The Story Of A Loveless Marriage
T+
AU,Marriage Life,Romance,Hurt/Comfort,Family
Tidak mengambil keuntungan apapun dari fanfiksi ini. Minat? Baca. Nggak suka? Baca juga/plakk. Don't flame. I want you to Appreciate this my fan fiction.
.
.
.
*Happy Reading*
Prologue
Pernikahan adalah sebuah ikatan sebagai tanda bukti bahwa pasangan tersebut saling mencintai. Mereka mengucapkan Janji Sehidup-Semati juga sebagai tanda bukti bahwa mereka akan selamanya bersama. Selamanya..
Namun, bagaimana jika mereka menikah tanpa adanya Cinta? Yeah~ Cinta.. Bagaikan kau ingin minum tapi tidak memiliki gelas, dan hanya memiliki piring. Bukankah itu lucu?
Pasangan ini menikah karena alasan tertentu, yang satu karena sudah terlanjur berbohong dan satu lagi karena keterpaksaan.
**Ve**
Seorang pria berjalan dengan gagah-nya menuju sebuah ruangan yang menjadi tempat ia bekerja. Setelah ia berada di ruangan tersebut, ia duduk lalu membuka laci meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari sana. Sebuah wadah berwarna merah mencolok telah ditangan pria itu, dan pria itu-pun membukanya dan memperlihatkan sebuah cincin yang begitu indah disana. Sangat indah, namun raut wajah pria itu menatap cincin tersebut dengan amarah yang tak tertahankan.
Ia mengambil cincin tersebut dan detik kemudian ia membuangnya ke tempat sampah yang ada tak jauh dari meja kerjanya.
**Ve**
Seorang berambut panjang terlihat berdiri disebuah atas panggung yang tak terlalu besar. Ia menatap mantap yang ada di depan matanya saat ini. Lalu gadis bernama lengkap Ying Victoria Clarissta dengan nama ras nya Liu Xiao Ying bergumam.
"Aku pasti bisa menaklukan dunia dengan kemahiran-ku. Aku akan bisa menjadi seorang pelawak." Gumam gadis itu. "Hahaha… " tertawa-nya pecah begitu saja, seperti tertawa jahat.
"Plak!" Kepala Ying berhasil mendapat hantaman dari seseorang di belakangnya, dan hal itu berhasil membuat Ying merasa kesakitan.
"Hey~ apa kau sudah gila? Dan apa yang kau maksud 'menaklukan dunia'?! Dasar!" Gertak seseorang yang diketahui adalah Senior Ying.
"Ohh.. Senior.. " pekik Ying. "Euh.. tidak,, aku hanya ingin menjadi seorang Pelawak yang sukses. Kau tahu itu bukan, Senior?" Lanjutnya diakhiri dengan tawaan kecil.
Namun seperti-nya tawaan kecil Ying dianggap oleh sang Senior sebagai hinaan. Senior bernama Gopal itu tertawa juga namun bermaksud mengejek Ying.
"Haha.. kau benar benar gila!" Gertak Gopal lagi. "Sudah,, sekarang pergilah ke ruangan Ketua. Sekarang!" Lanjut-nya dengan nada sedikit meninggi.
"Baik!" Dan gadis itu buru buru berlari setelah mendapat suruhan tersebut.
Ying sekarang telah berada di depan pintu sebuah ruangan dari Ketua Grup Lawak mereka. Ying sedikit heran alasan apa yang membuatnya harus dipanggil.
Ying pun mengetuk pintu lalu terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan Ying masuk.
"Apakah Ketua memanggilku?" Tanya Ying untuk sekedar memastikan.
"Yeah.. benar. Duduklah." Ucap Ketua yang biasa dipanggil Tn. Jun. "Jadi bagaimana impian-mu itu?" Lanjutnya yang to the point.
Ying yang sekarang telah duduk di hadapan Tn. Jun, merasakan seperti ada sebuah Cahaya yang menerangi-nya saat ini. Ia merasa senang.
"Euh.. aku hanya ingin impian-ku tercapai. Menjadi seorang Pelawak terkenal juga menjadi seorang teman yang menghibur. Hanya itu.. " ucap Ying tegas.
"Huh.. kau benar benar mirip dengan Ibu-mu." Gumam Tn. Jun pelan, namun masih bisa didengar oleh Ying. Dan mendengarnya, hanya membuat Ying salah tingkah.
"Kalau begitu, aku akan memberikan-mu Ujian terakhir untuk bisa menyebut-mu sebagai seorang Pelawak sejati. Ujiannya adalah kau harus mencari seorang partner untuk menjadi teman lawak-mu. Setelahnya, kalian harus membuat hiburan di atas panggung hari Senin besok. Jadi 1 minggu mulai dari sekarang." Jelas Tn. Jun.
"Jika aku berhasil,, apakah aku akan menjadi anggota resmi di klub lawak ini?" Ucap Ying tak percaya.
"Tentu." Jawab Tn. Jun meyakinkan. "Namun jika sebaliknya, kau harus men.. " namun belum menyelesaikan ucapannya, Ying memotong dengan antusias.
"Woah.. ini benar benar menyenangkan." Ucap-nya yang SANGAT senang. "Ketua, aku akan berusaha, aku takkan mengecewakan-mu. Aku yakin itu!" Lanjutnya.
"Huh~ yeah.. kau memang harus berusaha." Gumam Tn. Jun. "Kalau begitu, pergilah dan jangan buat nilai ujian terakhir-mu jelek. Mengerti?!" Ujar Tn. Jun.
"Baiklah.. kalau begitu aku pergi. Terima kasih." Ucap Ying dan gadis itu pergi keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan yang amat senang. Gadis itu sangat yakin bahwa ia akan menjadi anggota resmi di klub lawak tersebut.
**Ve**
Sebuah Rumah Sakit Kecil begitu terlihat ramai siang ini. Ohh.. apakah Virus penyakit mulai menyebar?
Arkana Erlangga Halilintar, salah satu Dokter Umum, yang nemiliki keturunan Amerika-China dan memiliki nama ras Zhang Xi Fan juga terlihat sibuk menangani para pasien. Namun, hal itu tak berselang lama sampai salah satu perawat yang membantu-nya menghampiri Dr. Arka itu.
"Dr. Arka,, Ibu anda ada disini." Ucap pria tersebut.
"Beritahu padanya, untuk menunggu." Ujar Halilintar yang masih fokus memeriksa sang pasien.
"Tapi, ia ingin anda segera datang." Lanjut karyawan tersebut.
Detik kemudian, Halilintar mendengus kesal. Dan terpaksa, ia meminta Perawat tersebut untuk menggantikannya.
