Title: Taruhan Series SiBum Ver.

Author: Bluedevil9293 a.k.a Dean Choi a.k.a Ayumu Sakurazawa.

Part: 1 / 2

Main Cast:

Kim Jonghyun

Cho Jino

Rated: T+

Genre: Romance, Drama, M-preg.

Warning: Yaoi, Shonen-ai, Boys Love, BoyXBoy, Typo, Gaje, Don't Like Don't Read.

Summary:

Req: Lupa siapa yang req -_-

Author Pov…

Di dalam kantor SM The Ballad masih terlihat cukup ramai padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Di dalam gedung tadi tampak beberapa orang sudah mulai mengemasi barang-barang mereka termasuk tiga orang namja yang tak lain adalah Cho Kyuhyun, Cho Jino dan Kim Jonghyun.

"Jino, Jonghyun, Hyung balik duluan ya. Sudah di tunggu Sungmin Hyung di dorm nih" kata Kyuhyun pada kedua dongsaengnya tadi setelah ia membereskan beberapa barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tas yang ia bawa.

"Ne, hyung hati-hati di jalan ya. Salam untuk Sungmin hyung dan para hyung yang lain" kata Jino pada Jonghyun, Si evil maknae Suju itu hanya tersenyum dan mengangukan kepalanya pelan.

"Annyeong…" salam Kyuhyun lalu segera pergi meningalkan dua namja di dalam ruangan tadi yang masih sibuk memasukan barang-barang mereka ke dalam tas masing-masing.

"Sudah selesai?" Tanya namja yang paling tua yang tak lain adalah Jonghyun pada namja yang paling muda yang tak lain adalah Jino.

"Ne, hyung sudah" jawab Jino sambil tersenyum manis pada hyungnya yang sebenarnya adalah kekasihnya sendiri sejak ia mulai debut di SM The Ballad.

"Kajja, hyung antar kamu sampai apartementmu dengan selamat tanpa kurang sedikit pun" kata Jonghyun dengan nada sedikit mengoda namjachingu imutnya itu.

"Hyung ini ada-ada aja sih. Ya sudah ayo kita pulang sebelum pagi" kata Jino yang juga ikut-ikutan Jonghyun. Jino segera menarik Jonghyun keluar dari ruangan tadi, Jonghyun hanya menurut saja ditarik oleh dongsaeng sekaligus kekasihnya itu sambil mengeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Kamu juga ada-ada aja sih Jino, ini kan baru jam sebelas malam jadi paginya masih lama" kata Jonghyun yang berusaha menyamakan jarak langkah antar dirinya dengan Jino karena namja imut itu berjalan dengan semangat mungkin kata yang tepat bukan berjalan, tapi sedikit berlari-lari kecil sambil menarik lengan kanan Jonghyun.

"Aku ketularan hyung tahu" kata Jino seenak hati sambil terus menarik Jonghyun menuju parkiran mobil. "Hyung buruan, kok jalanya lelet banget sih kaya yeoja aja" kata Jino dengan nada sedikit kesal.

"Mwo yeoja kamu bilang?" kesal Jonghyun karena disama-samakan dengan yeoja. Jonghyun memandangi Jino yang masih terus menarik tangan kanannya dengan paksa, Jino melirik Jonghyun yang sedang memberinya death glare. Jino hanya melirik Jonghyun sesaat lalu segera mengalihkan wajahnya dari tatapan maut kekasihnya itu.

"Makanya kalau jalan cepas sedikit dong, kalau nggak mau disamakan dengan yeoja. Masih untung aku nyamainya dengan yeoja yang gerakannya masih ada sexy-sexynya kalau aku samain dengan Ddangkoma gimana?" Tanya Jino sambil menahan tawanya agar tak meledak waktu ia melirik wajah Jonghyun yang sedikit berubah jadi lucu.

"Yack, kok kamu malah ngatain namjachingu kamu sediri sih?" Tanya Jonghyu kesal.

