The Story Of RomeHO And JAEliet
.
.
Story from Akari Five
With cast: Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin, and many more
Warning: YAOI (BL), Typos, OOC, mengandung unsur dewasa, cerita diambil dari kisah Romeo dan Juliat namun dengan banyak perubahan
.
.
Chapter 1
"Menyebalkan menyebalkan menyebalkan. Dasar beruang mesum, sok baik, sok tampan, sok alim, padahal aslinya mesum. Huh!"
"Joongie baby, tunggu aku!"
"Iiiisshhh"
Pagi yang kembali heboh di koridor sekolah elit satu ini. Saking seringnya keributan ini terjadi, bahkan semua murid hanya melirik sekilas dua pasangan paling fenomenal di sekolah itu jika melintas di sekitar mereka. Tapi nampaknya untuk hari ini agak lebih spesial, pasalnya suara berisik dari dua orang itu lebih mengganggu dari biasanya, belum lagi ditambah teriakan-teriakan memekakan telinga yang mengejar kedua pasangan tadi.
"Jaejoong hyung~, bekalmu ketinggalan, buatku saja ya…"
"Yunho~ pinjamkan aku prmu…"
"Hei kalian semua~, kenapa tidak ada yang membangunkanku sih. Tunggu aku…"
"Awas saja dia, beraninya melakukan hal seperti itu padaku."
"Joongieku yang paling cantik dan seksi, ayolah berhentilah dulu, aku mau minta maaf."
Reader bingung? Oke, biar diperjelas. Kini seorang namja cantik dengan cherry lipsnya yang maju sedang berjalan cepat sambil menghentakkan kakinya keras. Wajahnya terlihat sangat kesal, ditambah bibir majunya yang merapalkan kata-kata bentuk kekesalan untuk seseorang. Dia adalah Kim Jaejoong, seorang namja yang sering dikira yeoja karena kecantikannya yang overload. Tidak jarang para yeoja sekolah itu bahkan sampai menangis jika Jaejoong sedang dalam mood memperimut diri. Jika itu terjadi, biasanya namja cantik itu akan pergi sekolah dengan menjepit rambutnya dengan jepit rambut Hello Kitty kebanggaannya dan bibir yang merah alami itu pun ikut terhiasi dengan lip gloss merah muda, membuat bibirnya terlihat segar dan siap disantap. Disantap oleh para seme tentu saja.
Lalu seorang namja yang tidak kalah overload sedang berjalan cepat mengejar Jaejoong. Kenapa tidak lari saja? Karena sudah jadi peraturan sekolah tidak boleh berlari di koridor kelas. Ah ya, overload disini bukan karena ia cantik, tapi sebaliknya, karena ia tampan. Semua yeoja bahkan namja mengakui jika ia adalah namja tertampan di sekolah itu. Namun lain halnya jika kalian bertanya pada Kim Jaejoong, maka ia akan menjawab namja itu overload dalam hal kemesuman, tidak tampan sama sekali pikirnya, karena namja paling tampan menurut Jaejoong adalah dirinya. Dia adalah Jung Yunho, seorang namja yang dengan mudah meluluhkan hati para yeoja dan uke di sekolahnya hanya dengan satu kedipan menggoda. Dia adalah tunangan Kim Jaejoong, yang tidak pernah sama sekali Jaejoong akui. Miris sebenarnya, orang yang ia cintai luar dalam malah selalu menolaknya. Hanya satu alasan yang selalu keluar dari bibir Jaejoong jika ada yang menanyakan alasannya, karena Kim Jaejoong adalah penyuka yeoja.
Walau hubungan keduanya tidak pernah akur, tapi fakta Jung Yunho adalah tunangan Kim Jaejoong sudah menjadi rahasia umum. Berita ini pertama kali tersebar saat suatu malam saat itu keluarga Jung yang berkunjung ke rumah kediaman Kim, keluarga Jaejoong. Saat itu Jaejoong berpikir kedatangan mereka hanya untuk urusan bisnis masing-masing kepala keluarga yang saling mejalin kerja sama. Namun tebakannya sangat salah. Saat ia melewati ruang tamu, Jaejoong langsung dipanggil ummanya agar ikut bergabung. Ia kaget, namun makin kaget saat musuh bebuyutan dengan wajah sok alim dan baik-baik namun bersifat mesum itu berada disana, lengkap bersama kedua orangtunya. Ada apa ini sebenarnya?
"Duduklah nak." Kim umma mengajak sang anak yang masih berdiri diam agar duduk di samping Yunho, di atas sofa yang hanya muat dua orang. Jika saja bukan karena umma tercintanya yang menyuruh, tidak akan mau Jaejoong duduk bersebelahan dengan namja mesum itu.
"Joongie, kau pasti sudah mengenal Yunho kan?"
"Iya appa, Yunho memang sekelas dengan Joongie. Memangnya kenapa?"
