I will die if im not kissing
Disclaimer: Naruto
emang punyanya Masashi Kishimoto,
sampai lebaran monyet pun Naruto ga bakal punyaku.
Genre: Romance.
Rate: T+
Pair: Sasuke Uchiha x Sakura Haruno.
Inspirated Fic: I will die if im not kissing by_(lupa nama pengarangnya '_')
Warning: AU, Typo(s), Ooc..
Chapter 1
Sakura Pov.
Aku memakai baju seragam sekolahku yang berwarna putih dan rok rample yang berwarna orange kotak kotak senada dengan dasiku yang berwarna orange garis garis hitam khas seragam Konoha Gakuen sekolah yang paling terkenal dan favorit seJepang. Di depanku ada bayanganku yang terpantul di dalam cermin, ku perhatikan diriku,, cantik, itulah kesanku pada diriku. Rambut pink panjang sepunggung ku kuncir kuda. Setelah kurasa semua sudah siap, mengambil tas gendongku yang berwarna hitam, teruz aku berjalan menuruni tangga rumahku. Di meja makan sudah ada kaasan,tousan dan anikiku.
"Ohayou minna?" sapaku riang. Ku hempaskan pantatku di kursi yang biasa ku tempati saat makan."Ohayou Saku-chan." balas semua keluargaku minus Sasori-nii, dia tidak mau membalas sapaanku, tumben banget Niisan begitu. Nii-san tidak berani menatapku.
"Nii-san, kamu kenapa? Sakit? Tumben tidak membalas sapaanku?" tanyaku pada Soso-nii yang masih menunduk tidak berani menatapku.
"Ga papa kok." ucap Sasori.
"Heeeh" cibirku pada Sasori-nii karena jawabannya tidak memuaskan.(A/N: Acara makan keluarga Haruno di skip aja ya).
Skip time
Normal pov
Di bawah pohon sakura, di belakang sekolah tampak segerombolan cewek yang sedang ngobrol dengan asyiknya, ada 5 orang. Mereka memili warna rambut yang berbeda-beda. Yang pertama Sakura Haruno, pemilik rambut pink seperti kembang gula. Kedua Ino Yamanaka memiliki iris mata aquamerine, rambut yang selalu diikat bergaya ponitale berwarna kuning. Ketiga gadis berambut indigo yang memiliki bola mata berwarna keperakan, gadis ini selalu berdebar jika dekat dengan senpai yang disukainya-Naruto Uzumaki lelaki periang berandalan konoha gakuen. Yang keempat, Tenten Amamiya, gadis bercepol dua yang memiliki sifat tomboy, dia jago dalam bela diri. Dan yang terakhir, Sabaku no Temari. Rambut kuningnya selalu ia ikat 4, di jari manis sebelah kiri tampak cincin emas melingkar di sana menandakan ia sudah menjadi tunangan orang-Nara Shikamaru, cowok pemalas yang memiliki IQ 200 inilah yang dapat memikat hati Temari. (A/N: Segitu aja ya perkenalan tokohnya, kita balik ke cerita).
Drrrt...drrt hp Sakura bergetar menandakan ada e-mail masuk.
To: Saku-chan
From:Sasori-nii "BAKA".
'Saku-chan, aniki mau bicara penting, aniki tunggu di taman sekolah. SEKARANG'. Setelah membaca e-mail dari Sasori, Sakura lalu pamit ke sahabat-sahabatnya kemudian pergi ke taman.
"Ada apa nii-san memanggilku?" tanya Sakura pada Sasori yang ada di sampingnya. Mereka berdua duduk di bangku panjang yang ada di taman sekolah.
Tanpa di duga Sakura, Sasori berlutut di hadapan Sakura dengan mencakupkan kedua tangan di depan wajahnya. Siswa yang berada di sekitar taman, seketika melihat ke arah mereka berdua. Sakura yang merasa risih dilihat oleh banyak mata, langsung menyuruh Sasori bangun, tetapi yang disuruh masih bergeming di tempat.
"Saku-chan, maafkan aniki baka-mu ini. Nii-san benar-benar tidak tahu kalau kejadiannya akan berdampak kayak gitu." ucap Sasori dengan penuh penyesalan. Sakura hanya bisa menaikkan kedua alisnya tanda ia tak mengerti apa yang di katakan anikinya.
"Maksud aniki apa sih? Saku gak ngerti." kata Sakura.
"Begini Saku-chan, kamu tahu kan aniki-mu ini sering melakukan sihir hanya dengan membaca buku sihir dan itu biasanya berhasil.*emang bisa?/plak#*."
