie.. simpan lah ponselmu, kita sedang makan malam.."
"Sebentar Appa.. aku sedang melihat pictorial Sehun oppa di majalah Bazaar yang baru dirilis"
"ya.. kau bisa melihatnya nanti. Sekarang simpan dulu ponselmu. Jarang-jarang kan kita bisa makan malam bersama ?"
"ah… ne Appa" jawab Luhan yang langsung memasukkan ponselnya ke kantong piamanya.
"lagian.. apa bagusnya sih Oh sehun itu, mukanya yang datar tanpa ekspresi dan kulit nya yang pucat seperti vampire haus darah itu benar-benar menyebalkan. Oppa lebih tampan dari pada Oh Sehun"
Luhan yang tidak terima ucapan Chanyeol mendelik kesal kearah Chanyeol.
"ani, Sehun Oppa jaaaaaaaaaauh lebih tampan dari Oppa. Wlekk"
"Luhannie, tidak boleh seperti itu. Tidak sopan sayang. Minta maaf ke Oppamu.." nasehat Eomma Park kepada putrinya dengan lembut.
"ne Eomma. Mianhae Oppa"
Chanyeol hanya tersenyum dan mengusak lembut pucuk kepala Luhan dengan sayang.
.
.
.
.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun gadis bermata rusa itu masih berdiri di balkon kamarnya dengan teropong kecil ditangannya. gadis bermata rusa itu siapa lagi kalau bukan Luhan. Luhan terus mengarahkan teropongnya ke rumah sebelah, ya kalian tidak salah tidak menggunakan teropong untuk melihat bintang, tapi Luhan mengarahkan teropongnya ke rumah sebelah rumahnya, tetangganya. Ketempat bintang hatinya berada.
"Kau belum tidur ?"
Suara Chanyeol berhasil mengejutkan Luhan yang sedang focus dengan teropongnya.
"belum Oppa.." jawab Luhan masih focus kegiatannya.
"apa kau sedang melihatnya lagi ?"
"hmm.."
Chanyeol yang semula berdiri dipintu balkon adiknya menghampiri adiknya dan memasangkan cardigan yang semula dipakainya kebahu mungil dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang mungil Luhan, memeluk adiknya dari belakang.
Luhan yang sempat kaget namun menyadari siapa yang sedang memeluknya dari belakang kembali focus pada kegiatan nya.
"dia tidak akan pulang. Dia akan berangkat ke Milan malam ini "
"benarkah ? darimana Oppa tau ? tidak ada berita tentang dia yang akan ke Milan"
"kau lupa Oppa siapa ? oppa kan sahabatnya bahkan sejak kami masih memakai popok. Oppa juga satu agensi dengannya. dia harus menggantikan Lee Soo Hyuk Hyung untuk menjadi model di Fashion Week di Milan. Soohyuk Hyung mengalami kecelakaan mobil tadi siang dan membuat kaki nya terluka."
Luhan ingat berita tadi siang bahwa salah satu model dari agensi Oppanya bernaung mengalami kecelakaan.
"ayo kita masuk, kau harus sekolah besok"
"ne Oppa.." jawab Luhan lemah. Berarti Luhan tidak bisa melihat Sehun Oppanya besok pagi. Ya.. tetangga Luhan adalah Oh Sehun. Luhan sudah menjadi fans Sehun bahkan sebelum Sehun menjadi model dan terkenal seperti sekarang. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Luhan benar -benar menggilai Sehun. Sejak kecil Luhan selalu membuntuti Sehun kemanapun Sehun pergi. Luhan kecil selalu mendeklarasikan dirinya sebagai istri masa depan Oh Sehun.
.
.
.
Suasana bandara Incheon yang semula tenang berubah gaduh ketika sekelompok gadis yang membawa poster-poster lucu dengan tulisan warna-warni bertuliskan nama seorang model ternama dan beberapa diantaranya membawa kamera yang bahkan dari bentuknya saja kita bisa tau bahwa harganya tidaklah murah berlarian mengerumuni seorang model yang baru tiba dari kedatangan luar negeri. Mereka mengerumuti sang model bagaikan semut yang dimengerumuti gula. Sang model tersebut beserta beberapa pengawal terus berusaha membelah jalan melewati sekumpulan fans. Dan langsung menaiki sebuah van yang telah menunggu sang model.
