cast : all member BTS
genre : family, brothership, little bromance

Summary : Tak perlu merasa sendiri. Tak perlu merasa terasingkan. Tak perlu merasa kau adalah sebuah masalah. Anggaplah dirimu berharga. Karna kau begitu sempurna.

Sempurna. Kata itu menggambarkan banyak hal. Ketika kau terlihat tampan, kehidupanmu nyaman, dikelilingi harta, dan segala kemewahan lainnya. Banyak orang menganggap hal itu adalah sebuah kesempurnaan. Tapi bagaimana jika kau tak punya hati? segala kemewahan itu hanyalah sebuah sampah yang tak berarti. Mungkin akan terasa nyaman, tapi kau takkan merasa bahagia. Mungkin kau sempurna, tapi kau tak bahagia maka itu percuma. Tapi saat kesempurnaan itu mendatangkan kebahagiaan, maka itulah kesempurnaan mutlak.

Kim Seokjin, pemuda cantik berusia 24 tahun ini merasa dirinya tidaklah sempurna. Dia tinggal di sebuah apartemen di Seoul sedangkan kedua orangtuanya sudah meninggal saat dia lulus Junior High School. Sebelumnya dia tinggal bersama pamannya di Busan, tapi karna dia tidak mau merepotkan pamannya, akhirnya dia pindah ke Seoul untuk melanjutkan kuliah sekaligus bekerja. Dan disinilah dia diapartemen hasil kerja kerasnya.

Pagi ini begitu cerah, Kim Seokjin atau dipanggil Jin sudah bangun dari tidurnya dan mulai membersihkan diri untuk berangkat kuliah. Tak ada yang istimewa, rutinitasnya masih sama, bangun, mandi, berangkat kuliah, kerja part time, pulang dan mandi dan ganti baju, Jin menyiapkan sarapannya. Hanya semangkuk sereal dan segelas susu karna Jin malas untuk memasak hari ini. Jam menunjukkan pukul 6.25 masih ada banyak waktu karna kuliahnya akan dimulai jam 8. Jin makan dengan tenang, sambil melihat sekeliling apartemennya. Ya masih sama. Kehidupannya masih sama. Tak ada yang berubah. Selesai makan Jin merapikan meja makan dan merapikan bajunya yang sempat kusut, mengambil tasnya dan bersiap untuk kuliah

"Semoga pagi ini menyenangkan" sedikit senyuman ia pancarkan saat melihat langit begitu cerah. "Semangat Kim Seokjin" lalu mulai berjalan menuju kampusnya.

.

.

.

.

.

BigHit Art University, salah satu kampus seni ternama di Seoul. Tempat para mahasiswa berjiwa seni tinggi berkuliah. Tempat kuliah anak-anak keluarga elit, sekaligus tempat kuliah seorang Kim Seokjin. Bagaikan sebuah mimpi bisa berada disini, Seokjin pun merasa dia sangat beruntung mendapat beasiswa di tempat se-elit BigHit. Dia bukanlah seorang senimam, juga bukan anak orang kaya. Tapi berkat kerja kerasnya dia bisa berada disini.

Tiba di gerbang dia disambut mobil-mobil mahasiswa BigHit, ya mereka yang berkuliah disini semua memakai mobil, kecuali Seokjin tentunya. Seokjin menghela napas dan melanjutkan jalannya.

"Jin-ah..." Seokjin menengok sebentar, terlihat seseorang berlari kearahnya. Setelah sampai orang itu mengalungkan lengan dipundaknya

"Selamat pagi Seokjin" ucap sosok itu tersenyum.

Seokjin balas tersenyum "Pagi juga Minhyuk"

.

.

Kang Minhyuk, teman sekelasnya di fakultas musik dengan bakat bernyanyi seperti Seokjin. Berbeda dengan dirinya, Minhyuk adalah anak seorang pengusaha, dia tampan dan juga pintar. Kata sempurna cocok untuk diri Minhyuk. Berbeda dengan Seokjin, dengan kehidupan sederhananya.

.

.

"Apa mereka mengganggumu lagi di pintu gerbang?" tanya Minhyuk. Seokjin hanya tersenyum mendengar itu "Mereka sibuk dengan mobil mereka Minhyuk. Jadi mereka tidak tau keberadaanku"

Minhyuk yang mendengar itu mengelus dada "Syukurlah Seokjin, aku takut mereka semua membuat ulah lagi padamu" Seokjin hanya tersenyum sambil mulai berjalan

"Sudahlah, kelas segera dimulai. Ayo masuk."

