Disclaimer: Anime serta Manga Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
Warning: Mengandung Gender Bender, Crack Pairing, Bahasa tidak baku, Imajinasi liar Author, Humor garing, (munkin) OOC, dan masih banyak lagi
Summary: "Bukan seperti itu tuan Nidaime, hanya saja kami ingin membantu anda saja" Kakashi yang merasa kasihan dengan Tsunade akhirnya angkat bicara | "Kek, tolong bilang kakek bercanda! Aku mohon!" Tsunade hanya bisa mencoba meraih kakeknya yang tidak menghiraukannya dan terus saja berjalan keluar dari ruang Hokage
Pairing: Senju Tobirama x Naruko Uzumaki (Main)
Screw the rule! Marry me!
Prologue
Tsunade menghela nafas panjang, ia hanya bisa melirik laki-laki yang sedang duduk di dekat jendela sambil menikmati pemandangan desa Konoha yang di sungguhkan oleh jendela tersebut, wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun namun Tsunade bisa dengan jelas melihat matanya yang menyiratkan kebahagiaan dan kehangatan di saat ia melihat desa yang Tsunade pimpin.
Shizune yang sedari tadi berdiri di samping Tsunade hanya bisa tersenyum canggung sambil melirik laki-laki tersebut dan Tsunade secara bergantian, ia terlihat tidak nyaman dan terlihat dengan sangat jelas bahwa ia ingin sekali pergi dari ruangan tersebut.
Oh, jangan salahkan Shizune yang rasanya sudah tidak tahan berada di ruangan tersebut, salahkan laki-laki yang sepertinya tidak menyadari bahwa keberadaannya membuat satu-satunya murid dari sang Hokage kelima tersebut mati kutu dan tidak bisa bergerak sama sekali.
"Kek… tolong jelaskan sekali lagi, mengapa kau masih ada di sini…" Tsunade yang akhirnya sudah tidak tahan dengan atmosfer ruangannya memijat keningnya, ia belum minum sama sekali hari itu namun sekarang ia sudah terkena sakit kepala berlebihan, lagi-lagi ini semua salah laki-laki yang ia panggil kakek.
"Hmm…" laki-laki yang ia panggil kakek hanya bergumam pelan, matanya yang berwarna merah terus menatap pemandangan yang ada di depannya seperti menandakan bahwa ia tidak ingin memenuhi permintaan cucunya.
"Kek, jangan keras kepala begitu" Tsunade rasanya ingin sekali menjambak rambutnya dan melempar kursi yang ia duduki seperti biasa di saat ia sedang stress, kakeknya yang satu ini memang sangat keras kepala sehingga membuatnya frustasi, Shizune saja sudah mulai menjaga jarak dari Tsunade.
Akhirnya kakeknya menghela nafas panjang dan membalik tubuhnya jadi ia bisa menghadap Tsunade, ia melipat kedua tangannya di depan dadanya dan melirik Shizune yang sedang berusaha sedikit demi sedikit menjauh dari Tsunade dan mengarah ke pintu keluar ruang Hokage.
Shizune langsung membeku di tempat melihat laki-laki yang Tsunade panggil sebagai kakek menatap dirinya, ia merasa kakinya seperti berubah menjadi jelly dan meleleh di tempat, oh ayolah! Siapa yang tidak akan menjadi seperti itu? Ia sedang di tatap oleh sang Hokage kedua yang terkenal dengan ketampanannya!
Matanya yang berwarna merah terang seperti batu ruby dan tajam, wajahnya yang simetri dan rahang yang kuat, rambut seputih salju yang jabrik dan sedikit berantakan, aura dingin dan karisma yang ia keluarkan bisa membuat banyak wanita jatuh hati dan menatap penuh harap dirinya, Shizune tidak percaya bahwa Hokage yang satu ini katanya tidak memiliki pasangan hidup sama sekali!
"Kek, jangan menggoda muridku" Tsunade yang menyadari wajah Shizune yang sudah semerah tomat segar dan gemetaran di tempat menepuk keningnya, ia mendesis pelan untuk membangunkan Shizune yang sedari tadi hanya bisa menatap kakeknya dengan pandangan layaknya anak muda sedang jatuh cinta, oh ayolah! Shizune bukan remaja lagi!