"Namjachingu aku? Yang mana ya?" kata Jino sambil berhenti melangkah dan membalikan tubuhnya menghadap Jonghyun lalu celingak-celinguk ke sana ke mari mencari sesuatu yang seolah-olah hilang.

"Oh… Jadi sekarang kamu nggak ngangap aku namjachingu kamu lagi, eoh?" Tanya Jonghyun dengan nada dibuat-buat kesal. Namja tampan itu melipat kedua tangannya di depan dada lalu memandang Jino dengan tatapan sinis.

"Nggak tuh, emang sejak kapan kita pacaran?" kata Jino sesuka hati lalu berbalik arah berjalan meninggalkan Jonghyun yang menunjuknya dengan mulut sedikit terbuka susah mengatakan sesuatu.

"Ia sih kita nggak pernah pacaran habis kamu kan pacarannya sama peliharaannya Yesung Hyung, itu lho si Ddangkoma" kata Jonghyun cuek lalu berjalan melewati Jino dengan santainya. Jino jadi diam di tempat waktu mendengar Jonghyun meledeknya tadi.

"Yack… Hyung tega…" kesal Jino lalu mengejar Jonghyun yang sudah lumayan jauh dari posisi terdiamnya tadi. Saat Jino sudah dekat dengan tubuh Jonghyun, Jino langsung memeluk tubuh Jonghyun dari belakang. Jonghyun terdiam sambil tersenyum penuh kemenangan. Jonghyun lalu membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh kecil Jino.

"Ahahahahaha…." Tawa Jonghyun saat melihat wajah lucu Jino yang sedang ngambek sambil memeluk tubuhnya. Chu… Jonghyun mengecup bibir Jino kilat membuat wajah lucu Jino tadi berubah seperti kepiting rebus. "Sudah jangan ngambek lagi" kata Jonghyun sambil mencubit hidung Jino pelan dengan tangan kirinya karena tangan kanannya ia lingkarkan di pinggang kecil Jino.

"Aku sebel sama hyung" kata Jino sambil mengembungkan kedua pipinya membuat ia tampak semakin lucu. "Kenapa sih aku kalah terus dari hyung" kata Jino dengan nada kesal.

"Udah takdirnya kamu nggak akan bisa menang dari aku" kata Jonghyun dengan pedenya.

"Lihat saja nanti aku pasti bisa mengalahkan hyung" kata Jino dengan penuh keyakinan.

"Silahkan saja mencoba, tapi kalau nggak kesampaian jangan nagis ya baby" goda Jonghyun.

"Aku nggak akan nagis, aku kan bukan anak kecil lagi" kata Jino.

"Oh… Bukan anak kecil lagi ya" kata Jonghyun melepas pelukannya pada tubuh Jino lalu melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan tubuh kecil Jino dari ujung kepala sampai ujung kaki bergantian selama beberapa kali membuat namja imut di depannya sedikit risih. "Kalau kamu bukan anak kecil lagi…. Boleh dong kalau kita melakukan hal-hal yang biasa orang dewasa lakukan setiap malamnya" kata Jonghyun blak-blakan sambil mengerlingkan matanya pada Jino. Jino jadi terdiam sambil dengan susah payah berusaha menelan salivanya sendiri. Jino tahu betul apa yang Jonghyun maksudkan saat ini, apa lagi kalau bukan hubungan suami istri.

"Anio… Nggak mau" kata Jino sambil berusaha kabur namun dengan cepat Jonghyun langsung menangkap pingang Jino dan memeluk namja imut itu dari belakang.

"Kok malah kabur sih?" Tanya Jonghyun dengan nada suara pelan di telinga kanan Jino. Jino begidik geli saat merasakan hembusan nafas Jonghyun.

"Anio, aku nggak mau hyung" kata Jino sambil menyilangkan tangannya didepan dada, Jonghyun masih tetap memeluknya dari belakang.

"Gitu aja nggak mau, pantesan aja kamu nggak akan bisa menang dari aku. Habis kamu masih kecil sih" kata Jonghyun lalu melepaskan pelukannya dan beranjak pergi meningalkan Jino.