"Baguslah. Kalau begitu kalian pasti akan mudah saling memahami dan menjalin hubungan dengan baik."
"Hubungan? Hubungan apa appa?"
"Mianhae Joongie chagi, umma tidak memberitahumu lebih dulu. Kalian berdua sudah dijodohkan sejak kecil, dan besok adalah hari pertunangan kalian, sekaligus merayakannya dengan ulang tahunmu."
"MWO?"
Jaejoong sangat terkejut dengan kalimat yang baru saja ummanya lontarkan. Dijodohkan sejak kecil? Besok ia bertunangan? Dan parahnya lagi dengan musuh bebuyutannya? Hampir ia pingsan detik itu juga. Bagaimana jadinya jika ia yang selalu mengaku menyukai yeoja harus bertunangan dengan seorang namja. Walau sebenarnya ia tidak pernah menjalin hubungan khusus dengan yeoja manapun, tapi ia sangat yakin bahwa ia penyuka yeoja. Memangnya bagaimana para yeoja mau berpacaran dengannya jika sang namjachingu malah lebih cantik dari mereka yang yeoja asli. Kini Jaejoong hanya mampu memasang wajah horor dengan membelalakkan mata dan mulut terbuka, ekspresi orang terkejut. Berbeda sekali dengan Yunho yang dari tadi hanya senyum-senyum tidak jelas.
"Ta-tapi appa umma, kenapa secepat ini? Joongie kan masih sekolah. Sebentar lagi Joongie juga akan mengikuti ujian kelulusan dan ujian masuk universitas."
"Malah itu yang bagus sayang, Joongie chagi akan diajari Yunho agar lulus dengan nilai yang baik dan masuk di universitas ternama. Lagipula kami sudah sepakat akan merayakan pertunangan kalian disaat ulang tahunmu yang ke-18."
"Tapi umma, Joongie belum siap."
"Umma mengerti, Joongie pasti gugup kan? Tidak perlu takut sayang, biasakanlah dirimu berada di dekat Yunho, suatu saat juga kalian akan menikah. Nah kalau Joongie merasa gugup, Yunho akan menginap disini saja, menemani Joongie sampai acara besok. Ne, Yunho chagi mau kan?"
"Ne umma, dengan senang hati aku akan menemani Joongie."
"MWO?"
Kembali wajah cantik itu menampakkan ekspresi keterkejutan. Ummanya salah menafsirkan. Bukannya gugup karena bertunangan dengan Yunho, tapi ia tidak mau. Ah, seharusnya Jaejoong tidak mengatakan belum siap, tapi tidak mau sekalian, biar lebih jelas. Belum lagi ummanya malah memberi ide paling gila menurutnya. Bersama Yunho sampai besok adalah neraka untuknya. Hanya tinggal berharap saja ia bisa tidur nyenyak malam ini. Yunho saat ini malah semakin memperlebar senyum bahagianya. Menemani Jaejoong sampai besok pagi adalah hal paling menyenangkan untuknya. Tentu saja, ia sudah menyukai Jaejoong sejak lama. Dan kali ini ia berharap umma Jaejoong menyuruhnya tidur sekamar dengan namja cantik pujaannya itu.
"Baiklah kalau begitu, Yunho menginap disini saja. Yunho-ya, jangan merepotkan Kim umma dan mulailah menjalin hubungan yang baik dengan Joongie. Umma mau kau dan Joongie terlihat mesra besok." Jung umma menasihati anaknya yang diakhiri dengan senyuman aneh, bahkan Kim umma juga ikut tersenyum aneh mendengar penuturan calon besannya itu. Cocok sekali dua wanita ini sepertinya.
"Kalau begitu aku dan istriku pamit dulu. Kami titip Yunho disini."
"Ah, kalian begitu cepat mau pulang."
Kedua pasangan orangtua itu pun berjalan menuju pintu depan. Saling bercengkrama sebelum berpisah. Sedangkan anak mereka masing-masing masih setia terdiam di posisinya tadi. Jaejoong masih saja memasang tampang horor dan Yunho kini mulai menyeringai aneh menghadap Jaejoong, membuat namja cantik itu makin kesal melihatnya.
"Berhenti tersenyum aneh beruang mesum. Apa yang kau lakukan sebenarnya sampai aku harus menjadi tunanganmu?"
"Tidak ada. Itu sudah jadi perjanjian orangtua kita sejak kita dilahirkan. Kata ummaku sih mereka berempat sudah bersahabat sejak kecil, dan saat umma melahirkanku, mereka sepakat akan menikahkanku denganmu, tidak perduli kau nantinya terlahir sebagai yeoja atau namja." Yunho makin melebarkan seringaiannya melihat tampang kesal Jaejoong. Ia tahu Jaejoong pasti tidak akan setuju dengan keputusan sepihak orangtua mereka. Tapi ia sudah mencintai Jaejoong sejak lama, ia sangat ingin memiliki Jaejoong, tidak hanya dengan tubuh indah itu, tapi juga hatinya. Yunho bertekad meluluhkan hati namja pujaannya itu.
