ini fanfiction pertamaku, terinsipirasi dari novel 'Sayang Papa Saya Tak?', tapi alur cerita nggak terlalu sama kok. nanti kalau ketemu Typo, tolong koreksi, saya masih junior disini. ini mungkin beupa twoshoot.
_-ooo000ooo-_
- Between Me, You And Rahee -
.
.
.
.
Do Kyungsoo (GS)
Kim Jongin
Kim Rahee (Jongin's Daughter)
.
.
::::::::::::
Happy Reading!
Awas Typo!
::::::::::
.
.
.
Seorang perempuan yang kira-kira berusia 20-an berjalan mengelilingi taman kota sambil mendorong stroller bayi. Dia terlihat berkomunikasi dengan bayi yang ada di dalam stroller tersebut. Tak peduli pada tatapan orang-orang disana padanya. Dia terus mengoceh bersama bayi berusia 8 bulan itu. "Ayo siapa yang Rahee rindukan? Ayo siapa! Kenapa bibirnya mengerucut seperti itu, Rahee malu untuk memberi tahu Eonnie ya?". Berbagai pertanyaan terus keluar dari mulut perempuan itu.
Bayi perempuan itu hanya mengoceh gembira seakan dia tahu jika ia akan dapat mainan. "Rahee merindukan Appa? Ya, Rahee rindu Appa. Wushh kasian..."
Tiba-tiba seorang laki-laki memakai jas hitam menghampirinya. "Kyungsoo, waktunya kita pulang, kurasa Rahee akan masuk angin". Ujar laki-laki itu pada perempuan yang bernama Kyungsoo itu.
"Tapi Rahee masih ingin jalan-jalan Oh Ajhussi !". Ujar Kyungsoo sambil meniru suara anak kecil. Laki-laki itu mendesis pelan. "Ck, Kau ini, aku masih muda, jangan menyuruh Rahee memanggilku seperti itu!".
"Lalu Rahee harus memanggil apa?". Tanya Kyungsoo yang masih meniru suara anak kecil.
"Seperti Rahee memanggilmu!".
Kyungsoo membulatkan matanya. "MWO?! Jadi Kau ingin Rahee memanggilmu Eonnie Sehun!".
Laki-laki bernama Sehun itu mengerutkan keningnya tidak suka. "Bodoh! Maksudku Oppa! Kau mengerti, Oppa!". Ujarnya dengan tegas.
"Iya...iya... Sehun Oppa!".
"Ya sudah ayo kita kembali secepatnya, sebelum Nyonya Besar Kim memarahiku!". Ujar Sehun dengan tidak sabaran
"Sebentar lagi!". Kyungsoo terus mengoceh gembira dengan Rahee
"Ayolah!". Paksa Sehun.
"Kau pulang lah duluan, nanti aku akan menyuruh Jung Ajhussi untuk menjemput kami".
"Ayo lah, Tuan Kim akan segera pulang dari London!". Ujar Sehun dengan satu tarikan napas. Begitu mendengarnya, Kyungsoo membulatkan kembali matanya, dia berdiri dan menatap Sehun dengan berbinar. "Benarkah?". Sehun mengangguk pelan.
Kyungsoo mensejajarkan kembali tubuhnya dengan Stroller bayi. "Rahee! Appa akan pulang, Rahee pasti merindukan Appa kan. Ayo kita pulang dan lihat Appa!". Ujar Kyungsoo, kemudian mendorong kembali Stroller bayi, diikuti Sehun dibelakang.
- Between Me, You And Rahee -
Sesampainya dikediaman rumah megah Keluarga Kim, Kyungsoo langsung turun dari mobil dengan menggendong Rahee. Dia segera berlari kecil menuju seorang laki-laki dewasa yang memakai tuksedo abu-abu. Laki-laki itu baru saja tiba dan akan memasuki rumah sebelum ia mendengar suara menyebalkan itu.
"APPA!". Panggil Kyungsoo, Sehun yang baru saja turun dari mobil hanya menggelengkan kepalanya, dia kemudian mengambil stroller bayi yang ada dibagasi.
