A little of Help?

Disclaimer: Para tokoh milik mereka sendiri

Pairing: MinKyu, MinBum

Genre: Romance

Happy reading^^

.

.

Dalam ruangan mewah itu, hanya kesunyian yang melingkupi. Sepasang mata menatap dengan penuh tekad dan keyakinan pada sepasang mata lainnya, sedangkan satu pasang mata lagi menatap dengan cemas pada pemilik sepasang mata di sampingnya.

Keheningan yang mencekamlah yang masih melingkupi ruangan tersebut sejak lima menit yang lalu. Tidak ada yang memecahkan keadaan tersebut, sampai akhirnya sepasang mata yang merendahkan sepasang mata penuh tekad tadi yang memecah keheningan, "Jadi.. berapa jumlah uang yang kau inginkan?" Tanya seorang namja paruh baya masih dengan tatapan meremehkan pada namja di depannya yang lebih muda.

Namja yang lebih muda itu menarik sudut bibir kanannya, lalu mendekapkan kedua tangannya di depan dadanya memasang gestur yang meremehkan pada namja paruh baya tadi, "Sudah saya katakan, saya tidak butuh uang anda, tuan Kim." Tegasnya.

Mendengar jawaban yang masih sama, pria paruh paruh baya yang diketahui bermarga Kim itu mendengus. "Baiklah, Changmin-ssi.. jika anda tidak menginginkan uang, apa yang kau inginkan agar kau menjauhi putraku?" Tanya tuan Kim lagi.

"Saya tidak mungkin menjauhi putra anda, sedangkan saya sangat mencintai putra anda." Jawab Changmin, "Dan pastinya anda pun tahu bahwa putra anda, Kim Kibum sangat mencintai saya." Lanjutnya.

Tuan Kim terdiam sesaat, "Tentu saja saya tahu itu, kalian berdua saling mencintai. Tapi, tidakkah anda menyadari bahwa anda Tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini?" Balas Mr. Kim sengit.

"Dilihat dari Material, saya memang jauh dibawah anda dan saya akui itu," Mr. Kim tersenyum puas mendengar pengakuan Changmin. "Tapi, menurut saya hal itu bukan masalah." Lanjut Changmin santai sambil menatap langsung pada Mr. Kim yang kini mengernyitkan keningnya. Hal yang mudah? Tentu itu bukan kosa kata yang mudah untuk diucapkan, Changmin hanya seorang mahasiswa tingkat akhir yang hidup dalam kesederhanaan, bagaimana mungkin ia mengatakan bahwa itu bukan sebuah masalah?

"Bukan masalah? Yang benar saja!" Mr. Kim sepertinya mulai kesal dengan tingkah Changmin, "Kami memang tidak mempermasalahkan jika putra kami 'berbeda' dengan yang lain, tapi kami tidak menerima seseorang yang derajatnya dibawah kami. Kau pikir kau layak, hah? Lihatlah dirimu," dengan penuh emosi Mr. Kim mengatakannya. "Kau tidak memiliki apapun! Apa kau mau membuat putraku menderita!" Lanjutnya tanpa mengurangi sedikitpun emosinya.

Changmin terdiam, memang benar dia tidak memiliki apapun jika dibandingkan dengan keluarga Kim. Tapi, setidaknya ia masih bisa berjuang untuk membahagiakan Kibum. Ia bukanlah orang bodoh, banyak cara untuk membuatnya sukses. Bisa dikatakan Changmin memiliki otah jenius, diusianya yang baru 21 tahun ia sudah menyelesaikan tugas akhirnya. Changmin bahkan sudah direkrut oleh salah satu perusahaan besar dengan gaji yang tinggi, jika masalah material ia masih bisa mnghidupi Kibum. Sungguh ia tersinggung dengan ucapan Mr. Kim!

"Saat ini, saya memang belum memiliki apa yang anda miliki. Saya tahu, anda tidak ingin melihat putra anda menderita jika Kibum menikah dengan saya. Tapi, anda salah jika anda melihat saya sekarang, karena seiring berjalannya waktu saya bisa menjadi apa yang anda inginkan." Tantang Changmin.

"Seiring berjalannya waktu? Kau pikir itu mudah! Orang yang tidak jelas asal-usulnya sepertimu mana bisa." Mr. Kim mulai menaikan nada bicaranya.

Changmin memang seorang yatim piatu, untuk beberapa waktu ia tinggal di panti asuhan. Sampai dia SMA dia memilih tinggal sendiri dan bekerja sambilan untuk menghidupi dirinya, untuk biaya sekolah ia tidak perlu khawatir, Changmin mendapat beasiswa sepanjang ia menuntut ilmu.