"ANIYA, AKU BUKAN ANAK KECIL HYUNG" teriak Jino kesal sambil meleparkan tas yang ia bawa kearah Jonghyun yang tepat mengenai kepala namja tampan itu. Jonghyun mengaduh pelan lalu mengusap bagian belakang kepalanya sambil membalikan badanya menatap Jino yang sedang memasang wajah tanpa dosanya.

"Kamu itu anak kecil tahu, mana ada anak kecil yang ngamuk sepert tadi" kata Jonghyun sambil mengambil tas Jino yang berada di lantai lalu berjalan mendekati Jino. "Nih ambil" kata Jonghyun menyerahkan tas Jino yang tadi mencium kepala bagian belakangnya dengan sangat sempurna. Jino pun segera mengambil tasnya yang ada ditangan Jonghyun.

"Aku bukan anak kecil hyung" protes Jino sambil mengambil tasnya dengan sedikit kasar.

"Kalau bukan anak kecil berani dong terima tantangan dariku" kata Jonghyun dengan tapang belagunya.

"Tantangan apa?" Tanya Jino yang tak menampakan ketakutan sedikit pun, ia malah seolah-olah balik nantangin Jonghyun.

"Kita tanding siapa yang paling tahan lama di atas ranjang gimana?" Tanya Jonghyun jahil sambil mengerlingkan matanya.

"JONGHYUN HYUNG NYEBELIN" teriak Jino kesal sambil memukuli tubuh Jonghyun menggunakan tas yang ia bawa.

"Yack.! Yack.! Sudah dong jangan di pukulin terus, sakit tahu" protes Jonghyun sambil merebut tas Jino yang digunakan sebagai alat untuk memukul dirinya. Jino memasang wajah kesalnya, ia melipat kedua tangannya di depan dada lalu memungungi Jonghyung.

"Mau nggak" Tanya Jonghyun sedikit berbisik ditelinga Jino.

"HY…" kata-kata Jino terhenti saat Jonghyun mengecup bibirnya kilat. Jino terdiam.

"Aku serius lho, tapi sepertinya kamu nggak mau menerima tantanganku tadi ya. Pasti kamu takut kalah kan" kata Jonghyun santai lalu pergi meningalkan Jino. Ia cukup puas telah berhasil mengoda kekasih tercintanya itu.

"Siapa bilang aku takut. Aku mau terima tantangan dari hyung kok" kata Jino dengan nada bicara sanggat yakin membuat Jonghyun menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Jino yang berada beberapa meter di depannya saat ini.

"Jinja?" Tanya Jonghyun memastikan.

"Ne" jawab Jino yakin sambil menganggukan kepalanya sekali. Dengan perlahan Jonghyun berjalan mendekati Jino.

"Yakin nih? Nanti nyesel lho" kata Jonghyun memastikan.

"Ne, aku yakin dan nggak akan menyesal sedikit pun" kata Jino mantap.

"Tapi rasanya sakit lho, yakin masih tetap mau?" Tanya Jongghyun lagi sedikit mengoda. Jino tampak sedikit berpikir saat mendengar kata 'Sakit' dari mulut Jonghyun barusan. "Sepertinya nggak jadi deh, soalnya kamu kelihatan ketakutan banget" kata Jonghyun santai lalu beranjak pergi.

"Aku nggak takut. Aku tetap terima tantangan hyung" kata Jino menahan kepergian Jonghyun.

"Yakin?" Tanya Jonghyun memastikan untuk yang ke sekian kalinya.

"Aku yakin hyung, yakin bisa ngalahin hyung" kata Jino sombong.

"Sombong banget kamu" kata Jonghyun sambil menatap Jino sinis. "Oke, kita deal ya. Nggak ada penyesalan nantinya, anak kecil" kata Jonghyun sambil mengulurkan tangan kananya.

"Ne, hyung deal. Dan aku bukan anak kecil" kata Jino sambil menjabat tangan kanan Jonghyun.

