FAMILY ?

.

.

Main Cast :

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (10 tahun)

Park Jung Soo / Leeteuk (15 tahun)

Lee Donghae (12 tahun)

Choi Siwon (12 tahun)

.

.

Summarry :

Ketika kau tak pernah merasakan kehangatan dan kebahagian dalam keluarga mu sendiri. Meninggalkan semua nya dan mencari kehangatan keluarga lain nya yang mampu mengerti dan menerima mu apa ada nya. Keluarga yang akan memperhatikan dan bersama mu setiap saat.

.

.


~TeukHaeKyu~

Seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun tengah asyik memainkan PS nya seorang diri di sebuah ruangan yang cukup luas. Layar dari TV plasma menampilkan gambar-gambar visual dengan suara riuh dari game yang di mainkan anak itu. Sudah berjam-jam ia memainkan berbagai macam game seorang diri. Terkadang ia menghela nafas lelah dan bosan.

"Ish!"

Ia melemparkan begitu saja joystick ke lantai saat layar menampilkan tulisan 'Game Over'. Helaan nafas kembali terdengar. Anak itu menyandarkan punggung nya yang terasa pegal ke sofa yang berada di belakang nya. Ia memejamkan mata nya sejenak namun tak beberapa mata nya kembali terbuka dan ia mulai mengambil sebuah PSP dari saku celana nya. Ia sudah terlalu bosan memainkan PS yang menemani nya selama beberapa jam lalu.

Sepuluh menit ia fokus pada PSP hitam kesayangan nya namun setelah nya ia kembali melemparkan benda itu ke atas karpet halus yang di duduki nya. Ia memandang ke sekeliling ruangan santai rumah nya yang begitu luas.

Bosan…

Kata itulah yang terus menari-nari di benak nya. Ia bosan melakukan kegiatan yang sama setiap hari nya. Ia merasa seperti robot yang di ciptakan untuk melakukan kegiatan keseharian nya yang membosankan.

Kesepian…

Dan satu kata ini yang selalu menyelusup ke dalam hati nya. Ia kesepian—sangat kesepian. Rumah sebesar dan semewah ini terasa seperti ruang kosong tak berpenghuni bagi nya. Tidak seperti anak lain yang seumuran, seorang anak yang selalu di temani oleh keluarga dan saudara nya. Ia selalu sendirian di rumah tanpa ada kehangatan keluarga. Orang tua nya terlalu sibuk dengan bisnis dan perusahaan sehingga jarang pulang ke rumah dan bertemu dengan nya. Kebersamaan nya bersama keluarga bisa di hitung dengan jari atau malah tidak pernah sama sekali. Sedangkan kakak nya? Ia memang memiliki satu orang kakak laki-laki yang hanya berbeda 2 tahun dari nya. Namun sama seperti orang tua nya, kakak nya jarang berada di rumah dan menemani nya. Kakak nya lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman nya bahkan menginap di rumah teman nya dengan alasan muak dengan keadaan keluarga nya sendiri. Jadi, tinggallah ia sendiri di temani dengan beberapa maid yang mengurusi rumah besar keluarga nya.

"Tuan muda Kyu…"

Kyuhyun –namja itu menolehkan kepala nya kepada seorang namja paruh baya yang telah mengasuh nya sejak kecil. Ia tersenyum pada orang itu.

"Han ahjussi, wae?"

"Makan malam sudah siap" ucapnya membuat Kyuhyun mengangguk.

"Apa Siwon hyung sudah pulang?" tanya Kyuhyun lagi sembari bangkit berdiri.

"Tuan muda Siwon belum pulang dan ia mengabari akan menginap di rumah teman nya hari ini" ucap Han ahjussi.

