Please Forgive Me

Summary : Maafkan aku karena aku telah mengabaikanmu, memanfaatkanmu dan menyakitimu. Aku mohon, maafkan aku dan kembalilah padaku.


Chapter I. Permainan Cinta

Normal POV

Temari adalah seorang siswi pindahan dari SMA Sunagakure. Sekarang ia bersekolah di SMA Konohagakure.

"Nama saya Sabaku no Temari. Saya merupakan murid pindahan dari Sunagakure. Senang berkenalan dengan teman-teman." Kata Temari saat ia memperkenalkan diri di depan kelas.

"Terima kasih Temari. Kau boleh duduk di sebelah Shikamaru." Kata Kakashi sensei sambil menunjuk seorang lelaki yang sedang tidur. Temari mengangguk lalu duduk di samping lelaki itu.

Laki-laki itu adalah Nara Shikamaru. Ia adalah ketua kelas X. C. Hobinya adalah tidur saat pelajaran dan memandang awan saat istirahat. Bisa dibilang, ia adalah ketua kelas paling payah se-dunia. Tapi, dia adalah orang yang cerdas.

"Hai. Namaku Sabaku Temari." Kata Temari ramah.

Orang yang diajak ngobrol terbangun dari tidurnya.

"Huuaah." Shikamaru menguap lebar. "Hhh? Siapa kau? Kenapa kau duduk disini?" tanyanya.

'Sebenarnya, siapa sih dia? Kerjanya hanya tidur saja' batin Temari. "Aku Sabaku no Temari. Murid pindahan dari SMA Sunagakure. Apa kau tidak mendengarkan saat aku berkenalan di depan kelas?"

Shikamaru mengusap matanya. "Untuk apa? Itu hanya hal yang merepotkan. Lebih enak tidur." Katanya terus terang. Temari memasang wajah kesalnya.

(* * *)

Normal POV

Temari sedang makan di kantin sendirian.

"Hai. Namaku Haruno Sakura." Sapa seorang gadis berambut merah muda.

Temari menoleh "Hai juga. Namaku Sabaku no Temari." Mereka berjabat tangan.

"Senang berkenalan denganmu Temari-san." Temari tersenyum. Sakura duduk di sebelah Temari.

"Aku rasa, kita dapat berteman baik." Kata Sakura.

"Tentu."

Sejak saat itu, Temari berteman baik dengan Sakura. Ia sering mengobrol, jalan-jalan, dan curhat dengan Sakura. Pokonya, Temari bersahabat dengan Sakura.

Tidak seperti hubungan Temari dengan Shikamaru. Mereka sering sekali bertengkar hanya karena masalah kecil. Contohnya, saat pelajaran IPS, Shikamaru tidak sengaja menyenggol lengan Temari saat Temari sedang menulis. Atau saat istirahat, Temari tidak sengaja menumpahkan minuman yang dipegangnya ke rambut Shikamaru. Setiap mereka bertengkar, teman-teman mereka hanya menonton saja. Mereka sudah terbiasa melihat Temari dan Shikamaru ribut.

Suatu hari, Temari terlambat berangkat sekolah. Ia berlari sekencang-kencangnya. Tiba-tiba, saat di depan kelas, ia menabrak Shikamaru yang sedang berdiri di depan pintu. Bruuk! Temari jatuh dengan posisi berada di atas Shikamaru.

Ia memandangi wajah Shikamaru.

'Ternyata kalau dilihat dari jarak dekat, wajah Shikamaru tampan juga' batin Temari.

"Hei! Menyingkirlah wanita mendokusei!"

Temari yang baru sadar kalau ia menindihi Shikamaru, langsung blushing. Ia segera bangkit.

"Ma…maaf. Aku sedang terburu-buru tadi." Temari tergagap.

"Makanya kalau jalan hati-hati." Katanya sambil berlalu.

'Ya ampun. Hampir saja. Untung pintu kelas ditutup, jadi tidak ada yang melihat. Oh iya. Tadi kenapa aku deg-degan ya? Apa mungkin, aku… suka dengan Shikamaru? Ah! Itu tidak mungkin terjadi! Sangat tidak mungkin! Sudahlah Temari, lupakan kejadian itu. Itu hanya kecelakaan yang ironis.' Temari berkata pada dirinya sendiri di dalam hati.

"Oh iya! Aku harus segera masuk kelas! Jam pertama 'kan pelajaran Anko-sensei." Temari segera masuk ke kelasnya.

"Maaf, saya terlambat Anko-sensei." Kata Temari begitu ia masuk ke kelas.

"Kenapa kau terlambat Nona Sabaku?" Tanyanya wajah seram.

"Um… Tadi saya ban sepeda saya kempes, jadi saya membawa sepeda saya ke bengkel dulu, baru ke sekolah." Jelasnya.

"Baiklah. Kau boleh duduk."

Temari bernapas lega. Ia berjalan menuju tempat duduknya.

"Buka buku halaman…" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Shikamaru datang.

"Maaf sensei. Saya habis dari toilet."

