….Naru*Hina Sensation.…
By : Fuyu-yuki-shiro
.
.
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Jun*Ai sensation © Obayashi miyuki-sensei
.
.
Rating : T
.
.
Genre : romance, hurt/comfort, humor, school life, supranatural, dll
Warning : OOC, OC(maybe), dan warning yang lain yang biasa ada di fict lainnya
.
.
Pairing : buat chap ini SasuNaru aja dulu… wkwkw
.
a/n : sudah dua kali author baca manga jun*ai sensation ini dan author udah pikirin masak-masak buat mengadaptasi manga ini ke fict baru author, tapi bukan berarti author bakalan copy-paste keseluruhan crita, tapi palingan cuma awalnya doing, ke sananya, jamin deh bakalan beda 100% dari manga aslinya. Gak percaya? Coba aja baca fict author yang bokutachi no labyrinth dengan Kira's labyrinth milik Obayashi-sensei… *malah promosi*
Jaa… Happy reading…
(Oh ya, buat chapter ini semuanya Author POV, dengan kata lain Normal POV kecuali kalau ada pemberitahuan)
.
Suasana Konoha High School pagi hari, 1A….
"Naruto-kun!" teriak beberapa orang gadis tepat di ambang pintu, pemuda bernama Naruto itu membalikkan badan kemudian menebar senyum.
"Ada apa?" tanyanya sangat ramah.
"Kami semua membuatkan kue untukmu!" ucap salah seorang gadis yang tadi berteriak sambil menyerahkan (secara paksa) beberapa bungkus kue ke pemuda berambut pirang itu.
"Howaa! Arigatou! Apakah ini enak?" tanyanya basa basi sambil membuka salah satu bungkus kue dan memakannya.
"Tentu saja! Kami kan membuatnya dengan cinta!" ucap seorang fans yang lain. yang lain mengangguk.
"Wah… aku terharu! Sebagai balasannya Uzumaki Naruto ini akan menjadi pacar kalian semua!" ucap Naruto enteng sambil memamerkan senyum yang membuat beberapa fans yang ada di depannya langsung blushing, kemudian….
"Apa yang kau bilang jadi pacar kami hah?" ucap salah seorang fansnya itu pura-pura marah (mana ada kan orang yang marah tapi wajahnya merah karena blushing berat?) sambil memukul-mukul pelan Naruto.
"Kya!" naruto pura-pura teriak kesakitan untuk menggoda fansnya itu.
PLAK!
Sesuatu memukul kepala Naruto. Membuat pemuda itu mengaduh kecil.
"Jangan suka menggoda perempuan, Naruto!" ucap sebuah suara berat.
"Kakashi-sensei!" ucap Naruto cemberut. "Gara-gara kedatangan sensei gadis-gadis itu pergi meninggalkanku deh," sahutnya pura-pura kesal.
"Sekarang itu jam pelajaranku tahu! Dasar bodoh!"
"Siapa yang bodoh, sensei? Ingat nilai UTSku kemarin masuk 3 besar," ucap Naruto sambil menghampiri bangkunya. Kakashi hanya ber "yare-yare" ria sambil menuju kursinya.
Namikaze Naruto, 16 tahun. Rambut pirang jabrik, mata seindah biru laut, kulit berwarna tan dan tiga garis tipis di kedua pipinya membuat wajah tampannya berbalut manis(?). sudah begitu, sifatnya yang gampang berbaur membuat pemuda itu selalu dikerubungi para gadis. Lihat saja berapa coklat yang didapatnya di valentine's day di loker sepatu dan kolong mejanya. Kecerdasannya membuatnya dikenal oleh guru-guru di Konoha High School. Sudah begitu….
"Cepat berikan kami uang! 1o ribu yen saja!" seorang lelaki bertubuh kekar dengan kedua kawannya tengah mengerubungi seorang lelaki bertubuh pendek itu.
"Mana mungkin aku punya?" rintih lelaki itu ketakutan.
"Wah, aku tak tahu kalau di atap sekolah boleh memalak orang lain," ucap sebuah suara membuat perhatian keempat orang itu beralih ke sumber suara yang tak lain dan tak bukan suara Naruto. lelaki korban pemalakan itu langsung kabur begitu ketiga pemuda yang mengepungnya itu mengeram marah kea rah Naruto.
"Siapa kau, Hah?" sentak salah seorang lelaki.