"Appa sudah pulang! Yeay!". Ujar Kyungsoo saat sudah berhadapan dengan laki-laki tadi. "Appa tidak ingin menggendongku?". Tanya Kyungsoo, seolah-olah itulah yang diucapkan Rahee. Laki-laki itu masih tetap setia mematung. "Appa, Rahee baru saja sembuh dari demam, Appa tidak ingin mencium Rahee!".. ujar Kyungsoo tak menyerah. Sehun yang berpapasan lewat -karena ingin membawa stroller Bayi ke dalam rumah-, menatap dengan iba, bukan kepada Kyungsoo, melainkan kepada sosok Bayi itu, Rahee.
"Tuan Kim!". Kyungsoo melambai-lambaikan tangan Rahee didepan wajah sosok Tuan Kim, namun masih menatap lurus kedepan. Seperti sedang mengingat sesuatu atau melamun?
"Tuan Kim Jongin!". Panggil Kyungsoo, mampu menyadarkan Tuannya itu.
"Eh- kenapa?". Tanyanya dengan datar. membuat Kyungsoo menghela napasnya dengan sebal.
Sebelum Kyungsoo membuka mulutnya untuk berbicara sosok lain hadir disana. yaitu Nyonya Besar Kim. "Akhirnya kau pulang Jongin". Ujar Sosok paruh baya namun masih cantik, dia tersenyum keibuan.
"Selamat Sore, Eomma!". Ujar Jongin sambil tersenyum tipis. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada Rahee, putrinya. Masih dengan senyum tipisnya, dia mulai memberanikan dirinya mengusap lembut pipi tembem sang bayi. Lalu memandangi mata Rahee. Seketika muncul perasaan sesak didalam hatinya. Mata itu benar-benar mirip dengan sosok yang sangat ia cintai. Cinta sejatinya. Akhirnya dia memutuskan kontak matanya dengan bayi tersebut, kemudian mengecupi pipi Rahee.
"Aku lelah, sebaiknya aku istirahat dulu". Ujar Jongin kemudian masuk ke rumah mewah itu. sang Eomma menatapnya dengan iba, lalu menghela napasnya. Dia tidak pernah lagi bisa melihat anak laki-lakinya itu seperti dulu, karena separuh jiwa Jongin telah dibawa bersama kekasih hatinya.
"Ishh, selalu saja seperti itu". gerutu Kyungsoo. "Lihat! Appa tidak mau memeluk Rahee, tapi tidak apa-apa, besok Eonnie akan melakukan apapun agar Appa akan memeluk Rahee!". Ujar Kyungsoo seolah-olah menyemangati Rahee. Nyonya Kim segera menoleh pada Kyungsoo dan cucunya. Dia tersenyum, lalu mendekati cucunya. "Rahee! Cucu Halmonie yang cantik, bagaimana jalan-jalannya sayang?". Nyonya Kim langsung mengambil alih Rahee dari Kyungsoo, kemudian mencium pipi Rahee.
"Rahee kelihatannya senang sekali Nyonya Besar, lain kali aku akan membawanya lagi boleh?". Tanya Kyungsoo. Sebenarnya bukan hanya Rahee yang senang, Kyungsoo juga. Semenjak menjadi Baby-sitter Rahee, Kyungsoo menghabiskan kesehariannya terkurung dirumah mewah itu.
"Tentu saja, sebenarnya ini juga keinginanmu kan?".. tanya Nyonya Kim namun tidak menatap Kyungsoo, dia menatap cucunya. Kyungsoo tersenyum kikuk menanggapinya, seolah membenarkannya. "Ya sudah, kau istirahat dulu, karena Rahee akan bersama Halmonienya sekarang". Ujar Nyonya Kim, Kyungsoo hanya mengangguk, lalu mengusap lembut kepala Rahee. "Eonnie mau mandi dulu ya? Eonnie cudah Acem!".
- Between Me, You And Rahee -
Malam harinya, Kyungsoo duduk di pantri dapur sambil meminum secangkir coklat panas buatan Han Ajhumma. Pikirannya mulai menerawangi apa yang terjadi sebenarnya dengan Tuan Kim Jongin, hanya karena isterinya telah tiada, dia juga tidak mempedulikan anaknya. Bagaimana pun Rahee butuh kasih sayang dari orang tua, walaupun Eommanya telah tiada, bukankah Rahee masih punya Appa. Seperti tuganya sekarang bukan hanya menjadi baby sitternya Rahee, tetapi dia akan membuat Rahee disayangi oleh Appanya. Jujur Kyungsoo sangat kasihan pada Rahee. Dia tahu bagaimana hidup tanda orang tua, rasanya benar-benar menyedihkan.
