First Time Version 02
· Snawta Aci (Hunter)
· Al Ghost
· Hyakuya Mikaela
· Hyakuya Yuichiro
Genre: Sci-Fi
Rating: K+
Disclaimer: Activision (Destiny) & Takaya Kagami (Owari no Seraph)
Warning: AU, typo, tanda baca, OOC
Vampires? Biasa. Manusia? Biasa. Malaikat? Biasa. Lalu, bagaimana dengan Robot dan monster? Masih juga biasa. Tetapi, jika semua menjadi satu, kemungkinan dunia akan menjadi perang terhebat sepanjang masa.
Begitu juga dengan Snawta Aci. Mengenakan Red Helmet tanpa wajah, membawa Scout Rifle. Namanya Cyptic Dragon. Senjata yang langka dan terbuat dari tubuh naga. Naga memang termasuk makhluk mitologi. Meskipun tidak nyata, tetapi kulit naga memang terbaik dan langka untuk di cari.
Scout Rifle merupakan senapan dasar dalam Combat. Sebenarnya, itu perpaduan antara Scout dan Rifle. Rifle sendiri memang diciptakan untuk segala jenis Combat, tergantung dari jenisnya juga. Selain itu, ada hal yang perlu diperhatikan dalam Rifle. Diantaranya adalah teknik menembak yang benar, bidikan yang pas dan memiliki kecepatan serta timing yang pas. Untuk itulah, Rifle dibutuhkan 3-4 peluru yang ditembakkan. Scout sendiri merupakan senapan yang memerlukan sedikit kokang serta akurasi yang lebih tinggi. Jika digabungkan, maka Scout Rifle adalah jenis Rifle yang mengutamakan dua hal. Jarak dekat (Burst Mode, yang suka menembak berkali-kali) & Jarak Jauh (Sniper mode, yang suka menembak dengan jarak jauh).
Scout Rifle Cryptic Dragon memiliki Impact (Daya Serang) dan Range (Jarak) yang sangat besar. Bahkan, Reload (isi ulang peluru )juga lumayan cepat bagi para pemula maupun master. Disediakan 17 magazine (Peluru). Lumayan, kan? Tetapi, daya tembak lemah, karena terlalu fokus dengan Sniper Mode. Sehingga menular terhadap Burst Mode.
Selain itu, Ada serangan tambahan. Kinetic Damage. Senjata dan peluru akan menyebabkan musuh mengalami stun (tidak bisa bergerak). Itulah keuntungan Cryptic Dragon.
Snawta Aci adalah salah satunya. Memiliki masa lalu pahit di planet Bumi, membuat dirinya semakin mantap meninggalkan planet tercinta. Dulu, Destiny digambarkan sebagai dunia mistis teknologi sains. Hal itu mengikuti dari setiap tahun ke tahun, para Traveler melakukan perjalanan yang cukup jauh. Bumi. Mars. Solar System, Luna dan lain-lain. Selain itu, umat manusia terus mencari keberadaan atau sisa-sisa makhluk hidup yang bertahan hidup pasca bumi diserang oleh para alien. Sayangnya, mereka tidak bertahan lama dan meninggal.
Satu-satunya cara adalah membangkitkan para umat manusia yang telah mati dan menggunakan Celestial Body, tubuh yang telah bermilineum tahun lamanya. Cara tersebut efektif. Seolah-olah, mereka bangkit kembali dari kematian dan mencari tempat aman bagi para manusia. Di atas bumi sendiri, the Guardians. Untuk terus meningkatkan populasi, para traveler harus mencari ras para manusia dan menyelamatkan mereka sebisa mungkin. Sayangnya, rencana tersebut ditentang oleh ras alien, sebanyak 4 ras. The Fallen, The Hive, The Hex dan The Cabal. The Fallen merupakan ras alien bajak laut dan nomaden, yang selalu menghancurkan planet bumi, bulan dan venus demi mendapatkan sumber daya alam. The Hive adalah ras alien lama yang menciptakan sebuah markas diantara Bumi dan Bulan. The Vex sendiri android. Yang ingin menguasai planet Mars dan Venus dengan mengembangkan dan mengubahnya menjadi pasukan Android. Celakanya, mereka telah berhasil melakukannya di planet Merkurius. Yang terakhir, the Cabal. Ras ini amfibi, yang menstabilkan markasnya di planet Mars.
Snawta memiliki misi khusus. Yaitu, menghentikan ambisi The Fallen. Dia membenci mereka, karena telah membunuh kedua orang tua bermilenium tahun silam. Mungkin, terlihat wajah orang tua. Tetapi, jangan salah. Dia tidak pernah menunjukkan wajahnya kepada siapapun. Apalagi, Snawta mengenakan Red Helmet, kapanpun dia pergi.
"Ghost, ke mana kita harus pergi?" Tanya Snawta.
"Ini sulit … The Fallen ras yang selalu berpindah-pindah. Apalagi, mereka sangat kuat dalam menggunakan jarak pendek dan pengembangan teknologi pada jubah. Karena itu, misi kali ini, lebih sulit yang kukira." Kata Ghost jujur.