"E-eeeh~!" Shizune langsung membuang mukanya dan menutupi wajahnya dengan menggunakan Tonton yang sedari tadi ia pegang, membuat sang babi menghela nafas panjang, ia kewalahan melihat sikap pemiliknya.
"Siapa yang menggoda muridmu? Aku hanya sedang melihat babi yang sedang ia pegang, itu peliharaanmu kah?" Shizune rasanya ingin membenturkan kepalanya berkali-kali karena berfikir yang tidak-tidak dan merasa ge-er di tatap sang Hokage kedua, ia juga ada perasaan ingin mencekik Tonton entah mengapa.
Tsunade tidak bisa menahan dirinya lagi, ia membenturkan wajahnya ke mejanya, membuat kakeknya menaikkan sebelah alisnya dengan bingung "Tsuna, jangan menghancurkan properti, buang-buang uang nanti"
"Oke, jangan mengganti pembicaraan kek! Sekarang katakan kepadaku, mengapa kau masih hidup dan terlihat muda kembali? Tidak ada tanda-tanda bahwa kau dalam pengaruh edo-tensei" Tsunade mengangkat kepalanya dan menatap tajam kakeknya, ia tidak perduli ia terlihat seperti anak durhaka dan tidak sopan, ia lelah dan ingin minum-minum! "Dan jangan jawab aku dengan 'hmm' lagi kek!"
Sang Hokage kedua yang bernama Tobirama Senju menyenderkan tubuhnya di jendela di belakangnya dan menutup matanya, ia terlihat sedang berfikir keras sebentar sebelum membuka matanya dan menatap serius Tsunade "Sejujurnya aku juga kurang tahu"
Tsunade dan Shizune langsung terjungkal mendengar jawaban Tobirama.
"Yang benar saja kek!" Tsunade langsung bangun dari posisinya dan menjambak rambutnya karena frustasi "Kakek seharusnya tahukan? Apa kata dunia melihat sang Hokage kedua hidup kembali tanpa sebab! Memang benar perang dunia keempat telah berakhir dan desa-desa besar sudah berkerja sama dan memiliki hubungan baik namun dunia tetap bisa kacau mendengar berita ini kek!"
"Tsuna, jangan teriak-teriak, tidak pantas wanita berteriak seperti orang barbar seperti itu" Tobirama menatap tidak suka Tsunade dan nada bicaranya persis seperti seorang ayah yang sedang menasehati anak perempuannya sehingga membuat Tsunade semakin stress.
"Permisi, apakah saya mengganggu?" Kakashi yang baru saja datang menatap bingung Tsunade yang memberikan tatapan memelas kepadanya, Shizune yang menatapnya layaknya ia adalah penyelamat dunia dan sang hokage kedua yang menatap bingung dirinya "Ah, dan selamat pagi tuan Hokage kedua, saya sudah dengan kabarnya, tenang saja; saya bisa menjaga rahasia ini"
"…Adakah hubunganmu dengan Sakumo?" Kakashi terdiam sebentar mendengar pertanyaan dari sang Hokage kedua yang menatapnya dengan penuh perhitungan.
"Ya, dia adalah ayahku" Kakashi tersenyum di balik maskernya namun matanya yang tertutup menjadi pertanda bahwa ia tersenyum, sudah lama sekali ia tidak mendengar seseorang menyebut nama ayahnya, biasanya orang selalu menyebut ayahnya dengan panggilan 'silver fang' yang melegenda "Aku juga adalah murid dari mendiam Hokage keempat dan ANBU yang berkerja secara langsung dengan Hokage ketiga"
"Ia juga calon Hokage keenam" Tsunade menambahkan, ia kini sudah duduk kembali di kursinya dan mengeluarkan sebuah gulungan yang berisi informasi mengenai kakeknya "Jadi kek, ia di sini untuk membantumu"
"Kenapa kau ingin sekali aku kembali mati Tsuna…" Tsunade berniat untuk pergi ke dokter mata—eh lupa, ia medic nin paling berbakat jadi ia akan mengecek matanya sendiri nanti karena ia melihat kakeknya memberikan pandangan memelas kepadanya walau hanya sedetik.
