Title : Two Sides of Us

Rating : T to M

Genre : romance, and.. yeah saya tak bisa memastikan -_-

Disclaimer : they aren't mine, but their loves are mine.

Warning : boys love, AU, OOC, mature themed (berjalan seiring waktu), bahasa tak terfilter, read at your own risk because i've warned you, dan ya begitulah pokoknya ini rate M, tahu sendiri kan? Saya hanya gak ingin menjerumuskan beberapa pembaca yang masih cimit-cimit. :") oh iya, perubahan marga demi kelancaran cerita.

italic pharagraphs = flashback

.

.

.

Tak pernah bisa Eunhyuk bayangkan hari ini. Ia telah mempersiapkan diri jika seorang pemuda bernama Lee Donghae menolak, bahkan jika sampai menghina pernyataan cintanya. Namun, yang ia dapat kali ini justru jawaban yang sangat tak terduga. Jawaban yang ia impikan dan tak ia yakini bisa menjadi kenyataan. Pemuda itu –Lee Donghae, menerimanya dengan senyum yang terlihat seperti seorang anak kecil polos. Menerima pernyataan cintanya dengan pandangan mata teduhnya dan senyum lebarnya. Sungguh, Eunhyuk seperti akan menjerit bahagia seperti orang gila jika Sungmin dan Ryeowook –sahabatnya, tidak menyadarkannya dari lamunannya akan si tampan dan si terpelajar yang kini menjadi kekasihnya.

.

.

"Lee Donghae-ssi!" Eunhyuk berhenti di hadapan Donghae dan berusaha menetralkan deru nafasnya setelah berlarian dari koridor lantai dua hingga menuju lantai satu. Ia ingin menyampaikan semuanya, menyampaikan isi hatinya kepada orang yang berada di hadapannya ini. Eunhyuk menyukai pemuda ini. Ia sudah tak tahan lagi menyimpan semua ini. Ia bahkan sudah siap jika Donghae menolak, bahkan menghinanya. Asalkan, ia tak lagi menyembunyikan apapun. Ia berharap setelahnya ia akan merasa lega atas sesuatu yang akan disampaikannya.

"Ne? Waeyo? Kenapa berlari-larian seperti itu, eoh? Duduklah dulu..". Donghae membawa Eunhyuk ke salah satu kursi panjang yang berada di taman di samping sekolah mereka. Kenapa harus membawa orang yang sehabis berlari-larian ke tempat yang cukup jauh dari kelas? Hanya Donghae yang tahu. Ia mempersilahkan Eunhyuk duduk terlebih dahulu, barulah kemudian Donghae yang duduk sembari melihat ke arah rerumputan.

Lima menit, sepuluh menit, bermenit-menit terus terlewati...

Suasana ini, aku tak suka suasana yang seperti ini, batin Donghae. Yang benar saja, Donghae tidak mengajak Eunhyuk kemari untuk saling diam seperti orang yang baru saja bertengkar. Sayangnya, mereka berdua ini pun tidak terlalu akrab. Mereka tidak pernah berbicara satu sama lain. Donghae pun berani bertaruh jika Eunhyuk hanya mengenalnya sebatas kutu buku minim ekspresi yang tidak jauh-jauh dari peringkat tiga besar sekolah. Ya, Donghae yakin jika Eunhyuk berpikir demikian tentangnya.

"Umm.. Lee Donghae-ssi, a-ada sesuatu yang ingin aku katakan. Ta-tapi jangan jauhi aku.". Akhirnya Eunhyuk bersuara juga. Namun hal ini yang justru membuat Donghae terheran. 'Jauhi? Dia mau ngomong apa sampai menjauhi dirinya? Huh? Apa jangan-jangan... bolehkah aku berteriak kegirangan?' batin Donghae meledak-ledak menahan senyumsingkatnya kepedean.

"Aku ini... aku.. Lee Donghae-ssi.. a-aku.." Eunhyuk tidak tahu harus memulai ini dari mana, tapi ia tetap berusaha terlihat santai. Walaupun sebenarnya yang ada di mata Donghae, dirinya ini jauh terlihat seperti seseorang yang sedang berhadapan dengan perampok.