Sesampainya di van sang model langsung melepaskan kacamata dan maskernya, dan menyandarkan tubuh lelahnya pada jok mobil.
"Hyung.. apakah kita langsung ke gedung agensi ?"
Tanya sang model pada managernya.
"Ne Sehun-ah.. kita akan ke gedung agensi untuk membicarakan tentang project barumu dengan Lee Daepyonim"
"Tak bisakah hyung saja.. aku benar-benar lelah ? "
"Tapi Sehun-ah…-"
"kumohon hyung. Aku benar-benar butuh tidur"
"Baiklah.. sekarang lebih baik kau tidur, kantung matamu benar-benar parah. Sesampainya di agensi aku akan membangunkanmu, kau bisa beristirahat diruanganku. Karena jam 3 nanti kau ada pemotretan untuk majalah Oh Boy"
"terimakasih Hyung.." jawab Oh sehun lemah
Tak sampai satu menit, dengkuran halus sang model langsung terdengar memenuhi van. Oh Sehun benar-benar lelah setelah menjalani serangkaian jadwalnya di Milan, ditambah lagi perbedaan waktu Antara Milan dan Korea membuatnya mengalami Jet Lag.
.
.
.
"Oppa… aku janji akan bersikap baik"
"Tidak Lu…" Chanyeol terus berjalan sementara Luhan mengekorinya hanya untuk mendapat izin untuk ikut ke agensi Oppanya.
"Oppa tidak bisa mempercayaimu"
"Aku adikmu Oppa."
"karena itulah Oppa tidak bisa mempercayaimu"
Bukan tanpa alasan Chanyeol tidak mau membawa adiknya ke agensinya. Adiknya pasti akan berbuat ulah yang bisa membuatnya sakit kepala. Dan adiknya pasti akan menjadi sasaran teman sesama modelnya. Teman sesama model Chanyeol sangat menyukai Luhan, mereka benar-benar gemas melihat Luhan dan berakhir dengan berebutan mencubiti pipi Luhan. dan Luhan akan terus-terusan menempel bersamanya disertai rengekan menjengkelkannya yang sukses membuat kepala Chanyeol pening serasa ingin pecah.
"Oppa kumohon" ucap Luhan dengan lirih disertai pout lucu yang membuatnya terlihat seperti anak anjing yang minta untuk dipungut. Kesabaran Chanyeol benar-benar diuji. Chanyeol paling tidak sanggup melihat Luhan seperti itu.
"Tidak ! sekali tidak tetap TI-DAK!" jawab Chanyeol tanpa melihat Luhan dan memberikan penekanan pada kata tidak.
"Aku hanya ingin melihat Sehun Oppa, Oppa sudah tiba di Korea tadi pagi. Tapi dia tidak pulang kerumahnya. Dia pasti langsung menuju agensi. Aku hanya ingin melihat Sehun Oppa. Aku hanya ingin memastikan kalau Sehun Oppa baik-baik saja, apakah dia masih tampan atau semakin tampan. Aku benar-benar khawatir, Sehun Oppa tidak pernah mengupdate Instagramnya selama dia berada di Milan, dan juga tidak ada berita tentang Sehun Oppa. Biarkan aku ikut ya Oppa… please…. Kumohon Oppa" celoteh Luhan sambil terus mengekori Chanyeol. Chanyeol benar-benar pusing, Chanyeol sudah terlambat namun masih harus menghadapi adiknya yang cerewet. Adiknya sangat menyebalkan. Andai saja Chanyeol bisa menukar adiknya dengan boneka Rilakkuma keluaran terbaru, tapi Chanyeol yakin ibunya pasti akan mengutuknya menjadi Rilakkuma jika dia melakukan niatnya.