"Ya, terus"
"Emm kemarin aniki membaca buku sihir yaitu cara mengutuk orang yang aniki benci, dan itu caranya dengan mengambil sehelai rambut orang yang dibenci kemudian melakukan mantra yang tertera dibuku sihir itu, dam aniki berhasil mendapatkan sehelai rambut orang yang aniki ga suka..huuft." Sasori menghela nafas sejenak lalu melanjutkan omongannya.
"Dan...emm rambut kamu dan dia bercampur jadi satu, dan kutukan itu akan berefek pada kalian berdua.". Sakura masih mencerna omongan Sasori...loading...
1detik
2detik
3detik
"Apaaa?" teriak Sakura di depan wajah anikinya setelah ia mampu mencerna omong Sasori tadi.
"I..iya Saku-chan. Maka dari itu aniki meminta maaf.".
"Terus apa yang terjadi padaku dan teman aniki nantinya.".
"Etto..emm kau akan susah bernafas di saat-saat tertentu, dan obat penawarnya adalah kau harus berciuman dengan teman aniki apabila kutukan itu terjadi." kata Sasori dengan memejamkan kedua matanya, supaya ia tidak dapat melihat betapa murkanya Sakura sekarang ini.
"Haah? Aniki tega banget ma adikmu ini,,," teriak Sakura dengan suara toanya.
"Maka dari itu, aniki meminta maaf setulus-tulusnya padamu. Maafkan anikimu ini." kata Sasori sambil menyembah-nyembah gadis berambut permen karet di hadapannya.
"Siapa?" tanya Sakura yang sudah bisa mengendalikan diri agar tidak mengamuk pada kakak tercintanya.
"Maksud ka...mu?" tanya Sasori balik karena ia gak mengerti pertanyaan Sakura.
"Ya,, siapa teman aniki yang menjadi penawarku?" tanya Sakura agak frustasi dengan anikinya itu.
"Sa...suke Uchiha, seni...ormu anak kelas 2-1." jawab lelaki berwajah baby face itu dengan takut-takut.
"Uchiha-senpai ya? Heem... Apaaa? Uchiha Sasuke yang nakal itu? Tukang biang masalah? Playboynya yang gak ketulangan itu? Iya aniki?" tanya Sakura tanpa ada jedanya.
"I...i..iya" jawab Sasori gugup.
"Good anikiku, kau memasukkan otoutomu ini ke kandang singa." kata Sakura yang tampak frustasi.
"Maafkan aku" ujar Sasori lirih, ini sudah ke 5 kalinya ia meminta maaf.
"Sudahlah, ini sudah terlanjur terjadi mau bagaimana lagi, aku pasrahkan hidupku di tangan Kami-sama." ujar Sakura pasrah.
"Kau memaafkanku kan Saku-chan?"
"Hem..". Mendengar jawaban adiknya ia langsung memeluknya, yang mengudang mata semua orang melihat mereka. Sakura malu dilihat begitu, ia berusaha melepas pelukan Sasori tetapi tidak bisa, maka ia biarkan saja cowok berambut merah itu tetap memeluknya.
"Jika, kutukan aniki benar terjadi? Apa yang harus ku lakukan? Arrrggh" teriak Sakura frustasi, karena teriakan Sakura tadi, semua mata yang ada di kelas tertuju padanya. Ada yang mendeatglare ada juga yang menaikan alis yang artinya-kenapa tuh orang, teriak-teriak gak jelas-, sedangkan yang di toleh langsung membungkuk sambil mengucapkan kata maaf, di kelas 1-2,-kelasnya Sakura dan teman-temanny- sekarang sedang tidak ada guru.
"Kamu kenapa forehead?" tanya Ino yang ada di sebelah Sakura.
"Ahggg, aku sebal dengan Saso-nii." jawab gadis bermata emerald itu dengan lesu.
"Emang Saso-nii ngapain kamu?" sekarang giliran gadis bercepol dua yang bertanya.
"Susah di ceritain." ujar Sakura.
"Kalau kau tidak cerita, bagaimana kami bisa membantumu jidat." kata Ino yang masih asyik membersihkan kuku kuku tangannya.
"Maaf, aku belum bisa menceritakannya pada kalian." ujar Sakura lemah, ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua lengannya. Ino dkk pada geleng geleng kepala.