"Bukan seperti itu tuan Nidaime, hanya saja kami ingin membantu anda saja" Kakashi yang merasa kasihan dengan Tsunade akhirnya angkat bicara, sebuah bulir keringat keluar dari keningnya di saat ia menyadari bahwa Shizune sudah ra'ib dari ruangan tersebut
Sang Hokage kedua diam sebentar, ia menatap Kakashi sebentar sebelim mengalihkan perhatiannya ke jendela yang ada di belakang Tsunade, ia menatap lekat-lekat pahatan wajah kakaknya, Hokage pertama; Hashirama Senju "Klan Senju sudah tinggal kau saja Tsuna kalau aku sudah pergi lagi"
Tsunade terdiam, tangannya menggenggam erat gulungan yang tadi sedang ia pegang sebelum senyuman sedih terlukis di bibirnya karena ia tahu mengapa kakeknya tiba-tiba berkata seperti itu "Aku sudah tidak bisa mencintai laki-laki lain kek, semenjak Dan meninggal aku merasa bahwa tidak ada siapapun yang bisa menggantikan dirinya lalu setelah aku berfikir akan mencoba move on… Orochimaru menghianati desa dan Jiraiya merasa sangat terbebani…"
Kakashi diam saja, ia hanya bisa menatap iba Tsunade karena ia tahu rasanya kehilangan semua orang yang ia sayangi, tangannya yang ia kantongi mengepal mengingat teman-teman satu timnya dan gurunya; ia merasa bahwa apa yang terjadi terhadapnya mirip dengan apa yang terjadi dengan Tsunade.
"Maka dari itu, tidak ada yang bisa membantuku, sama sepertimu" Tsunade membulatkan matanya dan menatap tidak percaya apa yang kakeknya baru katakan, apakah sekarang kupingnya juga bermasalah? Apakah benar kakeknya secara tidak langsung mengimplikasikan bahwa ia menginginkan keturunan?
"Kakek… jangan bilang…" Tsunade berani bersumpah melihat pipi kakeknya sedikit memerah dan mata rubynya mencoba tidak menatap secara langsung dirinya, oh kami-sama, sepertinya apa yang ia duga ternyata benar "Kau… ingin pendamping hidup atau keturunan?"
Sang Hokage kedua membuang mukanya, tubuhnya sedikit menegang dan posturnya menjadi kaku, membuat cucunya terkekeh pelan karena mengetahui bahwa ia sedang canggung dan mencoba menyembunyikannya "Bukan kemauanku"
"Jadi aku di beri hukuman oleh Shinigami karena sudah menciptakan jutsu yang membuatnya… kewalahan, aku di beri hukuman untuk… menghidupkan kembali klan Senju karena itu adalah salah satu klan yang langsung berasal dari sang sage of the six path…" Tobirama melirik cucunya yang memberikan tatapan layaknya ia adalah alien dari planet lain "Aku juga tidak mengerti…"
"Kalau begitu bagai mana kalau kami carikan anda pendamping hidup?" Kakashi langsung mengutarakan idenya dan langsung di sambut tatapan penuh persetujuan dari Tsunade.
"Tenang saja kek! Di sini banyak perempuan-perempuan cantik dan berbakat! Aku yakin kakek akan suka!" Tsunade langsung mengeluarkan sebuah buku berisikan data-data mengenai kunoichi di desa mereka dan mulai memilih-milih tanpa persetujuan kakeknya.
"Aku… tidak mau" Tsunade langsung membuat ekspresi aneh di saat ia mendengar apa yang kakeknya katakan, wajahnya seperti campuran antara kesal, sedih dan frustasi.
"Kakek… jangan bilang kalau kakek—"
"Jangan berani-berani menyelesaikan omonganmu Tsuna, aku masih seratus persen normal" Tobirama memberikan tatapan mautnya kepada Tsunade yang hanya cemberut melihat dirinya.
