Deadly Naughty Sweet

Warning :

-ai

everywhere

kecepetan

and Fang as Rival

: Taufan X Halilintar slight Fang X Halilintar

: Romance

: T M

Selamat Menikmati~!

Di sekolah SMA Pulau Rintis, ada seorang pemuda yang manis dan cantik, tetapi mematikan. Namanya, Halilintar. Dari namanya saja sudah mengerikan, tapi kalau kau lihat mukanya, Halilintar lebih mirip gadis manis. Sudah banyak orang yang melamarnya menjadi sepasang kekasih. Dan tentu saja, yang melamar selalu Lelaki. Halilintar tidak pernah ingin mempunyai status kekasih terhadap dirinya. Author bilang tidak pernah, bukan berarti selamanya. Mungkin saja ia akan menerima lamaran seseorang.

Disinilah, Halilintar berada. Pintu hati yang tertutup, akan terbuka oleh seseorang suatu saat.

"Hei! Hei! Minggir! Aku dulu!"

"Apa sih?! Aku dulu yang menyapanya!"

"Dia tidak akan mau denganmu! Dia saja tidak menjawab sapaanmu!"

"Kau juga kan?!"

"Lalu memangnya kenapa?! Suatu hari, Aku akan mendapatkan hatinya!"

Keesokkan paginya…

"Hai, Cantik~!" Sapa Fang narsis.

Halilintar marah ( Malu ) di bilang cantik, lalu satu pukulan maut mendarat sangat amat mulus di permukaan wajah Fang.

Buagh!

"Adoy!" Ringis Fang kesakitan.

"Pft, Ahahahahaha! Dasar narsis!" Ejek Taufan, rival Fang.

Taufan mendekati Halilintar.

"Hai~!" Sapa Taufan ceria sembari melambaikan tangannya kecil.

Halilintar hanya diam, lalu membalikkan tubuhnya untuk- Nggak.

"Ahahahha! Kau juga sama saja, Taufan!" Fang mengejek sekaligus membalas dendam.

"Setidaknya aku tidak lembam!" Bentak Taufan sembari menujuk pipinya.

"Hei! Sudah masuk!" Panggil ketua kelas, Gempa. Gadis yang bijaksana, sederhana, dan baik hati. Ia bermisi untuk merebut Fang.

Taufan dan Fang segera memasuki kelasnya.

Jam pelajaran pertama…

Jam pelajaran pertama di mulai, karena ini hari Jum'at, Kelas Taufan dan Fang olahraga terlebih dahulu.

Halilintar menatap Taufan dan Fang yang tengah berlari mengelilingi lapangan, begitu juga kelas mereka. Halilintar yang berbeda kelas dengan Taufan dan Fang, hanya dapat menatap dari kejauhan.

Ia sedari tadi lebih fokus menatap Taufan, jantungnya berdegup, tapi ia tak menyadarinya.

Jam istirahat pertama…

Bel istirahat pertama berbunyi, bertanda seluruh murid dapat beristirahat.

Halilintar tidak pergi kemana – mana, hanya diam duduk sembari membaca sebuah Novel.

"Hei…" Panggil seseorang, Halilintar menutup Novelnya, lalu menatap orang yang tadi menyapanya.

"Hm?" Halilintar hanya berdehem ke lawan bicara, Taufan.

"Kau tidak makan?" Tanya Taufan.

"Ti-"

Kriyuuuuk~!

Perut Halilintar berbunyi, ia kelaparan. Bagaimana ia tidak kelaparan kalau dari tadi malam ia tidak makan?

"Ini." Taufan menyodorkan makanan yang ia beli di kantin tadi kepada Halilintar yang menutup wajah cantiknya dengan Novelnya, ia menutupi rona merahnya.

Halilintar mengintip sedikit. Pandangan yang pertama kali tertangkap matanya adalah, Taufan tersenyum tulus kepadanya.

Tanpa melepas genggamannya dari Novelnya, ia mengambil makanan yang di beri Taufan dengan cepat.

Taufan melihatnya tertawa kecil.

Karena Halilintar ingin memakan makanan yang di beri Taufan, ia jadi kesulitan untuk menutupi rona merahnya dengan Novelnya.

Tiba – tiba, tangan Taufan menarik lembut Novel Halilintar, lalu meletakkannya di meja Halilintar.

"Tidak usah di tutupi, begini sudah bagus…" Ujar Taufan lembut.

Tentu saja Halilintar merona. Yaa… Walaupun sudah merona, tapi rona kali ini lebih tebal di saat Taufan berujar lembut kepadanya.

