Main Cast : YeWon slight KyuSung

Disclaimer : Cerita ini milik saya sepenuhnyaaaa~~~^^

Genre : Hurt/comfort, Angst

Rate : T

Summary : Akankah Yesung kembali mendapatkan kebahagiaannya setelah sekian lama ia merasakan perubahan pada diri Siwon?

Warning : Yaoi, Typo(s), alur cepat, OOC, death chara.

Cr : Cerita ini special buat Julia yebaby07_ yg kemarin ultah tgl 12 (bner gk ._.), trus req dari saengi Mae ukeyesung yg minta YeWon ^^v moga tidak mengecewakan untuk kalian. Dan terakhir untuk Chuz fairy_siwoonie yg lagi galau kangen Yesung mommy ^~^

Cerita ini sebenarnya terinspirasi dari lagu Bruno Mars – When I was your man, tapi gak tau kenapa plotnya jadi benar-benar melenceng dari maksud lagu ini hahahaha..

Jadi jangan kaget jika ternyata tidak seperti yang kalian pikirkan ^~^

.

Jangan dibaca jika tidak tertarik!


DON'T LIKE? DON'T READ! DON'T BASH! ^^

.

.

~The_Fault~

.

.

Ini sudah 3 jam berlalu ia menunggu didepan gedung teater yang lumayan besar ditengah kota, disisi kanannya sudah ada dua gelas minuman hangat yang sudah tidak hangat seperti sebelumnya dengan popcorn yang sudah tidak menggugah seleranya.

Terkadang ia berjalan keluar masuk ruang tunggu gedung teater, menunggu seseorang yang sudah berjanji akan mengajaknya menonton sebuah film yang begitu ia sukai, tapi sampai saat ini sosok tersebut belum juga muncul didepannya.

Ia menunduk, memainkan kakinya dilantai berkarpet merah itu, sesekali mengedarkan pandangan berharap sosok itu tidak akan mengingkari janjinya lagi.

Lagi? Ya... lagi... lagi dan lagi...

Hingga setelah sekian lama, ia menatap benda yang melingkar dipergelangan tangannya ketika melihat semua orang sudah menghambur keluar dari gedung teater, menyisahkan dirinya yang masih berdiri ditengah-tengah kerumunan orang-orang yang akan keluar.

Ini sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, jelas saja jika orang-orang tersebut berlarian keluar. melihat hanya ada beberapa orang sekaligus security yang berniat untuk menutup gedung itu.

"Maaf tuan, kami akan tutup." Seorang yeoja berbicara padanya dan ia pun mengangguk, berjalan keluar, membiarkan dua gelas minuman dan popcorn tergeletak dikursi ruang tunggu yang ia duduki tadi.

Ia memandang langit malam ini setelah benar-benar keluar dari gedung teater, melihat pasangan yang bergandengan tangan ditengah hujan salju seperti ini. Saling memeluk, saling bersenda gurau, saling merapatkan jemari mereka, terlihat begitu menghangatkan.

Tapi tidak untuknya. Ia menunduk seraya menatap dua tangannya yang hampir membeku karena tidak memakai sarung tangan, hanya menggunakan mantel tebal dan membiarkan surai hitamnya dihujani oleh bulir-bulir salju.

Ia mendesah, tersenyum tipis walau sebenarnya itu bukanlah sebuah senyuman. Ia tidak marah pada orang tersebut, ia tahu bahwa orang itu tidak bermaksud seperti ini, ia menyadarinya... ya... ia masih bisa mengerti...

-untuk saat ini.


.

Cloudhy3424_Present ©2013 YeWon Fanfiction

The_Fault Chapter 1

Happy Reading

.

Namja manis yang tertidur lelap disofa ruangan depan TV itu bergeliat kecil ketika merasakan sedikit cahaya yang masuk melewati tirai yang tidak tertutup sempurna. Hari ini memang masih masuk musim dingin, tapi sepertinya Tuhan benar-benar tidak ingin membuatnya mati kedinginan, Tuhan masih memberikannya sebuah cahaya hangat untuk menggantikan sosok yang ternyata belum ia lihat sejak tadi malam.

Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Langkahnya masuk kedalam kamar, berharap sosok itu telah tidur diatas ranjang, tapi nyatanya ia tidak melihat siapapun di apartemen itu kecuali dirinya sendiri.

Entah kenapa beberapa tahun belakangan ini, sosok yang sangat ia cintai mulai berubah, tidak pernah lagi ada disaat ia membutuhkannya, tidak pernah terlihat ketika ia membuka mata, hanya terkadang ketika ia tertidur dimalam hari, sosok tersebut akan memeluknya erat dari belakang, dan ketika ia terbangun, sosok tersebut sudah tidak terlihat lagi.

Cklek_

Lamunannya buyar ketika mendengar suara pintu yang terbuka, ia mengembangkan senyumannya, berlari kearah depan dan benar saja, ia melihat sosok tampan yang tengah melepas mantel hitam yang membalut tubuh kekar didalamnya.

"Wonnie, kau sudah pulang?" ia menghambur memeluk sosok yang ia panggil Wonnie atau Siwon itu lalu mengambil mantel tersebut dan menggantungkannya ditiang gantungan.