"Yah kalau begitu jangan membantah kek! Shizune! Bawakan data-data mengenai perempuan yang ada di konoha" Perintah Tsunade kepada Shizune yang ternyata bersembunyi di balik pintu masuk ruang Hokage yang langsung di lakukan oleh Shizune tanpa di suruh dua kali.
"Bukan seperti itu, hanya saja perempuan yang aku inginkan sudah… tidak ada…" Tsunade bisa melihat bahwa kakenya memandang sedih pedesaan Konoha dari jendela di belakangnya, ia tidak pernah mendengar bahwa kakeknya yang satu ini pernah menjalin hubungan dengan wanita bahkan dulu sebelum mati.
"Kek… jangan bohong deh, aku tahu kakek selalu single bahkan sebelum kakek meninggal" Tsunade asal berbicara tanpa mengetahui bahwa apa yang ia katakan seperti sebuah panah yang menancap tepat di harga diri kakeknya "Makannya banyak yang mengira kalau kakek itu homo"
Kakashi menutup mulutnya dengan tangannya dan berpura-pura batuk untuk menyembunyikan bahwa dirinya ingin sekali tertawa mendengar apa yang Tsunade katakan, ia masih mau hidup jadi mana munkin ia menertawakan sang Hokage kedua terang terangan, terimakasih banyak.
"Bukan itu…" Tobirama mengerang pelan, ia tahu bahwa banyak orang mengira bahwa ia homo, demi kami-sama! Bahkan dulu banyak laki-laki homo yang mengira dirinya juga homo dan mencoba mendekatinya! Ia bukannya mau sombong namun ia tahu bahwa dirinya termasuk ke dalam kategori laki-laki yang tampan dan berkarisma, tipe laki-laki idaman wanita, jadi tidak heran melihat banyak orang mengira dirinya homo karena tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun dan malah menjadi workaholic "Yang aku maksud… perempuan yang aku mau sudah tidak ada lagi…"
"Coba jelaskan kepada kami, apa maksud dari perempuan yang kakek mau sudah tidak ada? Jangan putus asa, pasti masih ada perempuan yang memenuhi kriteria kakek, masih banyak ikan di laut kek, ikan betulan juga ada kok; kita bisa minta wanita dari Kirigakure" Tsunade tidak memperdulikan tatapan maut dari kakeknya karena candaan yang ia buat dan ia menyeringai melihat Kakashi yang sudah membuang mukanya dan berjuang untuk menahan tawa.
"Uzumaki" Tobirama mendengus melihat reaksi Kakashi dan Tsunade mendengar apa yang ia katakan "Aku mau wanita Uzumaki"
"Kek… yang benar saja…" Tsunade menganga lebar dan menatap tidak percaya kakeknya.