Teet..teet...bel istirahat berbunyi semua siswa pada berhamburan keluar kelas, ada yang ke kantin, ke taman, perpustakaan dan ada yang masih diam di kelas. Sakura, Ino, Hinata, Tenten, dan Temari pergi ke kantin. Mereka berjalan beriringan sambil ngobrol-ngobrol selama perjalanan ke kantin. Sasuke dan teman-temannya datang dari arah berlawanan dengan Sakura. Jarak mereka sudah dekat, Sasuke dari timur Sakura dari barat, saking asyiknya ngobrol Sakura tidak menyadari adanya Sasuke, begitu juga pemuda raven itu. Tak sengaja helain rambut panjang Sakura yang tertiup angin, nyangkut di salah satu kancing baju Sasuke, otomatis kepala Sakura tertarik kebelakang dan ia kemudian menghentikan langkahnya, Sasuke juga.
"Maaf senpai rambutku nyangkut di kancing bujumu." kata Sakura yang sudah berdiri di depan Sasuke, sambil berusaha melepas rambutnya.
"Hn?" hanya itulah respon dari Sasuke. Sakura yang hanya mendengar kata ambigu keluar dari mulut senpainya mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Betapa kagetnya ia melihat wajah senpainya itu, nyalinya seketika ciut.
"Bagaimana ini, apa yang harus kulakukan?" batin Sakura. Sasuke yang melihat kekagetan di wajah Sakura hanya mengangkat salah satu alisnya.
"Bi...sa...ban...tu aku me...me..lepas ra..rambutku se..senpai?" tanya Sakura gugup.
"Hn" jawab Sasuke. Ia pun melepas rambut Sakura dari kancing bajunya. Sakura yang merasa rambutnya sudah terlepas, lalu membungkukkan badannya tiga kali sambil mengucapkan kata"Maaf", setelah itu ia langsung berlari sekencang kencangnya, menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu meninggalkan dirinya karena takut. Sasuke dkk pada cengo di tempat melihat tingkah Sakura.
"Kenapa dia Teme?" tanya pemuda berambut kuning duren a.k.a. Naruto Uzumaki.
"Hn." kata Sasuke menghendikkan kedua bahunya, ia pun terus berjalan dan diikuti teman-temannya.
Sakura memandang horror teman-temannya, yang sedang asyik makan.
"Ma...afkan ka...mi Saku-chan. Kami ta...kut de...dengan Sasuke-senpai." ucap Hinata terbata-bata.
"Tapi di sana kan juga ada Naruto-senpaimu itu." balas Sakura dengan menekankan kata Naruto-senpaimu.
"Walaupun be...gitu a...ku..." kalimat Hinata tidak bisa dilanjutkan, karena Sakura sudah memotong perkataannya.
"Kali ini aku maafkan kalian." potong Sakura.
"Aku ke perpustakaan dulu. Jaa ne" kata Sakura seraya mencomot tenpura milik Temari. Di koridor menuju perpus sangat sepi, entah kenapa nafasnya terasa berat.
"Jangan-jangan efek dari kutukan Saso-nii." pikir Sakura. Sakura memutar arah, ia berlari sambil mencari Sasuke. Gadis itu bertanya-tanya di mana keberadaan Sasuke pada siswa yang lewat.
"Apa kau melihat Uchiha-senpai?" tanya Sakura pada lelaki yang sedang ngobrol dengan pacarnya.
"Maksudmu Sasuke? Kalau Sasuke tadi aku melihatnya masuk ke ruang drama.
"Arigatou" kata Sakura, tanpa membuang waktu lagi ia pergi ke ruang drama. Nafasnya semakin sesak.
BRAKK ...Sakura langsung membuka pintu klub drama dengan kasar. Sasuke yang duduk di salah satu meja jadi kaget dibuatnya. Keringat mulai bercucuran di dahi Sakura. Perlahan-lahan Sakura mendekati Sasuke, pemuda onyx itu mengangkat salah satu alisnya.
"Sen..pai hosh...hosh... A..ku minta tolong..hosh..hosh" tanya Sakura dengan nafas ngosngosan.
"Apa?" tanya Sasuke balik yang masih setia duduk di atas meja.
"Cium a...aku hosh...hosh" kata Sakura, wajahnya memerah menahan malu. Sasuke sempat kaget tapi dia berusaha kembali agar tetap jaim di depan Sakura.
"Atas dasar apa aku harus menciummu?"
"Ka...karena,,kalau senpai ti...tidak men..ciumku, aku bisa mati ke...hosh...hosh habisan nafas." kata Sakura terengah engah.
"Menarik...tapi ada satu syarat." ucap Sasuke memandang tajam ke arah Sakura.