Dia mengendarai Sparrow. Mirip kapal perang berukuran mini dan laser mini. Bentuknya memanjang, seperti laser warna silver. Selain itu, ada kursi warna hijau di belakangnya. Sangat cepat, kendaraan darat dan non-combat. Snawta memilih itu, karena menggunakan Pike, rugilah dia, karena diambil duluan oleh the Fallen. Sparrow merupakan keputusan yang terbaik baginya. Ghost sendiri bukan hantu. Melainkan A.I (artificial Intelligent), sebuah android yang diprogram untuk memandu para Guardians dan Traveler. Bentuknya seperti Kristal yang mengeras dan ada titik di bagian tengah. Tentu saja itu adalah mata dan mulut Ghost.
"Aku akan memulai dari sini, Ghost." Kata Snawta mengendarai Sparrow.
Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda mencurigakan di bumi. Saat itu, mereka berdua berada di New Delhi, India. Kota itu memang sudah hancur dan banyak puing-puing. Tidak hanya itu, para manusia dan alien saling berseteru. Untuk mempertahankan atau menghancurkan. Banyak pepohonan yang tumbuh serta padang rumput yang begitu indah.
Tujuan Snawta bukan untuk piknik. Mencari the Fallen adalah prioritas utama. Dia menurunkan Sparrow, dekat dengan bebatuan dan memutuskan jalan kaki. Terus berjalan hingga mencari sekitar. Artefak, senjata, maupun the Fallen. Beberapa langkah, ada sebuah kegelapan. Terlihat putih, tetapi juga hitam. Masih campur aduk dan membuat Snawta penasaran.
"Jangan-jangan, the Fallen! Mereka telah … !" Snawta tidak sabaran dan bergegas ke sana.
~o0o~
Dua orang pemuda sedang bersembunyi menghadapi … beberapa the Fallen. Mereka … mengepung dua pemuda di belakang gubuk. Itu puing-puing bangunan dan hanya tersisa gedung berlantai dua. Lantai satu sudah tidak berfungsi dan hanya dipegangi oleh beberapa batu saja. sekali tembakan, bisa mengenai orang lain. Saking dari batu bata, mereka akan tewas tertimpa bebatuan.. Kedua pemuda itu berambut hitam dan pirang.
"Makhluk apa … mereka itu? Kenapa tidak mati-mati!" teriak pemuda berambut hitam.
"Aku tidak mengerti. Padahal, mereka makhluk alien. Tetapi … kenapa?" kata pemuda berambut pirang sambil menundukkan kepala mereka.
The Fallen tipikal jarak dekat. Dan mengendap-endap menyerang kedua pemuda sekaligus. Tetapi, pria berambut hitam menghindarinya dan membunuh the Fallen.
Ketika the Fallen memojokkan kedua pemuda tadi, mengenai dinding tembok tersebut. Snawta hadir tepat waktu. Dia menembak terus para the Fallen dengan Cryptic Dragon miliknya. Beberapa the Fallen terkena stun. Mereka tidak bisa bergerak. Kali ini, ada kesempatan emas dan tidak boleh disia-siakan oleh kedua pemuda tadi.
"Cepat bunuh mereka!" teriak Snawta.
Pedang pemuda berambut hitam berubah. Muncul lah pedang Asuramaru dan menusuk semua para the Fallen. Tepatnya di jantung mereka. Namun, the Fallen tidak bisa mati begitu saja. Mestinya, senjata terkutuk mampu menebas atau menusuk Vampire saja. Memang, manusia juga bakal dibunuh, selama setiap pemilik pedang harus siap disedot darahnya oleh iblis. Barulah kutukannya aktif.
Nampaknya, itu tidak berlaku bagi the Fallen. Wajah memang Vampire. Giginya taring. Tetapi, kedua pemuda tidak menyadari, itu adalah teknik kamuflase the Fallen sendiri. Mereka mengembangkan genetic manusia, vampire dengan alien. Sehingga menghasilkan the Fallen yang tidak bisa dibunuh. Berkat teknologi cloak, mereka menjadi sangat kuat. Wajahnya kini mirip lebah dengan mulut masker gas.
"Mus … mustahil. Kenapa mereka tidak bisa dibunuh?!" geram pemuda berambut pirang.
Snawta berpikir. Dia mencari kelemahan dalam membunuh evolusi terbaru the Fallen. Kini, dia mengganti senjata. Bukan Scout Rifle. Melainkan Secondary Weapon miliik Snawta. Hunter Knife namanya. Senjata jarak dekat yang digunakan oleh para Hunters.
