Satu—
Langkah-langkah kecil itu menyusuri sungai berliku yang membelah hamparan bunga. Sesekali rerumputan menggelitik nakal pergelangan kakinya yang bebas, membuat seulas senyum terlukis sempurna di wajahnya. Tak urung jemarinya membelai lembut beberapa kelopak bunga seakan mengajak mereka untuk turut bergabung dalam tarian ilusi.
—suasana baru, kisah baru.
.
.
Naruto is Masashi Kishimoto
.
.
Dua—
"Kau membuatnya kesakitan, Sasuke-kun!"
Lagi. Untuk kesekian kalinya kau kembali menelurkan sebuah kesalahan yang sama, sehingga membuat perempuan yang berada di sampingmu mengerucutkan bibirnya.
"Ini terakhir kali aku memberikan contoh kepadamu, jadi perhatikan baik-baik. Understand?" Sebuah kerutan tipis turut terlukis di dahinya tatkala ia kembali memberi sebuah demo kepadamu.
Kau tersenyum tipis—sangat tipis—ketika manik kelammu merekam dirinya yang saat ini sedang mempraktekkan cara memeras susu sapi yang benar sambil menghujanimu dengan ocehan-ocehannya yang harus kauakui, dapat membuat telingamu menjadi tuli untuk sementara waktu.
"Hn, cerewet."
—dan, lagi. Melodi kebahagiaan kembali hadir di antara keduanya.
.
.
Lrynch Fruhling and Rieiolanthe Proudly Present
.
.
Tiga—
Aroma sedap kini menggelitik indera penciumanmu, membuatmu tak sabar untuk mencicipi sarapan yang sedang menjalani proses penggorengan.
Tiba-tiba, memori lama tentang dirinya yang dulu tidak bisa memasak kembali menyerobot masuk ke dalam pikiranmu. Masih kauingat dengan sangat rinci, momen demi momen ketika ia meringis kesal seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya menyodorkan sepiring nasi goreng gosong, lengkap dengan telur mata sapi yang mengeluarkan bau tak sedap.
Dua tahun telah berlalu semenjak kejadian pahit itu … ternyata rentang waktu yang panjang tersebut telah memperlihatkan sebuah perubahan kecil, namun sangat berarti untukmu, juga untuknya.
Tak lama kemudian, sosoknya muncul dengan sepiring telur dadar dan secangkir teh celup. Sederhana, memang. Tapi, masakan itu sudah mampu membuatmu melukiskan seulas senyum. Hei, bahagia itu memang sederhana, bukan? Ya, sesederhana sarapan pada pagi hari ini.
Setelah sekian lama … akhirnya mereka dapat kembali merasakan hangatnya sebuah …
.
.
… Oikogeneia
with some warning inside
.
.
— COMING SOON—
*Oikogeneia: keluarga
So, keep or delete? Mind to give us review and critic? Thanks.
Warm Regards,
Psikhe [Lrynch Fruhling and Rieiolanthe]