Halilintar, tanpa permisi, ia masuk keruangannya.
"Kenapa Ibu datang? Ibu tahu, aku sibuk sekarang." Ujar Halilintar yang telah melihat wanita paruh baya itu telah duduk di sofa ruang kerjanya.
"Kau tak suka Ibu-mu datang?" Timbal balik wanita bernota bene yakni sang Ibu.
"Bukan seperti itu.. " ucap Halilintar berusaha untuk sabar. "Tapi Aku sedang sibuk sekarang, dan tidak ada waktu untuk meladeni Ibu. Kumohon pengertiannya.. " lanjutnya.
"Ibu tahu.. " ucap Nyo. Zhang. "Ibu hanya ingin memastikan bahwa lusa Ibu dapat bertemu dengan kekasih-mu itu." Lanjutnya.
Detik kemudian, Nyo. Zhang bangkit dan berjalan keluar sembari berkata bahwa sang putra harus menepati janjinya itu.
Setelah sang Ibu pergi, Halilintar mengacak rambutnya frustasi dan mendengus kesal. Ohh.. ayolah~ kenapa ia lupa tentang itu jika disisi lain ia baru saja putus dari kekasih-nya beberapa hari yang lalu, dan kemarin ia sempat beradu mulut dengan sang mantan kekasih.
"Auh.. " Halilintar benar benar frustasi.
**Ve**
Seorang Liu Xiao Ying terlihat sedang berada di toko bunga. Ia sedang memilah-milih beberapa bunga untuk ia bawa ke rumah sang kekasih.
"Hey~ Ying, apakah sesuatu terjadi hari ini? Raut wajah-mu memperlihatkan bahwa kau sangat bahagia hari ini." Sahut sang pemilik toko bunga, yang merupakan sahabat Ying yang juga berasal dari china, Issabelle Hanna, yang memiliki nama ras Hwang Kin Kin.
"Bukankah aku selalu bahagia menjalani hidup-ku?" Timbal balik Ying.
"Tidak~ tapi hari ini, SANGAT~~~~ bahagia." Elak Dinda. "Oh.. ayolah~ katakan, apakah Fang melamar-mu?" Tebak Hanna.
"Doakan saja agar ia segera melamar-ku." Ucap Ying yang sudah memilih beberapa kuntum bunga yang begitu cantik. "Sekarang, bungkuskan bunga-bunga ini, tolong~"
"Ahh.. kau mempermainkan-ku." Gumam Hanna kesal, dan Ying hanya bisa tertawa geli melihat raut wajah gadis cantik itu.
Ying POV
"Sayang.. bisakah kita bertemu sekarang? Ada sesuatu yang ingin aku katakan.. " Send.
Sekarang, aku berada di halte bis. Huh~ impian-ku akan menjadi kenyataan. Aku bahagia,, SANGAT BAHAGIA.. Tapi, mengingat ucapan Dinda tadi, aku semakin bahagia membayangkan bagaimana Ji Ryu Fang akan melamar-ku. Apalagi, ia pernah berjanji akan melamar-ku di hari Anniversary kami yang ke-4 dan inilah hari H-nya. Ohh.. ya tuhan~ ini benar benar menjadi hari keberuntungan-ku.
Plip.. terdengar suara yang menandakan ada pesan masuk. Dari Fang kah?
"Baiklah.. kita bertemu di apartement. Tapi, kurasa, aku akan sedikit terlambat. Maaf~ "
Tunggu ~ apartement? Huh.. kenapa tiba tiba mengajak bertemu di apartement nya? Bukankah ini aneh? Tapi tak apa, tak jadi masalah dimana-pun tempat-nya.
"Tak apa.. santai saja.. " Send.
Tak lama kemudian, Bus yang sedari tadi kutunggu telah datang. Aku-pun segera naik dan duduk di kursi no 3 dekat jendela bagian kanan.
**Ve**
Sesampainya aku di depan apartement-nya, aku pun duduk di depan pintu apartemen-nya dan menaruh bungaku di samping kanan ku. Sembari menunggu, aku berbicara sendiri. Tidak.. tidak.. maksudku, aku menghibur diriku dengan beberapa lelucon yang aku dapatkan di Klub Lawak.
Author's POV
Detik kemudian, gadis itu tertawa terbahak bahak karena lawakan-nya. Ia bahkan berhasil mengeluarkan air mata karena sangking lucu-nya lawakan tersebut. Ohh~ ayolah.. dia tidak gila bukan?
"Ya.. sangat gila!" Sahut seorang pria tiba tiba, dan itu berhasil membuat Ying terkejut.
"Ohh.. Ya Tuhan~ kau mengejutkan-ku.. " pekik Ying menyadari keberadaan Zhang Xi Fan.
"Zhang Xi Fan.. " ucap-nya lirih.
"Ya.. itu aku, kenapa?" Sahut Halilintar sinis.
"Kenapa kau ada disini? Apa kau mengikuti-ku? Dan, sejak kapan kau disini?" Tanya-nya.
"Ohh.. bisakah tidak bertanya bertubi-tubi?" Gerutu Halilintar kesal.
"Ohh.. baiklah." Ucap-nya sabar. "Kenapa kau ada disini?" Tanya Ying ulang.
"Karena ini adalah apartemen ku." Jawab Halilintar.
Ying mengalihkan pandangannya untuk melihat nomor apartemen. 118, yeah~ ia tak salah.
"Hey~ jangan bercanda.. " Ucap Ying heran. "Bagaimana bisa apartemen ini (sembari menunjuk apartemen, yang ia pikir, milik sang Kekasih, Fang) kau sebut sebagai milik-mu. Huh?!" Lanjutnya.
"Aku tidak punya waktu untuk bercanda." Timbal balik Halilintar. "Lagipula, seharusnya, aku yang bertanya kenapa kau ada disini? Didepan pintu apartemen-ku.. "
"Bukan urusan mu, apa yang kulakukan disini." Ucap Ying sinis.
"Apa?! Huh! Sekarang, kau masih pintar membuat lawakan juga ternyata.. "
Detik kemudian, Halilintar menarik tangan Eun Ji dengan cukup kasar.
"Hey~ apa yang kau lakukan, eo?!" Pekik Ying.
"Membuat-mu pergi.. " jawab Halilintar.
Halilintar terus berusaha menarik tangan Ying, namun Ying terus mempertahankan dirinya agar tak diusir oleh Halilintar. Ohh~ ayolah.. ia harus bertemu Fang.