"Dia kan Namikaze Naruto, dia itu pemegang ban hitam judo!" ucap salah seorang pemuda yang ada dihadapannya.
"Bingo!" ucap Naruto sembari tersenyum ala Sai. Yep! Selain terkenal dan pintar,Naruto juga jago berkelahi. Sempurna sudah kelebihannya tapi ….
"Ya… meski dia pemegang ban hitam, belum tentu dia bisa mengalahkan kita bertiga, bodoh!" ucap pemuda yang lain. wah… wah… berani juga orang ini! Tapi ya… taka pa sih.
Naruto memulai meregangkan tubuhnya, siap bertempur tapi….
"Kau sedang berkelahi dobe?" Tanya sebuah suara di belakang Naruto, membuat wajah serius Naruto lenyap, berganti dengan wajah sumringah dengan efek bling-bling di sekitar wajahnya.
"Sasuke!" panggilnya sambil berbalik.
"UCHIHA SASUKE?" pekik ketiga pemuda dihadapan Naruto ketika melihat wajah dingin berambut raven tersebut. Wajah mereka langsung pucat kemudian tanpa dikomandoi langsung pergi terbirit-birit.
"Lho?" keluh Naruto kecewa. Hari ini dia tidak jadi berkelahi lagi dan itu karena Sasukenya ini.
"Kenapa setiap melihat wajahmu orang-orang langsung takut berurusan denganmu sih?" keluh naruto kecewa. Sasuke hanya mengangkat bahunya tak peduli. Kesal, Naruto langsung menendang lutut Sasuke dari belakang.
"APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" tanyanya kesal sambil menghadapkan tubuhnya kemudian menendang lutut Naruto membuat Naruto mengaduh.
"KALAU AKU BERTANYA KAU HARUS MENJAWABNYA, BODOH!"
"KAU TIDAK BERHAK MEMANGGILKU BODOH, BAKADOBE!"
"OK, TEME KALAU BEGITU!"
"DOBE"
"TEME!"
BRUK!
Wajah mereka saling berhadapan dengan jarak beberapa sentimeter.
"Oi, teme, kalau wajahmu sedekat ini, jangan salahkan aku kalau aku menciummu," ucapnya mengancam dengan keseriusan.
Tapi Sasuke tidak menganggap kata-katanya serius jadi inilah jawabannya,
"Coba saja!" tantangnya.
Oh, Sasuke, kau telah salah menganggap ucapan Naruto itu bercanda. Pun jika Naruto normal, dia tidak akan pernah pura-pura dengan setiap perkataannya. Makanya..
CUP!
Sasuke terbelalak. Tepat di bibir! Ya Tuhan!
Naruto menciumnya tepat di BIBIR saudara-saudara!
Dan….
Pakai lidah pula.
Sasuke langsung mendorong Naruto keras-keras yang sepertinya – ralat, tapi memang – menikmati ciuman tersebut, meskipun dia sadar bahwa dia baru saja mencium seorang laki-laki.
"Hahahahahhaha! Kenapa wajahmu itu teme? Jangan-jangan ini adalah ciuman pertamamu?" tawa Naruto terbahak-bahak.
"…."
"Ng?" Naruto merasa janggal karena dia tidak mendengar protesan dari si cowok dingin ini. Dan ketika melihat wajah merahnya Sasuke, perasaan bersalah – plus jail – menghiasi hatinya. "Benar ya itu ciuman pertamamu?"
Dan semakin merahlah wajah pucat seorang Uchiha Sasuke.
"Wah…," Naruto hanya memandang sahabatnya takjub. "Betapa beruntungnya aku."
BLETAK!
"Aw… Itai teme!" protes Naruto ketika kepalanya dipukul sekuat tenaga oleh sahabatnya ini. Tapi protesnya tidak bertahan lama ketika melihat aura hitam pekat yang menguar-nguar di belakang Sasuke.
Glek!
"Ahahaha," Naruto tertawa hambar. "Sebagai permintaan maaf bagaimana kalau kuberikan dadaku?" tanyanya benar-benar cari perkara.
Twitch… sekarang, urat kemarahan di dahi sasuke menjadi dua buah. Aura hitamnya menguar-nguar.
"Kalau begitu… bersiaplah DOBE!" ucapnya penuh penekanan kemudian menerjang Naruto dan berusaha memegang dadanya.