Namja tampan itu tersenyum tipis lalu berjalan kearah kamar.

"Kau sudah makan? Aku akan membuatkanmu makanan."

"Tidak perlu, aku sudah makan dengan klienku tadi pagi, kau makanlah sendiri, tidak apa-apa kan?" ujarnya, melonggarkan dasi yang melingkar dilehernya.

Yesung –namja manis itu- terdiam dalam langkahnya, tidak tahu harus merasakan apa. rasa sakit? Entahlah... mungkin ia sudah terbiasa dengan rasa itu, hanya saja ia mulai menyesuaikan diri untuk sendirian diapartemennya, tidak seperti sebelumnya.

Yesung tersenyum dan mengangguk pelan, "Baiklah, selamat beristirahat." Ucapnya lirih, berjalan meninggalkan kamar untuk beranjak kedapur.

Sedang namja tampan itu menatap punggung namja manis yang mulai menghilang dari pandangannya. Sedikit berpikir hingga kemudian memutuskan untuk merebahkan tubuhnya diatas ranjang, benar-benar tidak mengingat atau sengaja tidak mau membahas kejadian semalam.

-dimana ia lagi-lagi membatalkan janjinya dengan Yesung, istrinya.

.

Ia mengaduk-aduk ramennya malas, tidak memakannya sedari tadi hingga asap yang awalnya mengepul kini mulai tidak terlihat lagi. Susu hangat yang ia siapkan tadi pun sudah terasa dingin.

Tubuhnya memang berada disana, duduk dimeja makan sendiri, tapi tidak untuk jiwanya, ia merasa seperti hampa. Tidak ada lagi Siwon yang dulu, yang selalu menemaninya makan, yang selalu memeluknya dan menciumnya setiap pagi, tidak ada ucapan 'I love you' seperti hari-hari yang lalu.

Uh... bahkan ketika ia memikirkan hal itu, dadanya terasa begitu sesak. Ia tidak bisa menangis karena airmatanya terasa membeku seperti salju diluar sana dan hanya akan mencair ketika kehangatan datang.

"Selamat pagi baby princess... kajja buka matamu atau aku akan menciummu sampai kau tidak bisa bernapas."

Ia tersenyum samar, saat dimana dulunya adalah moment yang sangat berharga dan tidak pernah ia lupakan. Ia tidak pernah berpikir bahwa Siwon tengah berselingkuh dengan orang lain, karena ia tahu Siwon yang sekarang menjabat sebagai seorang presiden direktur muda yang sangat sibuk tidak punya lagi sedikit waktu untuk dirinya.

"Eungh... kau harum sekali, aku mau setiap pagi mencium harum tubuhmu ini baby, I love you..."

Ia meletakkan sumpitnya disisi mangkuk dan mengarahkan tangan didada kirinya, menyentuhnya berulang-ulang serasa jika ia melakukan hal itu, rasa sakit didadanya tidak akan seperti dan sekuat ini.

'Aku... merindukanmu Siwon...'

.

~The_Fault~

.

Siwon keluar dari kamar mandi didalam kamarnya, mengeringkan rambut dengan handuk dan menutupi tubuh kekarnya dengan sebuah bathrobe putih yang tidak terlalu panjang. Langkahnya cukup cepat saat mendengar getaran ponsel diatas nakas.

"Yeoboseyo..." sapanya. Duduk ditepi ranjang dan menatap kearah pintu kamar dimana ia melihat sosok manis masuk dengan membawa sebuah nampan berisi expresso hangat.

"Ini-"

"Sssttt!" Siwon menyahut terlebih dahulu sebelum Yesung bersuara, meletakkan telunjuk dijarinya dan langsung dibalas anggukan paham dari Yesung. "Yeoboseyo?"

"..."

Sayup-sayup terdengar suara seorang yeoja dari sebrang telpon. Mata Yesung memicing, berdiri disamping Siwon dan membantu namja tampan itu mengeringkan rambutnya.

"Ah ne Yuri-ah, sebentar lagi aku akan kesana."

Gerakan Yesung terhenti seketika, menatap sosok Siwon yang memang berposisi lebih rendah daripada dirinya yang kini berdiri.

Klik.

Dan Siwonpun akhirnya mematikan telpon itu. "Siapa?" tanya Yesung sedari menggigit bibirnya, ia sebenarnya tidak terlalu berani ikut campur, tapi disini ia adalah seorang istri dan wajar saja jika ia bertanya seperti itu kepada suaminya.

"Yuri, pemilik perusahaan Kwon, dia memintaku bertemu untuk membicarakan masalah bisnis." Si tampan berdiri, berjalan mendekati lemari untuk mengambil pakaian yang pantas untuk ia kenakan.

Sedang Yesung terduduk sedari tangannya yang meremas handuk putih itu, "Tidak... bisakah kau bertemu dengannya.. besok?" lagi-lagi menggigit bibirnya, tidak peduli dengan luka yang sudah tercipta dibibir kissable itu.

Siwon menatap Yesung sejenak lantas kembali menata penampilannya didepan cermin. "Tidak bisa baby, aku harus mendapatkan bisnis ini sebelum Donghae merebutnya."