Anko memasang wajah kesalnya. "Ya, tidak apa-apa. Cepat kau duduk."

Shikamaru berjalan menuju tempat duduknya.

"Dimarahi Anko-sensei huh?" Tanyanya dengan nada mencibir pada Temari.

Temari hanya mendengus kesal.

"Hahahaha. Makanya, jadi orang itu yang rajin dan disiplin."

Temari memandang Shikamaru dengan wajah heran. Lalu ia tertawa.

"Hahahaha! Kau bilang 'Jadilah orang yang rajin dan disiplin'? Hahaha!" \

Shikamaru menatap Temari kesal. "Memang itu lucu?" tanyanya.

"Tentu saja! Itu sangat lucu! Kau bilang jadilah orang yang rajin dan disiplin, tetapi kau tidak mencerminkan sikap tersebut. Sifat yang kau miliki hanyalah malas, suka tidur, dan mengeluh. Cobalah untuk melakukan, jangan mengatakan!"

Temari tertawa terpingkal-pingkal sampai ia tidak sadar kalau Anko-sensei mengahampiri dia dan Shikamaru dengan wajah marah. Temari berhenti tertawa saat Shikamaru menyikutnya. Ia menatap Anko-sensei dengan senyum penuh ketakutan. Anko-sensei membalasnya dengan senyuman yang tidak menyenangkan.

"Sudah berhenti tertawanya Nona Sabaku dan Tuan Nara?" tanyanya dengan nada sedikit marah.

Kedua orang yang ditanyai hanya mengangguk pelan.

"Pertama kalian berangkat terlambat! Lalu, kalian sudah mengacaukan pelajaranku! Sekarang, kalian harus membersihkan toilet sampai jam istirahat selesai!" bentak Anko.

Temari bergidik ngeri lalu ia segera menarik tangan Shikamaru.

Temari mengusap peluh yang menetes di pipinya. Sudah satu jam, ia dan Shikamaru membersihkan toilet. Sebenarnya, mereka ingin kabur, tapi rencana itu gagal karena mereka diawasi penjaga sekolah yang terkenal galak, Madara.

"Sebelah situ masih kotor!" Temari menatap Madara sebal.

"Iya, iya. Kami tahu." Katanya.

"Kalau kalian tahu, cepat bersihkan! Aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan!" Madara melihat jam tangannya lalu mendecak.

"Lihat! Sekarang sudah jam sembilan. Aku harus membersihkan halaman sekolah. Jika saja kalian tidak mendapat hukuman dari Nona Anko, aku tidak harus mengawasi kalian. Pekerjaanku pasti sudah selesai semua." Madara marah-marah nggak jelas pada Shikamaru dan Temari. Madara pergi meninggalkan Shikamaru dan Temari.

Setelah Madara pergi, Temari membanting sikat lantai yang dipegangnya ke lantai.

"Semua ini gara-gara kau Shikamaru!" Tuh kan, pertengkaran mereka dimulai lagi. Shikamaru menatap Temari marah.

"Kenapa kau menyalahkanku! Bukankah kau yang duluan ribut denganku!" Shikamaru berusaha membela dirinya.

"Tapi semua itu karena ulahmu Shikamaru!" Temari ngomel-ngomel nggak jelas pada Shikamaru. Adu mulut terjadi sampai jam istirahat tiba.


(~*~*~)

"Kau kenapa Temari-chan?" Tanya Sakura sembari menghampiri sahabatnya.

"Habis bertengkar dengan Shikamaru lagi ya?" Temari mengangguk.

"Iya. Aku dihukum gara-gara ribut dengan dia."

Sakura yang mendengarnya tertawa kecil.

"Hati-hati lho. Nanti lama-lama perasaan benci bisa menjadi cinta!" goda Sakura.

"Cih! Itu tidak akan mungkin terjadi."

Temari berjalan menuju kelasnya. Saat ia sampai di pintu kelas, ia melihat Shikamaru sedang mengobrol dengan Ino. Entah kenapa hatinya menjadi panas. Ia memutuskan untuk pergi.

"Hei, Temari! Tunggu!" Temari berbalik. Ternyata yang memanggil dia adalah Shikamaru.

"Ada apa?" tanyanya. "Bukannya tadi kau sedang ngobrol dengan Ino?"

Shikamaru menghela napas.

"Aku hanya bertanya tentang tugas Matematika yang diberikan Anko-sensei tadi. Kenapa wajahmu cemberut begitu?"

Temari tidak menjawab.

"Ah. Jangan-jangan kau cemburu karena tadi aku ngobrol dengan Ino." Perkataan Shikamaru benar-benar tepat.

Temari langsung blushing.

"Si…siapa yang cemburu? Aku tidak cemburu." Katanya tergagap.

Shikamaru tertawa kecil. "Ya sudah. Aku hanya bercanda. Sebenarnya, aku ingin bertanya."

Temari melirik Shikamaru. "Bertanya apa?"

Shikamaru menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Uhm… Apa nanti sore kau ada acara?" Temari menatap Shikamaru heran.

