Dreams Come True
Naruto by Masashi Kishimoto
DCT by Yunna To Yaya
Happy reading...
.
.
Pagi itu matahari bersinar cerah. Matahari menampakkan wujudnya dihadapan semua. Sinarnya membelah angkasa; menunjukkan kuasanya. Burung-burung kecil berkicau merdu menyapa langit dan sang surya.
"Pagi yang cerah, ya..." gumam orang-orang yang melihat ke angkasa. Sebagian orang mengangguk. Anak-anak kecil bergembira berlari-lari kecil menyambut hari pertama musim semi. Terlihat seorang gadis berambut pink yang berjalan dengan sahabatnya yang berambut indigo. Mereka tampak akrab; dilihat dari saat mereka tertawa bersama. Nama mereka adalah Sakura Haruno dan Hinata Hyuuga. Mereka adalah sahabat sejak SMP dan sekarang telah menginjak bangku kelas 3 SMA.
"Hei, Sakura," panggil si rambut indigo, Hinata.
"Ah, iya, ada apa, Hinata?" tanya si rambut pink, Sakura.
"Kemarin kamu lihat si Ino di tv?" tanya Hinata balik memulai pembicaraan.
"Hmmm... Tidak, sih... Memang kenapa?" jawab Sakura yang heran.
"Begini, nih, kemarin aku sempat nonton di tv warung ramen kesukaan Naruto untuk menamaninya makan,. Si Ino main sinet-" Sakura memotong.
"Ah, kalau itu aku sudah tahu... Tapi... –" Sakura menggantungkan kalimatnya, "Tumbenan kau pergi dengan si baka durian itu?"
Mendengar pertanyaan Sakura, Hinata hanya blushing ria seraya memainkan jari-jari telunjuknya. "Ano... Etto..."
"Ah, sudahlah Hinata.. Tak apalah tak usah jawab... Kan aku udah tahu..." ujar Sakura seraya tersenyum simpul. Hinata yang masih blushing menjawab dengan anggukan.
"Hmmm... Hinata, kau lihat hari ini? Hari ini sangat cerah!" ujar Sakura mencairkan suasana lalu membuat Hinata kembali fokus ke jalan.
"I-Iya juga sih.. 'Kan hari ini hari pertama musim semi, Ra," jawab Hinata, "Aku suka musim salju... Tapi musim semi tak buruk juga..."
"Hu uh... Tapi aku lebih suka musim bunga-bunga Sakura bermekaran. Wah... Indah sekali bunganya!" ujar Sakura.
"Hn, seperti rambutmu, ya, Sakura-chan..." sahut Hinata.
"Tentu... Hihihi..." Sakura menjawab dengan tawa, Hinata pun ikut tertawa.
"Hahahaha...-uhuk! Uhuk! Udah, ah, Hinata! Capek ketawa terus!" ujar Sakura yang terbatuk menyudahi kekehan mereka.
"Aa." Mereka pun berjalan kembali menikmati pagi itu.
"Hh... Capek nih, Ra... Istirahat, yuk!" usul Hinata seraya menyeka keringatnya.
"Ya, kita duduk disana saja." jawab Sakura seraya menunjuk kearah salah satu bangku yang diatasnya masih ada sisa-sisa salju putih yang belum cair bekas musim salju kemarin. Mereka pun duduk berdampingan disana. Seraya meminum minumannya, Sakura melirik ke arah tebing didekat mereka. Diatasnya, terhampar padang rumput hijau bersih. Terbesit niat di otak Sakura.
"Eh, Hinata. Kau lihat tebing itu?" tanya Sakura seraya menepuk bahu Hinata. Sontak, Hinata pun tersedak.
"Eh... uhuk! Uhuk! Sakuraaaa! Aku 'kan lagi minum!" teriak Hinata.
"Ehehe... Sorry, Hinata-chan.." ujarnya meminta maaf seraya membentuk huruf V ditangannya.
"Iya..Iya.. Maksudmu tebing yang itu 'kan, Sakura?" tanya Hinata mengulang pembicaraan yang sempat tersendat.
"Iya, yang itu." Sakura pun menunjukkan telunjuknya ke arah tebing tersebut.
"Wah, aku ingin kesana, tuh, Hinata! Enak kayaknya kalau sekali-sekali kita ke tebing itu dan berpetualang bersama, ya!" pikiran fantasi Sakura pun melayang menuju langit ke seratus(?).
"OK, bagaimana kalau besok?" usul Hinata.