"Saya memang tidak menetahui asal-usul saya, publik pun pasti akan mngetahui hal itu. Saya janji saya akan membuat pandangan publik berubah terhadap saya dan tidak akan membuat keluarga anda malu." Janji Changmin dengan penuh tekad.

Mr. Kim hanya tersenyum meremehkan mendergar janji yang diucapkan Changmin. "Aku tidak butuh janji, Changmin-ssi. Janji itu bisa saja kau ingkari, bisa saja kau hanya menginginkan harta kami. Kau mungkin bisa membuat kami tidak malu didepan publik dan membuat kami mau menerimamu, lalu perlahan kau akan mengkhianati kami. Perlahan kau akan mengambil apa yang kami miliki. Bukankan kau termasuk pintar? Bisa saja dengan kemampuanmu kau melakukan itu." Ucap Mr. Kim meprediksikan kemungkinan yang akan terjadi jika ia mempercayai Changmin.

Changmin menghela napasnya, "Saya bukan orang seperti itu, tuan Kim. Saya memilki harga diri, hanya orang rendahan yang melakukan hal licik seperti yang anda katakan. Kalaupun saya seperti itu, saya bisa melakukan hal itu tanpa membuat diri saya dipandang rendah!" Balas Changmin sengit, Changmin sudah mulai gerah dengan perkataan Mr. Kim. 'Ck, tua bangka sialan! Susah sekali meyakinkannya.' Sunggut Changmin kesal dalam hati.

"Sudahlah, tidak ada gunanya berdebat seperti ini. Membuang waktu saja." Mr. Kim mulai menurunkan nada bicaranya, sepertinya ia pun mulai lelah dengan pembicaraan tidak berguna ini. 'Siapa suruh kau terus memojokkanku tua bangka. Kau pikir aku juga mau menghabiskan waktuku yang berharga dengan berdebat hal TIDAK PENTING!" Batin Changmin membatin membalas ucapan Mr. Kim.

Mr. Kim menghela napas, mengatur emosinya agar lebih tenang. Ms. Kim yang sedari tadi hanya memperhatikan perdebatan antara suaminya dan Changmin, hanya memandang tidak perduli. Ms. Kim hanya diam memperhatikan suaminya yang gencar mencela Changmin. Ia yang melihat perdebatan itu merasa capek sendiri, sesekali Ms. Kim hanya mengeleng mendengar ucapan yang dilontarka oleh suaminya ataupun Changmin. Dan sekarang, ia tahu apa yang akan diucapkan oleh suaminya...

"Sebaiknya kau katakan berapa jumlah uang yang kau inginkan, dengan begitu kau bisa pergi dan tidak membuang waktu." ... dan tebakan sang istri benar.

Changmin menatap lekat Mr. Kim, ia sudah tahu jadinya akan seperti ini. Changmin mendengus sebal, memang sulit meyakinkan kepala keluarga Kim. "Baiklah, sepertinya anda memang menolak saya. Walaupun sudah sekian kali saya meminta restu anda," Changmin menghela napas untuk menenangkan diri dan melanjutkan ucapannya, "Saya akan mnjauhi putra anda dan sesuai keinginan anda berikan aku..."

Mr. Kim membuka cek yang sedari tadi berada di meja, lalu mengambil pena di sebelah kiri meja itu. Mr. Kim sudah memasang telinga menunggu Changmin menyebutkan berapa jumlah uang yang diinginkan.

"Saya ingin... SEMUA Asset yang dimiliki oleh keluarga Kim menjadi milik saya." Tegas Changmin tapi tetap santai dalam penyampaiannya.

Baik Mr dan Ms. Kim terkejut mendengarnya, semua.. SEMUA! Yang berarti keluarga Kim tidak akan memiliki apapun kelak, karena terkejut Mr. Kim tidak sengaja menjatuhkan penanya dan langsung menatap Changmin berang. "Apa kau Gila, hah!" Teriak Mr. Kim dan segera bangkit dari duduknya, ia mencengkram kerah baju Changmin.

Changmin mnyeringai, "Saya tidak Gila, tuan. Apa yang saya katakan tadi benar, sebagai gantinya saya tidak mendapatkan Kibum, saya ingin SEMUA Asset keluarga Kim,"

"Kau.." geram Mr. Kim. Ms. Km hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia terkejut tentu saja. Ms. Kim hanya tidak menyangka bahwa Changmin akan mngajukan hal seperti itu, sungguh tindakan yang berani.

"Kau tidak ada bedanya dengan penjilat murahan!" Mr. Kim menghempaskan tubuh Changmin hingga membentur kursi di sebelahnya. Changmin tersungkur begitu saja di lantai marmer itu, ia mencoba bangkit dan mendudukkan dirinya dilantai marmer itu. Changmin mengusap sudut bibir kanannya yang mngalirkan darah akibat benturan tadi.