"Kalau begitu ayo kita pulang, ranjang yang empuk sudah menantikan kita untuk jadi saksi bisu malam pertama kita" kata Jonghyun sambil merangkul Jino.

"Tunggu dulu hyung, kita kan belum ngomongin kosekuensi apa yang bakal di dapat bagi yang kalah sama yang menang nantinya" kata Jino.

"Ia juga ya" kata jonghyun sambil berpikir. "Ah.. bagaimana kalau begini saja. Kalau aku menang kamu harus ngelayanin aku selama seminggu, kan selama sepuluh hari kedepan kita libur. Bagaimana?" Tanya Jonghyun.

"Seminggu hyung?" Tanya Jino sambil menelan salivanya dengan susah payah, di otaknya sudah timbul gambaran-gambaran kejadian-kejadian saat dia kalah dan di hajar habis-habisa oleh Jonghyun selama seminggu lalu setelahnya dia tak bisa bangun lagi selama beberapa hari. Jino pun dengan segera mengelengkan kepalanya menjauhkan semua pikiran-pikiran mengerikannya tadi.

"Ne, seminggu. Wae? Kamu takut, eoh? Jangan-jangan kamu sudah membayangkan kalah ya?" Tanya Jonghyun sedikit mengoda Jino.

"Aniya, siapa bilang aku takut. Oke, aku terima semua itu tapi kalau hyung menang. Kalau aku yang menang imbalanya apa?" Tanya Jino balik.

"Aku bakal lakukan semua yang kamu mau selama seminggu penuh, bagaimana?" Tanya Jonghyun.

"Oke, aku setuju" kata Jino lalu mulai menghayak kan Jonghyun yang ia kerjai selama seminggu penuh. Ia sudah mulai menyusun rencana balas dendam selama semingggu kepada kekasihnya itu hingga tanpa sadar ia jadi senyum-senyum sendiri.

"Hey… Hey… Hey… Jangan senyyum-senyum nggak jelas begitu" kata Jonghyun membuyarkan lamunan mengasyikan Jino. "Mending kamu jangan menghayal dulu deh, soalnya sudah pasti nanti kamu bakal kalah telak dari aku" kata Jonghyun lagi.

"Pede sekali hyung, yang akan menang nantinya itu aku. Jadi hyung siapin mental hyung aja nanti" kata Jino yang tak mau kalah.

"Kamu yakin sekali bakal menang" sindir Jonghyun.

"Tentu saja, karena pasti aku yang bakal menang nantinya" kata Jino narsis.

"Kita lihat saja nanti" Balas Jonghyun yang sangat yakin bisa mengalahkan sang kekasih yang sebenarnya masih sangat buta dengan yang namanya sex. "Sudah jangan berdebat terus, lebih baik kita pulang saja ke apartementmu" ajak Jonghyun yang sudah merangkul pundak Jino.

"Ne, kajja" seru Jino sambil melingkarkan lengannya dipinggang Jonghyun.

"Nanti singah ke suatu temapat dulu ya, ada yang mau dibeli" kata Jonghyun pada Jino.

"Hu'uh, emang hyung mau beli apa?" Tanya Jino.

"Mau beli kondom" jawab Jonghyun dengan pedenya.

"Mwo… Buat apa hyung?" Tanya Jino.

"Buat dipakai nanti lah" jawab Jonghyun.

"Kenapa mesti pakai itu benda sih? Aku kan bukan yeoja yang bisa hamil dan lagi aku ini masih virgin jadi nggak punya penyakit kelamin. Kecuali kalau hyung yang punya" kata Jino dengan nada menyindiri.

"Enak aja, jangan asal nuduh. Hyung Juga belum pernah ngelakuinnya tahu. Jadi nggak punya penyakit yang begituan" kata Jonghyun.

"Terus kenapa mesti beli kondom segala?" Tanya Jino heran.

"Jaga-jaga aja, takut kamu berbadan tiga. Kan kamu masih kecil jadi gawat kalau sampai berbadan tiga" kata Jonghyun santai sambil terus berjalan dan merangkul Jino disisi kananya.