Detik kemudian, pintu apartemen milik Halilintar terbuka dari dalam dan hal itu berhasil membuat Ying, yang memang duduk didepan pintu, terjatuh bersamaan dengan Halilintar yang menimpanya. Ohh.. astaga~ bayangkan, jarak antar 2 wajah itu bahkan benar benar dekat. Dan seorang Ying berhasil membuat jantung-nya berdetak tak sempurna.
"Ying ~ " panggil seseorang lirih.
Mengenal suara tersebut, Ying buru buru berusaha untuk menjauh dari Halilintar. Tapi, karena keadaan ia berada dibawah Halilintar, itu sangat menyulitkan.
"Hey~ apa kau mau tetap seperti ini?" Bisik Ying, yang masih merasa gugup.
"Kenapa? Bukankah ini menyenangkan? Kau gugup, bukan?" Bisik balik Halilintar, bermaksud untuk menggoda.
"Hey~ cepat bangun.. " pinta Ying
Tanpa berlama lama, Halilintar -pun bangkit dari tempatnya, dan diikuti oleh Ying.
"Eoh.. Kak Fang~ kau sudah disini ternyata.. " ucap Ying sembari menampikkan senyum-nya.
"Yeah.. apa aku membuat-mu menunggu lama?" Tanya Fang basa basi.
"Tidak,, tidak juga." Jawab Ying.
Halilintar yang melihat mereka-pun, hanya bisa tersenyum sinis. Baginya, melihat pasangan yang berkencan seperti mereka, itu sungguh menjijikkan.
"Euh.. Ying,, siapa dia?" Tanya Fang heran dengan keberadaan Halilintar diantara mereka.
"Ohh.. dia bukan siapa-siapa.. " ujar Ying terdengar tak peduli.
"Apa?!" Pekik Halilintar tak percaya.
"Ohh.. ya~ ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, o.. ?" Belum menyelesaikan ucapannya, seseorang memotong namun seseorang tersebut bukanlah Fang ataupun Halilintar, melainkan orang lain.
"Sayang.. ayo kita lanjutkan permainan-nya~ " ujar seseorang bersamaan datangnya seorang gadis cantik yang penampilannya terlihat berantakan. Ohh.. apakah angin topan baru saja menerpa gadis itu?
"Apa kau tidak bisa menunggu?" Timbal balik Fang.
"Eung.. kau sungguh menyebalkan." Ujar gadis itu lagi dan diakhiri dengan senyuman manis.
Ying, bahkan Halilintar, cukup terkejut dengan pemandangan yang tengah mereka lihat saat ini. Tunggu.. apa yang sebenarnya terjadi? Halilintar, sebagai pemilik apartemen yang baru, merasa harga diri-nya jatuh begitu saja melihat pasangan gila saat ini.
"Hey.. kalian.. " terpotong karena Ying yang terlihat emosi.
"Kalian sungguh menggelikan. Kalian sadar tentang itu?" Ucap Ying dengan amarah yang meluap. "Kak Fang.. tolong jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi.. jelaskan, bahwa pemikiran-ku saat ini salah." Lanjut-nya.
"Jadi, kau yang bernama Ying itu.. " sahut gadis tadi.
"Kau tahu aku?"
"Tentu. Ahh~ biarkan aku yang menjelaskan." Jawab-nya. "Kami telah berkencan dibelakang-mu selama 1 tahun ini. Tidakkah kau menyadari bahwa Kak Fang hanya memiliki sedikit waktu untukmu? Dia bahkan sering menolak jika kau memintanya pergi. Dan itu karena aku." Jelasnya panjang lebar.
Ying yang mendengar hanya bisa menatap Fang dan gadis itu secara bergantian. Tatapan antara merasa sakit, jijik, juga marah, bercampur menjadi satu. Bunga? Ia baru sadar, iapun segera mengambil sebuket bunganya yang ada didepan dan kembali.
"Ahh.. iya,, betapa bodohnya aku tak menyadari apa yang telah kalian lakukan padaku selama ini. Yeah~ sangat bodoh." Ucap Ying dengan senyum liciknya.
Dan detik kemudian, Ying memukul Fang kasar menggunakan buket bunga-nya. Tentu saja hal tersebut membuat Fang juga gadis-nya terkejut. Sedangkan Halilintar masih berdiri disana tanpa melakukan sesuatu.
"Rasakan! Kau memang pria bajingan! Akh!" Ujar Ying yang terus memukul Fang tanpa ampun.
"Hey~ hentikan!" Pinta sang gadis.
"Kenapa? Kau juga mau kupukul?!" Timbal balik Ying, dan kemudian juga memukul gadis tersebut.
Suasana menjadi ricuh karena kemarahan Ying, sungguh ini menyesakkan bagi gadis berponi itu.
Halilintar tetap diam, atau lebih tepatnya, membiarkan Ying melampiaskan semua amarah-nya. Dan detik kemudian, sebuah memori kecil teringat di kepala Halilintar 7 tahun yang lalu, saat ia masih duduk di bangku SMA.
Flashback On
Halilintar terus dipukuli oleh beberapa anak berandalan. Hanya karena alasan kecil, ia dipukul sampai membuatnya lemah.
Saat itu, ia ingin bertemu dengan sekolompok anak yang sering memukuli teman-nya. Ia hanya meminta agar mereka berhenti untuk me-bully. Tak hanya sang teman, tapi juga pada yang lain. Tapi mereka menolak permintaan Halilintar yang bagi mereka sok pahlawan. Halilintar hanya seorang murid baru, kenapa harus ikut campur pada 'rutinitas' mereka.
"'Rutinitas' kalian bilang?" Pekik Halilintar.
"Ya.. kami menyukai nya, kenapa kau yang melarang?" Ujar sang ketua dari mereka.
"Kalian sungguh tak tahu malu dan kalian tahu, bahwa orang seperti kalian sama menjijikannya dengan orang bangsat!" Kutuk Halilintar marah.
"Apa kau bilang? Dasar gila!" Ucap sang ketua lagi, dan detik kemudian ia bersama temannya yang lain memukuli Halilintar tanpa ampun.
Tak ada jeda untuk membuat Halilintar melawan. 4 lawan 1, Halilintar benar benar ingin mati. Ia tak tahan. Sungguh~
"Hey~ kalian!" Teriak seseorang dari arah yang tak terlalu.
Seorang gadis berseragam sama seperti Halilintar juga yang lain, berjalan menghampiri mereka. Hal itupun membuat 4 siswa yang memukul Halilintar menghentikan aktifitas mereka.
"Sungguh dunia memang kejam menciptakan orang orang berotak udang seperti kalian." UJar seorang bernama Ying itu, bermaksud menyindir mereka. "Kalian bisa-bisanya memukul 1 orang dengan 8 tangan juga kaki kalian. Dasar lemah kalian!" Lanjutnya.