"Tapi..." sang namja manis menunduk, merasa terlalu sulit untuk merangkai sebuah kalimat. "Aku merindukanmu Siwon." lirihnya, namun masih tertangkap ditelinga Siwon.

Siwon, namja tampan itu terpaku seketika, menatap sosok Yesung dari pantulan cermin, melihat istrinya menunduk seakan itu adalah sebuah kalimat yang sudah ingin diucapkan Yesung sejak dulu.

Siwon menghela napas, membiarkan Yesung sejenak sampai ia benar-benar yakin dengan penampilannya didepan cermin. Ia melangkah mendekati Yesung dan berjongkok dihadapan namja manis itu, mengangkat dagu Yesung agar manik kembar mereka bertatapan.

"Aku tidak akan lama, aku berjanji." Ujarnya, mengecup sepintas bibir Yesung.

"Aku berjanji tidak akan lama, aku hanya menghadiri meeting hari ini, setelah itu aku akan langsung pulang, aku berjanji."

Janji yang benar-benar sudah sering Yesung dengar hampir ratusan atau ribuan diucapkan Siwon padanya.

"Jangan marah ne? Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

Dan entah kenapa Yesung selalu termakan oleh 'janji' yang dilontarkan Siwon.

"Aku berjanji akan tepat pada waktunya, jadi kau tidak akan menunggu terlalu lama."

Yesung kini menutup matanya, ia merasakan panas dan sesak didadanya. Yesung menarik napas panjang kemudian membuka matanya perlahan. Menatap intens obsidian yang masih terpajang indah didepan matanya.

"Aku hanya... ingin... kau menyempatkan waktu untukku."

Siwon tersenyum, duduk disebelah Yesung dan membawa tubuh itu kedalam pelukannya, "Aku minta maaf baby, tapi aku memang sedang sangat sibuk... nanti, jika aku ada waktu, aku berjanji akan menemanimu."

Dan lagi-lagi Yesung harus menelan semua janji-janji Siwon yang tidak pernah terbukti kebenarannya. Ia melepaskan pelukan Siwon dan merapikan kemeja hitam yang dipakai suaminya.

Ia tersenyum dan mengangguk, "Berjuanglah, kau tidak boleh pulang dengan tangan kosong."

"Ye, pasti! Aku akan berhasil mendapatkan bisnis ini dan mengalahkan Donghae." Siwon mengusap surai hitam Yesung dan mengecup kening istrinya, hingga kemudian berjalan cepat untuk keluar dari apartemen, membiarkan Yesung masih terdiam disisi ranjang, tidak bergerak sampai sebuah cairan beku kini mulai mencair perlahan.

Membuat sebuah anak sungai dikedua pipinya, menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak perlu terdengar isakan menyakitkan yang sampai ditelinganya sendiri. Akan sangat sakit jika ia harus mendengar suara kepedihannya lagi.

.

~The_Fault~

.

Baby aku minta maaf, aku tidak bisa pulang untuk 2 hari kedepan karena proyek yang harus aku tandatangani dengan Yuri berada diluar kota. Aku berjanji setelah proyek ini selesai, aku akan langsung pulang, hati-hati di apartemen dan jangan lupa makan ^^...

Ini sudah kesekian kalinya ia membaca pesan yang dikirimkan Siwon padanya kemarin malam. Dan ia masih tidak beranjak dari depan TV setelah menyelesaikan sebuah masakan special yang sebenarnya ia buat untuk Siwon walau nyatanya ia tahu Siwon tidak bisa pulang untuk saat ini.

Ia cemburu? Jelas. Ia cemburu, tapi ia tahu jika Siwon tidak mungkin berbuat macam-macam, Siwon hanya melakukan pekerjaannya dan Yesung harus selalu mendukung sebagai seorang istri yang baik bukan?

Bukannya ia bodoh, tapi ia selalu berharap bahwa janji Siwon akan ditepati, mungkin saja ada sebuah keajaiban yang membuat Siwon pulang pagi ini dan makan bersamanya dimeja makan seperti sebelum-sebelumnya.

Tapi ia juga cukup sadar bahwa untuk saat ini Siwon tidak akan pernah bisa menepati semua janji yang sudah dilontarkannya kepada Yesung.

.

Ia berdiri disebuah toko bunga yang begitu indah, menatap pasangan yang ada didalam toko bunga itu membeli sebuah bunga baby breath yang begitu cantik untuk pasangannya, kemudian keluar dari toko tersebut dengan menautkan jemari mereka sangat erat.

Yesung tersenyum melihatnya, berharap saat ini ia juga melakukan hal yang sama dengan Siwon.

"Kau suka baby breath kan baby? Baiklah.. aku berjanji nanti aku akan membelikanmu sebuket bunga baby breath untukmu."

Dan janji itu sampai sekarang tidak pernah tersampaikan. Tidak pernah sekalipun Siwon berupaya membelikannya bunga, tidak pernah.

Ia menunduk masih tersenyum miris, entah kenapa Siwon benar-benar berubah ketika mereka sudah terikat dalam pernikahan seperti ini. 'Siwon...'