"Aku menyukaimu, Lee Donghae-ssi!"

Akhirnya, setelah lima bulan Eunhyuk tersiksa dengan perasaannya, ia dapat mengutarakannya dengan satu tarikan nafas. Terkejut? Tercengang? Entahlah. Donghae yang mendapati Eunhyuk di depannya mengutarakan perasaanya hanya bisa memandang Eunhyuk dengan wajah yang sulit diartikan, Pun demikian, Donghae tersenyum lebar, sangat lebar, hingga nafas Eunhyuk tercekat melihat pemandangan itu. Eunhyuk tak pernah melihat Donghae tersenyum selebar itu. Ia hanya sering melihat Donghae dengan wajah datarnya, atau paling tidak, ia tersenyum di hadapan teman dekatnya. Sungguh, debaran di dadanya semakin cepatdan darahnya berdesir. Mengapa.. bolehkah Eunhyuk berharap jawaban 'itu'?

"Aku juga menyukaimu.."

Okay, Jantung Eunhyuk seakan ingin lepas dari tubuhnya.

"Aku juga menyukaimu.. tidak! Aku juga mencintaimu. Aku selalu memperhatikanmu di saat kau berlomba untuk mewakili sekolah. Dancemu begitu lincah. Entah kenapa tak satupun dari pandanganku yang luput darisemua gerakanmu. Dan juga, aku sangat suka senyummu.. ya,gummy smile itu.. aku suka sekali. Aku berniat ingin mengutarakannya padamu juga. Hanya saja, aku takut jika aku tidak menerima jawaban yang kuinginkan. Katakan saja aku pengecut, tapi aku hanya belum siap untuk patah hati. Dan hari ini kau datang, mengutarakan perasaan yang sama denganku. Bagaimana bisa? Kau tahu? Aku tak bisa menyembunyikan senyumku. Aku terlalu bahagia..".

O.. Okay, Eunhyuk seperti sedang melayang di langit. Tak bisa disangka. Donghae yang ia kenal dari teman-temannya sebagai orang yang tidak pernah berbicara banyak, kini berbicara sepanjang itu hanya untuknya. Eunhyuk ingin meleleh. Bahkan untuk hal-hal yang menurut orang lain begitu sepele. Donghae sedari dulu berhasil membuat Eunhyuk tak bisa mengedipkan mata dan bernafas dengan benar.

Sama halnya seperti Donghae. Ia tak dapat mengedipkan matanya sedetikpun dan bernafas dengan benar saat melihat pemuda bersurai blonde di hadapannya ini. Donghae ingin melebur bersama perasaan bahagianya. Ia berjanji pada dirinya sendiri. Ia akan menjaga Eunhyuk sampai ia membawa Eunhyuk ke dalam suatu ikatan. Terlalu dini? Tidak. Donghae serius. Dari awal, Eunhyuk sudah mencuri detak jantungnya. Dan tak akan Donghae lepaskan. Tidak akan pernah..

.

.

Donghae masuk ke dalam kelasnya dengan ekspresi yang bagi orang lain terlihat sangat berbeda. Tersenyum lebar, wajah seperti anak kecil yang baru dapat balon warna-warni, mata berbinar-binar, dan...

Siwon merasa bahwa ia siap menghubungi rumah sakit jiwa kapan saja saat melihat pemandangan langka seperti ini. Yang benar saja, bung? Donghae tersenyum lebar seperti baru saja mencuri pakaian seorang artis papan atas yang ia ikuti kemanapun. Tidak aneh memang. Hanya saja Siwon bergidik melihatnya. Tidak pernah-pernah seperti ini, pikir Siwon.

"Kau kenapa?" tanya Siwon, penasaran. Donghae duduk di kursinya. Di depan Siwon. Mereka ini –Siwon dan Donghae, teman satu kelas. Selama ini, Donghae hanya akrab dengan Siwon dan Yoochun di kelas. Begitulah, Donghae tak pernah ingin akrab dengan orang lain. Donghae akrab dengan Siwon saja itupun karena mereka pernah bersekolah di sekolah menengah pertama yang sama. Sementara Yoochun, ia akrab karena mereka dipasangkan dengan guru. Tugas berdua, kata gurunya.