"Kau ini kenapa?". Tanya Han Ajhumma. Kyungsoo hanya menggeleng kepalanya pelan. "Tidak biasanya melamun begini, apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?". Han Ajhumma heran melihat tingkah Kyungsoo yang pendiam seperti ini, biasanya dia adalah sosok yang hipperaktif.
"Entahlah, hanya saja kenapa Tuan Kim Jongin bersikap dingin dan datar pada Anaknya, seolah-olah ada dinding yang tak kasat mata membatasinya. Seharusnya dia bersyukur jika tuhan masih menyelamatkan nyawa Rahee. Dan Tuan Kim Jongin seharusnya mencintai dan menyayangi buah hati yang diamanahkan oleh istrinya itu". kyungsoo bertopang dagu, matanya seperti memikirkan sesuatu, kemudian sesekali menggeleng.
Han Ajhumma terkekeh pelan. "Dengar ya! Aku telah bekerja disini bahkan sebelum Tuan Muda lahir. Dan aku sangat mengenal Tuan Muda, dia adalah orang yang ceria, ramah, penyayang dan dia sangat setia mencintai.. ekhem.. Isterinya". Han Ajhumma berbisik pada akhir kalimat.
"Dia mencintai isterinya, tapi kenapa dia tidak mencintai Rahee?"
"Itu karena dia sangat terpukul saat setiap kali dia menatapnya, Rahee benar-benar mirip dengan pujaan hatinya". Ujar Nyonya Kim di ambang pintu dapur. Kyungsoo dan Han Ajhumma meneguk ludah mereka. Wahh merekabenar-benar lancang.
"Maaf Nyonya, kami tidak bermaksud..."
"Tidak apa-apa, Anda hanya menyampaikannya pada Kyungsoo, aku tahu dia sangat-sangat penasaran".
"Nyonya Kim, aku dan Han Ajhumma minta maaf". Ujar Kyungsoo sambil menunduk.
"sudahlah, sekarang kau, Kyungsoo. Ikut aku!"
- Between Me, You And Rahee -
Nyonya Kim membawa Kyungsoo Ke sebuah kamar yang sangat luas, kamar itu bak putri raja. Mulut Kyungsoo ternganga lebar, ia pernah melihat ini namun di Televisi. "Wow!". Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Di sana ada bayak foto yang tertata rapi di dinding. Foto itu merupakan foto sepasang anak adam dan hawa, tersenyum dan bahagia. Mulai dari foto pernikahan, hingga foto wanita dengan perut buncitnya tersenyum kearah kamera sambil memeluk perutnya.
"Ini adalah Eommanya Rahee". Ucap Nyonya Kim sambil mengelus foto wanita cantik itu dengan pelan. Kyungsoo ikut melihatnya, dia tersenyum. "Mata Rahee persis seperti Eommanya". Ujar Kyungsoo dengan antusias.
"Kamar ini adalah Kamar Jongin dan Mendiang isterinya, Sejak Isterinya meninggal, Jongin tidak pernah memasuki kamar ini lagi, dia benar-benar sangat terpukul, kehilangan belahan jiwanya". Mendengarkan itu, entah kenapa Kyungsoo teringat pada Rahee. Kasihan sekali Rahee.
"Setiap kali Jongin menatap Rahee, maka dia akan terpukul. Dia juga tidak pernah meluangkan waktunya bersama Rahee. Yang dilakukannya hanyalah bekerja dan saat pulang dia langsung memasuki kamarnya. saya sangat Khawatir jika Rahee akan tumbuh tanpa perhatian Appanya".
"Nyonya Kim tenang saja, aku akan membantu agar Tuan Jongin mau memperhatikan Rahee".
"Ada suatu cara. Tapi saya tidak yakin kau akan mau membantu". Nyonya Kim kini membalikan tubuhnya menatap Kyungsoo.
"Memangnya caranya seperti Appa?".
Nyonya Kim terlihat ragu mengutarakannya. "Apa kau menyayangi Rahee?"