Yesung mengangkat kembali kepalanya, tapi ketika ia berencana memutar tubuhnya, tiba-tiba langkahnya terhenti saat ada sebuah buket bunga baby breath yang cukup besar menutupi pandangannya.

Ia melihat kearah bawah, ada seseorang dengan sepatu dan menggunakan mantel tebal yang membawa buket bunga itu, Yesung mengernyitkan dahinya, sepersekian detik ia berpikir siapa orang tersebut.

Dan bayangan seseorang yang ia cintai membuatnya tersenyum, "Si..." ucapannya terhenti melihat siapa seseorang yang berada dihadapannya itu ketika bunga baby breath yang dibawa orang tersebut tidak lagi menghalangi tatapannya.

"Untukmu... Yesung hyung..."

Yesung terdiam sejenak, bayangan Siwon yang ada dipikirannya musnah seketika saat menyadari bahwa seorang namja yang berdiri dihadapannya dengan buket bunga baby breath itu bukan Siwon, melainkan...

"Kyuhyun..."

Namja bersurai hazzel itu tersenyum, sejenak menyerahkan buket bunga yang ia bawa kepada Yesung, "Kau masih mengingatku ternyata."

Yesung hanya membalasnya dengan senyuman tipis, menerima buket bunga itu dan menatap... entahlah, ia cukup bahagia menerima bunga itu tapi tetap saja ada yang kurang didalam hatinya, ia benar-benar berharap bahwa Siwonlah yang melakukan hal seperti ini kepadanya.

.

~The_Fault~

.

"Bagaimana keadaanmu hyung?" tanya Kyuhyun sembari mengaduk-aduk coffee yang ada diatas meja, melihat bagaimana namja manis itu terus saja menunduk dan memainkan sendok kecil diatas busa-busa coffee yang ia pesan. "Yesung hyung?"

Yesung terhenyak, ia mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Ma...maaf Kyu, aku baik-baik saja."

Kyuhyun tahu bahwa namja didepannya itu tidak sedang baik-baik saja, Kyuhyun mengenal baik siapa Yesung, namja yang sejak kecil terus menemaninya bermain hingga ketika Yesung memutuskan untuk menikah dengan Siwon, Kyuhyun harus pergi menjauh untuk menghilangkan rasa cintanya kepada Yesung.

Dan kepergiaannya tidak terlalu sia-sia, ia yang sekarang menjadi seorang penyanyi terkenal, walau hingga sekarang ia belum benar-benar melupakan Yesung, tapi setidaknya ia bisa sedikit melupakan cintanya karena jadwal manggungnya yang sangat padat.

Dan setelah 2 tahun berlalu, ia memutuskan untuk kembali ke korea karena suatu hal, namun ia tidak berharap bahwa cintanya akan tumbuh seperti semula walau sejujurnya rasa cinta itu masih tertanam sempurna didalam hatinya.

"Bagaimana dengan pernikahanmu?"

Yesung langsung menatap caramel Kyuhyun, mulai kesulitan merangkai kalimat untuk dilontarkan kepada Kyuhyun. Apakah harus jujur? Ataukah harus berbohong? Entahlah. Ia tahu Kyuhyun adalah sahabatnya dan tidak perlu bicarapun seharusnya Kyuhyun tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

"Hyung..." ulang Kyuhyun, mengibas-ibaskan tangannya didepan wajah Yesung.

"Hng... pe...pernikahanku? ah..." ia tertawa renyah, menutupi apa yang sebenarnya terjadi, "Pernikahanku baik-baik saja, aku... bahagia... ya, aku bahagia..."

Kyuhyun memudarkan senyumannya, tawa yang ditunjukkan Yesung saat ini bukanlah tawa kebahagiaan. Ia meraih tangan Yesung dan menggenggamnya cukup erat. "Kau sedang tidak baik-baik saja hyung, katakan apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang Siwon lakukan padamu?"

Sepersekian menit Yesung mengernyitkan dahinya, menepis tangan Kyuhyun yang memegang erat telapak tangannya, "Ka...kau itu bicara apa? pernikahanku baik-baik saja sampai sekarang, aku dan Siwon sangat bahagia."

"Berhenti berbohong Kim Yesung! kau benar-benar tidak bisa membohongiku, aku bisa membaca sesuatu dari sikap dan wajahmu yang seperti ini." Kyuhyun sedikit kehilangan kontrol dalam emosinya karena ia begitu tidak menyukai sikap Yesung yang selalu menutupi seperti ini.

Hingga tak lama setelahnya Yesung menunduk, tersenyum miris, senyuman yang sebenarnya ingin ia tunjukkan sejak pertama ia bertemu Kyuhyun tadi.

Menghela napas panjang dan mulai bersuara, "Aku tidak tahu ada apa dengan pernikahanku."

Kyuhyun terdiam, memperhatikan sosok yang kini mengangkat kepalanya, menatap kearah jendela luar disisi kanan tempat duduknya.

"Siwon... benar-benar berubah semenjak kita menikah dan dia dipercaya untuk memegang perusahaan appanya."

Belum mau memotong kalimat Yesung, hanya menutup mulutnya rapat-rapat, memperhatikan dengan pasti setiap lekuk wajah indah yang sangat menyakitkan saat ini.