"Ne."

.

.

.

.

.

Perjalanan menuju kelas hanya mereka isi dengan perbincangan kecil dengan sedikit candaan. Sebelum akhirnya ada seseorang yang melempar Seokjin dengan sebuah kertas.

"Aakhh" ucapnya sambil mengelus kepalanya, Minhyuk yang melihat itu mencoba mencari siapa yang berani melempar temannya, tapi ketika melihat ke belakang semua orang bersikap biasa saja.

"Kau baik-baik saja Jin-ah?" tanya Minhyuk khawatir. Seokjin hanya tersenyum dan mengambil kertas yang tadi dilemparkan ke kepalanya itu,

"Apa isinya?" Minhyuk mendekat untuk melihat isi kertas itu

"Molla" Seokjin membukanya dan melihat isi kertas itu

Sejenak Seokjin terdiam sambil membelalakkan matanya, begitupun Minhyuk yang mengepalkan tangannya erat-erat.

"Mereka...tidakkah mereka puas dengan hal ini setelah 1 tahun berlalu?" ucapnya kasar. Minhyuk tidak percaya hal seperti ini masih terjadi.

'HEY ANAK MISKIN LEBIH BAIK KAU PULANG DAN TIDURLAH DENGAN NYENYAK! KAU TAK PANTAS BERADA DISINI BERSAMA KAMI! HAHAAHAA!'

Itu isi dari kertas yang dipegang Seokjin, Seokjin memilih diam dan membuang kertas itu.

"Ayo kita lanjutkan Minhyuk" ucap Seokjin sambil meneruskan jalannya yang sempat terhenti

"Tapi Jin..." "Sudahlah kita nanti terlambat"

Akhirnya Minhyuk hanya mengikuti dibelakangnya.

.

.

Hal inilah yang membuat Seokjin merasa hidupnya tidak sempurna meskipun Minhyuk sering mengatakan bahwa Seokjin itu sempurna. Sejak dia pertama masuk di BigHit Art University, hal seperti ini sering dia dapatkan. Angapan bahwa dia tidak pantas di BigHit karna anak beasiswa sering dia dengar dari teman kampusnya baik langsung maupun tidak seperti lemparan kertas tadi contohnya.

Seokjin memang merasa dia tidak terlalu sempurna berada di universitas se-elit BigHit, tapi dia tetap berusaha mewujudkan mimpinya yang ingin menjadi penyanyi. Mungkin bakatnya pas-pasan seperti kata salah satu teman satu fakultasnya. Tapi Seokjin terus berusaha. Sehingga dia mampu mempertahankana beasiswanya sampai di tahun kedua.

Belum jauh mereka berjalan, ada yeoja dengan pakaian sexy sengaja menjatuhkan minuman yang dibawanya ke baju Seokjin.

"Ahhh maafkan aku Kim Seokjin, aku tidak sengaja..sungguh" ucap wanita itu dengan seringainya. Seokjin yang melihat itu hanya diam dan berusaha membersihkan bajunya

"Seokjin apa yang ter- Yaaakk kenapa bajumu kotor begini?! Hey Yeri! apa yang sudah kau lakukan pada Seokjin eoh?! Kau sengaja ya?" Minhyuk membantu Seokjin dengan menggunakan saputangan yang dibawanya.

"Ani Oppa, sungguh aku tidak sengaja. Maafkan aku ne Seokjin. Annyeong hahaha" ucap Yeri meninggalkan mereka dengan tawanya

"Yeoja itu dasar. Hey Yeri tunggu..."

"Sudahlah Minhyuk, tak perlu pedulikan dia, aku tidak apa-apa" potong Seokjin masih tetap mencoba membersihkan bajunya. "Tapi dia keterlaluan Seokjin. Lihat bajumu jadi kotor," Minhyuk kembali membantu Seokjin "Apa kau membawa baju ganti Seokjin?" tanya Minhyuk yang hanya dibalas gelengan kepala Seokjin.