Tanpa banyak bertanya lagi, Kyuhyun melangkahkan kaki nya ke ruang makan. Ia sudah bosan bertanya dimana keluarga nya? Kenapa mereka tidak pulang? Ia sudah hafal dengan kelakuan setiap anggota keluarga nya. Sama seperti kakak nya, sebenarnya ia sudah muak dengan semua nya. Ia merasa orang tua nya sendiri sudah lupa memiliki dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang kedua nya. Bahkan ia sudah lupa kapan terakhir berbicara dengan orang tua nya. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia sudah pernah protes pada orang tua nya namun tetap tak ada hasil nya. Ia hanya bisa pasrah menerima keadaan keluarga nya tak seperti keluarga normal lainnya.

Ia mendudukan diri nya di kursi sebuah meja makan yang cukup besar. Apa guna nya meja makan besar jika hanya ada seorang yang selalu menempati nya. Dengan tidak minat Kyuhyun memakan berbagai jenis masakan lezat yang sudah terhidangkan oleh para maid.

Setelah merasa cukup, Kyuhyun langsung beranjak dari ruang makan meninggalkan banyak hidangan yang tersisa bahkan tidak tersentuh. Bukan nya tidak menghargai namun ia tidak punya nafsu untuk memakan makanan enak itu. Han ahjussi hanya menggelengkan kepala nya melihat tuan muda kecil nya. Ia merasa sedih melihat Kyuhyun selama 10 tahun tak mengecap rasa nya kebahagian dan kehangat keluarga. Namun lagi-lagi apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya seorang pengasuh dan pengurus dari rumah besar ini. Ia hanya bisa memberikan perhatian dan kasih sayang yang tak pernah di terima tuan muda nya itu walau kasih sayang itu tak akan sebanding dengan kasih sayang dari orang tua nya sendiri.

.

.

Kyuhyun POV

Lelah…

Aku lelah dengan semua nya. Kegiatan keseharian ku yang sangat membosankan dan dengan keluarga yang sangat dingin dan hampa ini. Terkadang aku merasa iri dengan semua teman ku yang selalu di sambut oleh keluarga nya saat kembali ke rumah dan masih memanjakan mereka. Aku tahu, Appa dan umma bekerja untuk kebaikan ku dan Siwon hyung. Tapi kami tak membutuhkan semua kemewahan dan harta mereka. Kami hanya membutuhkan mereka berada di rumah dan memanjakan kami. Aku pun tak menyalahkan Siwon hyung yang lebih nyaman berada di rumah teman nya di banding di rumah ini. Mungkin ia sudah merasakan kehangatan keluarga bersama keluarga teman nya itu sehingga tanpa sadar ia melupakan dan meninggalkan ku seorang diri di rumah ini.

Aku merebahkan tubuh ku di ranjang empuk ku. Mata ku kembali terasa panas. Dada ku begitu sesak. Setiap malam aku selalu merasakan ini. Terkadang aku ingin berontak seperti Siwon hyung, aku ingin keluar dari rumah ini namun hati ku yang terdalam masih melarang nya. Aku masih bertekad untuk menjadi anak baik seperti janji ku pada Appa beberapa tahun yang lalu.

"AppaUmmaHyung"

Akhir nya air mata berhasil lolos dari sudut mata ku saat membayangkan sosok ketiga keluarga ku itu berada di sebelah ku saat ini. Isakan pun keluar dari bibir ku. Aku terisak kencang. Tidak peduli jika ada yang mendengar toh mereka juga tidak akan peduli pada ku. Mungkin jika aku menghilang pun tak akan ada yang menyadari nya.

Aku hanya anak kecil. Aku masih membutuhkan keluarga yang akan tersenyum dan memeluk ku di saat seperti ini. Sungguh aku ingin seperti anak yang lain. Aku ingin memiliki keluarga seperti yang lain nya, yang akan memperhatikan dan selalu berada di sampingku.

.

.


~TeukHaeKyu~

"APA PEDULI KALIAN?"