"Dia tidak pernah lagi ada disaat aku membutuhkannya, dia selalu pulang ketika aku tidur dan ketika aku membuka mata, dia sudah pergi."

Helaan demi helaan napas terdengar ditelinga Kyuhyun, ia jelas sangat mengerti perasaan seorang Yesung, sosok manis yang begitu mencintai Siwon bahkan membuatnya sadar bahwa mungkin ia tidak akan pernah mendapatkan sosok seperti Yesung didunia ini.

"Sejak ia menjadi Presiden direktur Choi Corp, dia selalu pergi meninggalkanku hanya untuk bertemu klien ataupun urusan bisnis, bahkan ketika aku sakit, dia hanya menyuruhku untuk ke dokter dan..." Yesung tidak melanjutkan kalimatnya, begitu sakit hatinya jika harus mengatakan yang sejujurnya seperti ini.

Kyuhyun menghembuskan napas dan menyahut, "Dia tidak menemanimu sama sekali?"

"Dia tidak mempunyai banyak waktu untuk menemaniku, melakukan hal yang menurutnya sia-sia."

"Kau sudah pernah mengatakannya secara langsung kepadanya?"

Yesung tersenyum ambigu, sejenak menatap wajah Kyuhyun dan mengangguk pelan, "Sering, dan yang aku terima hanyalah janji-janji yang entah kapan akan menjadi kenyataan." Jari mungilnya menyentuh sebuah benda yang melingkar dijari manisnya, sebuah benda yang mengikat antara dirinya dan Siwon.

"Mungkin aku yang terlalu egois, selalu memintanya untuk berada disisiku, menemaniku makan, memelukku saat tidur, bercanda didepan TV dan berjalan-jalan dengan bergandengan tangan layaknya pasangan-pasangan lain." Onixnya menatap beberapa pasangan yang berjalan disekitar cafe tersebut.

Kyuhyun lagi-lagi menggenggam erat tangan Yesung, membuat keduanya saat ini saling bertatapan intens. "Kau berhak memintanya hyung, kau adalah istrinya. Dan itu bukanlah kegoisanmu, Siwon yang belum menyadari kesalahannya."

Yesung menggeleng pelan, melipat kedua tangannya diatas meja dan meletakkan kepalanya disela-sela tangan yang ia lipat.

"Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa, aku mulai...

- lelah."

.

~The_Fault~

.

Namja tampan itu dengan sangat hati-hati masuk kedalam kamar sebuah apartemen setelah kesibukannya hari ini. Ia melepaskan mantel tebalnya dan mengganti pakaian resmi yang ia pakai menjadi sebuah piyama tidur.

Sejenak ia menatap sosok manis yang tertidur diatas ranjang king size miliknya tengah membelakangi dirinya, tersenyum tipis kemudian menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 pagi.

"Wonnie kau sudah pulang?"

Ia kembali menatap sosok yang ada diatas ranjang, sosok yang entah sejak kapan sudah duduk dari berebahnya tadi.

Siwon mengangguk pelan, menghapus senyumannya dan merubahnya menjadi mimik wajah yang sulit diartikan. "Kenapa belum tidur?"

Namja manisnya tersenyum, turun dari ranjang dan berjalan mendekatinya, "Aku sudah mencobanya, tapi tidak bisa. Apa kau sudah makan? Aku akan menghangatkan makanan dulu setelah itu-"

"Aku sudah makan." Sahut Siwon membuat senyuman Yesung menghilang seketika, berganti dengan sikap kecewa yang terlihat jelas. "Tadi Tiffany dan Kibum mengajakku makan dulu sebelum pulang."

Siwon berjalan kearah ranjang dan merebahkan tubuhnya disana, menghiraukan Yesung yang berdiri terpaku dengan pandangan kosong. "Oh..." ujar Yesung lirih, begitu kentara dimata Siwon jika namjanya kecewa dengan ucapannya.

Yesung kembali tersenyum tipis, berjalan perlahan hingga berdiri disisi ranjang tempat Siwon mencoba menutup mata. "Aku lapar Wonnie, maukah kau menemaniku makan?" pintanya, benar-benar berharap saat ini Siwon akan mengabulkan permintaannya.

Tapi lagi-lagi Yesung harus menelan pil kekecewaan, ucapan Siwon kembali membuatnya sakit, "Aku lelah, aku mengantuk dan aku ingin tidur, kau bisa makan sendiri kan? Aku tidak bisa menemanimu." Ujar Siwon lalu tidur membelakangi Yesung.

Onix Yesung serasa memanas, ini sudah kesekian kalinya Siwon selalu membuatnya kecewa. Sudah cukup lama Yesung meredamnya, ia ingin Siwon ada disaat ia membutuhkannya, walau tidak setiap saat, setidaknya ketika ia tiba-tiba membuka mata, Siwon mau mengabulkan satu permintaan yang ia rasa cukup mudah.

Tapi ia harus menyadari jika saat ini ia seperti tidak mengenal lagi sosok Siwon yang sangat ia cintai.