"Kau makin menyebalkan, beruang."
"Kau makin menggoda, kitty."
"Aku membencimu Yunho."
"Aku mencintaimu Joongie."
"Berhenti mengatakan kalimat menjijikan seperti itu! Aku tidak akan pernah balas mencintaimu ataupun namja lain, aku masih normal, aku menyukai yeoja."
"Aku tidak akan pernah berhenti mengatakan kalimat itu untukmu Joongie. Dan apa kau berpikir aku tidak normal karena mencintaimu yang seorang namja? Apa kau pernah melihatku menyukai namja lain selain dirimu? Tidak pernah Joongie. Jangan berpikir aku bisa mencintai yeoja atau namja manapun. Aku hanya menyukai dan mencintai Kim Jaejoong."
"Ck, terserah kau mau mengatakan apa, aku tidak perduli. Aku mau tidur saja."
Jaejoong bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Hanya tertinggal Yunho kini yang duduk sendirian disana. Wajahnya terlihat murung. Berkali-kali ia harus kecewa dan sakit hati mendengar penolakan Jaejoong yang tidak pernah menanggapi perasaan tulusnya. Namun berkali-kali pula ia bangkit dan terus mengejar pujaan hatinya. Entah apa yang membuatnya seperti ini, hanya saja Jaejoong merupakan penyemangat hidup baginya.
"Loh, Yunho chagi, kenapa sendirian? Mana Joongie?"
"Joongie ke kamarnya. Dia mau tidur."
"Kenapa tidak bersamamu? Aiisshh anak itu. Ayo umma antarkan ke kamar Joongie. Kau juga harus cepat tidur, jangan sampai kesiangan untuk acara besok."
"Aku tidur di kamar Joongie?"
"Tentu saja sayang, kalian harus saling mengakrabkan diri kan. Tapi jangan melakukan yang 'iya-iya' dulu ya. Walau Joongie memakai pakaian tidur yang seksi, kau harus bertahan. Umma tidak mau kalian kelelahan besok, apalagi kalau sampai Joongie kesusahan berjalan."
"I-iya umma." wajah Yunho tiba-tiba memerah dan terasa panas. Jaejoong tidur dengan pakaian yang seksi? Apa ia yakin bisa bertahan dengan melihat hal indah yang akan dihadapinya sebentar lagi? Bahkan saat ini jiwa mesumnya saja sudah berkoar-koar, bagaimana nantinya jika sudah melihat? Kini ketiga orang itu berjalan menuju kamar Jaejoong.
"Nah, ini kamarnya Joongie. Masuklah, tidur yang nyenyak ya." Kim umma berjalan menjauh setelah sebelumnya mengecup kening Yunho dengan sayang. Namun baru beberapa langkah pasangan Kim itu berjalan menuju kamarnya sendiri, teriakan Yunho dan Jaejoong langsung membuat mereka terhenti.
"KYAAAAAA…"
"HUWAAAA…"
BLAM
Yunho segera menutup kembali pintu kamar Jaejoong dan memejamkan mata. Apa tadi yang ia lihat? Tubuh mulus Jaejoong yang hanya mengenakan boxer pendek dan ketat? Lihatlah wajah tampan itu saat ini, memerah namun malah tersenyum mesum. Jelas saja, walau mendapat predikat overload mesum dari Jaejoong, Yunho tidak pernah sekalipun melihat tubuh telanjang Jaejoong, yang ada dia hanya berkhayal selama ini. Paling parah yang pernah ia lakukan adalah meremas bokong dan dada Jaejoong yang lumayan montok, tapi tetap menggunakan pakaiannya. Namun tidak dapat dipungkiri jika ia sangat senang. Tidak salah ternyata khayalannya, tubuh Jaejoong putih bening tanpa celah.
"Yunho, ada apa?"
"I-itu appa, Joongie sedang ganti baju ternyata."
"Ya Tuhan, umma pikir kenapa kalian sampai teriak. Jangan malu Yunho chagi, nantinya juga kalian akan saling melihat tubuh masing-masing kan." Kim umma tersenyum mesum karena pendapatnya. Sang suami yang melihat istrinya mulai berpikiran kemana-mana menyikut pinggang istrinya itu.
"Masuk saja, tidak usah malu. Kalian harus cepat tidur, umma dan appa juga mau tidur."
Kembali pasangan Kim berjalan menuju kamar mereka. Setelah pintu mereka kembali tertutup, Yunho bersiap membuka pintu kamar Jaejoong lagi. Sebentar diaturnya nafasnya sebelum masuk. Jantungnya berdebar ingin melihat Jaejoong kembali.