"Aku? Menyayangi Rahee? Tentu saja Nyonya Kim. Aku telah merawat Rahee saat matanya masih belum terbuka". Ujar Kyungsoo bangga.
"Ya saya tahu. Oleh karena itu..."
Kyungsoo dengan setia menanti kelanjutannya.
"Mau tidak jadi Eommanya Rahee?". Ujar Nyonya Kim dengan satu tarikan napas. Kyungsoo seketika menjadi blank. Apa yang dikatakan Nyonya Kim Tadi? Semoga dia tidak salah tangkap.
"Maksud Nyonya Kim?"
"Maksudnya, mau tidak menjadi Isteri dari Appanya Rahee".
Mulut Kyungsoo ternganga lebar.
"Nyonya Kim! No! Itu tidak akan mungkin terjadi!". Bantah Kyungsoo.
"Apanya yang tidak mungkin, Rahee membutuhkan seorang ibu yang secara hukum dan sah". Elak Nyonya Kim.
"Kenapa harus aku?".
"Kalau kau tidak mau, Saya juga tidak memaksakanmu. Karena ini menyangkut dengan masa depanmu".
Kyungsoo masih shock dengan penuturan Nyonya Kim. Bagaimana Nyonya Kim bisa berpikir hal seperti itu. "Dengar Kyungsoo, kau adalah orang yang sangat menyayangi Rahee menurut ku. Kau akan menjadi Ibu yang baik untuknya".
"Ba-bagaimana dengan Tuan Jongin?".
"Kurasa jika itu demi Rahee, dia pasti akan menyetujuinya". Jawab Nyonya Kim dengan enteng.
- Between Me, You And Rahee -
Hari selanjutnya...
"Eomma!". Jongin tidak terima dengan keputusan Eommanya. Yang benar saja dia harus menikahi Baby sitter yang menyebalkan itu.
"Ini demi masa depan Rahee, Jongin. Coba kau bayangkan! Bagaimana Rahee tumbuh nanti. Dia butuh kasih sayang dari orang tuanya". Ujar Nyonya Kim.
"Tapi tidak harus menikahi dia juga Eomma, toh Rahee juga akan mendapatkan kasih sayang darinya". Jongin mengalihkan pandangannya keluar jendela besar yang ada diruang kerjanya.
"Jongin, Rahee itu bukan anak Kyungsoo tapi anakmu! Coba kau bayangkan jika kau ada di posisi Rahee!".
Jongin seketika mematung.
"Dengar Jongin-ah, jangan terus menerus seperti ini. Kau harus melanjutkan hidupmu. Eomma yakin, bahwa Soo ji akan senang jika kau terus melangkah kedepan".
Mata Jongin berkaca-kaca, namun tidak terjatuh. "Tidak bisa Eomma, aku tidak akan pernah bisa melupakan Soo ji!". Ucap Jongin dengan tegas. "Eomma tidak menyuruhmu untuk melupakannya, tapi Eomma ingin kau melanjutkan hidupmu. Ini adalah demi kebaikanmu dengan Rahee!". Sanggah Eomma mencoba memberi pengertian pada Jongin.
Jongin tidak menjawab, lantas ia keluar dari ruangan itu tanpa berkata apapun.
Jongin keluar dari rumah itu dengan wajah murungnya.
"Appa!". Seperti biasanya, maka perempuan itu akan memanggilnya. Jongin melihat baby sitter itu berlari kecil kearahnya sambil mendorong stroller bayi. Jongin menghentikan langkahnya.
"Appa ayo jalan-jalan! Rahee bosan". Ucap Kyungsoo dengan suara seperti anak-anak. Yang entah kenapa jongin merasa jengkel.
"Ayo Appa!". Ajaknya lagi.
"Sebenarnya kau kan yang ingin jalan-jalan". Ujar Jongin dengan wajah datarnya.
"Hehehe, memang ini adalah murni untuk Rahee. Kurasa dia sangat bosan dan dia ingin jalan-jalan".
"Jalan-jalan saja disini".
"Ihh, Rahee sudah bosan dengan taman rumahnya".
"Minta Jung Ajhussi saja, aku akan pergi kesuatu tempat!". Jongin pun melangkahkan pergi. Meninggalkan Kyungsoo yang kesal. "Huuhh, Appa macam apa dia? Melihat anaknya saja engan. Hai Tuan Kim Jongin ini adalah darah dagingmu bersama isteri yang sangat kau cintai itu". oceh Kyungsoo kesal. Tanggannya masih dengan luwes mendorong stroller Bayi.