Ia menunduk, "Maaf, istirahatlah Wonnie, saranghae..." ucapnya, melangkah pelan keluar dari kamar meninggalkan Siwon tidur dikamar itu sendiri.

.

"Kau belum tidur?" walau ia tengah memegang sebuah benda yang ia tempelkan pada telinga sebelah kanannya, tatapannya yang mengarah kedepan tidak mengartikan apapun, kosong dan hampa.

"Aku tidak bisa tidur hyung, tumben sekali kau belum tidur? Ini sudah hampir pagi kau tahu! Apa Siwon belum pulang?"

Pertanyaan yang dilontarkan seseorang disebrang line membuatnya menggeleng walau sebenarnya ia tahu gelengan kepalanya tidak akan dilihat oleh orang disebrang sana.

"Tidak, Siwon sudah pulang, hanya saja aku sedang lapar jadi aku terbangun dan makan."

"Siwon menemanimu?"

Ia kembali terdiam, walau bibirnya sudah terbuka untuk bersuara, namun tampaknya ia harus berpikir haruskah ia kembali jujur?

"Siwon tidak menemanimu, aku tahu itu!" sahut orang disebrang line.

"Kau yang terbaik Kyu." Ia tersenyum miris, memainkan tangannya meremas ujung kaos yang ia pakai.

"Hyung apa kau mau menemaniku?"

Yesung mengernyit, "Menemani? Kemana?"

"Pesta dansa."

"A...aku tidak bisa berdansa Kyu, kau sangat ingat bukan jika aku lemah dalam hal menari."

"Tapi kau sangat suka menari bukan?"

Yesung menggembungkan pipinya dan mengangguk, "Ne, tapi-"

"Ayolah hyung, masih ada seminggu sebelum pesta dansa yang digelar temanku."

"Aku akan membuatmu malu dalam berdansa, lagipula..."

"Kau tidak akan membuatku malu, aku tahu kau pasti bisa melakukannya. Bagaimana jika kau ke apartemenku untuk berlatih dansa?"

"Aku tidak tahu, aku harus meminta ijin terlebih dahulu kepada Siwon."

"Aku yakin Siwon akan memperbolehkanmu, lagipula aku tahu Siwon sangat sibuk jadi dia tidak akan ada waktu untuk membicarakan soal ini."

"Entahlah Kyu, aku akan mencobanya dulu. Aku hanya tidak mau Siwon marah karena aku akan ke pesta dansa bersamamu."

"Baiklah, aku akan menunggumu. Besok datanglah ke apartemenku untuk berlatih dansa, aku akan mengirimkan pesan dimana aku menginap."

Yesung kembali mengangguk, "Ne, baiklah lebih baik kau tidur, aku juga ingin tidur."

"Ye, jaljayo hyung..."

"Ne Kyu..." Klik.

Yesung menghembuskan napas berat, menatap benda yang ada ditangannya saat ini, melihat wallpaper yang tercetak dilayar tersebut, sebuah foto kemesraannya bersama Siwon beberapa tahun yang lalu sebelum semuanya berubah.

"Aku mencintaimu Siwon..."

.

~The_Fault~

.

Ting... Tong...

Namja berwajah putih pucat yang tengah sibuk didapur itu terlihat kuwalahan mendengar suara bel apartemennya yang berbunyi.

Ting... Tong...

"Ne! Gidariseyo..." serunya.

Ia sedikit berlari kearah pintu dan membukanya. Senyumannya langsung mengembang melihat siapa yang ada didepan matanya saat ini, sosok manis yang mengenakan mantel bulu berwarna hitam.

"Kyu? Kenapa wajahmu hitam-hitam seperti itu?" tanya sosok tersebut yang tak lain adalah Yesung seraya menyentuh bekas berwarna hitam yang tercetak diwajah tampan Kyuhyun.

"Ah... mianhae hyung, aku sedang memasak, masuklah." Pintanya kemudian.

"Memasak? Sejak kapan kau belajar memasak huh?" Yesung tertawa renyah, berjalan masuk dan melihat keseluruh penjuru apartemen itu.

"Ya! Kau meremehkanku hyung, aku memang sudah lama belajar memasak walau sampai sekarang masih tidak begitu ahli, tapi masakanku tidak kalah enak denganmu."

Yesung mengangguk paham sembari menahan tawanya, "Arrayo... tapi aku tidak mau makan makananmu, bisa-bisa besoknya aku masuk rumah sakit." Godanya.

"Ya! Kim Yesung, kau jahat sekali huh?" bibir Kyuhyun mengerucut dan Yesung langsung mengacak surai hazzel namja yang 2 tahun lebih muda darinya itu.

"Hng... Siwon memperbolehkanmu kesini?" tanya Kyuhyun langsung dan Yesung hanya bisa menatap Kyuhyun sejenak dan tersenyum tipis.

Ia duduk disofa depan ruang TV, sedang Kyuhyun masih berdiri disampingnya. "Dia sudah tidak ada ketika aku terbangun tadi."

"Lagi?"

Lagi-lagi senyuman yang sangat dipaksakan, "Aku sudah terbiasa."

"Eungh... baiklah, tunggulah disini sebentar, aku akan melanjutkan memasakku setelah itu kita mulai belajar berdansa ne?"