"KYA!" Naruto berteriak layaknya perempuan sambil pura-pura berusaha melindungi keperawanannya? "Sasuke mesum~" teriaknya GaJe sambil ketawa-tawa karena berhasil mengerjai sahabatnya yang terkenal berwajah datar itu. Namun seketika kegiatan mereka terhenti karena mereka membatu ketika melihat dua orang perempuan yang baru saja memasuki atap sekolah tengah menatap mereka dengan wajah blushing berat
"Eh.. ini…."
"MAAF MENGGANGGU!" teriak mereka berdua yang langsung ngambil langkah sepuluh ribu.
"Ahahaha.. kau terlalu agresif sih, Sa-su-ke~" goda Naruto sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dan urat kemarahan itu makin bermunculan tanpa bisa dihitung jumlah pastinya.
"NARUTO!"
"KYA! TOLONG AKU! AKU DISERANG~"
"Hoe~ mereka mesra sekali," ucap salah seorang gadis yang tadi memergoki Sasuke dan Naruto ketika mendengar teriakan penuh kejailan dari Naruto, temannya yang satu lagi hanya mengangguk-ngangguk karena wajahnya masih merah berat….
OOOoooOOO
"Sasuke~!" panggil Naruto ketika melihat sosok sahabatnya tengah berjalan di depannya.
"Hn."
"Kau mau ke mana?"
"Pulang!"
"Eh? Tapi kan kau sudah janji mau menemaniku makan ramen di kedai ichiraku yang baru buka di depan stasiun itu?" Tanya Naruto kecewa tapi Sasuke tak peduli.
Hening…
"Teme."
"hn."
"Kau masih marah ya?"
"…."
"Teme… tatap wajahku," ucap Naruto sambil menghadap paksa wajah sasuke agar menatap wajahnya.
Onix bertatapan dengan blue sapphire yang berkaca-kaca.
Di mata Sasuke, wajah memelas Naruto benar-benar amat manis dan lucu!
Seketika Sasuke tertawa tertawa lepas. Membuat naruto kesal setengah mati karena Sasuke telah berhasil mengerjainya.
"Aku tidak marah padamu!" ucap Sasuke santai setelah tawanya berhenti.
"Aku tahu," sahut Naruto membuat Sasuke meliriknya. "Tak ada seorang pun yang akan marah padaku!" ucapnya Narsis tingkat tinggi. Sasuke hanya menggeleng tak peduli.
"Sasuke-kun~"
Seorang gadis berambut merah panjang menghampiri Sasuke. Matanya yang berbingkai kaca mata menatap Sasuke dengan mata berbinar-binar senang, tangan putihnya terulur memberikan sebuah kaset video.
"Anu… arigatou sudah meminjamkannya," ucap gadis itu merona. Sasuke hanya mengangguk kemudian mengambil video itu, Naruto melirik video yang disimpan Sasuke ke tasnya.
"Bikamu di deviru*?" gumam Naruto dengan lafal Jepang. Karin, nama gadis itu terkikik geli.
"Become the devil**,"ralatnya dengan lafal inggris yang tepat. "Itu film barat yang dimainkan orang Jepang bernama Hitsugaya Toushiro, ciptaannya Fuyu-sensei."
"Benar, dari awal aku menonton filmnya, aku sudah berdebar-debar," lanjut sasuke. Respon Sasuke ini membuat Karin bersemangat mengobrol lebih jauh lagi dengan Sasuke.
"Aku piker hanya aku yang sudah terbawa suasana di awal film, ternyata Sasuke-kun juga?" tanyanya tak percaya, Sasuke mengangguk, Naruto hanya menatap mereka berdua bergantian dengan tampang bingung, tak mengerti.
"Ya, kurasa dark theme nya sudah terasa dari awal pembukaan website tersebut, apalagi ketika di lapangan sepak bola itu…."
"Benar-benar! kupikir Kurosaki bakal menyesal dan memang dia menyesal, tapi sayangnya aku gak nyangka kalau pemilik website kutukan itu adalah partnernya Karin…."
"Dan… bla…bla… bla…"
"Bla…bla…bla…."