Donghae menarik nafasnya perlahan, lalu.. "EUNHYUK JUGA MENYUKAIKU!" teriaknya. Berteriak di dekat telinganya pula. Siwon merasa telinganya akan tuli sesaat. Tapi di saat yang sama, Siwon juga terkejut. Tidak mungkin kan jika..

"Donghae, kau serius padanya kan? Maksudku, kau tidak akan main-main padanya kan? Dulu kau sering mengatakan padaku jika kau tidak suka berhubungan seperti itu, dan jika kau melakukannya, kau hanya akan bermain-main..", cicit Siwon perlahan, suaranya perlahan mengecil beriringan dengan tiap kata yang ia katakan. Maklum, Siwon hanya tidak ingin orang lain mendengarnya. Jika ada orang lain yang mendengarnya, orang itu akan berpikir jika Siwon sudah mengatakan sesuatu jika Donghae begini-begitu, lalu mereka akan menjadi buah bibir, lalu Siwon akan dicap sebagai seorang lelaki penggossip, dan lalu imej mereka berdua hancur, dan lalu... lalu...

Lalu...

...

Walau faktanya, yang sedang berada di kelas hanyalah mereka berdua dan beberapa siswa yang sedang bermain kartu dengan anarkis.

"Kali ini aku serius, Choi Kuda..", ia menatap Siwon dengan pandangan penuh keseriusan. Ya, kalau sudah seperti ini, Siwon yakin bahwa Donghae tak akan main-main. Siwon pernah sesekali melihat Eunhyuk, ia tahu dari penampilan saja, Eunhyuk itu sepertinya anak polos yang baik. Sepertinya. Maka dari itu, saat tahu Donghae mempunyai hubungan khusus dengan manusia blonde itu, Siwon merasa heran. Jangan sampai Donghae mempermainkan cinta orang. 'Bisa bahaya..', batin Siwon ngeri.

"Hmm.. kemana Yoochun?", tanya Donghae penasaran. Baru kali ini ia tak melihat keberadaan jidat –maksudnya Yoochun. Biasanya Yoochun akan membaca buku atau memakan bekal makanan untuk jam istirahat yang dibuatkan dan dibawakan pacarnya –Junsu. Tapi kemana dia?

Siwon hanya mengendikkan bahu, tak tahu menahu. Ia lebih memilih untuk berchating ria dengan Kim Kibum –kekasihnya, yang sekarang ini sedang mengikuti ekstrakurikuler drama musikal. Siwon juga tak ingin berbicara terlalu banyak. Imej tampan dan cool ini harus ia pertahankan.

.

.

"Kau! Kim Hyukjae! Jelaskan pada kami, bagaimana bisa kau berpacaran dengan si Lee Donghae itu?" tanya Sungmin selidik. Eunhyuk diseret oleh manusia-manusia bermulut ember bocor –Sungmin dan Ryeowook ke pojokan kelas. Menginterogasinya. Tapi lebih terlihat seperti 'ada dua orang kakak kelas rempong yang akan membully adik kelasnya di pojokan'.

"Aku... mengatakannya.. aku jujur. Dan aku tak menyangka jika ia juga memiliki perasaan yang sama. Jadi kami.. berpacaran."

"Eoh? Kau berpacaran dengan manusia ikan itu? Tampangnya saja yang seperti anak TK, tapi kau tidak tahu jika ia mesum, sangat mesum. Ya ampun.. kau mau berhubungan dengannya?", bukan reaksi dari Sungmin maupun Ryeowook. Bukan reaksi dari mereka, sungguh.