"Siapa kau? Seenaknya saja kau berbicara dengan mulut-mu itu." Ujar sang ketua.
Lalu, salah satu temannya membisikkan sesuatu di telinga-nya. Entah apa itu, tapi si ketua terlihat menatap sinis pada Ying. Setelahnya, siswa yang lainpun menjauh dari sang ketua.
"Ahh.. jadi kau yang bernama Ying itu? Cantik juga ternyata.. " ujar sang ketua.
Sang ketua berjalan menghampiri Ying sembari berkata. "Jadi, kau kenal anak baru ini?"
"Dia teman sekelas-ku. Jadi, berhentilah untuk memukulnya." Jawab Ying.
"Ahh.. bukan kekasih-nya?"
"Bukan.. " entah kenapa, perasaan Ying menjadi tidak baik. Ia menjadi takut.
"Kalau begitu,, kami boleh bermain dengan-mu bukan?"
Si Ketua semakin mendekat, dan hal itu membuat Ying memundurkan langkah-nya.
"Kau.. kau jangan main-main! Aku bisa membunuh-mu.. kau tahu?!" Teriak Ying yang sekarang ketakutan.
"Ohh.. ayolah~ hanya sebentar.. tak bisakah?"
Ying semakin ketakutan. Semakin,, semakin,, semakin,,
"Grep.. " kaki kiri si ketua berhasil diraih oleh Halilintar.
"Kau.. " pekik si Ketua yang terkejut atas respon Halilintar.
"Jangan ganggu dia! Dia tidak ada kaitannya dengan semua ini. Aku yang tengah berurusan denganmu, bukan gadis itu." Ucap Halilintar menahan kesakitan.
"Kau.. " pekik-nya lagi.
Halilintar bangkit, berusaha berdiru dengan tegap dan bersiap siap akan memukul si Ketua.
"Bak!" Halilintar berhasil memukul si Ketua sampai membuat ketua itu mimisan.
"Ketua!" Teriak bersamaan siswa yang lain.
Tak hanya 4 orang tadi yang merasa terkejut melihat apa yang baru saja mereka lihat, tapi Ying juga terkejut melihatnya.
"Huh.. akhirnya aku bisa memukul-mu.. " ucap Halilintar, dan detik kemudian ia tergeletak kembali.
"Hey~ kalian yang disana!" Kembali terdengar teriakan beberapa orang polisi yang tak sengaja melewati jalan tersebut.
Menyadari ada beberapa polisi setempat, 4 orang tadi berusaha untuk melarikan diri. Namun nihil, para polisi lebih cepat dibanding mereka dan mereka-pun tertangkap.
Salah seorang Polisi menghampiri Ying. "Siswi, apakah anda baik baik saja?"
"Teman saya.. " gumam Ying lirih.
"Ahh.. ya~ kami akan membawanya ke Puskesmas terdekat. Tenang saja.. "
Tidak.. bagi Ying, ini tak tenang. Bagaimana dengan keadaan Halilintar? Ia tak meninggal hanya karena dipukuli, bukan? Tidak.
Sekarang ini, Ying juga Halilintar berada di UGD Puskesmas terdekat. Halilintar yang terbaring lemah, sedangkan Ying yang duduk disamping Halilintar dengan keadaan cemas. Dokter memang telah menjelaskan bahwa keadaan Halilintar dalam keadaan baik. Tapi, tetap saja, ini membuat Ying risau.
"Huh~ kau murid baru yang sombong. Hanya karena merasa iba pada anak-anak yang sering di-bully, kau mencoba untuk melawan mereka." Gerutu Ying sendiri pada tubuh Halilintar.
"Bisakah kau diam? Kenapa suara-mu itu berhasil membuat-ku tak bisa tidur dengan tenang?" Sahut Halilintar dengan masih menutup mata-nya.
"Eo.. kau sudah sadar?" Pekik Ying.
Halilintar membuka matanya perlahan. "Aku harus pulang.. " ujar Halilintar yang berusaha bangkit dari tidurnya.
"Jangan! Kau masih dalam keadaan belum stabil secara keseluruhan." Tolak Ying.
"Tidak.. aku tidak suka disini, bagiku tempat ini menyesakkan."
"Ohh.. ayolah~ kalau begitu tunggu sampai dokter datang.. bagaimana?"
Sebenarnya, Halilintar adalah orang yang sulit untuk luluh hatinya, namun entah kenapa, seorang Liu Xiao Ying berhasil melakukannya.
Flashback Off
Kembali ke masa sekarang. Ying masih memukuli Fang juga pacar gelap-nya menggunakan buket bunga-nya. Bahkan tanpa sadar, kelopak-kelopak bunga itu terus berjatuhan dan membuat ruang tamu apartemen Halilintar begitu terlihat berantakan.
Halilintar yang sudah muak, menghentikan aktifitas Ying dengan menengahi antara mereka bertiga.
"Tenangkan dirimu.. " gumam Halilintar lirih dan berhasil membuat gadis itu tenang.
Halilintar membalikkan tubuhnya, menghadap Fang dan kekasihnya lalu berkata. "Sekarang kalian bisa pergi.. dan kau yang bernama Ji Ryu Fang.. "
"Iya, aku.. " sahut Fang terkejut.
"Bukankah kau sudah menjual apartemen padaku? Kenapa kau masih menggunakannya?"
"Euh.. jadi orang itu adalah kau?" Pekik Fang lagi. Fang, yang sebelumnya duduk di sofa, bangkit lalu membungkukkan setengah badannya. "Maafkan aku.. tentang itu, aku lupa bahwa telah menjual apartemen ini. Aku.. " belum sempat menyelesaikan ucapannya, Halilintar telah memotongnya.
"Lebih baik kalian keluar, selagi aku berbicara baik-baik." Ujar Halilintar menahan emosi-nya saat ini.
"Ahh.. yeah~ baik." Ucap Fang tegas, lalu segera menarik gadis-nya dan pergi.
Suasana kembali diam setelah kepergian dua orang tadi. Zhang Xi Fan menuntun Ying untuk duduk di-sofanya, dan gadis itu juga terlihat tak menolak.
"Akan kuambilkan segelas air." Ujar Halilintar, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.
Ying dengan tatapan kosong-nya, terus memutar otak mengingat bagaimana dengan mudah-nya Fang menunjukkan kemesraan-nya dengan gadis lain. Ia bahkan masih tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi. Hari ini adalah Anniversary yang ke-4, namun bukanlah lamaran yang ia dapat melainkan amarah melihat sebuah perselingkuhan. Bukankah hidup adalah sebuah kejutan? Tak dapat dibayangkan bahwa kau mengira semua ini adalah mimpi, tapi kenyataannya BUKAN. Sungguh hari yang mengejutkan bagi seorang Ying Victoria Clarissta.
