Genre: romance, supernatural
Prologue
Ini hari pertama bagi gadis berambut bubble-gum itu setelah ia pindah ke Konoha. Ia akui, suasana di Konoha sangat jauh berbeda dengan Suna yang tandus. Banyak pepohonan hijau di sana-sini menyegarkan matanya.
"Sepertinya aku akan betah tinggal di sini," gumamnya.
Naruto © Masashi Kishimoto-sensei
This story is purely mine, jika ada kesamaan nama, tokoh, itu wajar. Kan ini fic, hehehe… ^^)v
Warning: AU, OOC, alur muter-muter, dll. Semoga reader-sama bertahan membacanya sampai akhir.
Waktu berlalu tanpa terasa. Kini langit biru digantikan pendar jingga keunguan yang menggantung di kaki langit.
Krosak…
Gadis itu sedang berjalan pulang ke rumahnya saat ia mendengar suara gemerisik. Dengan hati-hati ia mendekati sumber suara –pohon cherry di sudut taman yang ia kunjungi.
Srak… Srek… Gedebruak… Bugh…!
"Itte te te te…" dan seorang laki-laki berambut raven panjang dikuncir tengah mengelus pantatnya yang baru saja mencium tanah.
"Da-daijoubu?" sang gadis bertanya dan menghampiri laki-laki malang tersebut.
"Iie, daijoubu," laki-laki tadi tersenyum ramah pada gadis yang menatap khawatir padanya. Ia menopangkan kedua tangannya ke tanah, berusaha untuk berdiri, namun badannya malah oleng ke kiri.
"Le-lengan kirimu berdarah…" dan ia pun menoleh ke arah yang ditujukan gadis itu.
"Wah, wah. Sepertinya jatuhku parah juga ya, hehehe…" bukannya khawatir dengan keadaan dirinya, laki-laki tadi malah tersenyum melihat luka lebar di lengan kiri-nya. Gadis itu menatap lukanya sekilas.
"Ka-kalau tidak keberatan, boleh kuobati?" tanya sang gadis menawarkan bantuan. Laki-laki tadi memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan, membuatnya sedikit salah tingkah.
"E-eh, kalau tidak mau tidak apa-apa juga," gadis itu menggerakkan kedua tangannya, "Eh, tapi, kalau tidak cepat-cepat diobati bisa–"
"Hmp…" gadis itu tampak terkejut dengan suara yang didengarnya. Ia ditertawai?
"Kau lucu ya? Hehehe…" laki-laki itu menyenderkan tubuhnya di batang pohon tempat ia terjatuh tadi. "Terima kasih sudah menawarkan bantuan, dan tentu saja kau boleh mengobatinya," ia kembali memamerkan senyum ramahnya. Gadis itu pun kini telah berkutat membersihkan luka di lengannya tanpa banyak bicara lagi.
"Kau pintar merawat orang ya?" laki-laki itu memulai pembicaraan. Sang gadis hanya melihat ke arahnya sekilas sambil bergumam "terima kasih" lalu melanjutkan kegiatannya.
"Apa kau selalu membawa peralatan seperti ini?" tanya laki-laki itu lagi. Masih belum menyerah untuk memulai pembicaraan.
"Iya…" ucap gadis itu singkat tanpa menghentikan kegiatannya.
"Aku baru kali ini melihatmu. Kau dari mana?" ia masih berusaha mengajaknya bicara.
"Aku baru pindah dari Suna hari ini…," jawab sang gadis –lagi-lagi– singkat. Ia mulai melilitkan perban di lengan laki-laki itu. Dan tak berapa lama lengannya pun telah terbalut rapi.
"Selesai," gadis itu tersenyum melihat hasil kerjanya.
"Hebat! Wah, kalau kau jadi dokter, ku pastikan kau akan menjadi dokter yang hebat," laki-laki itu tak sadar bahwa kata-katanya yang diucapkannya itu membuat gadis di hadapannya merona malu.
"Terima kasih,"gumamnya pelan. Sang gadis beranjak dari tempatnya, namun langkahnya terhenti saat ia merasakan pergelangan tangannya digenggam laki-laki yang baru saja ditolongnya itu.
"Maaf kalau aku lancang, tapi apa kau tak keberatan memberitahu namamu padaku?" ia memandang gadis itu lekat. Yang ditatap kemudian tersenyum.
"Haruno. Namaku Haruno Sakura,"
Dan saat gadis itu melangkah pergi, laki-laki itu tersenyum menatap punggungnya.
"Sepertinya aku telah menemukannya, Otouto…"
( ^^)/\(^^ )
TBC