Naruto tidak focus lagi mendengarkan obrolan mereka saking gak mengertinya dia tentang film yang dibicarakan sahabat dan cewek yang gak dikenalnya ini. Saat ini pikirannya kacau balau dan down berat karena dia tak bisa mengikuti focus cerita itu. Pokoknya segala tanda yang ada di anime, seperti sweatdrop, jaw drop, background kelam, posisi mojok sudah ditampilkan Naruto agar Sasuke mengakhiri pembicaraan yang tidak dimengertinya ini, tapi sepertinya seorang Uchiha tidak terlalu peka dengan perasaan orang lain karena…
"Anu… Sasuke-kun, bagaimana kalau kau kutraktir minum sambil membahas lebih lanjut film-film karya Fuyu-sensei… bagaimana?" ajak Karin malu-malu sambil melirik-lirik kea rah Naruto yang sudah kembali ke kesadarannya dan tengah mengeluarkan aura hitam pekat.
"Hn… boleh!" ucap Sasuke datar.
BLAR! CTAR!
Seketika Naruto langsung kecewa, ingin menangis dan ingin mencekik leher Sasuke sekaligus. Tapi dua tindakannya itu dia rangkum dengan menarik kasar tangan Sasuke dan menyeretnya menjauhi Karin.
"Katanya kau mau pulang?" todong Naruto langsung.
"Tak apa kan? toh aku tak ada jadwal hari ini," ucapnya santai. WHAT? GAK ADA JADWAL? SERIUS?
"Kau kan sudah janji menemaniku HARI ini ke kedai Ichiraku!" emosi Naruto dengan tampang memelas.
"Hei, aayolah dobe, aku bisa pergi denganmu lain waktu tapi dengan Karin tidak ada kata lain waktu!" tegas Sasuke dan langsung saja meninggalkan Naruto yang membeku di tempat dengan air mata deras bersama daun kering yang terbang terbawa angin. Meyedihkan sekali dirimu nak… ck..ck..
OOOoooOOO
BRAK!
Naruto membanting sumpitnya membuat Namikaze Kushina dan Namikaze Kyuubi tersentak kaget.
"Na-ru-to-" geram ibunya hamper marah. Namikaze Kushina bersiap untuk memukul Naruto jika saja Naruto tidak kembali bersuara dan kembali menggenggam sumpit dan mematahkannya.
"Teme BODOH!" geramnya kesal. Mendengar kata 'teme' Kushina langsung ciut, bukan karena takut tapi karena telinganya mendadak memberikan alarm(?) agar Kushina bergegas pergi dari sana karena kalau tidak…
"Ibu! Sasuke tadi seenaknya saja membatalkan janjinya denganku! Dasar cowok tidak berperasaan"
… Kushina harus siap mendengarkan curhatan putranya mengenai sasuke-nya.
Kushina menghela nafas plus sweat drop. Bukannya Kushina tidak mau mendengarkan cerita putranya sendiri, tapi, coba saja bayangkan, pemuda berusia enam belas tahun, hamper di setiap menitnya selalu bercerita mengenai Sasuke.
Kagum?
Setahu Kushina, Naruto jauh lebih baik dari Sasuke yang hanya bermodal tampang keren saja *sorry for Sasuke fg* sementara putranya? Lebih dari tampan dan keren.
Jadi kemungkinan atas dasar kagum, DICORET!
Sasuke sahabat satu-satunya?
Kushina lagi-lagi menggeleng. Dilihat dari bawaan Naruto setiap pulangnya membuat Kushina tidak yakin bahwa Sasuke adalah sahabat satu-satunya dari anaknya tersebut. Hamper setiap hari Naruto-nya membawa hadiah, love letter dan hamper tiap sejam sekali ponselnya berdering dari orang yang berbeda,cukup untuk membuktikan bahwa Naruto mempunyai banyak teman, jadi kemungkinan ini DICORET.
Atau jangan-jangan anaknya ini seorang ….
"Wajarlah kak, Sasuke-nii mementingkan percintaan! Di mana-mana percintaan itu lebih penting daripada persahabatan!" ucap Kyuubi, putrid Kushina sekaligus adik Naruto yang hanya terpaut satu tahun darinya. naruto mengeram marah.
"Lho? Kok jadi percintaan lebih penting daripada persahabatan sih? Tidak bisa begitu dong! Di mana-mana, Sahabat itu lebih penting!" ucap Naruto kesal. Kushina menarik nafas lega.
Sepertinya anak pertamanya ini hanya terobsesi pepatah Sahabat adalah segalanya *uang kali, plak!*
"Aku sudah selesai," pamitnya kemudian beranjak keluar rumah.