CKLEK
PLUK
"Aww…"
"Mau apa kau kesini hah?"
Yunho mengambil bantal yang telah menghantam wajahnya barusan. Belum juga kakinya melangkah masuk malah sudah mendapat serangan dari Jaejoong.
"Aku cuman mau tidur kok."
"Mwo? Tapi kenapa disini? Hei, berhenti disana, jangan mendekat!" Yunho menghentikan langkahnya, berdiri tercengang menatap penampilan Jaejoong di hadapannya. Jelas saja tadi Kim umma memberi peringatan terlebih dahulu. Ternyata Jaejoong jika tidur hanya mengenakan baju tidur dengan model kemeja yang memang dibuat agak panjang, hanya sebatas pangkal paha, dan Jaejoong hanya mengenakan itu saja, tanpa bawahan. Hampir Yunho meneteskan air liurnya melihat pemandangan menggiurkan seperti ini.
PLUK
Satu timpukan bantal kembali menyerang wajah tampan Yunho.
"Berhenti memandangiku seperti itu beruang mesum!"
"Seksi."
"Mwo?"
PLUK
Kali ini sebuah guling besar yang menjadi bahan timpukan Jaejoong.
"Keluar dari sini. Tidur di sofa saja sana."
"Sangat menggoda."
"Aakkhhh. Menyebalkan."
HUPP
Boneka gajah berukuran besar berwarna biru kini melayang menuju wajah Yunho. Karena sudah 3 kali kena timpuk, untuk kali ini ia menangkapnya. Apa jadinya wajah tampannya jika terus mendapat timpukan. Jaejoong segera mengambil boneka gajah berwarna merah muda dengan ukuran yang sama besar untuk menutupi pahanya yang terbuka, khawatir jika Yunho terus menatapnya.
"Malu eoh? Seperti yeoja saja."
"Diam kau! Keluar sana, aku tidak ingin tidur bersamamu. Dan aku tidak seperti yeoja!"
"Ummamu menyuruhku tidur disini. Sudahlah, aku lelah, aku mau tidur. Besok acara akan dimulai jam 10 pagi di hotel appaku, jadi kita harus bangun pagi-pagi."
Yunho memunguti benda-benda yang sempat menyerangnya tadi dan menatanya kembali di atas ranjang. Tanpa menunggu Jaejoong si pemilik kamar dan tempat tidur, Yunho langsung merebahkan tubuhnya di sisi ranjang, menyisakan sisi lain untuk Jaejoong. Sang pemilik yang melihat Yunho seenaknya terbaring di atas ranjangnya, bahkan sudah mulai memejamkan mata menjadi semakin kesal. Ia berdiri berkacak pinggang di hadapan Yunho dengan boneka gajah tadi berada dalam genggamannya. Otomatis kini wajah Yunho tepat berhadapan dengan paha mulus Jaejoong.
"Tapi aku tidak mau kau tidur disini. Tidur di sofa saja sana!"
"Aku tidak mau berdebat lagi."
"Yakk!"
PLAK
"Aww…"
Wajah tampan itu kembali mendapat hantaman Jaejoong menggunakan boneka gajah merah muda tadi. Bagaimana tidak kesal, bukannya menuruti perintahnya Yunho malah menggerayangi pahanya, membuatnya sangat malu dan bertambah kesal. Terpaksa akhirnya ia mengalah untuk tidur bersama Yunho malam ini. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya untuk tidur seranjang dengan musuh bebuyutannya itu. Jika saja di sebelahnya saat ini adalah yeoja yang mencintai dan dicintainya, tentu Jaejoong akan senang tidur seranjang. Tapi sekarang pada kenyataannya adalah orang itu seorang namja, dan sialnya lagi orang itu adalah Jung Yunho. Jaejoong mulai memejamkan mata sambil memeluk boneka gajah merah mudanya dengan erat.
Walau mata musang itu terpejam, tapi sebenarnya Yunho belumlah tidur. Ia ingin melakukan sesuatu, tapi masih ragu. Matanya kembali terbuka kemudian menoleh ke belakang, menatap Jaejoong yang berbaring membelakanginya. Kembali ia ragu apakah akan melakukan apa yang ia pikirkan tadi atau tidak. Tapi ia sangat ingin melakukannya, siapa tahu saja setelah ini ia tidak akan tidur bersama Jaejoong lagi. Akhirnya ia bangkit dan mulai mendekati Jaejoong, membisikkan sesuatu pada telinga namja cantik itu.
"Semoga mimpi indah. Aku mencintaimu Kim Jaejoong."