BRAAK

Kyuhyun langsung terbangun dan terlonjak dari ranjang nya saat mendengar suara teriakan dan bantingan pintu yang cukup keras. Ia mengerjapkan mata nya bingung dan berusaha menstabilkan jantung nya yang berdetak kencang. Ia menajamkan pendengaran nya berusaha mencerna keadaan di luar kamar nya. Suara berisik.

Tanpa pikir panjang ia langsung beranjak berdiri dan berhambur keluar dari kamar nya. Ia mengedarkan pandangan nya ke sekeliling. Tak mendapatkan apa yang ia cari, ia langsung berlari kecil ke arah tangga dan menuruni tangga tersebut.

"Appa! Umma!"

Kyuhyun tersenyum lebar saat menemukan sosok kedua orang tua yang sangat ia rindukan. Sosok yang tidak ia lihat beberapa bulan ini. Namun senyuman itu hanya bertahan sebentar karena melihat umma nya menangis tersendu sambil menangkupkan kedua tangan nya untuk menutup mulut menahan isakan tangis. Sedangkan Appa nya tengah mengetuk sebuah pintu berwarna coklat aboni berulang kali.

Apa yang terjadi?

"Tuan muda…"

Kyuhyun menoleh saat merasakan tepukan di bahu nya. Ia menatap Han ahjussi dengan tatapan nanar dan penuh tanda tanya. Ia tak mengerti apa yang terjadi tapi ia tau pasti ada sesuatu yang terjadi dan itu berhubungan dengan hyung nya. Appa Choi terus mengetuk pintu kamar kakak nya dan itu menjadi bukti ada yang terjadi antara Appa dan hyung nya tersebut menurut Kyuhyun.

"Siwon hyung sudah pulang?" tanya Kyuhyun dengan suara bergetar.

"Kajja, kita ke kamar mu dulu ne?" ajak Han ahjussi sembari tersenyum lembut seakan mengabaikan pertanyaan Kyuhyun. Ia tak bergeming dari tempat nya sambil menggelengkan kepala nya sebagai tanda penolakan dari ajakan pengasuh nya itu.

"Appa dan umma—"

Cklek

"Siwonnie…"

Pintu yang sedaritadi di ketuk oleh Appa Choi terbuka dan menampilkan sosok Siwon dengan wajah kesal namun tersirat kesedihan. Siwon menatap kedua orang tua nya dengan tatapan marah dan kesal. Namun ketika pandangan nya menangkap sosok adik kecil nya berdiri di ujung tangga, terselip sebuah perasaan sedih dan bersalah karena tak bisa menjadi contoh yang baik. Ia menatap mata Kyuhyun berusaha berbicara melalui tatapan mata itu walau Kyuhyun tak mengerti arti dari tatapan sang hyung.

"Kau mau kemana?" tanya Appa Choi dengan nada tajam.

"Apa urusan kalian hah? Kemana pun aku seperti nya itu tak berpengaruh untuk kalian" jawab Siwon dingin.

Siwon mulai melangkahkan kaki nya dan melampirkan ransel ke pundak nya. Namun baru beberapa langkah lengan nya di pegang oleh Appa nya. Siwon mendelik kesal.

"Lepas!"

"Apa yang kau lakukan Choi Siwon?! Kau seperti anak tak berpendidikan! Jaga tingkah mu pada orang tua mu sendiri!" pekik Appa Choi marah namun hal itu justru membuat Siwon tertawa meremehkan.

"Kau tahu apa tentang ku, Appa? Urusi saja bisnis dan perusahaan mu itu!" jawab Siwon kesal sembari menepis genggaman tangan Appa nya.

"Lihat? Kalian tidak bisa menjawab pertanyaan ku bukan? Kalian tidak tahu apa pun tentang ku dan Kyu. Kalian terlalu senang mengurusi kepentingan kalian sendiri bahkan aku ragu kalian ingat memiliki 2 orang anak di rumah" ucap Siwon setengah berbisik

PLAK

"Appa!"