"Sudah aku bilang, perempuan yang aku inginkan sudah tidak ada, oh! Tidak menghitung perempuan Uzumaki berkacamata yang aku temui saat perang, ia sudah cinta mati dengan Sasuke Uchiha dan aku sudah jijik melihatnya" Tobirama mendecih pelan mengingat wanita Uzumaki yang bila ia ingat bernama Karin, ia tadinya sempat senang melihat bahwa klan Uzumaki masih ada namun langsung kecewa melihat sifat dari gadis tersebut "Dulu aku pernah melihat betapa senangnya kakak dengan kak Mito, aku memang menginginkan pendamping hidup namun tidak pernah menemukan yang memenuhi kriteriaku dan aku menyadarinya sangat terlambat bahwa aku ingin memiliki pendamping hidup yang merupakan keturunan Uzumaki seperti kakak"
"Di saat aku ingin mendapatkan pendamping hidup dari klan Uzumaki, aku keburu di angkat menjadi Hokage kedua sehingga aku tidak bisa memikirkan untuk memiliki pendamping hidup, apa lagi sedang ada perang lagi… dan sekarang di saat aku mendapat kesempatan lagi, klan Uzumaki sudah tidak ada dan satu-satunya wanita Uzumaki yang ada malah menempel dengan seorang Uchiha" Tobirama tersenyum masam mengingat masa lalunya, ia berkali-kali iri melihat kakaknya yang bermanja-manja dan terlihat sangat mesra dengan Mito "Jadi karena itu aku tidak akan memiliki pasangan sekarang juga…"
Tobirama menyelesaikan ceritanya dan mendapati Tsunade dan Kakashi yang terlihat tidak nyaman dan saling melirik, mata mereka di tutupi bayangan poni masing-masing dan ekspresi serius terlukis di wajah mereka namun Tobirama bisa melihat bahwa mereka berdua keringat dingin "Ada apa dengan kalian berdua…"
Tsunade langsung bangun dari tempat duduknya dan menepuk pundak kakeknya, senyuman yang di paksakan terlukis di wajahnya dan matanya berkedut berkali-kali "Hahaha, aku mengerti kek, bagai mana kalau kakek liburan saja? Ke suna? Ke Kumo? Ke manaaa saja yang kakek mau"
"Tuan Nidaime tidak usah khawatir, lupakan wanita Uzumaki! Masih banyak wanita yang tidak kalah menarik!" Kakashi tiba-tiba saja sudah ada di samping Tobirama dan menepuk punggungnya juga ekspresinya juga sama seperti Tsunade.
"Kalian ini kenapa?" Tobirama mencoba menjauh dari cucunya dan Kakashi, ia menggerakkan tangannya untuk membuat Tsunade dan Kakashi melepaskan punggungnya.
"Sudah lah kek! Kakek selalu berkerja jadi luburan saja ya? Satu tahun, dua tahun, lima tahun, terserah kakek!" Tsunade malah semakin mendekat dan menggenggam erat punggung Tobirama, begitu juga dengan Kakashi.
Di pikiran mereka hanya ada satu: Lindungi Naruko!
Mereka berdua tidak ingin sang gadis yang di panggil sebagai pahlawan dunia di jadikan tumbal untuk memenuhi keinginan dari sang Nidaime Hokage, apa kata dunia? Di saat mereka mendengar Naruko akan di nikahkan secara paksa?
Tsunade bisa membayangkan sang Kazekage yang merupakan mantan Jinchuriki dan Bee yang masih menjadi Jinchuriki dari Hachibi mengamuk mendengar 'adik kecil' mereka akan di nikahkan secara paksa, lalu ada lelaki Uchiha kelewat posesif yang juga menganggap Naruko sebagai adiknya yang akan mengamuk nantinya, dan jangan melupakan Kakashi! Ia sudah seperti kakak yang bahkan sudah di tugaskan secara langsung oleh Minato untuk menjadi kakak angkat dari Naruko!
"Eh? Uzumaki? Kalau Uzumaki ada Karin da—" Sebelum Shizune, yang baru saja masuk ke dalan ruangan yang mendengar omongan di ruangan Hokage di perjalanannya ke dalam ruangan, bisa menyelesaikan omongannya, Tsunade buru-buru memotongnya.
"Tadi sudah di bilang kalau kakek tidak mau Karin! Sudah tidak usah di bahas! Jadi kakek mau liburan ke mana?" Tsunade berkata dengan lantang dan menatap tajam Shizune yang membatu karena tidak tahu apa kesalahannya.
Tsunade dan Kakashi menghela nafas lega dalam hati karena mereka tahu bahwa Naruko kini sedang pergi ke Sunagakure untuk menemui temannya yang adalah Kazekage dan tidak akan kembali selama seminggu—
"Nenek! Aku telah kembali!" Naruko tiba-tiba mendobrak masuk ke dalam ruangan dan melompat-lompat penuh semangat "Aku bawa oleh-oleh!"
Tsunade dan Kakashi merasa seperti dunia sudah runtuh dan mereka berdua hanya bisa membatu di tempat melihat Naruto yang sedang melompat-lompat dan tidak bisa diam.