CUP
Sebuah kecupan penuh kasih membuat Jaejoong kembali membuka mata. Untuk beberapa saat ia terhanyut dengan suara lembut yang menyapa indra pendengarannya, bahkan kecupan di pipinya sempat membuatnya merasa nyaman. Tidak pernah sebelumnya seseorang memperlakukannya selembut ini sebelum tidur. Namun saat otaknya kembali sadar bahwa pelaku yang membuat ia terhanyut barusan adalah seorang Jung Yunho, sontak mata yang sudah tercipta besar itu makin membesar, shock karena sempat menikmati bisikan dan kecupan Yunho. Jaejoong menoleh ke belakang dan mendapati Yunho yang sudah kembali berbaring membelakanginya.
BUK
BRAK
"Aaakkhh, pinggangku patah."
"Jangan berlebihan pabbo."
"Joongie, kenapa kau jahat sekali. Tubuhku jadi sakit semua."
"Memangnya aku peduli? Awas kalau melakukan macam-macam lagi, aku kuliti kau." Jaejoong melotot menyeramkan ke arah Yunho yang terduduk di lantai sambil memegangi pinggangnya. Karena kekesalan yang sudah memuncak, tanpa kasihan Jaejoong menendang pinggang Yunho, membuat namja tampan itu berguling dari tempatnya tertidur hingga jatuh dari ranjang. Ckckck, walaupun cantik ternyata menyeramkan juga namja satu ini jika sedang marah, anarkisme akan dilakukannya.
Kali ini Yunho benar-benar menyesali perbuatannya. Pinggangnya terasa remuk, bokongnya sakit, ditambah kepalanya sempat terhantup kaki meja di samping ranjang, membuatnya pusing seketika. Tapi kapan lagi kan ia bisa mengecup pipi Jaejoong. Walau harus dianiaya setidaknya ia telah berani melakukannya.
Pagi terasa begitu cepat. Hingga acara pertunangan kedua orang namja itu dimulai, Jaejoong masih saja memasang wajah masamnya. Ia pikir acaranya tidak akan meriah, hanya keluarga dekat saja yang menghadiri. Tapi perkiraannya salah besar, teman-teman relasi appanya dan appa Yunho ikut diundang, teman-teman arisan ummanya dan umma Yunho bahkan juga ada disana. Lebih parahnya ternyata penghuni sekolah pun juga mengikuti acara pertunangannya. Kalau begini caranya semua orang yang dekat dengannya pasti tahu hubungannya dengan Yunho. Hampir saja Jaejoong menangis melihat orang sebanyak itu bertepuk tangan setelah Yunho menyematkan sebuah cincin putih perak di jarinya. Sebenarnya ia menyukai cincin yang Yunho berikan, putih mengkilap dengan berlian yang mengelilinginya, sangat indah. Andai cincin itu dari seorang yeoja yang ia cintai.
Semenjak saat itu, Yunho mulai mendekati Jaejoong lebih intens. Ia memiliki kebebasan mendekati Jaejoong tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah namja cantik itu. Mulai dari menemani Jaejoong belanja di luar, mengajarkan beberapa pelajaran, pulang pergi sekolah bersama, hingga saat ini sudah beberapa kali ia tidur bersama Jaejoong. Tidak melakukan apa-apa sih sebenarnya, bahkan ia masih tidak berani mengecup pipi Jaejoong lagi setelah insiden anarkisme waktu lalu. Tapi setidaknya ada sedikit kemajuan dalam hubungan mereka. Jaejoong tidak pernah protes lagi jika Yunho ingin tidur bersamanya atau tidak pernah memelototinya lagi jika Yunho mengelus kepalanya. Jaejoong merasa nyaman dengan semua itu, itu yang menyebabkan ia tidak menolak jika Yunho melakukannya, asal tetap tidak melebihi batas yang ia buat.
.
.
"Jaejoongie, tunggu."
"Apa lagi maumu beruang mesum? Kau membuatku muak. Aku kesal padamu. Aku benci padamu. Pergi menjauh dariku sana, aku tidak ingin melihatmu lagi."
"Joongie aku minta maaf. Aku kan cuman mau membangunkanmu."
"Tapi tidak usah seperti itu juga caranya. Kau membuatku malu. Bahkan umma sampai salah paham melihat kita seperti itu." Wajah Jaejoong mulai memerah mengingat kejadian tadi pagi. Sungguh ia sangat malu, apalagi saat sang umma masuk ke kamarnya, melihat keadaannya dan posisinya bersama Yunho, ingin sekali ia mencincang Yunho saat itu juga lalu menceburkan diri sendiri ke dalam laut paling dalam. Memangnya apa yang sebenarnya terjadi hingga si cantik jadi semarah ini? Mari kita flashback dari satu jam yang lalu.
Flashback on
Tok tok
"Joongie chagi, kau sudah bangun nak?"
"…"
"Joongie?"
CKLEK
Kim umma memasuki kamar anaknya yang penuh dengan benda-benda berwarna merah muda. Dindingnya pun berwarna senada dengan berbagai hiasan gambar gajah-gajah lucu dan hello kitty. Sangat girly.