"Oppa, apa kau tidak kasian melihat adikmu menahan rindu hingga tidak bisa ti-"
"Baiklah kau boleh ikut, tapi selama Oppa rapat kau tunggu di ruangan Kibum Hyung, dan tidak boleh melakukan sesuatu yang aneh. Oppa yakin Sehun juga akan ikut rapat bersama Oppa dan Daepyonim, karena kami mendapat project yang sama. Jadi kau baru bisa melihat Sehun setelah kami rapat. Bersikaplah baik. Arasseo ?!" potong Chanyeol cepat, Chanyeol yakin adiknya akan semakin menyebalkan jika dia tidak menuruti keinginannya. "Ne Oppa. Yaksok" jawab luhan sambil tersenyum cerah.
.
.
.
.
SM Ent.
"Masuklah, dan jangan menyentuh apapun di dalam sana. Ugh Oppa sudah sangat terlambat"
Ucap Chanyeol sambil melirik Rollex di tangan kirinya.
"Ne Oppa, sana pergi. Aku janji tidak akan membuat kekacauan. Aku akan menjadi anak baik. Hush hush" balas Luhan sambil mendorong Oppa nya pergi menjauh.
Chanyeol meninggalkan Luhan di depan ruangan Kibum Hyung, managernya. Chanyeol ragu untuk meninggalkan Luhan sendirian. Chanyeol sangat mengenal Luhan. Adiknya tidak pernah bisa diam. Adiknya pasti akan berbuat kekacauan, namun Chanyeol tidak punya pilihan lain karena dia sudah sangat terlambat. Chanyeol akan memikirkannya nanti. Apapun yang terjadi, Chanyeol harus berada di ruang Lee Daepyonim sekarang.
Chanyeol mendesah kasar sebelum mengetuk pintu ruangan Lee Daepyonim dan masuk ke dalam ruangan tersebut.
"selamat Siang, maaf saya terlambat Lee Daepyonim" ucap Chanyeol penuh rasa bersalah sambil membungkuk memberi salam kepada Lee Daepyonim dan beberapa Staff di ruangan tersebut.
"ah.. Chanyeol-ah, gwenchana.. duduklah."
Chanyeol langsung duduk di kursi yang telah disediakan, dan Chanyeol sadar suatu hal, Oh Sehun tidak disini. Rasa penasaran menggerogoti Chanyeol. Tidak biasanya Oh Sehun tidak menghadiri Schedulenya.
Ah.. mungkin Sehun pulang ke apartemennya
Sehun pasti sangat kelelahan pikir Chanyeol.
.
.
.
Tepat seperti kekhawatiran Chanyeol, Luhan tidak duduk diam di ruang managernya. Namun Luhan sedang berada diruangan yang berjarak tiga pintu dari ruangan managernya, yaitu ruang Choi Minho. Manager Oh Sehun.
Luhan membuka pintu ruangan tersebut dengan perlahan, saat merasa tidak adanya tanda kehidupan di ruang itu, Luhan kembali menutup pintu ruangan tersebut perlahan sehingga menimbulkan suara decitan khas dari pintu tersebut.
Kaki berbalut flatshoes maroon lucu ia bawa mendekati sebuah meja yang dipenuhi berkas-berkas penting yang tak ia mengerti.. tidak beda jauh dari ruangan Kibum Ahjusshi pikirnya. Puas memperhatikan meja yang menurutnya membosankan, Luhan kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah rak tinggi besar yang dipenuhi berbagai barang seperti buku-buku tebal, Luhan tidak ingin tahu apa isinya. Namun sebuah buku di rak nomor dua menarik perhatian Luhan, Hanya 'buku' tersebut yang berbeda ukurannya dan tidak terdapat tulisan apa-apa disampulnya. Hanya berwarna hitam polos. Terlihat sangat elegan. Luhan berusaha untuk meraih 'buku' tersebut, sedikit melompat-lompat kecil namun Luhan tak juga bisa meraihnya. Tak kehilangan akal, Luhan mengambil satu-satunya kursi yang bisa diangkatnya di ruangan itu dan kursi tersebut memiliki beberapa roda di kakinya. Luhan tak ambil pusing, dia tak mungkin mengangkat sofa yang bahkan lebih besar darinya.
Terlalu terfokus dengan usahanya untuk mengambil 'buku' tersebut, ia tak memperhatikan sebuah sofa tinggi dimana terdapat seorang pangeran yang sedang terusik tidurnya.
