Boboiboy belongs to(c) animonsta studio
Warning: OC, OOC, AU, Typo(s), Fem!Air, Fem!Taufan, etc
Genre: Family, Hurt, Drama, Angst, Adventure, etc.
Rated: T
Pada hari ini bulan ini tahun ini, di sebuah taman bunga yang tak cukup ramai(baca: padang bunga)di situ terdapat seorang gadis kecil nan lucu imut dan menggemaskan tengah duduk di rerumputan di padang bunya itu... Muka gadis kecil itu masam terlihat tak suka.
Gadis kecil dengan jepitan berlambang 'air' di jepitkan di poninya, dan baju biru muda selutut dengan warna polos dan sebuah sepatu mungil yang terpasang imut di kaki kecilnya, mungkin tinggi gadis kecil itu setinggi lutut orang dewasa, dan rambut hitam lebat, mungkin kecantikannya itu wah~tapi tidak dengan nasibnya.
"Ibu, Ayah kenapa kalian pergi?aku kangen sama kalian... Aku tak suka dengan perilaku kakak-kakak ku...Ibu, ayah kumohon datanglah..."gadis kecil itu terus menerus mengeluh tentang kehidupannya, ia berbicara sendiri seakan ada orang menanti kata-kata yang keluar berturut-turut dari bibir mungil gadis mungil itu...
"HEI APA YANG KAU LAKUKAN HAH!?"seseorang membentak gadis, sang gadis bernuansa biru muda itu mendongkak, dan yang ia lihat kakak nya dengan topi hitam merah dan dengan jaket senada yang bernama Halilintar...
"Kak-kakak Hal-Halilintar"ujar gadis itu tergagap saat mengucapkan kosa kata dari nama kakak tertuanya.
"Kak Hali sudahlah dia masih kanak-kanak..."ujar kakak kedua yang bernama Gempa, eiiistt..bukan gempa bumi yah^^#ditinjugolemtanah#
"Kau kusuruh membeli teh kan?dimana tehnya?"tanya Halilintar dingin pada adiknya yang paling kecil itu...
"Ka-kakak takberikan uangnya"ujar gadis kecil itu memberanikan diri.
PLAK
Suara itu yang membuat padang bunga itu sunyi ,Yap! suara sebuah tangan bergesekan dengan pipi yang mulus, gadis itu yang bernama Air tercengang saat kakak tertuanya menampar pipinya yang membuat pipinya merah dan ada sebuah bekas tapak tangan seorang pemuda berumur 16 tahun.
"KAU BERANI MEMBANTAH!"bentak Halilintar murka ingin meninju Air yang masih berumur 4 tahun.
"Kakak"Gempa berteriak dan menahan pergerakan kakaknya itu, dan akhirnya Halilintar pasrah dan berjalan pulang dan diikuti Gempa, Air hanya melihat pemandangan itu dengan rasa benci mendalam, kenapa ia yang disalahkan dan kenapa ia yang masih kecil harus menaggung beban seorang diri...?
Air sudah sampai di rumah dengan keadaan bajunya yang di robek, kucel, dan tak lupa membawa sebuah kantong plastik...Yang entah apa isinya. Di keluarga Boboiboys Air dan Taufan sajalah yang perempuan dan sisanya laki-laki...
"Baru pulang?"tanya Halilintar dingin di kursi keluarga depan tv.
"..."tak ada jawaban dari Air.
"HEI KALAU-"sebelum Halilintar melanjutkan kalimatnya Air menyodorkan sebuah kantong plastik yang ia bawa.
"Ini teh?"tanya Halilintar pelan saat melihat isi dari kantong plastik itu, darimana adik bisa membeli teh ini ada sebuah kotak teh yang sebesar telapak. Halilintar langsung menatap Air dengan angkuh, baju kucel, robek-robek dan teh... Halilintar hanya dapat memijit keningnya.
"Ada apa kak?"Api si jingga datang dan menepuk pundak Halilintar, dan Air hanya menunduk dalam.
"Ehh... Anak sial"ujar Api pedas, dan yang dimaksud anak sial adalah Air.
"Kakak liat aku bikin pesawat~"teriak seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang memakai baju biru tua bergambar Fro*en. Gadis itu menyodorkan pesawat kertas itu pada Api, perhatian Taufan terahlihkan pada gadis kecil yang berbeda 1 tahun darinya yang tengah menunduk...
"Ehh... Air udah pulang?"tanya Taufan polos, dan segera Api mengendong Taufan ke arah depan, dan membawa Taufan pergi keteras rumah melihat bunga.
Ketiga kakak kembar itu sangat menyayangi Taufan dan sangat membenci Air, mereka memberikan peratihan banyak pada Taufan dan tidak memperatikan Air, mereka mencium pipi Taufan dan menampar pipi Air... Itu adalah perbedaan bagai sang ratu dan pengemis, tapi Air tak pernah membentak kakak-kakaknya apalagi membantah walau mereka sering menyebutnya dengan kata spesial.