"Aigoo, masih saja tidur ternyata." Kim umma hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang masih nyaman tertidur sambil memeluk boneka gajahnya, padahal matahari sudah naik tinggi dari tadi.
"Joongie, ayo bangun, sebentar lagi Yunho datang menjemputmu."
"…"
"Joongie, bangun nak, nanti terlambat pergi sekolah."
"Eummhh."
"Joongie ayo bangun!"
"5 menit lagi umma, Joongie masih ngantuk."
"Baiklah, nanti umma akan kesini lagi."
5 menit kemudian
TOK TOK
"Joongie? Sudah bangun?" tidak ada jawaban yang terdengar. Kim umma yakin anaknya itu pasti masih asik bergelung dengan selimut dan boneka gajahya. Akhirnya ia kembali masuk ke dalam kamar, dan benar saja dugaannya tadi.
"Bangun nak! Ini sudah 5 menit. Ayo, Yunho akan datang menjemputmu. Kalian akan terlambat kalau Joongie tidak mau bangun."
"Ngantuk umma~"
"Tapi Joongie harus sekolah. Kan, salah sendiri tidak mau berhenti main PS sampai tengah malam. Ayo bangun sekarang."
"5 menit lagi Joongie akan bangun."
"Tidak bisa, ayo bangun."
"Kalau begitu 10 menit lagi."
"Mwo? Ya sudah, 5 menit, kalau Joongie masih tertidur umma akan menggeret Joongie ke kamar mandi."
"Hmmm~"
Kembali Kim umma keluar dari kamar anaknya. Yeoja yang masih terlihat cantik walau sudah terbilang tua itu turun menuju dapur di lantai satu. Belum sempat sampai di dapur, suara bel berbunyi, membuatnya berbelok arah menuju pintu depan. Seperti biasa, tepat pukul 6.40 Jung Yunho akan datang ke rumah keluarga Kim untuk menjemput Jaejoong, pergi sekolah bersama. Yunho dengan senyum cerah khas anak baik-baik kini berdiri tepat di hadapan sang calon mertua yang sama menampilkan senyum cerah. Kekesalan umma itu hilang seketika melihat si tampan satu ini. Ah, beruntung sekali pikirnya memiliki calon menantu seperti Yunho.
"Masuklah dulu. Kau sudah sarapan?"
"Sudah umma. Dimana Joongie?"
"Hahh… Joongie masih tidur. Anak itu susah sekali dibangunkan."
"Eumm, boleh aku yang membangunkan Joongie, umma?"
"Ah, tentu boleh sayang. Naiklah, umma yakin Joongie masih tertidur sekarang."
"Ne."
Yunho segera menuju kamar Jaejoong yang sudah sangat ia hapal, sedangkan Kim umma kembali menuju dapur. Suaminya telah berada disana, duduk santai sambil membaca koran hari ini, tinggal menunggu anaknya yang masih dibangunkan Yunho. Biasanya jika Yunho datang menjemput, Jaejoong sudah menyelesaikan sarapannya, tinggal berpamitan dengan kedua orangtuanya lalu pergi bersama Yunho menuju sekolah.
TOK TOK
"Joongie? Masih belum bangun?"
"…"
"Belum bangun ya? Kalau begitu aku masuk ya."
Yunho membuka pintu kamar Jaejoong dan masuk ke dalam. Cahaya matahari sudah memenuhi ruangan, tapi Jaejoong masih saja nyaman tertidur bersama boneka gajahnya. Bibir Yunho melengkung indah, Jaejoong yang tertidur ternyata sangat manis dan imut. Walau Yunho sudah beberapa kali tidur bersama tunangannya itu, tapi selalu Jaejoong yang bangun lebih dulu, jadi ia tidak sempat mengamati bagaimana wajah cantik itu jika tertidur. Yunho duduk di pinggir ranjang sambil mengamati wajah Jaejoong lebih dekat. Beruntung sekali pikirnya memiliki seorang berwajah malaikat seperti ini.
"Joongie bangun! Kita bisa kesiangan kalau kau tidur terus."
"…"
"Joongie…" Yunho masih berusaha membangunan Jaejoong dengan mengguncang pelan tubuh kecil itu, tapi Jaejoong tidak bereaksi sedikitpun.
"…"
"Kalau kau tidak bangun juga aku akan menciummu."
"Emmhh." mata indah itu masih juga belum terbuka. Yunho terus menguncang tubuh Jaejoong, tapi namja cantik itu hanya berguling sedikit menjadi tertidur telentang. Yunho hanya menghela nafas lelah, tidak biasanya tunangannya itu susah sekali untuk bangun, apa Jaejoong meminum obat tidur makanya jadi sesulit ini dibangunkan?
"Ayo bangun Joongie."
"…"
"Baiklah, aku akan memandikanmu kalau memang kau tidak mau bangun."