"Yak! Cho setan! Sejak kapan kau berada di sini?!" Sungmin berteriak di hadapan Cho Kyuhyun, seorang siswa yang memiliki kemampuan khusus, indra keenam. Kyuhyun melenggang masuk ke dalam kelas dan tak sengaja mendengar perbincangan para uke heboh itu. Salahkan saja keberadaannya yang kurang lebih seperti Kim Jongwoon –kekasih Ryeowook, yang tidak terasa oleh orang lain. 'Menyedihkan' batin Kyuhyun nelangsa. 'Tapi akan sangat menyenangkan mengerjai orang dengan ini..' batin Kyuhyun, menyeringai seperti kesetanan.

Kyuhyun mendelik ke arah Sungmin, "aku sudah daritadi berada di sini, lagipula kalian saja yang tak menyadari keberadaanku…", ucap Kyuhyun santai sambil memainkan ps portablenya. Eunhyuk sesaat berpikir, Donghae mesum? Yang benar saja? Wajahnya seperti anak kecil kelebihan gizi begitu, mesum dari segi mananya? Ranking tiga pula, ya ampun. Donghae sudah pasti giat belajar sampai tidak pernah mengurusi hal semacam itu, ya kan? Ya kan? Eunhyuk meyakinkan diri.

"Oh iya, jangan pikir aku tak tahu jika kau juga sama mesumnya dengan pacar ikanmu-ups aku kelepasan..", kalimat itu keluar dari mulut Kyuhyun dengan tampang seolah tak berdosa. Tititan setan. Tapi bagaimana Kyuhyun bisa tahu hal itu?

"Ka-kau tahu apa?!" tanya Eunhyuk, tak santai.

Kyuhyun mendecih, "kau lupa aku ini 'memiliki' apa?"

Oh shit, man.

.

.

From : Donghae

Hyuk, ini aku, Donghae. Sepulang sekolah, temani aku ke cafe ya?

Aku akan datang ke kelasmu.. *^^*

Eunhyuk membaca isi pesan tersebut tanpa membalasnya. Bukan karena tidak senang. Ia sedang tidak punya pulsa. Dan juga, beruntung bagi dirinya yang menyimpan nomor ponsel Donghae waktu dulu. Ia menanyakan nomor ponselnya pada teman jidatnya yang satu kelas dengan Donghae, Yoochun. Eunhyuk melihat jam di dinding kelas, setengah jam lagi. Setengah jam lagi mereka akan pulang. Eunhyuk mulai bosan. Seisi kelas sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sungmin yang sedang bermain gitar, Ryeowook yang sedang menelpon pacarnya, dan Kyuhyun yang sedang bermain game. Sementara yang lainnya, ada yang keluar kelas, ada pula yang tidur seakan itu kamarnya. Salahkan saja sekolah yang mengadakan rapat tiba-tiba hingga para guru terpaksa tidak mengajar. Walaupun demikian, hal itu mengundang pekikan bahagia dari sebagian banyak murid.

TRIIING!

Waktunya pulang pun tiba. Semua teman-teman di kelasnya sudah berkemas-kemas tas dan isinya. Termasuk Sungmin dan Ryeowook. Mereka pulang duluan karena paham jika Eunhyuk mungkin sedang menunggu pacarnya itu. Demi menunggu, Eunhyuk tetap berada di kelas. Ia memperhatikan pintu kelas yang bisa saja digeser Donghae, untuk masuk ke dalam kelasnya.

Memikirkan Donghae membuat Eunhyuk tersenyum dan tersipu. Kita bisa memvonis bahwa Eunhyuk sedang terlena dengan pacarnya itu. Ya begitulah, hingga Eunhyuk tak menyadari jika Donghae berada di depan wajahnya sedari tadi.

"Eunhyuk-ah.."

"Eunhyuk-ah!"

"HYUK! KAU MENDENGARKANKU TIDAK SIH?!", jika Eunhyuk tak melihat Donghae yang berada di depan wajahnya, mungkin ia sudah terjungkal ke samping. Sebenarnya, dia hampir terjungkal. Lihatlah, orang yang kini berada di depan wajahnya sedang mengerucutkan bibirnya dan matanya berbinar-binar seperti anak anjing yang baru menemukan pemiliknya. Oh! Tuhan.. ingatkan Eunhyuk untuk selalu membawa kamera, berjaga-jaga jika ia ingin memotret air muka yang begitu langka itu. Kalau perlu, kamera DSLR.