"Kau mau ke mana malam-malam begini?" Tanya Kushina khawatir.
"Meminjam kaset become the devil" ucap Naruto kini dengan pelafalan yang benar. "Tadi Sasuke asyik membicarakannya dengan orang lain. membuatku sebal saja!" ucap Naruto kemudian menghilang dari balik pintu.
Sang ibu hanya sweat drop.
"Ibu, niisan normal kan?" Tanya Kyuubi basa-basi, tak ada sedikitpun intonasi khawatir dari mulutnya.
"Tentu saja normal! Sekarang ini kakakmu hanya belum mengenal cinta!" ucap Kushina, yakin gak yakin sih….
"Masa belum mengenal cinta sih ibu? Niisan udah 16 tahun, dua hari lagi malah yang ke-17, cewek-cewek juga gak pernah gak ngasih perhatian lebih tapi niisan tetep cuek aja tuh," terang Kyuubi santai membuat Kushina jadi sedikit ilfil (?) dan berharap anaknya normal!
"…."
"Aku terkadang memikirkan, entah delapan atau sepuluh tahun lagi, niisan akan kemari membawa Sasuke-nii dan memperkenalkan Sasuke-nii sebagai suaminya…," ucap Kyuubi membuat sesak hati ibu oleh kekhawatiran.
"Itu tidak boleh terjadi!" ucap Kushina marah kemudian memijit telepon rumahnya. "Minato!"
OOOoooOOO
Naruto tengah menenteng plastic kecil berisi beberapa video. Dia mengumpat.
"ARGH! Kenapa film ini banyak sekali ceritanya!" teriaknya kesal, tak memperdulikan tatapan heran orang-orang. Uangnya untuk bulan ini langsung habis karena meminjam video seperti ini, yang langsung diclaim dan di judge tidak menarik olehnya. Arg! Naruto berteriak frustasi sembari mencak-mencak gaje.
"Kesal-kesal-kesal-kesal…"
Dan dia mengulangi kata-kata itu sebanyak 33 kali. Tapi…
Tepat di kata 'kesal' yang dilontarkan sebanyak 33 kali itu, Naruto menunduk. Entah kenapa dia selalu saja memikirkan cowok berambut hitam itu. Selalu memikirkannya, selalu saja berbicara mengenai Sasuke-nya. Baginya, Sasuke adalah hal yang paling menarik dalam hidupnya,
Dan mungkin lebih penting dari nyawanya sendiri.
"Lho? Naruto?" panggil sebuah suara yang dikenal Naruto. naruto langsung menengok ke kanan dan di samping kanannya tengah berdiri Sasuke, sahabat sekaligus orang yang paling penting untuknya. "Sedang apa di sini?" tanyanya.
"Kau sendiri?" tanyanya tidak bersemangat, padahal bertemu di luar sekolah begini jarang baginya dan bila kebetulan bertemu seperti ini, wajah Naruto pasti tak lepas dari cengiran khasnya.
"Aku baru pulang dari café bersama Karin," ucapnya santai, tak menyadari bahwa kalimatnya itu bagaikan panah yang menusuk jantung Naruto.
"Lalu? Kau dan… Karin… jadian?" Tanya Naruto lirih.
"Sayangnya tidak," ucap Sasuke, membuat Naruto tersenyum senang, tapi otaknya langsung mencerna awal kalimat dari sasuke itu.
"Er? Sayangnya? Kau suka Karin?"
Dan Sasuke hanya mengangguk.
"Ya… aku kan hanya mencari orang yang bersedia menyukaiku," ucap Sasuke. "Aku sedang mencari jodohku!" ucapnya lagi. "Impianku, aku ingin menjaga orang yang ditakdirkan untukku, kami membangun rumah tangga dan hidup bahagia, selamanya," ungkap Sasuke sambil tersenyum geli. Naruto hanya terdiam, ya… dalam impiannya pun, tak ada Naruto.
"Menurutku, orang yang ditakdirkan untukmu dan orang yang menyukaimu itu berbeda," ucap Naruto kemudian mengalihkan pandangannya ke depan.
"Kalau menurutku ya… orang yang ditakdirkan itu, sudah diikat dengan benang merah, jadi, tak perlu ada kata cinta dulu untuk menyatukan kita dan orang tersebut. Karena cinta itu akan langsung bersemi dan akan semakin berkembang seiringnya waktu. Dan tidak akan merasa sedih atau terluka meski orang yang ditakdirkan untuknya tak membalas perasaan kita sama besar dengan kita, dan akan tetap tulus menyukai orang itu walaupun orang itu belum menyukai kita," ucap Naruto membuat Sasuke sedikit terkesima.
