Ini adalah pertama kalinya Michan membuat FF berchapter semoga saja berhasil sampai tamat, meski Michan tak yakin kalo fic ini nantinya ada yang baca atau enggak. Habisnya tiba-tiba saja Michan dapet ide setelah membaca FF milik Hiria-ka Senpai. Tapi tenang saja cerita ini jauh berbeda dengan FF milik Hiria-ka Senpai kok, Michan bukan plagiat

Summary : Kehidupan kelam yang menimpa Sanji sempat membuatnya putus asa. Tapi pertemuannya dengan dua orang bernama tengah D membuatnya berharap pada mereka agar membawanya pergi dari neraka ciptaan Doflamingo. Bisakah dua orang itu membebaskan Sanji dari penjara Doflamingo?

Rate : M for rape or violate meski Michan juga gak yakin. Semoga saja nanti Michan bisa bikin smut atau semacamnya di chap depan

Pairings : AcexSanji & LuffyxSanji

Warning : Live sex. Maafkan Michan bila disini banyak OOC nya. This is Modernlife. And Only For Fujoshi. If you like and read it just REVIEW now! But, if you Don't like Don't read it okay!


One Piece © Eichiro Oda

Take My Life © Michantous

Happy reading!

Xxx

Ini adalah kota Grand Jippanggu, dimana orang-orang biasa menyebutnya Grand Jippang. Di kota ini, ada sebuah restoran yang namanya sudah terkenal di seluruh Grand Jippang. Restoran itu didirikan oleh seorang pria paruh baya yang telah kehilangan satu kakinya— Zeff, beliau adalah kepala koki disana. Ia juga di bantu oleh pemuda pirang yang sangat keras kepala tetapi pintar memasak ini, sebagai asistennya— Sanji, anak angkat yang sudah di anggapnya sebagai anaknya sendiri. Meski pemuda itu sendiri tak pernah memanggilnya dengan sebutan 'ayah' melainkan 'Kakek Tua sialan', Ia tahu kalau Sanji sangat menghormatinya.

Restoran mereka selalu ramai. Tapi, meski begitu penghasilan mereka tidaklah cukup untuk melunasi hutang-hutang Zeff pada seorang Rentenir yang sangat keji—karena seenaknya menumpukan bunga yang tak terkira dari jumlah yang seharusnya.

Dari sinilah, nasib Sanji— pemuda keras kepala yang juga memiliki perawakan watak sedikit buruk— berubah derastis menjadi kehancuran.

xXx

Donquixote Doflamingo. Itu adalah nama seorang Rentenir yang sudah mengacak-acak Baratie sampai terlihat kacau balau—seperti habis terkena angin ribut. Pria bertubuh besar dengan rambut cepak pirangnya dan tak luput dengan kaca mata berlensa ungu yang selalu ia pakai, berjalan mendekati Zeff bersama kedua anak buahnya. Bellamy dan Sarquiss. Seringaian lebar jelas terpampang diwajah bengisnya yang cukup tampan. Pandangannya masih tertuju pada Zeff yang sudah babak belur setelah di hajar oleh orang-orang suruhannya.

"Khukhukhu... Kenapa kau tidak menepati janji, orang tua?" pria bertubuh besar yang sering dikenal dengan sebutan Joker itu menarik kerah baju Zeff dan mengangkatnya tinggi-tinggi sampai pria paruh baya itu menggantung.

"Ti-tidak. Bukankah aku sudah bilang padamu Doflamingo. Omset penjualanku memang banyak. Tapi semua penghasilan yang ku dapat tak pernah cukup untuk melunasi semua hutang-hutang ku padamu" Jelasnya dengan nafas sesak.

"Tidak ada alasan lagi Pak tua. Janji adalah janji, harus ditepati. Dan kita sudah sepakat bukan? Kau sendiri yang menyetujuinya"

Zeff hanya dapat mengeraskan rahangnya. Pemuda rentenir didepannya ini memanglah licik. Doflamingo tertawa membahana. Tapi dalam sekejap itu juga tawanya terhenti karena kedatangan seseorang.