- Between Me, You And Rahee -
Sore harinya...
Saat jongin akan menaiki tangga rumah. Suara menyebalkan itu muncul lagi.
"Appa!".
"Berhentilah memanggilku Appa!". Ujar Jongin dengan nada sedikit keras.
"Isshh, Appa itu kan Appanya Rahee".
"Tapi tadi kau yang memanggilnya bukan Rahee!". Jongin tak mau kalah dengan bocah baby sitter menyebalkan ini. "Itu karena Rahee tak tahu kalau Tuan Jongin itu Appanya. Lagian Tuan Jongin tidak pernah berinteraksi dengannya. Jadi aku berinsiatif memanggil Tuan Jongin sebagai Appa, agar Rahee terbiasa". Sindir Kyungsoo tepat mengenai Jongin
"Sebenarnya apa yang sedang kau rencana?". Tanya Jongin dingin.
"Tidak ada rencana apapun!". Elak Kyungsoo.
"Dengar ini! Apapun yang kau tunjukkan pada Eomma bahwa kau pantas menjadi Eomma dari Rahee, maka lupakanlah! Karena aku tidak akan pernah menikahi bocah ingusan sepertimu".
Kyungsoo tak terima dengan perkataan Jongin barusan. "Apa? Bocah Ingusan! Dari pada Anda. Dasar laki-laki tua yang menyedihkan!".
Rahee yang berada di gendongan Kyungsoo mulai menangis, karena suara perdebatan mereka. Entah kenapa jongin ingin sekali mengambil alih Rahee dari gendongan Kyungsoo, lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Kyungsoo menyadari tatapan itu. "Ahh Tuan Kim, aku lelah menggendong Rahee seharian, jadi kau mau menggendong Rahee sebentar saja?". Itu tawaran yang menggiurkan akan tetapi...
"Han Ajhumma!". Panggil Jongin. Rahee semakin menangis.
"Han Ajhumma!". Panggil Jongin Lagi. Dan kemudian Han Ajhumma muncul disana.
"Ada yang perlu saya bantu Tuan Muda?"
Jongin mengangguk. "Tolong gendong Rahee sebentar, Baby sitter ini mengatakan bahwa dia kelelahan". Ujar Jongin. Han Ajhumma langsung mengambil alih Rahee dari Kyungsoo. Tidak, bukan ini yang Kyungsoo ingin.
Jongin pun melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Kyungsoo mengikutinya dari belakang. Hingga sampai didepan kamar Jongin. "Tuan Jongin!". Mendengar panggilan itu, Jongin menoleh kebelakang. "Ada apa lagi?"
"Tuan Jongin! Apa anda tidak menyayangi Rahee, dia sangat membutuhkan perhatian besar dari Tuan, saya yakin jika mendiang Nyonya Soo Ji juga ingin anda memperhatikan Rahee!".
Ada gurat kemarahan saat Kyungsoo menyebut nama isterinya itu. "Darimana kau tahu namanya hah?". Tanya Jongin dengan marah. Kyungsoo menutup mulutnya. Sepertinya dia salah bicara.
"Kau hanya orang baru dirumah ini, jangan pernah berpikir bahwa kau bebas mengatakan apapun. Jangan pernah ikut campur dalam masalah keluarga ini. Mengerti!". Jongin segera masuk kekamarnya, dan menutup pintu dengan keras.
"Tuan Jongin, saya memang tidak tahu apapun tentang apa yang Tuan rasakan. Tapi saya tahu apa yang Rahee rasakan!". Ujar Kyungsoo dengan keras, agar Jongin dapat mendengarnya.
- Between Me, You And Rahee -
Jongin memasuki kamar itu untuk pertama kalinya, saat isterinya meninggal Jongin tidak pernah mau masuk ketempat ini. Dia mengambil salah satu foto yang ada disana. lalu ia duduk ditepi ranjang. Matanya menatap dalam foto itu. disana ada dirinya dan Soo Ji tengah memeluk perut buncit Soo Ji. Jongin ingat betapa bahagianya kala itu. saat mereka akan menjadi orang tua, dan mereka sangat tidak sabar menanti kelahiran buah hati mereka. Namun sayangnya takdir berkata lain. Tuhan menyayangi Soo Ji, Tuhan mengambil Soo Ji dari hidupnya. Setetes liquid turun dari matanya.