Air mata yang sedaritadi ia tahan akhirnya jatuh membasahi pipi nya saat melihat Appa nya menampar pipi Siwon. Isak tangis mulai keluar dari bibirnya. Han ahjussi hanya bisa menarik Kyuhyun dalam pelukan nya karena Kyuhyun enggan meninggalkan tempat tersebut.

Siwon tersenyum getir mendapatkan tamparan yang cukup keras dari Appa nya itu. Ia berusaha menahan air mata yang sudah siap keluar, tak menyangka Appa nya bisa memukulnya seperti itu.

"Aku pergi!" ucap Siwon tajam.

Ia melangkahkan kaki nya melewati kedua orang tua nya, seakan menulikan pendengaran nya saat sang Appa berteriak memanggil nya. Siwon berhenti di hadapan Kyuhyun yang masih menangis. Kyuhyun menatap Siwon dengan tatapan berharap agar hyung nya itu tidak pergi. Siwon mengulas sebuah senyuman tipis. Ia mengelus rambut Kyuhyun sejenak.

"Maafkan hyung, Kyu"

Setelah membisikan kata singkat itu Siwon kembali melangkahkan kaki nya keluar dari rumah mewah itu. Kyuhyun yang hendak mengejar Siwon harus mengurungkan niatnya saat sang Appa menahan tubuh nya agar tidak pergi. Alhasil Kyuhyun hanya mampu meraung-raung memanggil Siwon.

"Sekali kau keluar dari rumah ini jangan berharap bisa masuk lagi!" tegas Appa Choi yang masih di selimuti amarah. Hati nya terasa sakit saat ancaman nya tak menghentikan langkah anak sulungnya. Siwon tetap meninggalkan rumah itu.

.

.

Setelah kejadian pagi itu, Kyuhyun langsung mengunci diri nya di dalam kamar. Ia mengabaikan ketukan pintu dan panggilan dari kedua orang tua nya juga Han ahjussi. Ia hanya menangis dan menumpahkan semua perasaan sedih nya seorang diri toh ia yakin jika bertemu kedua orang tua nya ia hanya akan mendapat luka yang lebih dalam lagi.

Kyuhyun menghapus air mata nya dengan kasar. Mata nya sudah sembab dan sedikit bengkak karena terus menangis. Ia terduduk di ranjang nya sembari mengelus perut nya yang terus berontak meminta untuk di isi. Tak ada makanan yang masuk kedalam mulut nya sejak pagi tadi. Ia menolak untuk sarapan dan makan siang.

Ia menghela nafas nya. Seperti nya ego nya harus di tekan sebentar, ia harus mengisi perut nya walau hanya dengan roti. Ia sangat lapar.

Akhirnya dengan langkah gontai Kyuhyun mendekati pintu. Sudah tidak ada panggilan dan gedoran dari pintu putih di hadapan nya itu. Ia siap membuka pintu kamar nya namun sebuah suara membuat nya bertahan untuk tidak membuka nya. Ia menajamkan pendengaran nya untuk menangkap suara-suara dari luar kamar nya.

"Kita harus kembali ke Jepang. Bersiaplah, penerbangan kita 1 jam lagi" suara Appa Choi mulai terdengar.

"Mwo?! Yeobo, apa tidak bisa di tunda. Masalah Siwon belum selesai dan Kyuhyun masih mengunci diri di kamar" pinta Umma Choi

"Tidak bisa. Kita bisa kehilangan investor besar jika tak menghadiri rapat malam nanti. Mengertilah"

"Tapi—"

"Aku akan menyuruh orang untuk mencari Siwon dan membawa nya kembali ke rumah. Toh kita hanya ke Jepang selama 2 hari, lusa kita sudah kembali"

"Kyuhyun…"

"Maaf jika menyela Tuan, Nyonya. Sebenarnya saya keberatan jika kalian pergi di saat seperti ini namun jika urusan ini sangat penting dan tak bisa di tunda biarkan saya yang mengurus tuan muda Kyu" Kali ini suara Han ahjussi yang terdengar.