Sebuah tangan menyodorkan segelas air putih, namun Ying hanya bisa menatap-nya tanpa menerima.
"Minumlah, buat dirimu lebih tenang." Ujar Halilintar.
Dengan terpaksa-pun, Ying menerima dan meminum air putih tersebut sampai tetas terakhir.
"Huh.. air putih bukanlah obat untukku." Ucap Ying setelahnya.
Gadis itu bangkit dari tempatnya, lalu berpamitan pada Halilintar serasa membungkukkan badan.
"Maaf atas kekacauan yang kuperbuat ini.. " ucap-nya lalu melambaikan tangannya.
Saat akan pergi meninggalkan tempat tersebut, seseorang berhasil menarik kerahnya dan membuat Ying menghentikan langkah-nya.
"Huh.. apa lagi?" Pekik Ying.
"Jika kau tahu kesalahan-mu, kenapa kau pergi meninggalkan kekacauan ini?"
"Apa?! Euh.. aku pikir, karena kau tahu bahwa aku sedang patah hati, kau akan membiarkan aku pergi." Jelas Ying.
"Yeah.. aku memang tahu, tapi bukan berarti kau lari begitu saja. TIDAK!" Ucap Halilintar sembari menekankan kata 'Tidak'. Detik kemudian, ia membalikkan tubuh Ying menghadap dirinya dan berkata, "Sekarang, bersihkan semuanya. Sebersih mungkin!" Ucap-nya tegas.
Setelah itu, ia meninggalkan Ying sendiri menuju kamar tidur-nya. Bahkan, Halilintar menutup pintu dengan cukup keras.
"Huh.. dasar!" Gumam Ying kesal, lalu ia memulai memunguti kelopak demi kelopak bunga.
**Ve**
Seorang pria berpakaian Jas berjalan menghampiri sebuah laci pemakaman dan didalamnya terlihat sebuah foto 2 orang yang ber notabene yakni kedua orang tuanya disana. Pria itu membuka
dan memberikan sebuket bunga disana.
"Hai.. aku kembali untuk selamanya" ujar pria tersebut. "Apakah kalian merindukan-ku?"
Pria bernama lengkap Boboiboy Taufan itu
sungguh merindukan orang tuanya yang telah meninggal 4 tahun yang lalu karena kecelakaan. Ia kembali setelah 3 tahun tinggal di Amerika untuk mendirikan sebuah Rumah Makan Asia-Amerika di Hamberg. Yeah Taufan seorang Koki yang cukup terkenal.
Singkat cerita, Taufan telah berada di sebuah bangunan sederhana di Friystile, tempat dimana ia akan merenovasi-nya menjadi sebuah Cafe Modern yang hebat.
"Bagaimana? Terlihat lebih besar dari foto bukan?" Tanya seorang pria, si pemilik bangunan.
"Yeah.. aku rasa, aku setuju untuk mengambil-nya." Ujar Taufan.
"Baiklah.. ini (sembari memberikan sebuah kunci) kunci-nya. Terima kasih atas kerja samanya." Ujar si pemilik.
"Ya.. terima kasih kembali, uang-nya akan kukirim siang ini." Dan setelahnya, pria tersebut pergi meninggalkan Taufan sendiri di tempat.
Sebuah impian akhirnya terwujud juga, dan betapa senangnya Taufan dapat membangun Cafe atas hasil ia bekerja sendiri.
"Sekarang, waktunya untuk menghidupkan tempat ini." Gumam Taufan sembari tersenyum.
**Ve**
Ying Victoria Clarissta, gadis itu terlihat sedang menikmati sebotol Soju di teras rumah-nya bersama Issabelle Hanna di bawah langit malam hari,sebagai ganti untuk meluapkan semua pikiran yang menggerogoti kepala-nya.
"Dasar Bajingan! Jadi, kau hanya memanfaatkan-ku karena aku yang terbaik?! Sungguh menjijikkan. Benar saja, kau dijuluki Playboy Tikus! Akh!" Racau Ying kesal, mencaci maki mantan kekasih-nya yakni Ji Ryu Fang.
"Hey~ aku tahu kau sudah mulai mabuk, tapi bisakah tidak perlu mengeluarkan kata kata kotor seperti itu?" Ujar Yaya. "Jika Ibu-mu mendengar-nya, kau bisa dihukum mati oleh Beliau."
"Huh~ aku tak peduli." Timbal balik Ying. "Jika seseorang sudah mabuk, bicara memang sudah diluar batas." Lanjut-nya sebelum kembali menegak segelas soju lagi.
Sungguh ia merasa bodoh telah ditipu oleh pria itu. Kenapa ia dibutakan oleh cinta karena Fang begitu baik padanya.
"Bisakah aku memutar waktu?" Tanya-nya pada diri sendiri.
"Aku rasa kau bisa melakukannya."
"Bagaimana caranya?!" Pekik Ying.
"Maksud-ku, kau bisa melakukannya dengan membuat ia merasakan kesakitan itu juga."
"Kau bercanda?! Bagaimana itu bisa terjadi?"
"Yeah~ pikirkan saja, kau disakiti karena ia memanfaatkan-mu. Lakukan hal yang sama padanya, dan buat ia menyesal telah menyakiti-mu"
"Itu membuang-buang waktu."Ying kembali meneguk segelas Soju.
"Kalau begitu jangan bertanya!"
"Apa?!"
"Bukankah kau bertanya, 'bisakah aku memutar waktu'? Kau mengatakannya."
"Lalu?"
"Agh! Lupakan saja,, memang sulit jika bicara dengan Ying yang mabuk." Gerutu Yaya yang menyerah setiap harus beradu mulut dengan Ying yang sedang mabuk, dan detik kemudian ia berjalan memasuki rumah meninggalkan Ying yang sudah dalam keadaan mabuk.
Hari ini benar-benar hari yang mengejutkan, bukan? Ia mendapat kabar bahagia bahwa ia akan segera debut menjadi Pelawak, itu adalah impiannya sejak berusia 12 tahun. Dan kabar buruk bahwa pria bangsat itu hanya memanfaatkan dirinya hanya untuk popularitas-nya menjadi pelawak juga.
Tunggu.. apa perlu ia mengikuti saran sang sahabat tadi? Ahh.. tidak-tidak,, baginya sama saja bahwa ia adalah wanita jalang yang lain. Lupakan saja!
