Hetalia Hidekazu Himaruya
Tidak mengambil keuntungan dari pembuatan fic ini, hanya untuk kesenangan semata
Maria mendapati dirinya terkunci di ruang bacanya, daripada terkunci, lebih tepat kata 'dikunci' untuk mendeskripsi keadaan yang dialami putri tertua keluarga Beillschmidt ini. Gadis bersurai platina itu dihukum dan merenungi kesalahan apa yang belum lama diperbuat olehnya. Bukan, ia bukan seorang troublemaker, hanya saja-
Hei! Apa salah jika ia ingin keluar dari mansion dengan berkuda menuju hutan tanpa pengawalan? Tapi Maria tak pernah belajar dari pengalaman, dimana ia akan mengilang hal sama ribuan kali, dan tak bosan mendapat kosenkwensi yang nyaris sama persis. Bahkan, ia sekarang bisa menghadapi konsekwensi itu dengan beberapa persiapan sebelumnya.
Memikirkan apa yang akan ia lakukan, Maria tersenyum lebar, tumpukan buku dimeja yang tersebar berantakan ia susun rapih didepan pintu, ia juga mengambil beberapa dari rak untuk menambahi agar dapat menahan pintu jika suatu saat terbuka.
Merasa cukup, kini Maria menggeser satu rak berukuran kecil untuk membuka satu ruang tersembunyi yang ia gunakan untuk meletakan kain yang ia sambung sangat panjang untuk kabur dari jendela, kamarnya ada dilantai tiga, dan ia tak mau terluka hanya karena meloncat untuk kabur.
"Young miss, suara ribut apa yang anda ciptakan?"
Maria memutar iris merahnya kesal begitu suara pelayan pribadinya mengintrupsi dari balik pintu.
"Felicja, katakan pada Silvija kalau aku butuh teh dan beberapa makanan manis"
Begitu derap langkah terburu terdengar, Maria melanjutkan usaha kaburnya, paling tidak untuk beberapa menit ia tak terganggu oleh dua pelayan yang hobi mengawasi tiap tindakannya.
Begitu mendapat apa yang ia butuhkan, Maria menarik kain-kain yang terjalin menjadi satu itu dengan kuat.
Tanpa sadar tersangkut pada dinding hingga Maria sampai jatuh ketika memaksakan menarik. Gadis itu mengumpat dengan cepat dan segera berjongkok untuk melihat apa yang telah menyangkut kain-kainnya hingga ia terjatuh.
Ia baru tahu jika ada semacam ukiran unik yang tersemat pada bagian dalam dinding yang cukup tersembunyi itu.
"Hmn, awesome, tapi aku tak punya waktu!"
Maria bangkit, mencari sesuatu untuk diikatkan kain hingga ia bisa kabur dari ruang bacanya.
Beberapa waktu berlalu sampai Maria merasakan lantai sedikit bergeser hingga membuka sebuah jalan rahasia menuju bawah, ia cukup terkejut, namun tergantikan dengan senyuman yang lebar.
"Young miss, kami membawakan teh dan cookies"
Suara Silvija dari balik pintu tidak menghentikan Maria menuruni tangga kebawah, daripada fokus kabur, sekarang Maria lebih memilih menghapus rasa penasarannya.
"Young miss, saya akan membukakan pintu, saya mohon untuk tidak berusaha kabur", Silvija terheran ketika pintu yang menyambungkan kamar dan ruang baca tuannya macet ketika ia mencoba mendorongnya, "young miss?".
Maria menatap ruangan itu cukup lama, ruangan itu tak punya pintu selain tangga ke ruang bacanya, dan sebuah piano cukup tua berada tepat ditengah ruangan. Agak seram, namun Maria mencoba tak peduli sama sekali. Daripada itu, ruangan yang seharusnya berdebu karena tak pernah dijangkau justru terlihat bersih, ia jadi berpikir apakah Silvija dan Felicja tahu tempat ini.
Maria berbalik, cukup melihat-lihat tanpa menemukan sesuatu yang menarik. Ia lebih baik kabur saja sedari tadi. Namun suasana yang tentram berubah menjadi begitu berat dan dingin, bersamaan dengan tuts piano yang dimainkan-
...end prologue
Maria : Nyo!Prussia
Felicja : Nyo!Poland
Silvija : Nyo!Liet
Yoroshiku!! Aku Zurufa, udah lama kenal ff, tapi baru berani publish cerita baru-baru ini. Dan, kalau banyak typo juga kesalahan, itu karena aku masih belajar, juga nervous waktu nulisnya. Kritik dan saran benar-benar membantu.
Zurupa
110517