"Wah, boleh... boleh... Ntar aku jemput dirumahmu ya!" jawab Sakura.
"Baiklah. Wah, sudah jam segini. Aku ada urusan dulu sama Neji-nii. Jaa ne~!" ujar Hinata seraya memegang jamnya lalu berlari menuju rumahnya.
"Jaa~" balas Sakura.
"Wah.. Sepertinya akan menarik disana nanti..." ujar Sakura seraya menopang dagu melihat ke arah tebing curam itu. Setelah mengamatinya, Sakura pun memasukkan minumannya ke dalam tas selempang kecil yang ia bawa yang berisikan permen rasa strawberry, botol minum, dan tentu saja, diarynya.
Ia pun berjalan menuju rumahnya. Sesampainya dirumah, ia bergegas pergi ke kamarnya seraya membawa tas selempangnya. Lalu ia pun merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya yang berwarna soft pink.
"Hh... Gimana ya, besok..." gumamnya. Lalu ia pun terlelap...
"Nak..Hei nak.. Bangun! Kamu nggak apa-apa?" tanya seorang nenek tua yang berusaha membangunkan seorang gadis berambut pink yang tengah tertidur di tengah hutan.
"Hmm... Eh, i-ini dimana? Anda siapa?" tanya gadis itu lalu berusaha untuk duduk lalu menopang badannya dengan satu tangan kanan.
"Ah, jangan buru-buru nak... Ini di Blossom Island. Saya hanya pencari kayu bakar tua disini yang kebetulan menemukan kamu ditengah hutan ini..." jawab sang nenek dengan perawakan sabar.
"B-Blossom Is-Island?" Nah, sepertinya bukan karena gugup, tapi karena Sakura mulai ketularan Hinata dalam hal berbicara.
"Iya... Memang kamu sendiri dari mana, nak?" tanya sang nenek.
"Namaku Sakura Haruno," ia memulai memperkenalkan diri, "aku dari Konohagakure."
"Ah, Konohagakure, he? Daerah itu, 'kan tidak ada, nak... Kamu menghayal ya?" tanya sang nenek memastikan.
"Ti-Tidak kok, Nek! Sungguh!" jawab Sakura yang bingung akan reaksi sang nenek.
'Hah? Kok Konohagakure yang besar dan terkenal, tidak ada didunia yang menyebalkan ini?' batin Sakura.
"Lho, nak? Ah, ya sudah. Kamu ikut nenek saja, ya, ke rumah. Sepertinya kondisimu belum pulih," ujarnya seraya menopang tubuh Sakura.
"Ahk, terima kasih, Nek... Kalau boleh tahu, nenek siapa?"
"Nama nenek Chiyo Akasuna. Aku tinggal bersama anakku digubuk dekat hutan ini... uhuk! Uhuk!" jawab Chiyo, sang nenek, lalu terbatuk.
"Ah, Nenek! Tak usah memaksakan diri! Aku bisa jalan sendiri, nek..." sanggahnya.
"Sudah istirahat, nak... Biar nenek yang jalan..." ujar Nek Chiyo (?).
"Oh... Ba-baiklah nek... Tapi jangan memaksakan diri, ya, nek... Kalau capek bilang, nanti aku jalan sendiri kok." Nek Chiyo hanya mengangguk kecil lalu membawa Sakura dengan tergopoh-gopoh keluar dari hutan menuju ke gubuk kecilnya dimana anak lelakinya telah menunggu dengan tenang.
"Ra! Sakura!" panggil Hinata dari luar kamar Sakura. 'Aneh, Sakura belum bangun? Tapi ini 'kan jam 10. Wah, jangan-jangan ada apa-apa nih...' batin Hinata cemas. Ia pun memegang handle pintu warna putih kamar Sakura.
"Tumben tidak terkunci, Ra.." Hinata pun masuk namun terkejut hingga menaruh kedua tangannya di mulutnya yang terbuka lebar karena syok.
"SAKURA! SAKURAAAA! Kamu dimana, Ra!" teriak Hinata. Oh, ok, ini amat sangat jelas OOC sekali.
'Sakura...'
To Be Continued
Huwaaaaaaaahhh! Capek tangan ngetik ginian (apa capeknya coba n,n alay nih). Nah, ini fic ketikan Ayyu- tapi yang edit Nadya-. Ok, daripada basa-basi curcol ginian, langsung saja...
Give me R
Give me E
Give me V
Give me I
Give me E
Give me W
Please... ^-^