Pikir Yunho mungkin akan lebih cepat jika ia langsung memandikan Jaejoong daripada menunggu namja rupawan itu bangun. Jadi mulai dibukanya tiap kancing baju tidur milik Jaejoong. Makin terbuka seluruh kancing Jaejoong makin merona wajah tampan itu. Kenapa baru terpikir? Kalau ia memandikan Jaejoong itu artinya ia akan melihat tubuh kekasihnya tanpa penghalang satupun. Terdapat kata 'WOW' besar dalam otak cerdasnya itu. Seringai mesumnya terkembang sempurna.
"Khukhukhu kesempatan emas." Yunho makin menurunkan tangannya untuk membuka kancing baju tidur Jaejoong. Namun untuk beberapa saat kegiatannya tiba-tiba berhenti.
"Tapi bagaimana jika Jaejoong marah? Bagaimana kalau ia malah berpikir kalau aku sedang berusaha memperkosanya? Lalu melaporkannya pada umma dan appa Kim?" seketika Yunho merasa dilema. Sebagai seorang dengan predikat mesum yang diberikan Jaejoong kepadanya, sebenarnya otaknya memang sudah memikirkan hal-hal mesum jika melihat Jaejoong tanpa busana. Tapi Yunho juga tidak mau dicap sebagai menantu yang buruk oleh calon mertuanya karena sedang berusaha memperkosa anak mereka. Yunho terlihat berpikir sambil memandangi kulit putih sang kekasih yang terlihat dibalik pakaian yang sempat ia buka sedikit.
"Humm... kurasa memandikan Jaejoong tidak akan jadi masalah, aku kan hanya berniat membangunkannya dengan cepat. Ya, aku hanya berniat membangunkan jadi kalau Jaejoong melapor pada umma dan appa Kim aku masih punya alasan hahaha." senyum menyebalkan –yang sebenarnya tampan- terlihat jelas pada wajah Yunho. Dalam keadaan seperti ini otak cerdasnya memang sangat tepat untuk diandalkan.
Yunho kembali menggerakan tangannya membuka seluruh kancing yang tersisa pada kemeja tidur Jaejoong. Seringai mesumnya semakin melebar saat baju itu telah terbuka. Tinggal menyingkirkan masing-masing belahan kain dan terpampanglah jelas tubuh telanjang Jaejoong, walaupun masih tersisa celana dalam yang Jaejoong kenakan. Baru namja itu akan lakukan tugas terakhirnya, Jaejoong kembali menggeliat, menggerakan tangannya pada sisi tempat tidur seperti sedang mencari sesuatu. Tangan mulus itu meraih boneka gajahnya kemudian menariknya dalam pelukan. Yunho memandang kesal benda berbulu tersebut, padahal tinggal sedikit lagi tapi ada saja penghalang untuk melancarkan aksi mesumnya.
"Hei gendut, pergi kau dari Joongieku." bisik Yunho sambil menatap tajam boneka gajah Jaejoong yang sebenarnya tidak tau apa yang terjadi.
Yunho berusaha menarik boneka besar itu agar menyingkir dari tubuh Jaejoong, tapi semakin ia menariknya, semakin si boneka gajah dipeluk erat oleh Jaejoong. Makin Yunho tarik makin erat pula Jaejoong memeluknya, hingga tanpa sadar Yunho semakin keras menarik boneka tersebut. Jaejoong pun mulai terganggu dalam tidurnya hingga akhirnya dengan terpaksa membuka mata sekedar untuk mengomeli si pengganggu tidur.
SRETT
CKLEK
BRUK
"Omonaaa apa yang kalian lakukan? Bisakah kegiatan itu kalian ditunda nanti malam saja?" Kim umma menatap sebal dua orang anak dan calon menantunya itu yang kini masih asik bertengger di atas kasur empuk Jaejoong. Walau merasa ada sedikit rasa senang, tapi sebagai seorang ibu ia juga akan merasa kesal karena anak-anaknya melalaikan jam sekolah.
Sedangkan Yunho dan Jaejoong yang menjadi objek kekagetan sang umma hanya terdiam meresapi kejadian yang belum sepenuhnya mereka sadari. Terlalu cepat hingga mereka tidak sadar posisi keduanya saat ini. Keduanya masih terdiam beberapa detik hingga...
"KYAAAAA"
BUK
BRUKH
DUG
"Akhh appoo kepalaku."
"Dasar Jung pervert Yunho, apa yang kau lakukan eoh? Dan apa-apaan ini? Kau mau memperkosaku?" marah Jaejoong saat baru sadar posisi tindih menindih mereka barusan. Amarahnya jadi semakin membara saat tau kancing kemejanya sudah terlepas semua. Wajahnya berubah menjadi sangat merah antara menahan rasa kesal dan malu sekaligus. Lebih diperparah dengan ummanya yang sedari tadi menatap mereka begitu intens, membuat Jaejoong menjadi sangat sangat malu saat ini.