Yesung menggangguk setelah menatap Kyuhyun, membiarkan namja tampan itu bergelut lagi dimeja dapur yang memang tidak seberapa jauh dari tempatnya duduk. Melihat bagaimana Kyuhyun dengan polosnya memasak makanan yang begitu takut untuk Yesung coba.

.

Napas namja tampan yang berada dibelakang sebuah meja besar itu terlihat memburu, ia menutup matanya rapat-rapat merasakan sesuatu yang seakan-akan bisa membunuhnya.

Sesekali tatapannya fokus pada sebuah ponsel yang ada diatas meja, memperlihatkan sebuah kemesraan disana, kemesraan yang ingin sekali ia ulang namun ia tahu ia tidak bisa melakukannya lagi, bukan karena ia tidak mau, tapi karena ia tidak bisa.

Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi putarnya, menerawang jauh langit-langit ruangan megah miliknya, sesekali mengarahkan pandangannya pada sebuah pigura yang terletak diatas meja, menatapnya miris.

'Maafkan aku... tapi kau harus tahu, aku sangat mencintaimu...'

.

"Aku tidak bisa Kyu, ini terlalu sulit." Namja manis yang kini mengalungkan tangan kanannya dileher namja tampan didepannya sembari tangan kirinya yang bertaut dengan tangan kanan sang namja tampan itu terlihat kesulitan.

Berulang kali kaki si namja manis menginjak kaki namja tampan itu, tapi tidak sedikitpun kemarahan yang tercipta sedari tadi, bahkan yang ada hanya sebuah gelak tawa dan kebahagiaan.

"Kau hanya perlu berlatih sedikit lagi hyung, ayo kita coba terus."

"Tapi ini sulit Kyu, aku bisa melukai kakimu." Bibirnya mengerucut beberapa senti, sungguh membuat Kyuhyun harus kesulitan menelan salivanya.

"Tidak apa-apa, kakimu terlalu ringan untuk melukai kakiku."

Kyuhyun begitu bahagia ketika berada dekat dengan Yesung seperti ini. Melingkarkan tangan kirinya dipinggang ramping Yesung dan merapatkan telapak tangannya menyentuh telapak tangan kiri Yesung.

Betapa hal ini sudah ia tunggu-tunggu sejak lama. "Sedikit lagi dan kau akan mahir dalam berdansa."

.

~The_Fault~

.

Berhari-hari sudah Yesung sering datang untuk menemui Kyuhyun di apartemen, hanya untuk belajar berdansa hingga akhirnya ia bisa melakukannya. Ia begitu bahagia ketika langkah kakinya kini bergerak gemulai tidak seperti sebelumnya.

Bahkan setiap hari ia belajar berlatih sendiri dikamar sembari menunggu kedatangan Siwon.

Dan ini sudah hari ke 4 semenjak ia belajar berdansa dengan Kyuhyun. Ia tersenyum senang dengan terkadang berputar-putar dilorong menuju apartemennya.

Langkahnya terhenti ketika berada didepan pintu berwarna putih itu, sejenak menatap jam yang melingkar ditangannya, sudah menunjukkan pukul 7 malam dan ia belum menyiapkan makanan untuk suami tercintanya.

Cklek_

Ia melangkah masuk setelah sebelumnya mengunci kembali pintu apartemen itu.

"Kau darimana?"

Baritone yang ia dengar membuatnya berhenti melangkah, menatap sosok yang duduk didepan ruang TV yang sengaja tidak dinyalakan lampu.

Klek_

Yesung menyalakan sejenak lampu ruangan itu dan melihat Siwon duduk dengan pakaian lengkap layaknya akan keluar dari apartemen.

"Wonnie.. ehm... maafkan aku, aku baru saja pulang dari apartemen Kyuhyun. Apa kau sudah makan? Aku akan membuatkanmu makanan." Yesung mencoba berjalan kearah dapur sebelum akhirnya mendengar baritone Siwon kembali bersuara.

"Tidak perlu, aku akan makan diluar bersama Eunhyuk. Aku sudah ada janji dengannya."

Yesung terpaku untuk kesekian kalinya, rasa bahagianya tadi hilang seketika. "Kau mau pergi... lagi?" tanyanya dengan jeda dikalimat itu.

Siwon mengangguk, berdiri dan melangkah melewati Yesung yang masih saja membelakangi dirinya. "Jangan menungguku, lebih baik kau tidur."

"Bisakah kau tinggal sejenak?" tanya Yesung cepat sebelum ia benar-benar melihat Siwon melangkah jauh darinya.

"Aku sedang sibuk baby, ada hal yang harus aku urus dengan Eunhyuk." Siwon melangkah lagi hingga suara Yesung kembali menginterupsinya.

"Hanya sekali." Yesung menunduk, entah kenapa tiba-tiba dadanya terasa begitu sesak, cairan yang selama ini coba ia tahan akhirnya lolos begitu saja dengan jumlah yang cukup banyak. "Hanya sekali saja, aku ingin... kau menemaniku." Suaranya mulai bergetar.