Dia adalah Hunter. Snawta menggunakan senjata itu jarak dekat dan menebas musuh dengan damage yang besar. Jika dipaduk Scout Rifle dengan Hunter Knife miliknya, pastinya bisa mengimbangi serangan musuh dan menimbulkan the Super Ability Arc Blade. Melukai musuh dengan energy listrik warna biru dan menghasilkan damage yang sangat sakit. Cocok bagi Guardians dan Traveler yang suka menyerang secara diam-diam. Termasuk Snawta. Dia mengendap-endap dengan menggunakan cloak tidak terlihat. Dia menggunakan heat binocular, semacam teropong untuk mencari musuh dengan suhu. Snawta terus bergeser sambil berjalan mengendap-endap. Sementara pemuda berambut hitam mencoba diam. Napas the Fallen belum terasa bagi Snawta. Konon, mereka bersembunyi demi menyelamatkan diri.
"Kalian berdua, bersembunyi. Aku akan menggunakan ini." Saran Snawta.
Kedua pemuda itu bersembunyi di balik bebatuan. Snawta melemparkan Incendiary Grenade ke mereka sambil menggunakan skillnya. Incendiary sendiri mirip dengan bom Molotov, di mana granat bisa membuat musuh terbakar dan mendapatkan damage yang besar. Dia melompat dengan Double Jump dan menebas leher the Fallen. Hingga tubuhnya terbelah jadi dua. Tidak hanya itu, Snawta menggunakan Incendiary Blade untuk membunuh the Fallen. Skill tersebut dilapisi dengan api, sehingga saat dia melemparkannya ke musuh, tubuhnya terbakar sampai tewas seketika. Mungkin Snawta cocok menjadi seorang Gunslinger daripada Blade Dancer. Apalagi, Snawta menyukai senjata api dan pisau sekaligus. Gunslinger sendiri fokus pada damage dengan jarak dekat-jauh dan mengembangkan potensial pada senjata utama. Tetapi, serangan jarak dekat akan dikurangi untuk bergerak secara diam-diam.
Snawta menusuk di leher the Fallen dan menghindari tembakan the Fallen, yang terus menerus ke arah dirinya.
"Tch! kalau begini terus, aku bisa mati." Gerutu Snawta.
"Kalau begitu, serahkan pada kami, nona." Kata pemuda berambut hitam.
"Menyerahkan kepadamu?! Mereka ini the Fallen!" teriak Snawta.
"Karena itulah … kami akan mengulur waktu. Sementara itu, cari kelemahan mereka." Kata pria berambut pirang.
Ghost mengamati kedua pemuda dan men-scan mereka. Snawta terus merunduk dan merayap, supaya tidak mengenainya.
"Mika, kita serang sekali lagi. Kali ini, tepat di kepalanya." Kata pemuda berambut hitam
"Ya ampun, Yuuchan. Kalau begini, kita bisa mati." Kata seorang pemuda berambut pirang bernama Mika.
Mereka berdua adalah Mikaela dan Yuichiro Hyakuya. Ghost sudah menduga, bahwa mereka bukanlah asli tinggal di sini.
"Sepertinya, susah jika tidak diterka kedua pemuda itu. Mereka ini manusia atau alien?" Tanya Ghost kepada Snawta.
Tetapi, dia mengabaikan pertanyaan dari Ghost. Dia terus menembak sambil melakukan High Jump. Kali ini, bukan lagi menebas. Snawta menembak dari arah atas. Sesuatu yang baru dicoba baginya. Tidak hanya itu, Mikaela muncul dari persembunyiannya dan menebas the Fallen secara bergiliran. Sama halnya dengan Yuichiro.
Beberapa the Fallen memutuskan mundur dan menaiki kapal mereka. Meskipun hanya bertiga, tetapi ada sesuatu hal yang membuatnya penasaran, apa yang ditakutkan oleh the Fallen? Apakah dua pemuda yang bernama Mikaela dan Yuichiro? Ataukah ada Crater yang terbaru, hingga membuat mereka memutuskan untuk mundur? Sebenarnya, bukan hal baru jika Crater adalah sebuah peti khusus yang berisikan logam murni. Snawta tidak menyukai isi Crater dan memilih apatis dengan hal itu.
"Ngomong-ngomong, terima kasih sudah menolong kami." Kata Yuichiro.
"Bukan masalah. Urusanku di sini sudah selesai." Kata Snawta menaiki Sparrow.
"Anoo … bolehkah aku bertanya kepadamu?" Tanya Mikaela.
Snawta berhenti bergerak dan menatap Mikaela.
"Kau … sebenarnya siapa?" Tanya Mikaela.
Dia berjalan dan mengambil pedang milik Mikaela. Terlihat, bahwa Snawta tertarik dengan pedang miliknya. Dengan senyuman jahilnya, dia berkata. "Aku Snawta Aci. Hunter sekaligus Guardians dari Luna."
Tamat
P.S: Akhirnya selesai juga fanfic request dari Snawta Aci ^_^. Sebenarnya sih, bisa kok diteruskan. Hanya saja, aku serahkan fanfic ini kepada Snawta saja deh. Dia lebih memahami Owari no Seraph daripada aku. Apalagi, aku menyukai Destiny ^_^. Btw, aku akan melanjutkan fanfic yang masih on going (itupun kalau gak sibuk #duakk). Arrigatou ^_^