"Baiklah. Kami serahkan Kyuhyun pada mu ahjussi"

Kyuhyun terperosot jatuh terduduk di balik pintu putih itu. Tangisan nya mulai pecah kembali. Ia tak menyangka jika Appa dan Umma nya tega meninggalkan diri nya seorang diri di saat seperti ini. Rasa kecewa nya pada kedua orang tua nya belum hilang justru semakin besar. Isakan nya semakin besar saat mengingat semua kekecewaan yang ia pendam kepada keluarga nya sejak dulu.

Setelah beberapa saat pandangan sendu Kyuhyun berubah menjadi tatapan marah. Ia menghapus air mata nya dengan kasar lalu segera bangkit berdiri. Dengan cepat ia memasukan beberapa helai pakaian ke dalam ransel nya. PSP, beberapa kaset game dan uang tabungan yang tidak sedikit jumlah nya itu pun langsung di masukan ke dalam ransel nya.

"Tak ada guna nya aku di rumah ini. Aku akan mencari Siwon hyung dan mengikuti nya saja"

Tanpa pikir panjang, Kyuhyun langsung membuka jendela besar yang menghubungkan kamar nya dengan balkon kamar. Balkon itu menghadap kearah taman yang cukup luas di perkarangan belakang rumah. Kyuhyun menuju ke samping balkon dan mulai memanjat balkon itu. Ia turun dan bertumpu pada atap di bawah balkon tersebut. Sejak kecil ia selalu menggunakan jalan ini untuk kabur dari kamar nya. Masih ada sekitar satu setengah meter dari atap itu untuk sampai di tanah berumput itu. Ia mengambil nafas panjang dan langsung terjun dari atap tersebut.

BRUK

Kyuhyun sedikit meringis saat merasakan sakit di pergelangan kaki nya. Seperti nya pendaratan nya kali ini tidak sempurna dan menyebabkan kaki nya terkilir. Tanpa memikirkan sakit itu, Kyuhyun langsung berjalan menuju sebuah semak-semak yang cukup tinggi walau dalam keadaan pincang. Ia merunduk, masuk ke dalam semak-semak itu dan keluar melewati sebuah lubang yang tidak terlalu besar di sana. Lubang yang di buat pas seperti tubuh kecil nya beberapa tahun yang lalu.

Kyuhyun menatap rumah besar nya dengan tatapan nanar. Ada perasaan bersalah dan sedih saat meninggalkan rumah dengan cara kabur seperti ini namun hanya ini yang bisa ia lakukan saat ini. Ia memejamkan mata nya dan menghembuskan nafas berat nya berusaha meyakinkan diri nya bahwa ini adalah jalan yang terbaik. Setelah nya ia mulai berlari kecil karena rasa sakit di kaki nya masih terasa.

.

.

.

~TeukHaeKyu~

Angin berhembus begitu kencang membuat daun-daun terlepas dari dahan nya dan terbang mengikuti sang angin. Langit cerah sudah terselimuti oleh awan hitam yang siap menumpahkan air untuk membasahi semua yang ada di bawah nya.

2 orang namja tiba di depan dua buah batu nisan. Mereka menaruh rangkaian bunga di depan batu nisan tersebut lalu mulai berlutut memberi salam dan hormat. Namja cantik tersenyum tipis memperhatikan namja lain yang lebih kecil dari nya. Ia memperhatikan namja yang telah di anggap nya sebagai dongsaeng nya sendiri yang tengah berdoa secara hikmat di depan nisan kedua orang tua nya.

"Hae, ayo pulang" ucap Leeteuk setelah Donghae menyelesaikan doa nya.

Donghae bangkit berdiri dan langsung memeluk Leeteuk. Ia menenggelamkan wajah nya di dada Leeteuk yang mulai basah oleh air mata nya.