"Bicaramu hebat tapi kau selalu mempermainkan wanita," ucap Sasuke, menyindir. Naruto hanya sweatdrop.
"Aku kan belum menemukan wanita yang ditakdirkan untukku, makanya aku masih main-main. Tapi aku pasti akan melindunginya jika gadis itu adalah belahan jiwaku!" ucap Naruto penuh semangat.
"Hn.. kau hebat, Naruto."
Dan Naruto hanya terkekeh geli.
"Ok, aku kearah sana. Terpaksa berpisah deh…," keluh Naruto tapi Sasuke tidak mengubrisnya.
"Ok, Oyasumi," ucap Sasuke kemudian berbalik pergi. Naruto hanya cemberut, setidaknya beri komentar kek, ucapnya judes. Tapi Naruto tetap membalikkan badannya. Tapi baru beberapa langkah dia kembali membalikkan tubuhnya untuk melihat punggung Sasuke. Punggung orang yang…. Dicintainya.
Ya… Naruto dia telah melanggar hukum Tuhan. Jika dia bersama Sasuke, maka wanita yang diciptakan dari tulang rusuk mereka pasti akan sendirian. Naruto menghela nafas. Seandainya saja Sasuke adalah perempuan, pasti tak akan serumit ini. Naruto tak perlu merasa berdosa dengan perasaannya. Tapi…
"Tuhan… bolehkah aku mencintainya?" Tanya Naruto pelan.
Dan seolah Tuhan memberikan jawaban berupa larangan pada Naruto, sebuah mobil besar dengan kecepatan tinggi mendekati Sasuke dan Sasuke tidak menyadarinya. Naruto gugup, mulutnya terlalu kelu untuk diucapkan, maka refleks badannya lah yang bertindak.
Dengan cepat Naruto berlari mendekati Sasuke yang tengah berjalan santai, dan mendorong pemuda berkulit pucat itu. Melihat Sasuke sudah berada di tempat yang aman, Naruto langsung tersenyum lega.
Dia lupa bahwa sekarang, dirinyalah yang dalam bahaya.
TIT!
Terlambat!
Meski Naruto menyadari klakson itu, meski Naruto melihat kap depan mobil yang terus melaju mendekati tubuhnya, tapi Naruto tak bisa bergerak.
Dan… terjadilah hal itu
Begitu saja, tanpa bisa dicegah.
CKITTTT
BRAK!
"NARUTO!"
To be Continued
*) bikamu di deviru, itu saya Cuma ngasal aja cara pelapalannya. Hm… yang aku tahu ini, cara pelapalan jepang dan Inggris itu beda. Misalnya di conan waktu pertama kali kemunculan vermouth, dia bilang ke sherry kan kira-kira begini, "Berumoto itu adalah pelafalan orang jepang. Kalau diucapkan dengan lidah inggris (atau pelafalan inggris) maka akan berbunyi Vermouth" begitu. Trus ada lagi di DDS waktu Q class dapet kode Dari Cerberus, bunyi kodenya kan PLEASE CHECK HIS WATCH tapi Kinta membacanya dengan yang lain *maaf author lupa apa pelapalan yang lain* dan aku denger dari temen aku yang pinter jepang kalau Katakana itu tulisannya dengan apa yang didengernya. Sport jadi supotsu, dan pasti orang jepang baca yang katakananya. Ya… kira-kira begitulah… hehehe, kalau ada yang salah, tolong readers benerin lewat review ya…
**) eng… Become the devil itu fict ciptaan author di fandom bleach. Hehe bukan maksud promosi *20% promosi sih sebenarnya, plak!* tapi di manganya kan filmnya tuh judulnya 25, junpon bacanya dengan 25 dalam bahasa jepang (nijuugo?) tapi disalahkan oleh Gashou yang meledeknya dan menyebutnya "Tweenty five"
Nah.. aku gak tahu film itu ada apa gak… heheh
Ya trus… NaruHina baru akan muncul di chap depan. Hehehe
Gimana ceritanya menurut kalian? Baguskah? Layakkah untuk dilanjutkan?
Please review… ^^