Merasa tidurnya terganggu, Oh Sehun mengumpulkan kesadarannya sedikit demi sedikit dengan susah payah, sungguh rasanya badannya seakan remuk dan sekarang dia butuh tidur. Namun sekarang tidurnya terganggu oleh suara-suara aneh yang sangat mengjengkelkan, sebelum penglihatannya dapat dengan jelas menangkap seorang gadis yang sedang menyeret sebuah kursi. Ah.. dari itu suara aneh itu berasal pikirnya. Sehun kembali merebahkan badannya di sofa, karena sungguh,. Sehun super duper lelah. Dan dia hanya butuh tidur sekarang.
Tunggu !
Seorang gadis ?
Diruangannya ralat, ruang manajernya ?
Seketika mata Sehun membola, pikiran aneh langsung memenuhi otaknya. Bayang-bayang sasaeng yang berusaha menguntitnya dan berbagai pikiran aneh langsung menghantuinya.
Tapi tunggu, sepertinya Sehun mengenal gadis itu.
Rambut coklat sebahu itu, tubuh pendek itu,.. Sehun merasa sangat familiar.
Tepat saat sang gadis mengangkat sedikit kepalanya dan mulai menaiki kursi tersebut mata sipit Sehun semakin melebar.
"YAK LUHAN! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!"
.
.
.
.
Suara teriakan Sehun berhasil mengagetkan Luhan. sehun tidak peduli seberapa keras teriakannya, karena ruangan tersebut memiliki system kedap suara. Teriakan Sehun membuat Luhan terkejut dan terjatuh dari posisinya yang tidak elit sama sekali. kursi tersebut langsung menghantam lantai dan menghasilkan suara debuman keras. Luhan hanya mematung, bahkan untuk sekedar berkedip saja ia tak mampu. Luhan terlalu terkejut mengetahui tak hanya dia sendiri diruangan tersebut. Dan orang tersebut adalah Sehun, OH SEHUN!.
'APA YANG KAU LAKUKAN DISINI ?" ulang sehun dengan penuh tekanan di setiap suku kata.
"a-aku.. aku… aku tersesat" bohong Luhan, sungguh tak mungkin untuk Luhan jujur disaat seperti ini. Jika Sehun tau maksud dan tujuan datang keruangan ini, Sehun pasti akan mencincangnya hidup-hidup. Namun Sehun bukanlah orang yang mengenal Luhan kemarin sore. Sehun bahkan sudah mengetahui tabiat gadis itu luar dalam. Sehun tau Luhan tidak mungkin tersesat, gadis tersebut pasti sedang merencanakan sesuatu dan itu pasti berhubungan dengannya.
Melihat Sehun yang sedang asik dalam dunianya, Luhan memutuskan untuk mencoba kabur dari ruangan tersebut. Baru saja Luhan akan memegang knop pintu ruangan tersebut, Sehun terlebih dahulu meraih knop pintu dan langsung mengunci ruangan tersebut dan memasukkan kunci ke dalam saku celananya. Mata Luhan langsung melotot lebar. Otaknya langsung memikirkan berbagai cara yang memungkinkan untuk kabur. Namun otak nya seolah beku tak berfungsi bagai rongsokan yang lama tak terpakai. Posisi Sehun yang terlalu dekat dengannya membuat tubuhnya menegang kaku. Bahkan Luhan dapat merasakan hembusan napas Sehun di tengkuknya. Luhan sungguh tak berani untuk membalikkan badannya, karena sudah dipastikan wajah dingin super tampan dengan gurat lelah Oh Sehun akan berhadapan dengannya, dan itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
"Park Luhan, katakan padaku apa yang kau lakukan disini ?" ucap Sehun dengan suara rendah cukup pelan yang hanya bisa di dengar oleh Luhan dan dirinya sendiri dan itu sukses membuat jantung Luhan berdegup semakin kencang. "bisakah kau berhenti menggangguku ? dan merecoki hidupku dengan semua tingkah gilamu yang memuakkan ?, itu sungguh menjijikan" Luhan tau, setiap kata Sehun penuh dengan sirat kemarahan yang tak terbendung seolah Luhan akan terbakar hangus menjadi debu dengan setiap kata yang Sehun ucapkan. Dan juga Luhan tau, kesabaran Sehun telah habis untuk menghadapi setiap aksi gilanya sejak dulu. Luhan berusaha keras untuk membendung genangan air matanya, dia tak boleh terlihat lemah di hadapan Sehun, karena Sehun tidak pernah menyukai gadis lemah dan cengeng. Teruslah jadi kuat Luhan, teruslah jadi Luhan yang menyebalkan. Kalimat tersebut terus diulang – ulang dalam kepala cantik Luhan bagaikan kaset rusak yang menyedihkan. Luhan sudah menyiapkan berbagi scenario dalam kepalanya untuk menghadapi Sehun, Luhan akan berterus terang kepada Sehun bahwa tujuannya kesini adalah untuk melihatnya, hanya melihat tidak lebih. Sumpah!. Setelah itu ia akan meminta kepada Sehun untuk membuka pintu didepannya dan segera menghilang di depan model tampan itu. Oppa nya pasti sedang mencarinya sekarang. Ugh Luhan melupakan Oppanya dari tadi. Maafkan adikmu yang cantik ini, Yeollie Oppa.
