Title: "Gun"
Summary: Berawal dari latihan "menembak", menjadi latihan "ditembak". Aneh bukan?
Rated: K+
Prompt: "Gun"
Genre: Crime/Humor
Charater(s)/Pairing(s): Kenta Satou, Yukko "Yuuko" Ogawa, mentioning of Tappei Eguchi/?
Fandom: Kocchi Muite! Miiko
Warn: Plainly weird, absurd, odd, plot-bunny, and ooc is highly intentional. Also not beta'd.
Disc: I don't own KKM.
When life gives you baby weilding guns; run away like your life depens on it before he makes your life a living Hell. ~Anonymous (based on Katekyoshi Hitman Reborn!)~
| Italy, Neo Famiglia Headquarters, Fucile Shooting Range | 2230 hours |
"Huft…" Yukko "Yuuko" Ogawa menaikkan kacamata khusus menembaknya dan menyampingkan hangun Walter P99-nya di atas meja di depannya. Sambil mendekatkan target shooting-nya, ia membetulkan ikatan rambut coklat mudanya menjadi sebuah high-ponytail. Yukko memandang target shooting-nya dengan pandangan skeptikal lalu menghelakan napasnya.
"Masih kurang juga bidikanmu, Yuuko? Tumben." Kaget karena merasakan seseorang tiba-tiba dibelakangnya—dan secara refleks menyikut orang yang ada dibelakangnya dengan keras lalu langsung menodong handgun-nya kebelakang di dahi orang tersebut—Yukko menghela napasnya lagi saat tahu teman sesama hit-man—hit-woman untuknya—Kenta Satou yang merupakan orang misterius tadi.
Dia mencibirkan kedua bibirnya kearah lelaki berumur 20-an itu dengan sedikit kesal. "Mou, Kenta-kun! Jangan mengendap-endap dibelakangku dong! Kau 'kan tahu betapa sensitifnya aku tentang orang yang tiba-tiba muncul dibelakangku!"
Kenta hanya terkekeh pelan dan menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal; membuat Yukko bertambah kesal terhadapnya. Merasa capai karena hal barusan—lagipula, adrenalin-ku sudah mulai hilang juga gegara dia, pikir Yukko—wanita berumur 20-an itu mulai memakai kacamatanya lagi dan menyetel target shooting baru, sembari mengisi ulang handgun-nya dan membidik lagi ketengah-tengah target.
Menutupkan kedua matanya, ia mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Setelah merasa sedikit tenang dari adrenalin rush-nya yang sebelumnya, ia langsung memincingkan kedua matanya dan menarik pelatuk handgun-nya tanpa ragu-ragu.
DOR
DOR
DOR
DOR
DOR
DOR
DOR
DOR
Kenta menaikkan salah satu alisnya saat target shooting-nya Yukko mulai mendekat, lalu meringis ketika melihat semua lubang gun-shot-nya hanya kurang sedikit lagi mendekati tengah target tersebut.
"Ya, setidaknya sudah lumayan dekat dengan tengahnya, Yuuko." Candanya saat Yukko melepaskan kacamatanya dan memberinya sebuah deathglare lalu menghela napasnya lagi. Memasukkan handgun-nya kedalam side pocket-nya dan berjalan keluar dari shooting range tersebut.
"Aku pulang duluan, sampai jumpa besok Kenta-kun." Yang dipanggil hanya mengangguk dan melambaikan tangannya kepadanya.
"Oke, tapi besok kamu datang jam 6-an ya. Nanti aku bantu untuk memperbaiki bidikanmu." Tawarnya. "Lagipula besok aku juga enggak ada misi apapun dari Don Neo."
Tersenyum kecil ia mengangguk.
"Hm."
| Italy, Neo Famiglia Headquarters, Fucile Shooting Range | 0600 hours |
Tepat pukul 6 pagi, Yukko sudah tiba di shooting range; meletakkan sports bag-nya sembari menyebarkan pandangannya untuk mencari sosok Kenta di dalam ruangan yang lumayan sepi itu. Mengambil sebuah automatic handgun dari side pocket-nya, Yukko mulai meng-assemble dan disassemble handgun tersebut di meja di depannya untuk sambil menunggu lelaki tersebut.
"Ho, tumben kamu datang jam segini, Ogawa. Menunggu Kenta ya?" Yang ditanya mengedipkan kedua matanya lalu mengangguk pada pria berusia 20-an—yang juga merupakan sesama hit-man sekaliber macam dia dan Kenta.
"Ya begitulah, Tappei-kun. Katanya dia mau membantuku untuk memperbaiki bidikan handgun-ku hari ini." Tanggapnya, "lagipula bagaimana dengan misimu di Jepang? Aku dengar kamu sempat bertemu dengan tunanganmu saat masih disana." Sebuah senyuman tipis melukisi wajahnya saat wajah Tappei Eguchi memerah sedikit.
"Y–ya," pria berambut coklat muda itu menggaruk-garuk pipi kanannya secara malu-malu, "kami sedikit jalan-jalan sebentar sebelum aku berangkat lagi kesini."
Yukko tersenyum kecil, tahu bahwa teman sesama sepekerjaannya itu sangat mencintai wanita itu—yang merupakan seorang freelancer yang lumayan sedikit berpengaruh di Jepang—dan akan mulai malu-malu saat membicarakan topik tentangnya.