"A―APA YANG TERJADI DISINI?"

Sanji terdiam di depan pintu masuk Baratie dan tak sengaja menjatuhkan belanjaannya yang berupa bahan persediaan makanan untuk besok.

"Kakek Tua!" Ia berlari menghampiri Zeff yang masih di aniaya oleh Doflamingo. "Apa yang kau lakukan padanya!" pemuda pirang itu menepis tangan Doflamingo yang mencengkram kerah baju ayah angkatnya.

"Keh... Siapa pemuda kurang ajar ini Pak tua? Apakah dia anak mu?" si rentenir bertanya dengan sedikit kesal, ia mencoba memegang dagu Sanji tapi dengan cepat Sanji menepis tangannya, membuat Doflamingo tertawa misterius "Fufu... ganas sekali" seringai kembali terpampang di wajahnya.

"Dia bukan anak ku. Dia hanyalah pembantu disini"

Sanji tersentak. Matanya berkilat marah tidak terima mendengar ucapan orang tua sialan itu barusan. Seandainya dia tahu, kalau Ayah angkatnya sedang berupaya untuk membohongi Doflamingo agar ia tak terlibat dengan masalah hutang-piutang yang semakin merajalela, meski Zeff tahu bahwa hal itu tidak akan bekerja pada seorang Rentenir keji nan licik seperti dia.

"Fu... benarkah? Tapi sepertinya pemuda ini adalah anak mu. Apa kau—"

"Apa yang kau katakan Orang Tua sialan!" Sanji menyela ucapan Doflamingo, ia mencengkram kerah baju Zeff sembari menuntut penjelasan dengan tatapan tajamnya.

"Anak bodoh" Zeff mendorongnya kasar. "Doflamingo, aku akan bayar setengahnya dulu. Kuharap kau tidak menolak" ia mencoba berunding.

"Keh, sayang sekali Pak Tua. Aku menolak. Aku tidak akan mau menerima bayaran setengah-setengah. Kau lupa kalau hari ini adalah kesempatan terakhirmu untuk melunasi semua hutang-hutang mu heh?" seringai jahat mulai menghias wajah Doflamingo. Ia berpindah kebelakang Sanji sembari mengamatinya dari atas kebawah lalu melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping si pirang dengan seringai yang semakin lebar. "Ufufufu.. tapi, kurasa kau bisa melunasi semua hutang mu dengan anak ini"

BUAGH

Sanji yang menerima perlakuan tak wajar seperti itu pun menendang wajah Doflamingo, membuat anak buahnya serta Zeff, menganga tak percaya. "Apa maksudmu Rentenir bajingan!" bentaknya merasa jijik. Sedangkan Doflamingo hanya menyeringgai lagi sambil mengusap pipi kirinya yang baru saja di tendang oleh Sanji.

"Kau benar-benar liar" diam-diam Doflamingo memberikan aba-aba pada Bellamy dan Sarquish untuk menahan si pemuda pirang.

"Sanji!" Zeff panik melihat anak angkatnya tertangkap oleh mereka. Namun, Sanji masih tenang.

"Kalian pikir kalian bisa menahanku hah?" tanpa diduga, ia melancarkan tendangan pada dua orang brengsek yang berani menahannya. Membuat seringaian Doflamingo tambah melebar.

Melihat Sanji yang sangat lincah, sang Joker tak tinggal diam. Ia segera mencekik Zeff dengan satu tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. "Sepertinya aku akan menghancurkan Baratie ini Pak Tua" ancamnya. Hal itu sukses membuat Sanji geram dan beralih pada si rentenir.