"Kenapa?" Tanya Changmin, sepertinya ia bermaksud menyulut emosi Mr. Kim. "Bukankah anda meminta saya menjauhi putra anda dan anda mengajukan penarawan kepada saya?" Lanjut Changmin, Changmin bangkit dari duduknya dan berhadapan kembali dengan Mr. Kim dan melanjutkan ucapannya, "Menurut saya itu penawaran yang bagus, dengan begitu anda tidak akan kehilangan Kibum." Changmin tersenyum.

Mr. Kim mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Bagus katamu? Kau mau menghancurkan hidup kami!" kata Mr. Kim dan diakhiri dengan sebuah pukulan mendarat di pipi kiri Changmin.

Changmin kembali tersungkur dan darah kembali mengalir di sudut bibirnya.

"Saya tidak bermaksud seperti itu," Changmin kembali bangkit, "Saya hanya ingin tahu, lebih berharga manakah antara harta dan putra anda."

membulatkan matanya mendengar ucapan Changmin. Lebih berharga mana? Sebuah pertanyaan yang sempat terlintas dipikirannya. Ia melihat ke arah suaminya, dilihatnya sang suami menundukkan wajahnya dengan kedua tangan yang mengepal. Entah apa yang dipikirkan oleh , sepertinya sedang bergelut dengan pikirannya.

"Jika anda lebih memilih harta, maka Kibum menjadi milik saya dan anda tidak akan bisa melihat putra semata wayang anda lagi. Jika anda memilih Kibum, maka anda adalah seorang appa yang berhati mulia karena mempertahankan putra anda. Mana yang akan anda pilih?" Changmin memberi jeda, sekedar untuk mendramatisir keadaan. "Menjadi orang tua yang gila harta... atau menjadi orang tua yang menyayangi putranya melebihi harta yang dimiliki... itu penawaran saya." Lanjut Changmin.

Perlahan Changmin membalikkan badannya dan meninggalkan ruangan itu, tapi saat ia membuka knop pintu ia berkata, "Saya hanya ingin perjodohan Kibum dibatalkan dan biarkan dia memilih apa yang dia inginkan. Saya permisi.." dan Changmin meninggalkan suami-istri Kim yang terlarut dalam pikiran masing-masing.

.

Disebuah ruangan yang berantakan, gelak tawa membahan memenuhi ruangan bagai kapal pecah itu. Dua orang namja masih menertawakan seorang namja lain yang memandang mereka dengan sebal.

"Ehm! Jadi kau dipukul oleh appaku, eh Changminnie?" Tanya namja bernama Kibum, ia masih mencoba menghentikan tawanya pada namja bernama Changmin.

"Jangan tertawa!" Sentak Changmin kesal, "Ini juga salahmu!" Tudingnya.

Kibum sontak menghentikan tawanya, "Lho? Kenapa aku?" Tanyanya tidak mengerti.

"Kau bilang appa mu bukan orang yang suka main tangan! Nyatanya bibirku jadi jontor." Gerutu Changmin sambil mengusap kedua sudut bibirnya yang sudah diplester.

"Salah sendiri, kenapa kau malah mengajukan tawaran seperti itu?" Kibum mencoba mengelak, " Aku kan cuma minta kau merayu appaku agar beliau membatalkan perjodohanku." Lanjut Kibum kalem.

"Lagipula, apa tujuanmu mengajukan penawaran seperti itu?" Tanya namja satu lagi.

Changmin mengalihkan pandangannya pada namja itu, "Aku penasaran, apa orang kaya bisa melepaskan hartanya demi darah dagingnya sendiri, Kyu." Jawab Changmin pada namja yang dipanggil Kyu, atau lengkapnya Kyuhyun.

"Penasaran?" Kibum membeo dengan takjub. Kyuhyun pun memandang Changmin tidak percaya. Kedua namja itu terdiam sesaat, kemudian...

"BWAHAHHAHAAHHHHA" Kembali tawa membahan memenuhi ruangan yang ternyata adalah kamar Changmin.

"Ya! Berhenti menertawakanku." Seru Changmin kesal.

Kibum dan Kyuhyun masih saja menertawakan Changmin. "Apa yang harus ku lakukan?" Tanya Changmin entah pada siapa dengan nada lesu.

Kibum dan Kyuhyun kembali menghentikan tawanya, mereka berdua menatap Changmin yang tertunduk lesu. "Apanya?' Tanya Kibum penasaran.

Changmin mengangkat kepalanya dan menatap Kibum sengit, "Apa yang harus kulakukan jika aku ketahuan kalau aku bukanlah pacarmu?" Tanya Changmin. "Lalu jika appamu memilih hartanya, bagaimana dengan dirimu?" Lanjutnya.

