Moshi-moshi^^

Kazu come back! Setelah melewai masa UKK yang menyedihkan. Akhirnya..

Ini Cuma prologue, dan Hinata POV. Tapi chapternya normal POV kok. Um... aku mendapatkan ide ini dari sahabatku dan aku sendiri pernah mengalaminya.

Ahaha, RnR?

Warning:

Hinata POV only at prologue, OOC, typo(s) bad story

.

.

.

The Prince, Witch and I

Prologue

"Hey, shoot!"

"Lempar!"

Kegaduhan mewarnai lapangan basket.

"Aaah! Fool!"

Kulit hitam manisnya dibanjiri air.

"Ya! Cepat Naruto, cepaaat lay up!"

Kulihat ia dengan penuh hati-hati. Kuperhatikan setiap geraknya. Peluh menetes dipelipisnya, namun ia tetap meneruskan permainan yang apik itu. Mata blue sapphire-nya begitu mempesona. Helaian rambutnya menari seiring berhembusnya angin sepoi-sepoi.

"Yap! Masuk!"

Ia melakukan selebrasi. Lucu sekali.

"Bagus, Naruto!"

Permainan pun kembali dimulai. Wasit memberi aba-aba dan segera melempar bola, tim sekolahku tetap memimpin. Kuperhatikan satu persatu pemain, hanya saja aku tetap tidak bisa lepas dari perangkap pesona sang kulit cokelat dan berambut pirang itu.

"Ah! Travel!"

"Kiba, cepat dribble!"

Bak! Buk! Bak!

"Sasuke!"

Permainan berlangsung dengan serunya. Berbagai aksi dan gerakan yang memukau tersaji disebuah lapangan basket itu. Lay up, shoot sampai three point pun diperlihatkan disana. Namun hanya satu tujuan yang ingin ia lihat. Sesosok tampan yang ceria itu.

"Narutoooo!"

Shoot...

Braaag!

"Waaaah dari titik tengah lapangan!"

Cowok berkulit cokelat itu tiba-tiba menembakan bolanya dan..

Masuk!

Seketika aku mengerjapkan mata. Ah tidak. Ia terlalu mempesona untukku. Aku tak bisa menahannya.

Ternyata ia menembakkan bola dari tengah lapangan. Begitu mempesonanya ia hingga aku tak bisa mengedipkan mata.

PRIIIT!

Akhirnya bunyi peluit memekakan telingaku. Permainan selesai, aku pun sudah membantu Guy-sensei untuk menilai tim basket sekolah. Ternyata... 'dia' tetap menjadi nomor satu.

Semua pemain menghampiriku—sebenarnya menghampiri Guy-sensei, hanya saja Guy-sensei berada disampingku—dan meminum air mineral yang telah disediakan.

"Naruto-kuuuuun!"

Tiba-tiba saja ada sesosok perempuan menghampiri laki-laki yang kuidamkan diam-diam itu.

"Emm... Karin?"

Tiba-tiba saja perempuan dengan gaya yang—uh, aku tak bisa mengungkapkannya. Yang pasti, dia itu... menyebalkan—mencium bibir laki-laki itu. Sejenak kuterdiam dan melihat pemandangan itu.

Ini... tidak mungkin.

"Ah, Karin! Kau tak bisa sabar menunggu? Apa kau tak malu dilihat yang lain?"

"Tidak. Biar saja mereka melihat kemesraan kita.."

Mendengarnya saja aku mau muntah.

Yah, bagaimana bisa lelaki pujaanku memilih perempuan yang sama sekali menarik? Memakai kacamata tebal dengan rambut yang tertata terlalu rapi. Tidak ada yang menarik dariku. Aku pun tidak agresif padanya.

Yang ku pentingkan disini bagaimana ia bahagia, baik itu tidak denganku, apalagi denganku.

Sayangnya, ia tak pernah mempedulikan itu.

~TSUDZUKU~

Just prologue!

Mau liat dulu respon dari reviewer :))

Oke, Just RnR!