'Anak bodoh'-Gempa
'Anak setan'-Halilintar
'Anak sial'-Api.
Kata-kata itu membuat hati Air tertusuk dan takan pernah mengharapan kasih sayang dari mereka. Dan ia sering di suruh-suruh oleh kakak-kakaknya, tapi Taufan selalu diajak jalan-jalan oleh mereka... Ia mulai perfikir, Kapan mereka pernah mengharapkan aku ada?
Hari ini hari libur, tapi Air merasa ia benar-benar tak berharap banyak, karna pada hari ini semua kakak Air akan berlibur dan tinggal lebih lama dirumah. Air sedang terduduk di jendela kamarnya sambil memeluk lututnya yang lecet, ia dengan pelan mengelus-ngelus lukanya sambil berbisik.
"Cepat sembuhlah..."dengan suara lembut, selembut kapas, ia terus menerus terduduk disitu, itu karna pintu kamarnya dikunci. Bila kakak-kakaknya tidak menyuruhnya mencuci atau melakukan pekerjaan, mereka akan mengurungnya disini agar tidak keluyuran.
"AIR!"seseorang berteriak dibalik pintu, Air bergegas berjalan kearah pintu dengan terburu-buru.
"Iya kak!ada apa?"sahut Air sambil berdiri di daun pintu karna kakaknya itu tidak membukakan pintu untuknya.
"Hm, kau bisa jaga rumah 'kan?"suara dingin dan serak terdengar seraya kenop pintu terbuka dan menampakan kakaknya yang paling tua -Halilintar- yang sedang berdiri angkuh didepannya.
"Umh..uh... Memangnya kakak ingin pergi kemana?"Air berusaha berani bertanya sambil menunduk dalam takut ia salah bicara.
"Kau tidak perlu mengetahuinya. Yang perlu kau ketahui adalah ini..."ujar Halilintar sambil melempar kunci rumah kelantai, Air yang melihat itu membungkuk dan mengambil kunci itu.
"Jaga rumah selagi kami pergi!"perintah Halilintar sambil berjalan meninggalkan Air yang sedang terbingung-bingung.
Tadi Kak Halilintar bilang apa? Kami ?itu artinya kak Halilintar tidak pergi sendirian, Taufan juga pasti ikut. Tunggu ada apa dengan aku ini... Bukan masalahku mereka ingin pergi kemana tapi... Air berusaha menyingkirkan pemikiran negative nya itu.
"Aku tak rela..."gumam gadis kecil manis itu.
"Hiks... Kanapa?... Apa salahku?... Hiks..."Air tak bisa menahan isak tangisnya yang pecah, matanya mulai memerah dan berkaca-kaca, bibir mungil miliknya bergetar, dadanya seakan ingin meledak-ledakan amarahnya... tapi kanapa?
"Air~"suara riang itu membuat Air tersentak, kontan ia menghapus air matanya dengan cepat sebelum Taufan tahu.
"Hehehe... kamu mau ikut kita ke Carnaval...?"tanya Taufan kecil dengan semangat sambil tersenyum lebar.
Air tertegun. Mereka ingin ke Carnaval?sontak Air menunduk dan akhirnya senyum tipis dan ikhlas terpapar manis di bibir mungil Air.
"Maaf Taufan... Aku tidak bisa pergi, aku masih ada urusan..."ujar Air lembut sambil berjalan pergi membawa semua luka hatinya.
"Huaaaaa... sampai kapan pun, anak itu gak bakal mau ikut kita. Dia itu sombong banget..."ujar Api yang tiba-tiba sudah berada di belakang Taufan sambil menepuk pundak adik tersayangnya itu lembut.
"Ta-tapi..."Taufan berusaha agar tidak bersedih.
"API!TAUFAN!AYO KITA PERGI!"teriak Gempa membahana di depan pekarangan mereka.
"Ayo!sudah...jangan pikirkan dia..."
Air terdiam, hari ini ia berniat ingin pergi ketaman bunga yang kamaren ia datangi. Tapi masalahnya siapa yang akan menjaga rumah ini?ia mulai modar-mandir didepan pintu teras sambil berpikir-pikir dengan otak kecilnya itu/plak
"Hmmn...gimana kalau aku kunci rumah saja, lagipula pasti mereka pulangnya lambat"ujar Air dengan segera mengunci pintu rumah, dan berjalan ria menuju padang bunga itu.
"Hahaha...aku tak sabar melihat bunga-bunga yang bermekaran~"ujar Air sambil berlari kecil dan berputar-putar dijalan, ia sungguh senang bisa pergi keluar dari rumah.
"Hahahaha.."Air terus berjalan dan akhirnya sampai dipadang bunga itu, ia terkejut melihat seorang anak kecil bersurai Raven sedang tertidur nyenyak dibawah pohon kesukaannya.
Ia berjalan mendekati anak itu, dengan pelan-pelan ia melihat bagaimana tenangnya wajah seorang anak Raven itu."Hei!kau siapa?"ujar Air sambil mengunjangkan tubuh yang mungkin agak lebih besar darinya dengan brutal.