Kibum terdiam, benar... bagaimana jika semua pertanyaan Changmin terbukti? Tidak mungkin dengan entengnya ia mengatakan bahwa Changmin hanya membantunya untuk mengagalkan pertungannya, lalu.. jika appanya lebih memilih harta... ia tidak mungkin menikah dengan Changmin, sedangkan Changmin itu namjachingu Kyuhyun.

"Senjata makan tuan, eh?" Celetuk Kyuhyun.

Kibum mendelik pada Kyuhyun, "SEMUA salahmu, Changminnie!" Kini Kibum lah yang menuding Changmin. Mendengar namanya disebut bahkan disalahkan Changmin membuka mulutnya bermaksud membentak Kibum...

"Kenapa Menyalahkan Minnie!"

Ah, ternyata malah Kyuhyun yang membentak Kibum. Sepertinya Kyuhyun tidak terima jika Kekasihnya disalahkan, padahal yang memulai kan Kibum. Seharusnya Kibum berterima kasih karena Changmin mau membantunya, bahkan sampai berpura-pura melamar! Dan karena hal itu Kyuhyun sampai marah pada Changmin selama dua minggu! Dan selama dua minggu itu pula Changmin mencoba merayu Kyuhyun bersama Kibum. Bagaimana Kyuhyun tidak marah? Sebelum bersama Kyuhyun, Changmin menyukai Kibum. Kyuhyun jadi beranggapan bahwa Changmin mempermainkannya, Kyuhyun bahkan sempat murung selama tiga hari tiga malam. Menangisi pengkhianatan namjachingu dan sahabatnya, Kyuhyun bukanlah namja cengeng. Siapapun akan seperti Kyuhyun jika mngalami hal itu, tidak memandang gender, martabat ataupun yang lainnya.

Beruntunglah Changmin, karena Kyuhyun bisa mengerti alasan Changmin 'melamar' Kibum. Salah mereka juga sih tidak memberitahu Kyuhyun lebih awal.

"Kalau Umma, aku bisa tenang. Aku memberitahukn hal ini pada Umma jauh sebelum meminta bantuan, Umma juga tidak setuju dengan pertunanganku." Jelas Kibum, matanya menerawang menatap langit-langit kamar Chngmin.

Changmin mengganguk mengerti. "Hoo.. pantas saja umma mu diam saja, ternyata beliau sudah tahu." Takjub Changmin masih menganggukan kepalanya.

"Lalu, bagaimana dengan appa mu? Aku yakin beliau pasti sangat murka." Tanya Kyuhyun, dia bergidik ngeri membatangkan tindak yang mungkin akan dilakukan appa Kibum.

Kibum beringsut dari duduknya dan berdiri dengan lesu, "Kalau appa membatalkan pertunangannya, aku akan menjelaskan semuanya. Kalau tidak.. yah, aku akan KABUR!" Dan Kibum pun meninggalkan Changmin dan Kyuhyun dalam keadaan Terkejut..

.

Beberapa menit berlalu setelah kepergian Kibum, suasana di kamar itu masih hening. Mereka sibuk dengan pikiran merekan, entahlah apa yang mereka pikirkan.

Kyuhyun terlihat bergerak-gerak gelisah di samping Changmin. Kedua tangannya memilin-milin ujung bajunya, wajahnya ia tundukkan.

Changmin yang sedari tadi sibuk dengan pemikirannya, mengalihkan wajahnya ke arah Kyuhyun. Ia merasa cukup risih dengan kelakuan Kyuhyun yang sedikit menganggunya.

Changming mengerutkan keningnya saat melihat Kyuhyun masih bergerak gelisah, wajahnya yang ditundukkan terlihat memerah.

"Kau kenapa, Kyu?" Tanya Changmin heran.

Bukannya menjawab, Kyuhyun malah makin bergerak-gerak tidak jelas. Sepertinya Kyuhyun gugup.

Changmin mengusap rambut depan Kyuhyu, "Ada apa, Kyu? Katakan saja apa yang kau pikirkan, mungkin aku bisa membantu.? Tanya Changmin lagi.

Kyuhyun makin menundukkan wajahnya, kini rona merah itu menjalar sampai ketelinganya. "Mmm... itu... mmm.." Gumam Kyuhyun tidak jelas.

"Kau bilang apa, Kyu?" Changmin mendekatkan telinganya pada Kyuhyun.

"Itu... kapan... kau akan Melamarku?" Akhitnya, Kyuhyun berani mngucapkannya. Wajahnya kini merah sempurna.

Changmin terpaku mendengar pertanyaan Kyuhyun, tubuhnya terasa kaku, dia menelan ludahnya mencoba menghilangkan kegugupan yang kini dialaminya. Mulutnya membuka untuk mnjawab pertanyaan itu..

"Itu..."

.

.

.

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, belum saya edit karena saya ngetik di handphone.

Mind to review?