"Oppa, aku tidak sabar ingin bertemu dengan Aegi!"
"Tentu saja Chagi... kita akan sama-sama membesarkan uri aegi didepan mata kita".
"kita akan sama-sama membesarkan uri aegi didepan mata kita, Chagi". ujar Jongin seolah-olah dia berada pada masa itu.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka membuat Jongin menoleh, ternyata itu Eommanya. "Jongin-ah! Jangan seperti ini Nak!". Ujar Eomma dengan penuh kasih sayang.
"Aku memang Appa yang jahat untuk Rahee Eomma. Aku memang Appa yang Jahat!"
"Tidak Jongin-ah, kau masih bisa memperbaikinya sekarang!".
"Tapi aku tidak bisa Eomma, setiap kali aku melihatnya, seakan-akan dia adalah Soo Ji". Ujar Jongin.
"Jongin-ah, Eomma yakin jika suatu hari akan ada kebahagiaan untuk mu nak!".
- Between Me, You And Rahee -
Keesokan harinya...
Jongin baru saja pulang dari kerjanya, dia baru akan memasuki rumah dengan tablet yang digenggam ditangannya. Namun matanya tidak sengaja melihat Kyungsoo yang tengah menggendong Rahee di halaman yang luas itu. Aneh, jika biasanya Kyungsoo akan menyapanya. Tapi sekarang? Apa Kyungsoo tidak tahu jika ia sudah pulang. Entah kenapa kakinya melangkah kearah Kyungsoo dan Rahee.
Karena merasakan jika ada orang yang mendekat, Kyungsoo langsung berbalik dan mendapati Jongin ada disana. Aneh, biasanya langsung masuk kerumah tanpa melihat kiri kanan. "Tuan Jongin?". Panggil Kyungsoo dengan heran.
Jongin tidak mempedulikannya, dia mendekati Kyungsoo kemudian mengambil alih Rahee. Jongin merasa takjub saat menggendong Rahee, darah dagingnya, buah hatinya dengan Soo Ji. Kyungsoo merasa bingung dan terkejut. Bagaimana bisa, jongin yang sangat tidak ingin dekat dengan Rahee, justru sekarang menggendong Rahee.
"Kenapa suhu tubuhnya panas?". Tanya Jongin.
"Dia demam lagi, tapi suhu tubuhnya lebih baik dari tadi, kurasa dia akan tumbuh gigi". Jelas Kyungsoo masih dengan keterpanaannya.
"Jika Rahee demam kenapa kau membawanya keluar?".
"Justru keadaan Rahee semakin membaik jika dia menghirup udara segar. Appanya sih tidak mau membawanya jalan-jalan".
Jongin mengacuhkan sindiran dari Kyungsoo. "Tolong pegang ini sebentar". Jongin menyerahkan tabletnya pada Kyungsoo, dia kesusahan menggendong Rahee.
Dari kejauhan, Nyonya Kim melihat mereka. Menurutnya ini adalah pendekatan yang baik untuk hubungan jongin dan Kyungsoo.
- Between Me, You And Rahee -
Malam harinya...
Jongin duduk di sofa sambil memantau perusahaan lewat tablet, pandangannya teralih saat Kyungsoo datang dan membawa Rahee.
"Kenapa kau belum menidurkannya? Ini sudah malam".
"Entah, Rahee belum mau tidur, mungkin dia ingin Appanya yang menidurkannya!". Ujar Kyungsoo. Tiba-tiba Nyonya Kim muncul dibelakang Kyungsoo. "Itu benar Jongin! Mungkin dia ingin Appanya yang menidurkannya". Nyonya Kim ikut membenarkan.
"Bukankah kau itu baby sitternya?"
"Tapi Tuan Jongin itu Appanya. Tuan Kim mau jika saat besar nanti Rahee lebih menyayangiku dari pada Tuan send-"
"Iya, bisakah kau berhenti mengoceh!". Jongin membantingkan Tabletnya di sofa. Lalu mengambil alih Rahee.