"Uggh... iya kak Ying...bentar lagi...huhff..."anak itu mengigau dan berbalik tidur menyamping kearah yang berlawanan.
"Huuhhfff...aku bukan kak Ying!"dumel Air sambil mengembungkan pipi Cuby miliknya yang membuat gadis itu semakin imut.
"Enghhh..."merasa terganggu anak raven itu bangun dan menatap Air dengan terkejut, Air yang melihat anak itu sudah bangun tak kalah terkejut.
"A-apa yang kau lakukan"ujar anak aneh itu sambil membetul kacamatanya yang melorot.
"Eh!harusnya aku yang nanya begitu!"ujar Air sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Air manatap dari atas sampai kebawah penampilan anak dihadapannya, rambut Raven yang acak-acakan, baju polos dengan jaket yang diikat pinggang, dan kacamata Nila yang bertengger manis dihidung mancungnya, serta celana biru polos yang sangat anggun. Air berusaha menggelengkan kepalanya sambil mengkerutkan dahinya.
Anak itu manatap Air dari atas sampai kebawah, rambut hitam berkilau yang lurus, jepitan berlambang air yang disematkan diantara pony pendeknya, baju biru muda polos sampai lutut, dan... lutut?
"Ah!itu!lututmu terluka!" tanpa aba-aba anak itu mendekat kearah Air sambil mendekatkan matanya kelutut Air yang luka, takut minusnya bertambah. Air yang melihat itu panik dan bergeser manjauh sambil menunduk malu.
"I-iya..a-aku tahu..."ujar Air gelagapan.
"Oh, ya namaku Fang!siapa namamu?"tanya anak itu-Fang-yang masih tidak lepas pandangannya menatap iba lutut Air.
"Umh...Air..."ujar Air pelan sambil menunduk.
"Lututmu..."
"Ya!aku kira tidak akan ada manusia yang sadar akan semua ini..."ujar Air sambil manunduk.
"Umh...kau tinggal dimana?"tanya Fang tiba-tiba.
"Entahlah..."ujar Air pasrah.
"Uhh...kalau begitu!kita jadi teman boleh?"tanya Fang semangat.
Air menunduk dalam.
Teman, apa itu teman?
Apa itu rasanya memiliki teman?
Kenapa dia ingin berteman denganku?
Apa teman itu nama jenis benda yang baru?
Beribu pertanyaan ditahan Air, ia menatap Fang dengan ragu."Kenapa kau ingin berteman denganku?"akhirnya salah satu dari beribu pertanyaan meluncur dari bibir mungil Air yang bergetar.
"Lho...memangnya kau tidak punya teman?"tanya Fang sambil mengkerutkan alisnya bingung.
"Yah...kau benar..."ujar Air yang masih bingung.
"Kenapa kau tampak bingung?"tanya Fang(lagi)
Air kembali menunduk, ia ingat bagaimana saat ia kecil ia mempunyai banyak teman tapi...
Mereka akan pergi!
Lenyap!dan akan melupakanmu!
"Ughh..."Air memegangi kepalanya yang pening, ia akhirnya menatap Fang bingung untuk kedua kalinya.
Air berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Fang yang masih bingung, Air berusaha melupakan ini sebelum ia akan terjerumus kedalam lubang yang dalam, untuk apa?ia tak butuh teman!ia tahu pasti semua teman-temannya akan meninggalkan nya... atau ia yang pergi.
"Hei tunggu!"ujar Fang sambil menarik tangan Air dengan paksa.
Air terdiam, Fang yang melihat itu merasa bersalah dan melepas genggaman tangannya. Air masih terdiam sambil mematung dan kembali duduk tapi memunggungi Fang.
"AIR!"Air tersentak saat suara yang familiar terdengar nyaring memanggil namanya, ia panik, ia pasti akan habis dipukuli kakaknya, sungguh sekarang rasa takut sedang menyelimuti seluruh bagian tubuhnya.
Air menoleh kebelakang dan ia melihat Fang yang masih ditempat semula."Fang!sembunyikan aku!"ujar Air sambil berjalan mendekati Fang sambil menarik-narik jaketnya, ia berusaha memohon pada Fang. Fang yang melihat itu bingung.
"AIR!"suara familiar itu terdengar lagi, Air panik dan berusaha menahan air mata ketakutannya.
"O-ok...aku akan membantumu..."
TBC OR DELETED?
A.N: Yaku sebenarnya bingung...hehehe...mundah-mudahan kalian suka ff Yaku yah~
1. Halilintar: disini dia Yaku buat Antagonis sementara~
2. Taufan: Protagonis!tapi untuk beberapa chapter kedepan.
3. Gempa: yah...mungkin dia bisa dibilang dua-duanya.
4. Api: Antagonis tetap.
5. Air: Protagonis...dia tokoh utama!
6. Fang: Protagonis tetap.
7. Ying: Protagonis, walau nanti suka kehasut.