"Bukan kah kau sudah berjanji tidak akan menangis di depan appa dan umma lagi eum?" ucap Leeteuk sembari mengelus lembut rambut hitam Donghae yang masih terisak tangis.

"Aku hiks… Mereka tidak akan melihat ku menangis jika seperti ini hyung—hiks" ucap Donghae dengan isakan tangis nya. Leeteuk hanya tersenyum geli sembari mengelus punggung namja yang berbeda 3 tahun dari nya itu.

"Hyung…" panggil Donghae setelah ia mulai tenang dan bisa menghentikan tangis nya.

Leeteuk melepaskan pelukan Donghae lalu menghapus jejak air mata yang masih tertinggal di pipi Donghae.

"Gomawo…" ucap Donghae yang mulai mengulas senyuman manis nya. Leeteuk hanya menatap nya dengan lembut lalu menganggukan kepala nya.

"Gomawo sudah mau berada di samping ku selama ini. Aku kira setelah Appa dan Umma meninggal, aku hanya akan sendirian tapi aku senang kau masih bersama ku Teuki hyung" lanjut Donghae.

Leeteuk tertawa kecil melihat Donghae yang sudah menyengir lebar. Ia dan Donghae bukan lah saudara kandung. Leeteuk di adopsi oleh kedua orang tua Donghae beberapa tahun yang lalu. Walaupun mereka tak memiliki hubungan darah, Leeteuk sangat menyayangi Donghae seperti adik kandung begitu pula sebaliknya. Dan sejak orang tua Donghae meninggal akibat kecelakaan 2 tahun yang lalu, ia memutuskan akan menjaga dan melindungi adik kecil nya itu.

"Aku akan selalu bersama mu dan menjaga mu saeng. Aku sudah berjanji bukan? Sudahlah, kajja kita pulang" ucap Leeteuk sambil mengacak rambut Donghae gemas. Donghae mengangguk. Ia kembali memeluk Leeteuk lagi sejenak lalu mulai lari kecil meninggalkan Leeteuk yang hanya menggelengkan kepala nya.

"Hyung, malam ini aku mau makan bulgogi ne?"

"Mwo? Kemarin kita sudah makan bulgogi"

"Ayolah hyung. Kan masih ada daging di rumah. Jebal~"

"Arrasso. Nanti kita minta hwang ahjumma untuk memasaknya lagi"

"Yeay~!"

Leeteuk dan Donghae pun berjalan santai meninggalkan area pemakaman, menuju halte bus di dekat area makan tersebut. Mereka terus berbincang dan tertawa kecil sepanjang jalan memecah keheningan di sekeliling mereka.

.

.

Bodoh!

Kata it uterus terucap di benak seorang anak laki-laki yang berjalan gontai di jalanan yang cukup sepi. Ia terus merutuk diri nya sendiri. Betapa bodoh diri nya sendiri sehingga bisa terbawa bus ke daerah asing yang tak di kenal nya.

Kyuhyun mendudukan tubuhnya yang lelah di depan sebuah toko tua yang tutup. Tubuhnya terasa sangat lelah dan lemas. Sudah hampir 1 jam ia berjalan tanpa arah setelah tiba di sebuah daerah asing yang seperti nya cukup jauh dari perkotaan. Ia tak tahu dimana diri nya saat ini. Setelah keluar dari rumah, ia mencari Siwon ke sekitar rumah dan pertokoan namun hasil nya nihil. Akhirnya Ia memutuskan untuk naik sebuah bus yang ia yakini akan mengantarkan nya ke sekolah nya namun sepertinya ia salah naik bus. Ia sempat tertidur di dalam bus dan berakhir di tempat asing yang tak di kenal nya ini.

Belum habis kesialan Kyuhyun. Setelah turun dari bus dan mengitari daerah asing itu, tiba-tiba sekelompok berandalan mencegatnya. Dengan paksa, orang-orang tersebut merebut ransel Kyuhyun. Walau sudah melawan namun ia hanya seorang anak berusia 10 tahun yang tak memiliki kekuatan besar. Alhasil ia di pukuli dan ransel berisi uang nya itu lenyap.

