ICE FLOWER
-Vocaloid-
Disclaimer : Yamaha Corp.
Yowane Haku x Honne Dell
Genre : Romance
By : Akita Fisayu.
"Aku suka bunga es, Dell!" kata Haku kecil pada sahabatnya. Musim ini musim dingin. Dan sekarang, dia dan Dell berada di danau es di dekat rumah mereka.
Dell menguap. Jelas tidak tertarik.
"Apa, sih, menariknya?" tanya Dell malas. Haku tersenyum mendengarnya.
"Bunga es ini cantik dan dingin. Walau begitu, jika terkena panas, pasti mencair! Seperti.." Dell buru-buru meletakkan telunjuknya di bibir Haku.
"Iya, iya, aku tahu. Ayo pulang" ajak Dell. Haku mencibir.
'Dasar cowok' batin Haku bête.
-0-
Mereka kini berusia 13 tahun dan duduk di kelas 1 SMP. Dell kini selalu mengisap rokok dan Haku selalu mengikutinya. Kecuali kalau ke toilet, tentu saja.
"Aku khawatir kalau-kalau nanti Dell terjumus ke dalam hal-hal yang tidak baik" kilah Haku saat digoda tentang kegiatannya itu.
Dell makin irit bicara, bahkan pada keluarganya dan Haku. Di pikirannya, ah, entah ada apa. Yang jelas, Dell tampak selalu menyendiri.
Suatu hari, Haku bertanya pada Dell.
"Kenapa kau diam saja, Dell? Kau takkan punya teman kalau begini!" tanya Haku.
"Aku tidak butuh seseorang di sisiku" ujar Dell dingin.
"Benarkah?" lirih Haku, lalu berjalan menjauh dari Dell.
'Mungkinkah Dell sudah melupakan janji 'itu'?' pikir Haku sambil tersenyum kecut mengingat janji mereka:
FLASHBACK
"Kita akan selalu bersama!" kata Dell bersemangat di hari ulang tahun ke 10 Haku.
"Tidak akan berpisah?" tanya Haku, malu-malu. Dell mengangguk.
"Ya. Kita juga harus saling terbuka satu sama lain!" jawab Dell mantap. Haku tersenyum manis. Mereka berdua saling menautkan jari kelingking, sebagai tanda janji.
END OF FLASHBACK
Haku menghembuskan napas. Pasrah. Tiba-tiba ada yang mengagetkannya.
"Kyaaa!" seru Haku kaget. Seorang gadis berambut oranye dan seorang gadis berambut teal tertawa melihatnya.
"Hayoo! Haku, kenapa kau murung?" tanya Neru sambil tertawa lebar.
"Oh ya, ada perlombaan menyanyi, lho! Haku mau ikut tidak?" tanya Miku. Haku berpikir sejenak. Lalu tersenyum tipis.
"Boleh juga" tanggap Haku. Disambut sorakan kedua sahabatnya.
-0-
Dell menatap jam tangannya terus menerus sambil sesekali mengumpat pelan. Haku, yang telah berjanji untuk pulang bersama, tidak muncul-muncul batang hidungnya.
"Ah, Kaito! Apa kau lihat Haku?" cegat Dell pada sesosok laki-laki berambut biru tua.
"Haku? Dia ada di ruang musik. Sedang berlatih untuk lomba menyanyi seminggu lagi" jawab Kaito.
"Trims!" Dell segera melesat ke ruang musik. Karena tidak sabar, didobraknya pintu dan dilihatnya Haku sedang berduet dengan Gakupo. Menyanyikan lagu 'The Daughter of White'.
"Haku!" teriak Dell keras, nyaris membentak.
"D… Dell?" gumam Haku kaget. Tangannya yang bertautan dengan jemari Gakupo spontan terlepas.
"Ayo pulang!" Dell menarik tangan Haku dengan kasar. Sebelum Dell membanting pintu, Gakupo berseru pada Haku.
"Haku, besok kita berlatih lagi, ya!" seru Gakupo. Haku mengangguk mengiyakan.
"Tentu saja!" ujar Haku. Dell yang langsung panas menyeret Haku ke gerbang sekolah.
"Apa-apaan, sih, Dell!" suara Haku meninggi.
"Kenapa kau ikut lomba menyanyi tanpa memberitahuku?" tanya Dell dengan suara yang tak kalah tinggi.
"Memangnya urusanmu! Baka!" Haku terisak lalu meninggalkan Dell, yang masih terpaku di tempatnya.
"Cih" rutuk Dell. Kemudian dengan perlahan, dia beringsut menjauh. Bermaksud menyendiri di taman kota yang sepi.
Sementara itu…
Haku menangis pelan di sebuah bangku taman. Suasana taman yang sepi membuat Haku tak canggung meraung-raung.
"Dell bodoh! Bodoh, bodoh, bodoh!" raung Haku. Matanya sembap. Dia meremas-remas tangkai Mawar yang tadi dipetiknya. Haku tidak peduli kalau telapak tangannya mengalirkan darah segar berwarna merah pekat.
SREG.
Haku tidak menyadari kehadiran seseorang di belakangnya. Orang itu terbelalak melihat tangan Haku.
"Haku…?"
"..Dell?" dengan cepat Haku memutar kepalanya. Bayangan seorang Honne Dell kini terpantul di iris matanya.
"Tanganmu.." gumam Dell sambil menunjuk tangan kanan Haku.
"Akh!" erang Haku yang baru menyadari betapa perihnya tangannya sekarang. Dell yang panik hendak memeriksa tangan Haku. Tapi, Haku menepis tangan Dell dan dia menatap garang pada Dell.
"Tidak usah urusi aku…." Suara Haku bergetar. "Urusi saja urusanmu! Bukannya kau tidak butuh orang lain!"
"Haku…"
-0-
Dell menghirup rokoknya dalam-dalam. Pikirannya masih melayang pada kejadian di taman. Baru kali ini dia melihat Haku menangis, Dan coba tebak karena siapa? Karena DIRINYA.
"Maafkan aku, Haku…" bisik Dell sambil memejamkan matanya. Sebutir air mata jatuh dengan mulus di pipinya. Padahal Haku adalah teman pertamanya, dan gadis yang pertama dicintainya.
Dell bertekad. Apapun yang terjadi, dia akan minta maaf pada Haku besok.
-Continued-
Akita : Maafkan Akita kalau alurnya terlalu cepat, minna! Soalnya ini laptop milik 'the best killer brother' alias kakak Akita yang sadis banget...
Dell : Oi, kok aku jadi OOC banget, sih? cengeng pula!
Akita : Habisnya, mau bagaimana lagi... *mewek.
Haku : Lho, bukannya fic ini rencananya hanya 1 chapter, Akita-san?
Akita : Hehe, nggak tahu, ya. Tiba-tiba saja idenya mengalir, ya sudah.
Dell : Ehem. Bagi yang membaca, tolong direview, ya! Author yang satu ini selalu kehilangan semangat menulisnya kalau melihat fic nya yang selalu minim review. Yaah, walau baru menulis 3 fic sih. Itu pun baru 1 yang tuntas.
Akita : Dell baik banget! Please review, minna!