**Ve**
Keesokkan harinya, di Klub Lawak Ying, terlihat gadis itu tengah membersihkan panggung yang aknn digunakan 1 Jam lagi. Sebenarnya, ini memang bukan tugasnya, namun entah kenapa hal ini sudah menjadi 'hobi'-nya.
"Ying~ " panggil seseorang, oh~ itu Ketua Jun.
"Selamat Pagi, Ketua Jun.. " sapa Ying dan dibalas oleh Tn. Jun dengan senyuman.
"Bagaimana? Apa kau sudah menemukan seorang Partner?" Tanya-nya.
Mendengar pertanyaan itu, membuat Ying sedikit gugup dan lagi ia kembali teringat rasa sakit kemarin.
"Euh.. itu,, aku belum.. "
"Hey~ kau baik-baik saja?" tanya Tn. Jun khawatir pada salah satu anak didik-nya itu.
"Ah.. yeah~ aku baik baik saja." Pekik Ying. "Aku belum mendapatkan Partner untuk Ujian Akhir." Jelas-nya.
"Kau menyerah?"
"Apa?! Tentu tidak, aku tidak menyerah." Elak Ying.
"Lalu? Kenapa kau masih santai untuk mencari Partner?" Timbal balik Tn. Jun. "Walau Ujian-nya seminggu lagi, bukan berarti kau bisa bersantai-santai untuk menyiapkannya. 'Sedia payung sebelum hujan', kau tak mau kehujanan bukan walau cuaca hari ini cerah?"
"Tidak.. " ujar Ying lirih.
"Baiklah.. aku harap aku bisa mendengar kau sudah mendapat Partner besok! Atau setidaknya Lusa, mengerti?"
"Baik.. "
Detik kemudian, Tn. Jun pergi namun sebelumnya ia menepuk bahu Ying agar
menyemangati gadis berusia 25 tahun itu.
"Huh.. siapa yang harus aku ajak untuk menjadi Partner?" Pikir Ying frustasi, ia bahkan mengacak rambut-nya. Sungguh kasihan hidup gadis ini.
The Other Place
Sebuah kerumunan yang sangat sangat sangat ramai terlihat di Bandara Hexagon kota Hamberg, dan orang orang diantara-nya membawa spanduk, poster yang bertuliskan nama Sofia Angelina Chelsya Yaya . Woah~ dia seorang Penyanyi sekaligus Model yang sedang naik daun saat ini. Tak hanya para Fans yang menunggu, tapi juga beberapa wartawan juga terlihat. Bahkan saat Yaya keluar dari pintu keluar, mereka buru-buru menyergap Yaya dengan beberapa pertanyaan.
"Nona Sofia,, benarkah kau baru saja putus dari kekasih-mu?"
"Apakah benar alasan kalian putus, karena salah satu dari kalian ber-selingkuh?"
"Benarkah bahwa kau masih mencintai-nya, sampai saat ini?"
Yaya terus berjalan pura-pura untuk tak peduli, sampai pertanyaan barusan terlontar ia menghentikan langkah-nya. Dan hal ini menjadi kesempatan untuk sang wartawan berpikir bahwa pertanyaan-nya akan terjawab.
"Bisakah aku menjawab-nya lewat Telepati? Aku sungguh lelah.. " ujar-nya dan kembali berjalan ditemani sang Manager.
Woah~ seperti Skakmat! Para wartawan itu langsung menutup mulut mereka. Haha!
"Aish! Itulah kenapa itu disebut Si Ice Princess! Dasar!" Ujar salah satu wartawan pria sembari melempar buku catatannya.
"Apa kau bilang?!" Sahut seseorang tiba tiba dari belakang si wartawan itu.
Dan saat membalikkan badan, Pria tersebut begitu terkejut mengetahui siapa orang tersebut.
"Ahh! Kau lagi kau lagi.. " gumam-nya.
"Katakan,, kau bilang apa tadi? Huh!" Gertak seorang pria yang diketahui merupakan salah satu fans Yaya, diikuti 2 teman-nya yang lain.
"Aish!" Dan detik kemudian, sang wartawan berlari diikuti 3 pria tadi.
Lucu-nya, mereka terus mengejar di area bandara.
Kita kembali pada Yaya yang sudah duduk diam di dalam mobil van-nya. Ia mencoba untuk tidur dengan memasang penutup mata.
"Woah~ Yaya.. kau terlihat begitu hebat tadi! Kau bisa membuat mereka diam dengan 8 kata. Woah!" Puji sang Manager yang sedang fokus juga menyetir.
"Ahh.. bisakah kau diam? Aku tak bisa tenang jika kau bicara terus." Pinta Yaya sedikit meninggikan suara-nya.
"Baik.. " ucap sang manager mengerti.
Sebenarnya, pertanyaan tadi cukup membuat Yaya goyah. Ya,, ia masih mencintai pria itu. Bagi-nya, hanya sang mantan-lah yang dapat membuat hati-nya gugup. Ia mudah luluh jika berada disisi sang mantan, nyaman dengannya, dan alasan menjadikan dirinya disebut sebagai Ice Princess karena sang mantan. Ohh~ jujur saja, ia masih menyesal telah berpisah dengan pria itu. Tapi, mau bagaimana lagi, alasan karena karir-lah ia harus memutuskan hubungan tersebut.
Ying POV
"Makan malam bersama?" Pekik-ku pelan mengetahui Senior Gopal mengajak-ku untuk pergi bersama.
"Yeah.. Ketua Jun lah yang menyuruh, dan semua wajib untuk ikut." Lanjut-nya.
Tunggu.. biar aku ralat lagi ucapannya. Wajib?! Itu artinya si Playboy Tikus juga datang? Ohh.. ayolah~ aku bahkan merasa ingin mual mengingat wajah kunyuk itu.
"Euh.. Senior, bisakah aku tak ikut? Tiba tiba saja badan-ku tidak baik." Eles-ku agar terhindar dari acara itu.
"Ahh.. benarkah?" Pikir-nya,, oke~ kurasa aku akan mendapat jawaban 'Boleh' agar aku tak ikut.
"Hey! Kau kira aku mudah untuk kau tipu?!" Gertak-nya tiba tiba.
Hey,, tunggu~ apa? "Aku tadi melihat-mu makan 3 piring, apa maksud-mu tidak baik? Lalu, jika kau sakit, kenapa wajah-mu menunjukkan sebaliknya? Aku tidak mau tahu,, kau harus datang! Mengerti? Lagipula kau akan membaik nanti jika kau minum alkohol."
Setelah-nya ia pergi, meninggalkan-ku dengan keadaan yang malah memburuk. Oh.. aku tak ingin datang~ aku mohon!