Kyungsoo dan Nyonya Kim tersenyum saat melihat Jongin menggendong Rahee dan membawa kekamarnya.
"Terima kasih Kyungsoo! Karena dirimu sekarang Jongin mau menggendong Rahee!".
"Aku tidak melakukan Apapun Nyonya Kim, lagi pula ini mungkin sudah waktunya Tuan Kim move on dari masa lalunya".
- Between Me, You And Rahee -
Kyungsoo sangat bosan dia melangkahkan kakinya kesegala penjuru rumah, sambil menggendong Rahee, sesekali mengajaknya bicara. Tiba-tiba matanya menangkap sosok perempuan yang berjalan kedepan pintu rumah, melalu jendela besar. "Siapa Dia?".
"Hwang Eonnie!". Panggil Kyungsoo pada salah satu pelayan rumah keluarga Kim. Karena bel terus berbunyi, Kyungsoo terpaksa membuka pintunya. "Ayo kita lihat Rahee, ada Ajhumma norak yang datang!".
Saat membukakan pintu, mata ajhumma norak itu langsung melebar. "Kau siapa?". Tanya sosok itu. Kyungsoo punya firasat jika wanita ini benar-benar tidak bersahabat.
"Selamat datang, Anda ingin bertemu siapa?". Tanya Hwang Eonni yang baru saja muncul disana.
"Aku ingin bertemu dengan Kim Jongin!". Ucapnya dengan Tegas.
"Maaf, tapi tuan dan nyonya rumah sedang tidak ada sekarang". Kyung soo tahu jika Hwang Eonnie berusaha mengusir tamu itu denga halus.
"Ya sudah aku akan menunggu!".
"Tap-"
Wanita itu langsung masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu. Sementara Kyungsoo dan Hwang Eonnie menatap satu sama lain.
"Hei kamu! Kemarilah!". Seru wanita itu.
"Aku!". Tunjuk Kyungsoo pada diri sendiri.
"Iya!".
Kyungsoo tanpa ragu-ragu mendekati wanita itu.
"Apa ini anaknya Kim Jongin?". Kyungsoo hanya mengangguk.
"Woahh jadi ini yang namanya Rahee!". Wanita itu langsung merebut Rahee dari gendongan Kyungsoo, membuat Rahee menangis.
"Hei tenanglah sayang, ini aku calon Eommamu!".
WHAT?! Calon Eommanya Rahee? No! Bahkan wanita itu tidak bisa menggendong Rahee dengan benar.
Kyungsoo mengambil kembali Rahee. "Maaf sepertinya dia buang air besar".
"Benarkah!" wanita itu mengeluarkan ekspresi seperti ingin muntah.
"Krystal bukankah aku bilang jangan datang kesini!". Ujar Jongin yang baru saja memasuki rumah, diikuti dengan Sehun, asistennya itu.
"Hai Jongin!" wanita yang bernama Krystal itu langsung mendekati Jongin. "Krystal pergilah dari sini!". Usir Jongin.
"Jongin aku tahu jika aku melakukan hal buruk padamu dulu. Tapi aku kesini untuk berkabung atas meninggalnya isterimu, da-".
"Aku bilang keluar Krystal, aku tidak butuh iba darimu!". Usir Jongin lagi.
"Jongin, tidak adakah lagi kesempatan untukku?". Krystal ketakutan saat melihat Jongin menatapnya tajam. "Ba-baiklah, aku akan pergi!". Krystal pun keluar dari rumah itu.
Saat itu mata Jongin mengalih pada Rahee yang masih sesegukan karena tadi menangis. "Apa dia tidak apa-apa?". Tanya Jongin cemas. Sehun yang ada disana menatapnya dengan tak percaya. Jongin tidak pernah bertanya tentang keadaan putrinya, tapi lihatlah sekarang?
"Dia menangis karena melihat kekasih Tuan Jongin!". Entah kenapa rasa sesak saat mengatakan itu. kenapa? Dia buka siapa-siapanya Tuan Jongin.
Jongin terdiam mendengar perkataan Kyungsoo.
"Berikan dia padaku".
.
.
.
.
TBC/END?
ini cuma twoshoot
jellycute masih belajar nulis fanfic ceritanya ni...
wkwkwkwk~
see u soon
.
.