Sedang obsidian namja tampan itu menutup, tangannya terkepal erat dibalik saku mantelnya. Sungguh ia tidak bisa mendengar suara isakan yang lambat laun terdengar digendang telinganya.

"Aku ingin... berdansa denganmu Siwon."

"Mianhae baby, aku tidak bisa." Siwon mencoba melangkah maju.

"KENAPA?" Seru Yesung tiba-tiba yang sontak membuat Siwon membatu. "Kenapa kau selalu seperti ini huh? Sebegitu pentingnya kah pekerjaanmu? Aku istrimu Siwon! kenapa kau seperti tidak menganggapku ada huh? Apa kau anggap aku ini sebuah boneka yang tidak mempunyai perasaan? Tidak mempunyai rasa sakit?"

"..." sang namja tampan terdiam, tak berani menyela, tak berani pula memutar tubuhnya untuk menatap sosok istrinya tersebut.

"Aku sakit setiap kali kau seperti ini, aku merasa sesak didadaku setiap kau mengacuhkanku berulang kali. Kenapa kau tidak juga mengerti perasaanku?" Yesung membiarkan cairan itu membuat sebuah anak sungai di kedua pipinya.

"Aku hanya ingin sekali saja kau menemaniku makan, sekali saja kau menemaniku tidur dan ketika aku membuka mata, yang aku lihat pertama kali adalah dirimu, apakah tidak bisa?"

"Baby aku harus-"

"APA KAU TIDAK MENCINTAIKU LAGI?"

Siwon tersentak, ia memutar tubuhnya dan melihat sosok Yesung seperti akan hancur, terlihat begitu rapuh diobsidian tajamnya.

"Katakan, apa kau tidak lagi mencintaiku? Apa aku sudah tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu? Tidak bisa lagi menjadi orang yang terpenting dihidupmu?"

Siwon melangkah maju, meraih tubuh Yesung kedalam pelukannya, membiarkan namjanya menangis cukup erat didalam dadanya. "Kenapa kau begitu jahat padaku Siwon? apa salahku? Katakan!"

Siwon tidak bergeming, hanya terdiam dan menutup mata. Merasakan rasa sakit yang sama seperti yang Yesung rasakan. "Aku ingin kau ada disaat aku membutuhkanmu, aku tidak akan memintanya setiap hari, aku hanya ingin sekali saja kau menyempatkan waktu untukku."

obsidiannya masih tertutup, rasa nyeri didadanya semakin terasa tak kala mendengar isakan namja yang ada dipelukannya sedikit mengeras, sejahat itukah dirinya pada Yesung?

"Aku... merindukanmu Siwon... sungguh..." ia sesenggukan dalam tangisnya, merapatkan tubuhnya pada tubuh kekar itu. "Aku merindukan dirimu yang dulu, aku lebih memilih kita miskin tapi kau selalu ada bersamaku, daripada kau terus meninggalkanku seperti ini karena pekerjaanmu!"

Ia menghela napas panjang, membuka matanya sejenak, "Baby, dengarkan aku," Siwon menangkupkan kedua pipi Yesung, melihat bagaimana wajah itu sudah memerah karena tangisannya yang tak kunjung berhenti. "Aku-"

Ddrrtt... Ddrrtt...

Siwon tidak melanjutkan kalimatnya ketika merasakan getaran ponsel disaku mantelnya, ia merenggangkan pelukannya dan mengambil ponsel tersebut. Sedikit menghela napas hingga kemudian berujar,"Aku harus pergi baby, Eunhyuk sudah menungguku diluar."

Ketika Siwon kembali melangkah, tangannya tertahan oleh genggaman erat tangan Yesung, "Kajima... jebal... Siwon..."

Siwon mencoba tersenyum tipis sembari melepaskan genggaman tangan Yesung, mengusap lembut surai hitam Yesung dan mengecupnya lembut. "Istirahatlah..."

Ia memutar tubuhnya, melangkah mendekati pintu apartemen ketika lagi-lagi tertahan oleh suara Yesung.

"Ketika kau benar-benar keluar dari pintu itu, aku...

- akan meninggalkanmu."

DEG_


Sometimes when I can no longer endure the strain, I beg him to tell me what is wrong with me and help me to correct it. Then he always says that I have nothing to correct, assuring me that it is he who is at fault. And I become sadder and sadder until I weep with the desire to know my fault. ―Soseki Natsume, Kokoro


.

To Be Continued

.


FF YeWon lagi? ^^ otthae? Membosankan atau gimana? Cerita pasaran yang pasti udah bisa kalian tebak kan? Hahaha... emang niatnya pengen banget bikin cerita dari 'when i was your man' tapi ternyata melenceng dari project awal =_="

Tak apa lah, yang penting bisa jadi YeWon hahaha... rencananya Fict ini gak aku buat banyak kok, Cuma 3 chap /plak/itu banyak thor/dor/ ^^v

dan untuk bunga baby breath, waks XD aku tahu itu bunga bukan buat musim dingin, tapi ya anggap aja ada lah, kan belinya di toko bunga /slap/author gak mau salah/ wkwkwkwkwk

okay... comment ne buat yang pengen diterusin...

Leave a comment... Don't be Siders ^^

Hugs ^~^ Rae