**Ve**
Saat ini kami sudah berada disebuah restoran sederhana, dan beberapa makanan juga botol alkohol sudah ada di atas meja makan. Ahh~ ini benar-benar menyebalkan, walau ia belum datang memang.
"Baiklah.. aku, Jun Han Sol, sebagai Ketua dari Klub Hamberg Comedies mengajak kalian kemari untuk sebagai Perayaan tahun ke-20 Klub kita. Mohon tepuk tangannya.. " ujar Ketua Jun. Ahh~ hal ini malah membuat-ku merasa bersalah. Bagaimana tidak, jika aku datang kemari dalam keadaan hati yang buruk?
Semua orang bertepuk tangan, bahkan tak terkecuali aku.
"Dan, disisi lain juga, ini sebagai perayaan seorang Liu Xiao Ying yang akan debut menjadi Pelawak seperti kita. Ia akan menghapi Ujian Akhir minggu depan, maka dari itu.. " ucap-nya yang menggantung, ohh~ ini semakin tak baik. ".. beri ia semangat! Yeay!" Semua orang bersorak, tapi kali ini aku tak ikut. "Bersenang-senanglah malam ini!"
1 Jam terlewati, namun ia tak kunjung datang. Haha~ aku rasa ia tak ikut. Ini lebih baik. Lalu, dengan perasaan lega-ku, aku minum se-teguk Soju. Hoah~~ ini sungguh nikmat.
"Maaf.. aku terlambat." Ucap seseorang tiba-tiba. Ohh.. aku serasa mengenal suara ini.
Author's POV
Seorang pria dengan penampilan rapi menghampiri meja anggota Klub Hamberg Comedies, Ji Ryu Fang.
"Maaf.. aku terlambat." Ucap Fang sembari membungkukkan setengah badannya.
Mengetahui siapa pemilik dari suara itu, cukup membuat Ying terkejut. Ia bahkan tak berani melihat siapa orang tersebut.
"Ohh.. Fang,, kau cukup terlambat hari ini." Sahut salah satu Senior. "Ada apa denganmu?"
"Yeah~ ada sesuatu hal yang harus aku selesaikan hari ini. Maafkan aku." Ujar-nya.
"Ahh~ santai saja. Yang terpenting saat ini, kau sudah datang." Sahut Senior Gopal. "Duduklah,, di samping Kekasih-mu." Suruh-nya, menyuruh Fang duduk disamping Ying yang memang kebetulan samping kanan gadis itu kosong.
Ohh.. haruskah pria bajingan itu duduk disamping-nya? Bahkan, seorang Ying yang merasa terhina, menatap tajam sang Senior.
"Apa? Kenapa kau menatap-ku?" timbal balik Senior Gopal yang mengetahui Ying menatap tajam padanya.
"Apa?! Tidak.. " pekik Ying lalu ia menundukkan kepala.
Cukup membuat suasana diantara Ying dan Fang canggung. Ohh~ ini sungguh suasana yang paling dibenci oleh gadis berponi itu.
"Ini sungguh canggung, bukan?" Bisik Fang memecahkan suasana. "Aku rasa, kau serasa ingin mati saat ini."
"Bisakah kau diam?"
"Kenapa? Dugaan-ku benar, kan?" Ujar Fang sembari menarik senyum Smirk-nya. "Aku rasa, mereka belum mengetahui tentang hubungan kita. Seharusnya kau memberi tahu bahwa kita sudah putus."
"Kenapa harus aku? Yang menyakiti-ku adalah dirimu, seharusnya kau yang memberi tahu pada mereka." Timbal balik Ying. "Kau bahkan yang memberi tahu mereka bahwa ia berpacaran dulu. Huh~ menggelikan." Lanjut-nya lalu kembali meneguk segelas Soju lagi.
"Benar~ itu benar. Tapi, kau yang merasa tidak nyaman, jadi kuberi kesempatan agar kau bisa menjelaskan pada mereka."
"Huh~ omong kosong.. " gumam Ying, dan lagi meneguk segelas Soju. "Kau, sebenarnya tak pantas menjadi seorang Pelawak Fang. Kenapa? Karena tampang-mu yang tak meyakinkan untuk menjadi Pelawak. Kau pantas-nya menjadi MC acara Gosip di TV. Itu sungguh pantas untuk-mu." Ying bahkan menekankan kata 'Sungguh'. Ohh~ sepertinya Ying mulai mengeluarkan emosi-nya.
"Lalu, kenapa kau menerima-ku menjadi Kekasih-mu?"Jebak Fang
Wo.. wo.. ini seperti memanah
dan tepat sasaran. Ying bahkan tak punya niat lagi untuk minum segelas Soju. Apa gadis itu akan diam?
"Kenapa berhenti? Kau sudah merasa kalah, Nona Victoria?"
Detik kemudian, Ying mengambil sebotol Soju lalu bangkit dari duduknya. Byur~~~ gadis itu berhasil membuat, hampir, tubuh Fang basah. Melihat tingkah Ying yang mengejutkan, membuat semua orang yang ada di restoran berhasil melongo karena-nya.
"Kau bertanya, kenapa aku menerima-mu untuk menjadi kekasih-ku? Baiklah.. jujur saja, itu karena aku merasa kasihan padamu." Ujar Ying yang sudah mabuk. "Aku mendengar bahwa kau terus berusaha untuk mendekati-ku, namun aku terus menolak karena belum saat-nya aku berkencan 4 tahun yang lalu. Tapi, sampai pada akhirnya aku mulai luluh. Aku mencintai-mu dengan tulus,, sangat tulus." Lanjut-nya dan mulai meneteskan setetes air mata.
Mata yang sebelumnya menatap Ying bingung, sekarang teralihkan ke Fang dengan tatapan tajam mereka.
"Sangking cinta-nya, aku terus merelakan waktu-ku untukmu. Kita mulai berkencan, awalnya begitu baik karena kita saling bisa mengerti. 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, semuanya baik-baik saja. Kita menjalani hubungan itu dengan kebahagiaan sampai kau berjanji akan melamar-ku di tahun ke-4 kita berkencan. Tapi apa? Apa yang kudapat-kan kemarin bukanlah Proposal, melainkan sebuah pengakuan perselingkuhan yang sangat menjijikan. Sakit.. pertama kalinya aku tersakiti karena cinta dan pria." Wo.. semua orang semakin menatap Fang dengan penuh amarah, jijik, juga membunuh. Yeah~ mereka semua tahu, bahwa Fang adalah pria pertama yang berhasil menaklukan Ying. Jadi, wajar jika mereka merasakan amarah seperti Junior yang sudah dianggap sebagai Keluarga mereka. Mengetahui juga Ying adalah salah satu anak kesayangan Ketua Jun. "Kau memanfaatkan aku, kau menyakiti-ku,, sungguh~ perlakuan yang menjijikkan.. aku membenci-mu! Sangat membenci-mu!"