"Lalu bagaimana ini, sebentar lagi jam kuliah akan dimulai" ucap Minhyuk tergesa-gesa. Seokjin melihat arlojinya, dan sudah menunjukkan pukul 7.55. Seokjin juga merasa terkejut, tapi melihat keadaannya sekarang dia hanya pasrah dan mencoba tenang

"Minhyuk, pergilah ke kelas dulu. Aku akan ke toilet untuk membersihkan ini" ucap Seokjin seraya berhenti memegang bajunya

"Aku akan membantumu Jin, ayo kita..."

"Tak perlu Minhyuk, kau kembalilah ke kelas, aku bisa membersihkannya sendiri. Aku tidak mau kau nanti dimarahi Yoo ssaem" ucap Seokjin menolak

"Tapi aku ingin membantumu Hyung.." ucap Minhyuk dengan memanggil Seokjin hyung. Memang seharusnya Minhyuk memanggil Seokjin hyung, karna perbedaan umur 1 tahun.

.

.

Seokjin yang mendengar Minhyuk memanggilnya Hyung hanya menghela napas panjang. Minhyuk hanya akan memanggilnya Hyung ketika menginginkan sesuatu.

"Kalau kau ingin membantuku, masuklah kelas sekarang dan bilang pada Yoo ssaem kalau aku masih di toilet. Bagimana?" Seokjin berusaha membujuk Minhyuk. Minhyuk yang mendengar itu mempoutkan bibirnya 'Tapi hyung..."

"Ku mohon...Ne?"

Minhyuk masih diam, "Baiklah. Aku akan kembali ke kelas sekarang. Tapi setelah selesai cepatlah kembali Seokjin" Seokjin hanya tersenyum dan menganggguk "Ne."

"Baiklah aku pergi dulu Jin. Cepatlah kembali ne" ucap Minhyuk sambil berlari pergi

"Arraseo" Seokjin hanya mengangguk.

Setelah kepergian Minhyuk menuju kelas, Seokjin pergi ke toilet untuk kembali membersihkan bajunya.

.

.

.

.

.

Lorong kampus sudah sepi karna jam kuliah sudah dimulai sejak Minhyuk pergi tadi. Seokjin hanya diam dan terus berjalan menuju toilet. Cukup jauh dari kelasnya sehingga butuh waktu menuju kesana.

Setelah sampai, Sokjin berdiri didepan wastafel dan menghidupkan kran untuk membersihkan bajunya. Sudah berkali-kali Seokjin mencoba tapi tetap tidak bisa juga. Noda yang ditimbulkan sudah cukup mengering sehingga sulit untuk dihilangkan.

"Apa yang harus ku lakukan?" ucap Seokjin tetap mencoba "Kalau begini aku tidak bisa masuk kelas."

"Pakailah ini."

Seokjin hampir frustasi ketika ada suara lalu sebuah tangan yang mengulurkan sebuah baju didepananya

"Huh..?!"

"Pakailah ini, bajumu kotor." ucap orang itu lagi

Seokjin yang kebingungan dengan orang tersebut mendongakkan kepalanya, dan Seokjin hanya bisa membelakkan matanya. Seseorang itu- tidak dua orang itu membuatnya terkejut.

"Tidak perlu. Aku akan mencoba membersihkannya lagi" ucap Seokjin menolak bantuan orang tersebut

"Sudah ku bilang pakailah baju ini." ucap orang itu lagi dengan suara cukup keras dan wajah datar. Seokjin yang mendengar itu hanya menggeleng

"KIM SEOKJIN!"

bentakkan itu menggema di toilet yang sepi dan membuat Seokjin menundukkan kepalanya. Bukannya dia takut, hanya saja...entahlah

"Kami mohon hyung" ucap orang yang berdiri disamping namja yang memegang baju. Panggilan orang itu membuat Seokjin semakin menundukkan kepalanya.

"Jin hyung"

ucap orang tadi tetap mengulurkan baju padanya,Seokjin mengangkat kepalanya dan menatap mereka, dengan sedikit menggigit bibirnya Seokjin mengambil baju yang masih diulurkan padanya itu. Setelah Seokjin menerima baju itu, dua orang tersebut pergi tanpa mengucapkan apapun. Meninggalkan Seokjin dengan setetes air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

"Terima kasih" ucap Seokjin pelan

"Jeon Jungkook, Park Jimin."

t.b.c

ff BTS yang pertama :) ff absurd ini hanya khayalan saya semata, bila ff ini menyakiti anda sekalian mohon maafkan saya :)

see you :D