"Jadi, kapan tanggal pernikahannya—itupun jika aku diundang, tentunya—Tappei-kun?"
"Kalau semuanya berjalan lancar, kemungkinan dua bulan lagi, Ogawa." Jawab Tappei, "dan tentu saja kamu diundang, Ogawa; kalau enggak dia pasti akan membunuhku." Lelaki tersebut sempat mengigil saat menekan kata "dia" dan Yukko hanya dapat tertawa lepas.
"Tentu saja."
"Oi, Yuuko, Tappei!" Yukko dan Tappei langsung menoleh kearah suara tersebut.
"Kenta-kun, kau kelamaan tahu." Protes hit-woman profesional itu saat Kenta hanya bisa menggaruk-garuk belakang kepalanya.
"Ahaha, maaf; aku ketiduran Yuuko." Lalu mengalihkan pandangannya ke arah Tappei, "yo Tappei! Gimana misinya nih? Ketemu dengan wanita-wanita Nadeshiko disana?" Canda lelaki itu sambil mengedip sebelah matanya dan merangkul kedua pundak lelaki disampingnya.
Tappei meringis, "dan kau bilang aku itu seorang playboy. Kau tahu aku sudah punya tunangan 'kan? Lagipula dia sendiri juga orang Jepang asli seperti kita, jadi untuk apa mencari "seorang wanita Nadeshiko" lagi? Kecuali untukmu yang belum juga berpacaran dengan siapapun sampai hari ini, tentu saja."
Merasa pipinya mulai memanas karena malu, Kenta langsung melepaskan rangkulannya dan berjalan menuju ke salah satu stand satuan di tempat latihan shooting range tersebut. "M–ma! A–ayo kita mulai latihannya Yuuko!"
Sebuah evil glint muncul dikedua manik coklat wanita itu dan tertawa ringan.
"Oya, 'tak kusangka gentelman—yang juga playboy—kelas kakap kita ini ternyata belum punya pacar juga sampai saat ini." Tawa Yukko. "Aku kira banyak sekali wanita yang rela "melemparkan diri mereka" sendiri padamu, tapi ternyata aku salah."
"O-oi!"
Selesai ikut tertawa, Tappei melambaikan tangannya. "Good luck with the training, Ogawa, Kenta." Dan Yukko mengangguk, "un; sampai jumpa nanti Tappei-kun."
| Italy, Neo Famiglia Headquarters, Fucile Shooting Range | 0640 hours |
"…jadi ulangi lagi kenapa aku di-strap di target shooting hari ini, Kenta-kun?" tanya Yukko pada Kenta yang sedang mengencangkan ikatan dikedua pergelangan tangan dan kakinya.
"Ini untuk mendekatkan dirimu dengan bagaimana seseorang merasa betapa tertekannya seseorang jika ia ditodong oleh sebuah pistol maupun handgun—nah selesai."
Yukko mengedipkan kedua matanya, "tapi aku sudah tahu bagaimana rasanya, Kenta-kun. Kalau tidak, mana mungkin aku menjadi seorang hit-woman seperti ini."
Kenta mengangguk; "aku tahu Yuuko, tapi aku hanya ingin kau merasakan betapa life–or–death situation jika kau salah bidikan terus. Mungkin targetmu sedang memegang seorang sandera didepannya, dan jika kau salah bidikan, mungkin si sandera tersebut yang mati; bukan targetmu."
"Oh please, kamu pasti hanya ingin menembakku karena hal yang tadi, bukan?" wanita itu memutarkan kedua bola matanya saat pria itu mulai mengambil beretta 92-nya dan membidik kearahnya.
"Mungkin~" Yukko memberinya sebuah deathglare lalu melebarkan kedua matanya saat jarinya mulai berada di pelatuk automatic-pistol tersebut.
"O–oi! Jangan bilang kau benar-benar akan menembakku! Kenta-kun!" Yukko mulai menggerang untuk melepaskan dirinya dari keempat ikatannya Kenta, namun tidak bisa. "Satou lepaskan aku! Sekarang juga!"
Lelaki itu tidak mengubris perkataan wanita itu dan tetap mengambil bidikan terhadapnya.
"SATOU!"
Kenta hanya tersenyum simpul lalu menarik pelatuknya.
DOR
.
.
.
.
.
.
THE END…?
| I leave the rest to your imagination~ :p |
Translation:
Don Neo – Bos Neo (maksud dari "Neo" disini sebagai nama dari grup mafia; "Neo" berarti "Baru" atau "New" dalam bahasa Itali)
Famiglia (tunggal)/Famiglie (jamak) – Family, Keluarga (merupakan sebutan sekelompok orang yang berasal dari sebuah kelompok organisasi yang sama dari mafia)
Fucile – Rifle, Senapan
Wanita Nadeshiko – Wanita ber-stereotype khas Jepang jaman dahulu, atau lebih–kurang sebutan orang untuk wanita Jepang yang benar-benar anggun
A/N: Plot rada ngasal dari forum-ku sendiri—yang benar—benar—ngasal—dan memasukkan bumbu-bumbu yang berbau mafia karena masih terpikat dengan fandom KHR; also maaf kalau humor-nya tidak terasa. ;w; Well, let me know what do you think about this, 'kay? Any kind of reviews are welcomed.
Have a nice day.
Sign, G L. [Jakarta, 08.12.2013]