'Tumben sekali ia bertanya padaku.' Batinnya. "Tidak ada. Memangnya kenapa?"

"Maukah kau menemaniku pergi ke toko buku sore ini jam empat?" Bagai petir di siang bolong, Shikamaru mengatakan itu. Shikamaru yang notabene-nya cowok pemalas dan cuek mengajak Temari…kencan?

"Hah? Kenapa kau mengajakku?" Tanya Temari.

"Hanya kau yang bisa aku ajak." Jawab Shikamaru.

"Tapi 'kan masih ada teman-teman yang lain." Temari tengak-tengok.

"Lihat! Ada Naruto disana." Temari menunjuk laki-laki berambut duren yang sedang berdiri di lapangan basket.

"Aku tidak mungkin mengajak dia. Kalau aku mengajak dia, nanti dia minta ditraktir ramen sepuluh mangkok. Dompetku bisa bolong karenanya."

"Bagaimana dengan Kiba?"

"Dia selalu membawa anjingnya kemana-mana. Kau tahu 'kan, tidak boleh membawa binatang peliharaan ke dalam toko."

"Neji?"

"Dia terlalu sibuk dengan urusannya."

"Sasuke?"

Shikamaru menggeleng cepat. "Aku tidak terlalu dekat dengannya."

Saat Temari akan membuka mulutnya, Shikamaru sudah menarik tangannya menuju kelas. Lalu, ia berbalik.

"Kau harus menemaniku. Aku tidak akan menerima jawaban tidak." Katanya.

'Ini sih namanya pemaksaan.' Kata Temari dalam hati. Tetapi, sebenarnya Temari merasa senang ia diajak Shikamaru.


(^_^)

Temari berjalan menuju sebuah jalan besar. Ia sudah janjian dengan Shikamaru akan bertemu di pinggir jalan. Temari memakai baju lengan panjang hitam dan celana jeans panjang berwarna hitam.

Setelah berjalan cukup lama, ia bertemu Shikamaru.

"Hei, Shikamaru!" Shikamaru menoleh.

"Sudah datang rupanya." Temari hanya tersenyum. Shikamaru memandang Temari dari atas sampai kebawah (jangan ngeres ya *plak! ditampar readers).

"Kau terlihat sangat cantik." pujinya. Otomatis, perkataan Shikamaru membuat Temari blushing.

"Eh, iya. Terima kasih."

Mereka berdua melalui sore hari yang begitu indah. Temari merasa sangat senang bisa berdua bersama Shikamaru, lelaki yang ia sukai walaupun ia belum mengakuinya karena gengsi. Tapi, akankah kebahagiaan ini akan terus berlanjut? Hohoho, ikuti aja jalan ceritanya.


(^_^)

Hubungan Temari semakin dekat dengan Shikamaru. Ini dapat dilihat ketika Shikamaru bertanya : 'Berapa no HP-mu?' atau 'Kau tinggal dimana?' atau juga 'Nanti sore kau ada acara?'.

Akhirnya Temari mengakui bahwa ia memang menyukai Shikamaru. Mungkin ia merasa sebal dan keki terhadap Shikamaru saat pertama kali bertemu, tapi ia mulai menyadari kalau Shikamaru punya sifat romantis.

Suatu sore, Temari berjalan pulang menuju rumahnya. Ia habis ikut ekstrakurikuler di sekolahnya. Saat ia melewati sebuah taman, ia melihat Shikamaru berdua bersama Ino. Ia mengintip apa yang sebenarnya yang Shika sedang lakukan.

"Ino, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Kata Shikamaru.

"Mengatakan apa?"

"Sebenarnya, aku… Aku menyukaimu sejak dari kelas sepuluh."

Mendengar kata itu, hati Temari seakan ditusuk pedang dari belakang. Ia merasa sangat sakit.

"Hah? Bukankah kau menyukai Temari?" Tanya Ino heran.

Shikamaru menggeleng. "Mana mungkin aku menyukai perempuan seperti dia? Dia hanyalah seorang perempuan yang hanya bisa memanfaatkan kelemahan orang lain." kata Shikamaru.

"Jadi, maukah kau menjadi pacarku?" Ino mengangguk.

Di belakang sebuah pohon rindang, Temari meneteskan air matanya.

'Jadi, selama ini Shikamaru mendekatiku hanya untuk menarik perhatian Ino? Jadi, selama ini dia hanya memanfaatkan perasaanku kepadanya hanya untuk mendapatkan wanita seperti Ino?'

Hati Temari serasa diiris-iris. Ia tidak kuat berada di tempat itu. Ia segera berlari, meninggalkan lelaki yang ia cintai, yang telah tega mempermainkan cintanya hanya untuk mendapatkan wanita lain. Temari berlari dengan air mata membasahi pipinya.

(~Bersambung~)


Bagaimana perasaan Temari selanjutnya pada Shikamaru?

Baca terus kelanjutan ceritanya.

Bocoran!

Chapter depan menceritakan penyesalan Shikamaru yang telah menyakiti hati Temari.

Saya tunggu review-nya!