"A...pa sen...pai?"
"Buka seragammu di depanku, sekarang." ujar Sasuke disertai evil smirknya.
"Apaa? Aku ti...dak mau." kata Sakura.
"Ya sudah kalau kau tidak mau, yang rugi kan kau." kata Sasuke acuh, ia memasang kembali headset di telinganya.
"Aku ha..rus apa sekarang? Kalau aku tidak melakukannya aku bisa mati." batin Sakura.
10 menit Sakura berkomat kamit sendiri, akhirnya dengan tangan gemetar dan menutup kedua matanya, ia membuka satu per satu seragamnya, mulai dari baju, dasi, sampai roknya. Sekarang Sakura hanya menggunakan pakaian dalamnya saja. Sasuke yang melihat itu, mata onyx miliknya langsung membulat melihat pemandangan di depannya.
"Gila,,dia benar-benar melakukannya. Apa sebegitu pentingnya ciumanku untuknya." gumam Sasuke. Sasuke mulai berjalan mendekati Sakura, tap... Sasuke sudah berdiri di depan Sakura, tangan putihnya perlahan terangkat memegang pipi ranum Sakura. Sakura yang merasakan pipinya dipegang seseorang, dalam sekejap langsung membuka kedua matanya, yang ia lihat sekarang adalah sepasang onyx tajam menatapnya intens dan seringai yang terpatri di wajah tampannya.
Cup.. Sasuke mencium bibir ranum gadis di depannya, mata Sakura melebar ketika Sasuke menciumnya. Sedangkan Sasuke menikmati acara mencium bibir Sakura.
"Bibirnya lembut, manis, kenyal. Jadi gak pingin melepas ciuman ini." batin Sasuke.*dasar Sasu pervert#plak#digampar Sasuke pake bantal*.
"First kissku di ambil oleh Uchiha-senpai? Tapi inikah rasanya berciuman? Manis" ucap Sakura dalam hati. Merasa Sakura menikmati ciuman mereka, Sasuke mulai meminta lebih. Ia menggigit bibir bawah Sakura hingga empunya mengerang tertahan dan membuka sedikit bibirnya, itu tidak di sia-siakan Sasuke, lidahnya menerobos masuk ke mulut Sakura. Sakura kaget, ia berusaha melepaskan diri dari Sasuke, tapi tidak bisa tenaga Sasuke jauh lebih kuat. Sasuke menekan kepala belakang Sakura, untuk memperdalam ciuman mereka.
Sasuke memainkan lidahnya dengan lihai, mengajak lidah Sakura bertarung. Sakura yang emang tidak berpengalaman hanya bisa pasrah membiarkan lidah Sasuke mengobrak-abrik isi mulutnya, karena kekurangan pasokan oksigen, Sasuke melepaskan bibirnya dengan bibir Sakura yang sedari tadi berciuman panas, sampai-sampai benang saliva terlihat ketika mereka melepaskan frenchkiss mereka.
"Hosh...hosh..."Sakura terengah-engah sambil menghirup udara banyak-banyak, sedangkan Sasuke nafasnya sudah mulai teratus.
"Bagaimana? Apa kau mau ciuman mautku lagi?" tanya Sasuke mengeluarkan seringai setannya. Ternyata Sakura nafasnya tidak sesesak tadi yang ia rasakan sebelum berciuman dengan Sasuke, nafasnya sudah kembali normal seperti biasanya.
"Aapa maksudmu?" tanya Sakura sambil memakai seragamnya.
"Hn" hanya itu kata yang keluar dari bibir Sasuke.
"Kalau bukan karena nyawaku bergantung padamu, aku gak akan mau berciuman denganmu." racau Sakura dalam hatinya, gadis pink itu sudah memakai semua seragamnya, sekarang Sakura memandang wajah tampan pemuda di depannya.
"Arigatou senpai" ucap Sakura berlalu dari hadapan Sasuke.
"Hah?" Sasuke cengo di tempat. Dia berpikir tadi bahwa Sakura akan marah-marah padanya, tetapi ini kebalikan dari itu. Sedetik kemudian, seringai yang lebih lebar dan mata yang licik terlihat di wajah tampan nan pucatnya.
Tbc
Auyhor zone:
Aku masih author baru di FFN ini, mudah-mudahan fic ku ini ada yang mau baca dan nugguin kelanjutan fic ini * Emang ada yang nugguin?#plakk*... bila ada yang mau berkomentar, memberi kritikan klik tombol biru di bawah...*chussss...ngilang tanpa jejak...*