"Oh, Naruko! Kau cepat sekali kembalinya, bukannya kau seharusnya pulang minggu depan?" Shizune yang tidak menyadari atmosfer ruangan serta ekspresi Kakashi dan Tsunade tersenyum melihat sang Uzumaki yang memberikannya sebuah kain sebagai oleh-oleh dari Suna.
"Tidak jadi! Gaara ternyata akan ke sini hari ini jadi aku ikut pulang! Aku juga membelikan minuman untuk Nenek! Wah Sensei ada di sini juga! Loh? Itu kenapa ada Nidaime juga?" Naruko yang tidak menyadari atmosfer ruangan seperti Shizune hanya tersenyum lebar dan meletakkan minuman yang menjadi oleh-oleh untuk Tsunade di atas mejanya "Yasudah lah, tidak penting! Aku mau pergi makan dulu! Iruka-sensei janji akan menraktirku ramen! Dadah!"
Naruko langsung melambai kepada Tsunade dan Shizune sebelum melompat keluar melalui jendela di belakang meja kerja Tsunade dengan cuek.
Hening.
"Yang tadi itu…" Nidaime akhirnya memecahkan keheningan, Kakashi dan Tsunade menegak ludahnya dengan susah payah mendengarnya, keringat dingin mulai membasahi tubuh mereka.
"Oh? Naruko Uzumaki, seharusnya anda sudah tahu bukan? Bukannya saat peperangan anda sudah bertarung bersama dengannya?" Shizune menaikkan sebelah alisnya dan menatap bingung Tobirama, ia tidak melihat Kakashi dan Tsunade yang memberikan kode kepadanya untuk berhenti berbicara.
"Tapi dia laki-laki…"
"Oh! Aku juga lihat! Tidak Nidaime-sama, Naruko adalah perempuan, hanya saja karena kekuatan dari luar, yang aku dengar berasal dari Kyuubi bercampur dengan kekuatan dari Ootsuki, mengubah penampilannya seperti laki-laki, ia sebenarnya perempuan kok"
"Rambut kuning…"
"Anda sudah bertemu dengan sang hokage keempat bukan? Ia adalah ayah kandung dari Naruko dan ibunya adalah Uzumaki yang bernama Kushina"
"Oh…"
"jadi wanita Uzumaki masih ada dua, yang satu Uzumaki Karin dan satu lagi Uzumaki Naruko walau Naruko bukan keturunan murni"
Tsunade dan Kakashi secara perlahan menoleh ke arah Tobirama, wajahnya terlihat berharap-harap cemas melihat ekspresi apa yang di kenakan oleh sang Nidaime Hokage.
Tsunade langsung ingin pingsan seketika melihat kakeknya yang wajahnya kemerah-merahan, mulutnya tertarik ke atas dan matanya berbinar-binar, ia tahu ekspresi itu; itu adalah ekspresi yang sama di saat Hashirama melihat Mito!
Kakashi sudah pingsan duluan.
"Berikan aku semua data-data mengenai Uzumaki Naruko" Tobirama langsung berjalan ke arah Shizune tanpa menghiraukan cucunya yang memasang ekspresi shyok berat dan Kakashi yang sudah pingsan, ia mengambil data yang di berikan oleh Shizune dan berjalan keluar ruangan Hokage.
"Kek, tolong bilang kakek bercanda! Aku mohon!" Tsunade hanya bisa mencoba meraih kakeknya yang tidak menghiraukannya dan terus saja berjalan keluar dari ruang Hokage.
Shizune hanya menatap bingung Kakashi dan Tsunade "Kalian berdua kenapa…"
To Be Continue
!Author Notes!
Cerita ini hanya sebuah selingan kok, hanya ada 3 chapter dan untuk menghilangkan writer block agar saya bisa melanjutkan cerita saya yang lain.
Crack pairing, iya, saya suka crack pairing...
Sekarang saya mau hiatus dua minggu dulu, mau ujian, cerita ini hanya untuk merayakan saya yang akan ujian pada hari kamis… hahaha… miris…
Up-date kemunkinan paling cepat hari jum'at tanggal 24, sekian terimakasih!
Review Please
