Tokyo Ghoul © Ishida Sui

Warn! EYD kacau, Typo(s), OOC, dan lain-lain.

Genre : Hurt/comfort, Frienship

Character : Kaneki Ken, Nagachika Hideyoshi

"Let's Go Home" – Alta Sky

.

.

.

Fictogemino (sudut pandang Kaneki Ken)

.

.

.


I'm tired, Hide. Let's go home.

'Kan kulupa semuanya, jadi berhentilah mengusikku. Tubuhnya di tanganku, dan sepasang iris serupa obsidian-ku menatap lurus ke depan.

Hei–akankah kau diam?

Kaupikir hanya kau yang kehilangan?

Naratif apapun yang kaubuat tidak menjadikan dirimu benar.

Aku bertindak tak sesuai diskursif, melainkan dengan berbagai alasan dan mempunyai titik tujuan, seperti gumpalan kapas abu-abu yang mengapung di langit, berkumpul menjadi satu–menurunkan rintik air untuk semuanya.

Seperti hujan, tak semua orang menyukainya. Tapi ada beberapa yang tersenyum karena mereka. Kau tak kutuntut untuk menyukaiku, karena pada nyatanya, aku pun tak begitu suka pada kalian.

Ambivalensi selalu mengekangku tiap waktu–di suatu sisi ingin kupukul mundur keberadaan kalian, di sisi lain rasa kasihan masih ada.

Hide kawanku, meski ia kolegialmu. Keberatan?

Aku berada di antara keduanya, antara duniamu dan milikku, dalam dunia yang galat. Dirimu adalah satu-satunya yang benar? Aku adalah salah, menempati dunia yang seharusnya milik kalian, lalu karena kumasuki, semesta ini jadi rusak? Kita semua rusak.

Jika kau tak memburuku, aku tak akan mengancam balik.

Kuakui–ia mati karenaku. Kuakui, aku membunuh teman-teman kalian.

Aku lelah, hanya diburu untuk dimusnahkan. Aku berhak hidup, meski atas apapun itu. Pandanganku, kalianlah yang memulai. Jadi bukan salahku jika memberontak, keluar dari kandangku.

Aku membunuh partner-mu, aku kehilangan sahabatku. Anologi yang ada, adalah kita sama-sama tak bisa melindungi seseorang. Impas?

Sampai akhir, ia hanya berkata "Ayo pulang", dengan ukiran tipis tulus di bibir. Tak menuntut apapun lagi. Ia hanya ingin pulang, bersamaku, kembali dengan keseharian yang biasanya, di mana aku hanyalah seorang yang kesepian dengan buku tebal di antara jemari, dan ia adalah pemuda semangat, dengan kerjaan-nya yang setiap hari adalah menemaniku.

Bukan hanya kau yang dibelenggu semua distorsi ini, dua insan sepasang sahabat tak luput juga.

"Ayo pulang," surai-nya yang serupa mentari yang merangkak ke balik horizon kuusap, aku menaruh senyum, tak mengindahkan bulir air yang melintasi pipiku, jatuh setelah menetes dari dagu. "Ayo pulang."

Kata terakhir yang mengudara darinya hanyalah itu. Sebatas itu. Ayo pulang.

Karena aku sudah sampai pada batasnya.

Let's go home.

.

.

.

END


Naratif : Karangan

Diskursif : Nalar

Ambivalensi : Perasaan yang bertentangan

Kolegial : Teman sejawat, seperkerjaan

Anologi : Persamaan

Distorsi : Penyimpangan

Galat : Kekeliruan, kesalahan

'Kau' di sini itu manusia, CCG yang selalu memburu para ghouls :")

Hei guys! Lama ga ketemu, wkwkkw. Fictogemino khusus untuk sepasang sahabat satu jiwa :"v yang udah nonton episode 12 Tokyo Ghoul root A, semoga nge-feels dengan fic ini, ya. Semoga terhibur :v

Last but not least, review?