Tanpa berkata apa – apa, Halilintar memakan makanan yang di beri Taufan kepadanya.

Memakannya tanpa suara, sunyi seperti tengah di landa keheningan.

"Aku ke kelas, ya? Sampai Jumpa~!" Pamit Taufan seperti biasa, riang.

Halilintar menatap punggung Taufan yang kian menjauh dengan muka datar tetapi terdapat semburat merah menjalar di kedua pipi chubbynya. Dan yang di pikirkannya adalah…

'Taufan anak yang baik.'

Oh, Kak Hali… Betapa tidak pekanya dirimu! Halilintar melanjutkan aktivitas memakannya yang sempat tertunda tadi.

Kriiiiing!

Bel berbunyi, bertanda semua murid dapat pulang ke rumahnya masing – masing.

Halilintar mengemas barang – barangnya, lalu beranjak keluar sekolah.

Di tengah perjalanan menuju pintu gerbang sekolah, Halilintar melihat Taufan tengah memegangi perutnya sembari menatap dompet yang kosong.

Halilintar penasaran dengan apa yang terjadi, lalu ia memutuskan mendatangi Taufan.

"Hei. Ada apa?" Tanya Halilintar dengan wajah datar.

"Hm?" Taufan menoleh. Ia mendapati Halilintar yang bertanya tadi padanya, lalu ia memamerkan senyuman lebarnya.

"Eheheheh… Tidak ada apa – apa…" Ujar Taufan sembari menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Oh… Lalu kenapa dengan perutmu? Kenapa kau menatap sendu dompet tak berisi-mu itu?" Tanya Halilintar memastikan.

"Eheheheheh… Aku lapar… Dan uangku habis… Itu saja." Ujar Taufan. Halilintar menghela nafas.

"Bodoh. Ini." Halilintar menyodorkan makanan sisanya.

"Habiskanlah. Aku tidak lapar. Aku pulang dulu." Ujar Halilintar datar lalu meninggalkan Taufan.

Taufan senyam-senyum sembari memakan makanan yang di beri Halilintar tadi.

Fang yang tengah berjalan di depan Taufan bertanya – tanya.

"Heh! Gila! Ngapain senyam-senyum begitu?!" Sindir Fang. Taufan tidak menjawab pertanyaan Fang, ia hanya sibuk memakan makanan yang di beri Halilintar.

"Cih! Sialan kau!" Teriak Fang sembari berlari keluar sekolah.

Keesokan harinya…

Taufan datang kesekolah sangat pagi.

"Aku datang kecepetan, ya?" Tanya Taufan pada dirinya sendiri di depan gerbang sekolah yang masih tertutup. Tanpa ia sadari, gad-pemuda berparas cantik datang.

Puk!

Taufan yang merasa pundaknya di tepuk pelan menoleh.

"Ha-Halilintar?! Apa yang kau lakukan disini pagi buta?" Tanya Taufan.

Halilintar menoleh,"Kau sendiri?" Lalu ia memanjat gerbang sekolah. Tetapi sebelum memasuki sekolah,"Ayo, aku selalu melakukanya."

"Eee… Bagaimana kalau ada satpam sekolah? Dia kan killer…" Ujar Taufan sedikit gemetar.

Halilintar turun dari puncak gerbang.

"Ahahahha! Kau takut dengan satpam itu?" Taufan mengangguk.

"Dia kan ayahku…"

Seketika rahang bawah Taufan jatuh.

"Di-di-dia! AYAHMU?!"

"Ahahahhaha!" Selepas Halilintar tertawa hambar, ia menjulurkan tanganya.

"Sudah yuk, kita masuk."

Doki, doki!

Taufan tersenyum lebar, lalu menggenggam tangan Halilintar yang terjulur ke arahnya.

"Ayo!"

Lalu keduanya memanjat gerbang bersamaan.

Selepas keduanya memanjat gerbang, Taufan mulai membuka suara,"Hei, Hali. Mau tidak kita… Mmm…"

Halilintar menoleh,"Kita apa? Berteman? Boleh saja… Kau anak yang baik bagiku…"

JLEB!

Well… Panah 'Friendzone!' tertancap tepat di hati Taufan.

"Tau-"

"Aaah… Tidak apa. Lebih baik kita ke kelas." Ujar Taufan sembari merangkul Halilintar.

Senyuman tipis tertera di bibir Halilintar.

"Ayo…"

TBC

Eehehhehe… Ini FF requestan DesyNAP~!

Give me review! Aku butuh asupan! Review please!