Sekarang Kyuhyun hanya bisa duduk meringkuk di depan toko itu. Air mata sudah membasahi pipi nya kembali. Rasa perih dari beberapa luka di wajah nya yang terkena air mata begitu terasa namun Kyuhyun tak mampu menghentikan tangisan nya saat ini. Ia sedikit menyesal meninggalkan rumah nya. Ia yang selalu di antar jemput oleh mobil pribadi sangat minim pengalaman di luar rumah. Ia tak tahu apa-apa tentang kehidupan di luar.

Langit sudah menggelap. Awan hitam tak mengizinkan rembulan dan bintang tak mampu terlihat di malam hari ini. Angin dingin sudah berhembus ke seluruh penjuru dan rintik hujan mulai turun membasahi area tersebut. Kyuhyun semakin terisak tangis.

Ia sangat takut…

Ia sangat lapar…

Dan ia tak tahu harus melakukan apa saat ini. Tak ada rumah dan uang sedikit pun.

"Hey, apa yang kau lakukan di sini?"

Kyuhyun masih enggan mengangkat wajah nya. Ia masih menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan nya saat sebuah suara menyapa nya.

"Hey!" panggil suara itu lagi.

"Hyung, dia tak meresponku"

Kyuhyun mampu mendengar ucapan itu. Tapi ia takut. Ia tak mampu membuka suara nya membalas panggilan itu. Ia masih trauma pada berandalan yang memukuli nya tadi. Kyuhyun tersentak kaget saat sebuah tangan mengelus rambut nya dengan begitu lembut. Akhirnya, Kyuhyun mulai mengangkat wajah nya sedikit demi sedikit. Ia menemukan wajah seorang anak laki-laki yang tengah tersenyum manis pada nya dan membuat rasa takut Kyuhyun tiba-tiba lenyap.

"Gwenchanayo?" ucap anak laki-laki itu sambil menatap Kyuhyun cemas.

"Hyung, dia kenapa?"

Seorang anak laki-laki lain nya ikut berjongkok dan memperhatikan Kyuhyun dengan penuh selidik. Entah mengapa, tangisan Kyuhyun kembali pecah. Tubuhnya bergetar antara takut dan kedinginan.

GREP

"Uljima. Sst uljimanayo"

Kyuhyun sedikit terkejut saat anak laki-laki di hadapan nya memeluk tubuh kecil nya lalu mengelus punggung nya untuk menenangkan.

Hangat…

Ia bisa merasakan kehangatan yang menjalar di sekujur tubuhnya. Untuk pertama kali nya ada seseorang yang memeluk nya dan mengucapkan 'uljima' di saat ia menangis. Tubuh Kyuhyun semakin lemas dan kepala nya semakin berat.

"Hyung! Dia mati!"

"Ish, dia tidak mati. Dia hanya pingsan. Kajja, bantu hyung, kita bawa ke rumah dulu. Ppalliwa!"

Akhirnya anak laki-laki itu menggendong tubuh Kyuhyun di punggung nya dan segera berlari meninggalkan toko kosong itu di ikuti anak laki-laki lain di belakang nya menembus hujan yang sudah cukup deras.

.

.

~ TBC / END ~


Author's Note :

Karena banyak yang minta sekuel nya TeukHaeKyu special Christmas yang di panti aku jadi berniat membuat new story. Mianhae tidak bisa membuat sekuel yang mereka di panti saat ini, mungkin nanti kalo ada ide #plak hahaha

Entahlah, ini cerita juga sudah pasaran seperti nya /sigh/

Jadi, lebih baik lanjut atau discotinued aja ya? Jika sedikit yang berminat ya Lye disconti hehe :)

Jeongmal gomawo sudah membaca FF ini /deep bow/ ^ ^