"Aku hanya ingin membangunkanmu Joongie."
"Membangunkan apanya ka—"
"Sudah jangan bertengkar terus. Umma mengerti gairah anak muda seperti apa, tapi kalian harus memilih waktu yang tepat untuk melakukannya. Ingat sekarang kalian harus sekolah jadi jangan melakukannya sekarang." ucap Kim umma dengan sedikit bijak sambil membantu Yunho berdiri dari lantai kamar anaknya. Sepertinya namja berstatus alim bagi Kim umma itu baru saja kembali merasakan anarkisme seorang Kim Jaejoong. Sedangkan sang pelaku kekerasan kini sedang asik melotot horor mendengar ucapan sang umma. Ia rasa umma cantiknya itu telah salah paham dengan adegan barusan yang terjadi.
"Mwo? Aniya umma, Joongie dan beruang pervert itu tidak melakukan apapun."
"Benarkah? Tapi kenapa kau hampir bertelanjang begitu Joongie? Bahkan kalian sudah saling tindih." Kim umma terkekeh pelan melihat sang anak yang kini terlihat salah tingkah dengan wajah yang sangat merah.
"A-aniya umma, umma salah paham, i-itu kare—"
"Umma mengerti kau masih malu-malu chagi karena umma pun juga begitu dulu saat masih muda bersama appa." wanita itu kembali terkekeh mengingat masa mudanya bersama sang suami yang terasa sangat romantis dan suka malu-malu tapi mau (?). Sedangkan Jaejoong makin tergagap dengan kesalahpahaman ummanya yang makin menjadi. Mulutnya membuka menutup tanpa sanggup mengeluarkan suara sedikitpun. Yunho? Namja itu sudah melupakan rasa sakit karena hantaman Jaejoong hingga berakhir terjungkal di lantai sampai kembali terantuk kaki meja dan kini hanya menyibukkan diri dengan tontonan gratis dihadapannya yang sedang menyajikan kulit putih mulus Jaejoong dan dada berisi serta nipple merah muda yang terlihat begitu menggiurkan di matanya. Salahkan Jaejoong lupa mengancing kembali bajunya karena terlalu sibuk meluruskan pikiran Kim umma.
"Tapi umma sa—"
CUP
"Umma tau kalian sangat ingin melakukannya, tapi kalian akan terlambat kalau melakukannya sekarang. Jadi bersiaplah, kalian harus sekolah pagi ini, nanti malam saja lanjutkannya ne. Umma tinggal dulu." wanita berstatus umma itu akhirnya melangkah pergi dari kamar sang anak setelah sebelumnya mengecup kening Jaejoong dan menasihati keduanya. Jaejoong kini hanya menatap nanar pintu yang telah membawa pergi ummanya itu bersama kesalahpahaman yang besar. Namja cantik itu akhirnya hanya menghela napas lelah sebelum kemudian menatap tajam Yunho dengan pandangan penuh kekesalan.
"JUNG PABO YUNHOOO..."
BUK
PLAK
BRUG
DUG
"Appoo"
Flashback off
.
.
"Sungguh aku hanya ingin membangunkanmu Joongie. Lagipula kita sudah sah berpacaran kan? Tidak masalah kita melakukan apa yang Kim umma pikirkan, toh orangtuamu dan orangtuaku juga tidak marah."
SRET
"Aku sudah berulang kali mengatakannya padamu. Aku masih normal Jung, aku hanya akan melakukan hal-hal seperti itu dengan yeoja, bukan dengan namja apalagi dengan kau." ucap Jaejoong dengan tatapan tajam yang dipenuhi kebencian. Namja cantik itu berjalan menjauh meninggalkan Yunho yang hanya tertunduk sedih mendengar ucapan pacar sepihaknya tersebut. Kali ini ia merasa begitu menyesal. Sepertinya hubungannya dengan Jaejoong akan kembali merenggang melihat namja pujaannya itu menyimpan banyak kekesalan padanya.
"Apa kau benar-benar tidak ada perasaan sedikitpun terhadapku Joongie? Apa aku harus menyerah saja untuk mendapatkan hatimu?"
—TBC—
Helaw epribadeh(?) '-')/ Akari membawa sebuah fic baru untuk kalian. Setelah sekian lama tidak menulis dan akhirnya muncul dengan nama baru, semoga fic pembuka ini bisa kalian sukai dan membuat aku kembali bersemangat menulis.
Bagaimana pendapat kalian untuk cerita satu ini? Adakah sesuatu yang harus aku perbaiki lagi? Aku harap ada yang meluangkan waktu untuk mengoreksi tulisanku agar menjadi lebih baik lagi :D
Jja sekian cuap-cuapnya, Akari pamit dulu, kita bertemu di chapter berikutnya. Pai paaiii~