Eunhyuk berusaha bersikap normal. Debaran di dadanya begitu terasa. Duh, salahkan keeksistensian Donghae yang berada dekat di depan wajahnya. "Ma-maaf.. kenapa?"

Bahkan ia dapat merasakan deru nafas Donghae yang hangat menerpa wajahnya.

"Temani aku, sayang~!", Donghae kini memeluk Eunhyuk dengan begitu eratnya. Bersikap manja dan ingin dimanja, eoh? Bahkan kini Donghae memanggilnya dengan 'sayang'. Baru saja sehari (bahkan belum ada dua belas jam) mereka berpacaran, Eunhyuk sudah merona, tersipu, malu-malu, ingin terbang, dan gejala lovey-dovey lainnya seperti seorang gadis yang telat puber.

"Aishh.. arraseo.. a-ayo.. ".

Malu-malu... eoh

.

.

.

Donghae dan Eunhyuk tengah menunggu pesanan mereka. Kini, mereka tengah duduk di dalam sebuah cafe yang menjual berbagai macam dessert. Dekorasi cafe ini begitu lucu. Mengapa? Karena ada banyak aksesoris berbau strawberry di dalamnya. Buah kesukaan Eunhyuk.

Eunhyuk tak henti-hentinya melihat bagian dalam cafe ini. Ia baru tahu jika ada cafe yang berdesain full of strawberries di sini. Dan Donghae membawanya kemari. Manis sekali, iya kan?

"Hae-ah.. kau tahu dari mana jika aku menyukai strawberry? Apa kau begitu mengenalku? Huh?" tanya Eunhyuk setengah bercanda. Sebenarnya, ia tak sepenuhnya bercanda, hanya nadanya saja yang terdengar seperti sedang bercanda. Ia serius menanyakan ini. Karena, hanya beberapa orang saja yang tahu jika ia menyukai buah merah itu.

"Mwo?! Aku bahkan baru tahu jika kau suka strawberry. Aishh.. apakah 'kita' ini memang ditakdirkan?" mulai. Cheesy sekali lelaki tampan ini. Untung saja tampan, coba kalau tidak? Eunhyuk pasti sudah melumuri wajahnya dengan cream strawberry. Tapi dengan begitu, ia baru tahu sisi dari Donghae yang tak pernah ia ketahui. Orang-orang mungkin saja beranggapan jika Donghae itu hemat ekspresi atau berekspresi sesuai kebutuhan. Ternyata tidak juga. Donghae ini kurang lebih seperti anak TK atau bahkan anjing kecil yang tersesat di trotoar jalanan. Coba lihat mata Donghae yang berbinar-binar itu. Lucu, bukan? Menurut Eunhyuk seperti itu. Dia mengagumi mata sendu itu, sedari dulu.

Eunhyuk tertawa mendengar kalimat cheesy yang keluar dengan santainya dari mulut Donghae. Begitu pula Donghae. Hingga dua entitas datang..

"Hai ikan mesum! Lama tak berbicara.."

Seseorang itu, yang sedang menggandeng tangan seseorang yang sudah lama bersahabat dengan Eunhyuk. A-apa? Mesum?!

Donghae mendecih. Ia menarik lengan Eunhyuk pergi dari sana. Menghindari orang yang baru saja menyapanya dengan sangat tidak sopan dan memalukan itu. Tiba-tiba saja moodnya memburuk. Mengapa? Eunhyuk memberanikan diri untuk bertanya.

"Hae-ah? Ada apa..?"

(to be continued..)

.

.

.

.

a/n : holla~! Saya author baru di sini. Sebenarnya sudah lama ingin membuat fanfiksi karena imajinasi saya bergerak begitu liarnya, tetapi tidak tahu menahu bagaimana cara mencurahkannya menjadi sebuah kumpulan tulisan, lol. Semoga suka. Jika ada banyak yang memberi masukan, saya akan melanjutkan fanfiksi ini. :'))))