Namun, mereka kembali dikejutkan karena Ying yang tiba tiba duduk dan menaruh kepala-nya diatas meja lalu tertidur disana. Tidur? Kebiasaan jika sudah mengungkapkan apa yang menjadi masalah, ia langsung tertidur.
Sekarang, tinggal Ji Ryu Fang seorang diri yang akan menghadapi sebuah cercaan yang keluar dari mulut para anggota Klub Hamberg Comedies. Huh~ baiklah,, kita percepat saja bagian ini.
Tepat pukul 10 malam, seorang Ying terbangun karena seseorang.
"Nona.. bangunlah~ restoran kami akan tutup."
Ying mulai mengerjap kedua matanya, namun mata-nya berhasil membulat dengan sempurnanya saat tahu bahwa keadaan restoran benar-benar sepi dan hanya dirinya seorang disana.
"Ah yeah~ aku minta maaf.. " ucap Ying yang sudah mulai sadar.
"Tak masalah.. " ucap Ibu pemilik restoran tersebut. "Hati-hatilah di jalan."
"Ya~ terima kasih." Ujar Ying dan dibalas dengan senyuman oleh Ibu tersebut.
Halilintar POV
Tepat pukul 11:15 PM, tapi aku masih sulit untuk tidur. Aish~ ada apa denganku? Apa karena besok? Ahh~ bagaimana aku akan menjelaskan pada Ayah juga Ibu? Mereka akan kecewa jika mendengar bahwa aku sudah putus dari Yaya. Yeah~ mantan pacar-ku bernama Sofia Angelina Chelsya Yaya, ia seorang Penyanyi dan Model.
Kami putus 2 hari sebelum ia pergi ke Thailand untuk syuting Music Video disana. Alasan aku memutuskan hubungan ini karena status profesi-nya. Hanya itu.
Saat ini, aku sedang menonton Televisi sembari menikmati Ramen. Huh~ udara yang dingin memang cocok untuk makan Ramen bukan?
"Knock.. knock.. " terdengar suara pintu apartemen. Ya Tuhan~ siapa malam-malam begini datang? Apakah itu Ibu? Biasanya, Ibu memang datang secara tiba-tiba. Tapi tidak, Beliau takkan datang selarut ini untuk menganggu putra-nya, bukan?
Aku mematikan Televisi lalu berjalan meninggalkan Ramen-ku yang masih tersisa. Tepat didepan pintu, aku segera menarik knop pintu dan saat terbuka memperlihatkan seorang gadis berambut tak terlalu panjang berdiri dengan kepala menunduk.
"Kau,, siapa?" Tanya-ku.
Ia masih diam, namun tiba-tiba ia melangkah memasuki apartemen-ku dan membuat-ku berjalan mundur.
"Hey~ aku tanya, kau siapa?"
Ia tak mempedulikan pertanyaan-ku mengenai siapa dirinya. Ohh ayolah~ siapa gadis ini? Lalu, ia menghentikan langkahnya begitu juga dengan-ku.
"Hey~ Ji Ryu Fang.. " ujar-nya lirih. "Kau tanya, siapa aku? Huh~ dasar, Playboy Tikus memang!"
Apa? Tunggu~ Playboy Tikus?
"Benar kau tidak ingat aku? Bukankah beberapa Jam yang lalu kita bertemu dan Aku berhasil membuat-mu malu?"
Tunggu~ sepertinya, aku kenal suara ini bahkan sebuah ingatan tentang kemarin langsung terngiang dikepala-ku. "Ying Victoria?"
"Benar.. aku Ying Victoria Clarissta. Jelasnya Liu Xiao Ying." Ucap-nya lantang, dan sekarang ia sudah memerlihatkan wajah-nya. Auh~ bau alkohol. Aku rasa ia baru saja minum.
"Kau benar-benar bajingan. Tadi, di restoran, aku belum sempat menyelesaikan ucapan-ku. Tapi karena kebiasaan tidur-ku kalau sudah benar-benar mabuk, aku tak sempat mengatakannya."
"Hey~ Liu Xiao Ying, sadarlah.. aku bukan .." ucapan-ku terpotong karena telunjuknya secara tiba-tiba menyentuh bibir-ku, spontan saja aku langsung menutup mulut-ku.
"Tutup mulutmu jika aku sedang bicara!" Gertak-nya. "Biarkan aku menyelesaikan ucapan-ku." Lanjutnya. Ohh~ baiklah..
"Aku akui, detik ini aku masih memiliki perasaan cinta juga sakit yang kau berikan. Aku tak bisa, dengan mudah-nya, melupakan 2 perasaan itu yang bercampur menjadi satu saat ini." Huh~ ia terus melampiaskan semuanya dengan lisan. Gadis ini memang tak berubah dari dulu.
"Maka dari itu, biarkan aku melepaskan semua perasaan itu dengan membuat-mu juga merasakan apa yang kurasakan. Sebuah perasaan penyesalan karena telah menyakiti-ku." Apa maksud-nya?
Author's POV
Dan detik kemudian gadis itu menarik bahu Halilintar untuk membuat pria tinggi itu sedikit membungkuk padanya lalu ia mencium bibir Halilintar. Hal itu berhasil membuat Halilintar terkejut, membulatkan kedua mata-nya dengan sempurna dengan apa yang ia dapatkan saat ini.
Namun, entah kenapa, tiba tiba Halilintar membalas ciuman itu. Ia juga mulai menutup kedua matanya. Dan 2 insan ini-pun menikmati 'Malam Pertama' mereka.
.
.
To Be Continue
A/N
Hallo semuanya. Saya Fely. Sebelumnya, cerita ini punya Ve. Katanya dia mau hiatus dari dunia Ff. Makannya semua ceritanya Fely yg lanjutin dan remake. Agak susah sih. Soalnya dia shipper haliying. Sementara aku sukanya ying ama taufan. Tapi nanti diusahain lah! Oh ya, nama ku:
1. Anna Rayna Rayalissa Nasution
2. Raihanna Magdalenna
3. Kinkin Yalis Tiawati
4. Irma nadia uswatunnisa
5. Stephannie dinda Rafika
6. Latifa Ardia Rafika Raihanna Nisa
8. Angelica Ardiana Fika Farissta
.
.itu semua asli nama ku beberapa versi. Tapi ujungnya sama yaitu Hadiningrat. Terserah deh!
review