Semua rencana Luhan melebur bagai es yang mencair dan mata yang membulat sempurna seolah akan keluar. Oh Sehun baru saja menempelkan bibirnya di leher mulus Luhan dari belakang. Tak hanya menempelkan bibirnya, model tersebut mengecup pelan dan mulai menjilati leher mulus gadis didepannya. Tangan Luhan mengepal erat di samping tubuhnya. Gerakan Sehun semakin kurang ajar, lelaki tersebut meremas lembut pinggang Luhan dan mulai menggigiti lembut leher gadis didepannya. Luhan hanya bisa menggigiti bibir bawahnya. Ia yakin, gigitan tersebut akan menimbulkan bekas yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. Sungguh dia tak tau harus berbuat apa. Luhan tidak mengerti dengan sikap Sehun, beberapa saat yang lalu, lelaki tersebut hampir membuatnya menangis dengan kata – kata pedasnya. Dan sekarang lelaki tersebut sedang mengerjai lehernya. Kedua kaki Luhan melemah bagai jelly, Luhan yakin sebentar lagi ia akan terjatuh jika saja
TOK!
TOK!
TOK!
-tidak ada yang mengetuk pintu dari luar dan kejadian tersebut berhasil membuat Sehun menghentikan pekerjaannya mari mengerjai leher Luhan.
"Oh sehun…
Sehun-ah.. apa kau sudah bangun ? buka pintunya" teriak Minho, manajer Oh Sehun. Tanpa menjawab teriakan Minho, Sehun langsung merogoh kunci yang ada di saku celananya dan membuka pintu ruangan tersebut. Minho langsung melangkahkan kakinya, belum sempat memasuki ruangan tersebut. Seorang gadis yang tak lain adalah Luhan langsung berlari keluar dan hampir menabrak Minho.
"Yak !.. eh.. Luhan ?" Tanya Minho kebingungan.
"kenapa Luhan bisa ada disini ? dan kenapa dia terlihat pucat seperti itu ? apa yang terjadi ?" rentetan pertanyaan Minho tak satupun dijawab oleh sang model. Oh Sehun hanya mendengus dan kembali merebahkan dirinya di sofa sambil memijit kepalanya pelan. Sang manajer yang mengerti bagaimana hubungan sang model dengan gadis manis yang baru saja keluar dari ruangannya dengan wajah pucat itu hanya diam. Tak ingin ikut campur.
"Sehun-ah, Hyung tidak tau apa yang terjadi di antara kalian, tapi Hyung harap itu tidak akan mempengaruhi pekerjaanmu. Selama itu adalah privasimu, Hyung tidak akan pernah ikut campur. Tapi Hyung harap kau bisa bersikap professional. Hyung dan perusahaan tidak akan tinggal diam jika itu berhubungan dengan karirmu. Berduaan dengan seorang gadis adalah hal yang sangat berbahaya, berhati-hatilah Sehun-ah"
"Ne… Hyung"
.
.
.
.
(Tbc/end)?