"Kau...! Aku tak akan membiarkanmu menghancurkan Baratie! Brengsek!" Sanji hendak menendangnya tapi sebelum kaki jenjangnya sempat mengenai wajah si bajingan, Doflamingo sudah menahan kakinya terlebih dahulu, mencengkramnya kencang sehingga si pirang tak bisa menggerakan kakinya. Tidak kehilangan akal, Sanji mencoba menggunakan kaki satunya untuk menendang Doflamingo. Namun sialnya, sebelum ia sempat menggunakan kaki satunya lagi— Doflamingo telah memelintir pergelangan kakinya dengan satu hentakan kencang. Mengakibatkan sakit luar biasa pada persendian kaki kanannya.

"HAAAARRRGGHHH!" Sanji meraung merasakan tulang pergelangan kakinya bergeser, rasa sakit yang benar-benar luar biasa nyeri menjalar hingga ke pangkal pahanya. Sangking nyerinya peluh kian menghias wajahnya yang masih mencoba menahan rasa sakit atas perbuatan yang di sengaja itu.

"Bagaimana rasanya anak muda? Fufufu" Doflamingo melemparkan Zeff jauh-jauh dari tempat itu sehingga hanya ada ia dan Sanji disana.

"Brengsek!" Sanji meronta tapi Doflamingo memutar pergelangan kakinya lagi, membuatnya benar-benar merasa ngilu karena nyerinya bertambah.

"Khukhukhu.. kau terlihat menggoda jika seperti ini. Ku rasa aku akan mengambilmu" Si rentenir melepaskan kaki Sanji. Membuat Sanji terjatuh karena kehilangan keseimbangan akibat cedera.

"Sampai kapan pun. Aku tidak akan pernah membiarkanmu menghancurkan tempat ini. Doflamingo— kh..." dengusnya sedikit merintih. Ia menatap Doflamingo dengan pandangan tajam menusuk, berpikir tatapan itu bisa menghentikan si bajingan.

"Fuu… Sepertinya aku tidak jadi menghancurkan tempat ini. tapi…" Doflamingo menggantungkan kalimatnya. Seringai masih menggantung di wajah bengisnya. Sanji yang melihatnya hanya bisa mengerutkan alisnya seolah bertanya secara tak langsung 'apa maksudmu?'.

"Ku anggap dirimu sebagai pelunas hutang-hutang si orang tua itu. Mau atau tidak, kau tak bisa menolaknya. fufufu…"

"Kau... sialan! jangan membuatku kesa—" Sebelum Sanji sempat menyelesaikan kata-katanya Doflamingo sudah memukul tengkuknya hingga pingsan.

"Doflamingo! Bocah itu tidak ada hubungannya dengan hutang-hutang ku. Lepaskan dia!" Zeff yang sudah bangkit langsung mencoba mendekati si rentenir. Tapi sayangnya Doflamingo tak menghiraukan omongannya dan segera menggendong Sanji di pundaknya.

"Hh! Tentu saja bocah ini ada hubungannya dengan seluruh hutangmu Pak Tua. Sekarang kau bebas dari kejaran hutang. Ku anggap semuanya sudah lunas berkat anak ini. Tenang saja, aku hanya mengambilnya untuk menjadi pekerja ku" rentenir muda itu tertawa lalu melangkah pergi dari Baratie.

"DOFLAMINGO!" Zeff mengejarnya tapi ia dihadang oleh Bellamy dan Sarquiss.

"Bereskan dia" Doflamingo kembali memberi perintah pada kedua anak buahnya, lalu pergi membawa Sanji memasuki mobilnya. Ia mengukir senyuman misterius ketika melihat Sanji yang tak sadarkan diri.

~ToBeContinue~

Bagi yang baca, Review Please~~

Agar FF ini berlanjut. Michan ga akan melanjutkan FF ini bila tidak ada yang review! Setidaknya satu orang saja sudah cukup untuk menyambung nyawa FF ini^^ Michan janji akan update kilat bila ada yang review.

Mohon bantuannya para Senpai^^