"Berbadan tiga?" binggung Jino. "Berbadan dua kali hyung" kata Jino polos.

"Nggak mau, aku maunya berbadan tiga" kata Jonghyun kekeh.

"Terserah hyung deh mau pakai istilah apa" kata Jino pasrah karrena walau pun ia berdebat dengan Jonghyun, pasti nantinya dia yang akan kalah. "Tapi yang jelas aku nggak akan bisa hamil, kan aku namja bukan yeoja" kata Jino santai.

"Kalau kamu nggak bisa hamil terus kita dapat keturunan dari mana?" Tanya Jonghyun yang polos ketularan Jino.

"Panti asuhan aja hyung" kata Jino santai.

"Nggak mau, aku mau anak kandung bukan anak angkat" kata Jonghyun.

"Kalau gitu nikah aja sama yeoja" kata Jino kesal. Jelas-jelas dia namja yang nggak bisa hamil, tapi kekasihnya itu malah menginginkan anak yang merupakan darah dagingnya sendiri. Jelas saja itu anak sangat mustahil untuk dia kabulkan.

"Oke, aku bakal nikah sama yeoja kalau begitu" kata Jonghyun gigih sambil mengepaklan tangan kirinya yang bebas. Jino yang mendengarnya langsung melepaskan rangkulan Jonghyun dengan kasar. "Waeyo?" Tanya Jonghyun tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Ya udah cari aja yeoja sana, jangan pacaran sama namja apa lagi namjanya itu aku" kesal Jino.

"Kok marah sih chagya, aku kan Cuma bercanda" kata Jonghyun memeluk tubuh Jino.

"Tapi bercandanya nggak lucu tahu" kesal Jino.

"Mianhae chagya, jangan marah lagi dong. Aku memang bakal nikah sama yeoja kok dan yeojanya itu kamu" rayu Jonghyun.

"Aku namja hyung" kesal Jino.

"Oke, kamu namja. Tapi malam ini aku bakal rubah kamu jadi yeoja" kata Jonghyun.

"Caranya?" Tanya Jino.

"Malam ini aku bakal buat kamu berbadan tiga, mau kan?" Tanya Jonghyun.

"Maksud hyung hamil gitu?" Tanya Jino memastikan.

"Iya"

"Kalau bisa aku mau kok" Kata Jino.

"Oke, sekarang kita pulang dan produksi anak. Aku yakin kamu pasti langsung berbadan tiga nantinya" kata Jonghyun dengan nada sangat yakin.

"Kenapa harus berbadan tiga sih?" Tanya Jino heran.

"Biar anaknya langsung banyak dan kamu nggak perlu capek-capek bawa perut besar berkali-kali" jawab Jonghyun.

"Aish… hyung ada-ada aja sih" kata Jino berdecak.

"Sudah ah… ayo cepat pulang udah nggak tahan nih" kata Jonghyung yang langsung mengangkat tubuh Jino ala bride style lalu membawanya menuju mobil mereka yang terparkir rapi di basement.

"Hyung turunkan aku" pinta Jino.

"Nggak mau, habis kamu lelet sih kaya Ddangkoma" kata Jonghyun sambil terus membawa tubuh Jino.

"Mwo… yang lelet kayak Ddangkoma itukan hyung tahu" kata Jino kesal.

"Sudah diam aja deh sebelum bibir kamu aku sumpal pakai bibir aku, mau?" ancam Jonghyun. Dengan refleks Jino pun segera menutup mulutnya rapat-rapat. Jonghyun tertawa pelan melihat reaksi kekasihnya itu. setelah sampai di tempat tujuan, Jonghyun membuka pintu mobil dengan sedikit susah karena Jino masih di dalam gendongannya. Setelah berhasil membuka pintu, Jonghyun langsung memasukan tubuh Jino ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil. Sebelum Jonghyun masuk ke dalam mobil juga, ia sempat mengetik sebuah pesan kepada Key yang isinya dia tak akan pulang malam ini soalnya mau produksi anak dulu bersama kekasih tercintanya.

^_^ TBC Ya… ^_^