Desclaimer: Masashi Kishimoto
Judul: Rambut Merah
Rate: T-M
Pair: GaaHina
Genre: Humor, Family, School life and Romance.
Warning: OOC, AU, crack pair, DLDR, Gaje, Typo(s) de-el-el.
.
.
.
Hinata meneguk ludah kasar. Ia rasa ia sudah menjadi anak baik, suka membantu orang dan rajin menabung.
Tapi kenapa ia selalu dihadiahi masalah?
Sekarang ada Hinata berpakaian putih dan Hinata berpakaian hitam imajiner di sisi kanan dan kirinya.
Mulai sekarang kita akan menyebutnya Inner Hinata.
Mungkin di kehidupan sebelumnya kau orang jahat. Inner Hinata muali beraksi.
Atau mungkin karna kau orang baik jadi kau selalu diberi ujian? Kata Inner yang lain.
Kali ini Hinata mengangguk setuju. Kata-kata itu sering ia dengar di drama-drama. Tapi masalahnya hidup ini bukan drama kan?
"Senpai" cicitnya hampir tak terdengar.
Pria berambut merah di depannya menyatukan alis super tipisnya.
"Mengatakan sesuatu?"
Ya!
Masalahnya adalah Sabaku Gaara! Silahkan beri tepuk tangan untuk Hinata karna bisa membuatnya berbicara. Dan untuk kecerobohannya... mungkin?
"Senpai, kau menghalangi jalanku" ucapnya takut-takut.
Gaara mengangkat satu alis super tipisnya. "Lalu?"
Astaga! Hinata meneguk ludah lagi kali ini sampai ia bisa mendengar suaranya.
Glek!
"Bisakah senpai menggeser badan senpai?"
Gaara menyingkir. Dan Hinata langsung ambil langkah seribu.
AKHIRNYA! Dasar Hinata-baka! Bisa-bisanya kau berurusan dengan panda merah itu! Inner Hinata muncul lagi.
.
.
"Aku pulang!"
Hinata meletakkan sepatu di rak sepatu. Dapat ia lihat sepatu kakak-kakaknya yang lain.
"Tumben kalian pulang sore" ucap Hinata saat melihat Sai dan Sasuke sedang nonton TV.
"Kami tadi bolos" jawab Sai sambil tersenyum.
"Pantas saja" gunamnya pelan.
Hinata berjalan lesu menuju tangga. Kamarnya, Sai, Sasuke dan Hiashi berada di lantai dua ngomong-ngomong.
"Ada masalah, ya?" tanya Sasuke
"Tadi aku kena masalah dengan Gaara-senpai"
"Gaara?" seru Sai dan Sasuke plus wajah terkejut mereka.
Lebay. Inner Hinata yang berbaju putih. Inner yang satunya sedang tidak ada disini.
"Bagaimana ceritanya?"
"Jadi tadi aku ke perpustakaan untuk mencari Sasori. Ku kira di perpustakaan yang berambut merah hanya dia... tapi aku salah orang. Parahnya aku memeluk Gaara dari beakang dan memanggilnya Sasori" terangnya. Oh! Jangan lupa kedua telunjuk yang dimainkan di dada.
Kedua kakaknya menganga dengan tidak Hyuuga.
Lebay. Inner Hinata lagi.
Ugh... tentu saja di anime dan manga mereka bukan Hyuuga. Tapi di cerita ini mereka Hyuuga. Mengerti?
"Apa Gaara melakukan sesuatu padamu?"
Hinata menggeleng. Sasuke dan Sai menghembuskan nafas lega.
Ingin sekali inner Hinata berteriak "LEBAY" karna ke OOC-an SasuSai tapi ia urungkan karna itu bukan ajaran dari Papa Hiashi. Peraturan nomor 4: dilarang berteriak.
"Cepat ganti baju sana. Aku dan Sai akan ke rumah Naruto. Kau jaga rumah"
Hinata mengangguk. Dan menuju ke kamarnya. Ia melirik kamar Itachi dan Neji. Tidak ada orang.
"Aku benar-benar sendirian" katanya sambil menunduk.
.
.
.
"Akhirnya libur!"
Itachi menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya yang terlipat.
Para Hyuuga minus Hiashi sedang berkumpul di ruang makan menunggu Hinata selesai memasakkan sarapan mereka.
Di Dapur ...
Mau-maunya kau disuruh ke-empat kakakmu! Suruh saja mereka memasak sendiri! Inner Hinata yang berbaju hitam memanasi dapur yang memang panas.
Tidak boleh seperti itu! Neji dan Itachi kan baru dapat liburan. Sebagai adik kau harus membantu! Sangkal Inner yang satunya.
Sementara kedua Inner Hinata berdebat, Hinata masih sibuk dengan nasi gorengnya. Hanya buat empat porsi karna ia lebih suka sarapan dengan sereal.
Ia sama sekali tak terganggu oleh kedua Inner-nya karna menggunakan earphone canggih yang bahkan suara inner pun tak terdengar.
Canggih kan?
Setelahnya para Hyuuga itu pun sarapan dengan tenang tanpa ada yang bicara.
"Sasuke cuci piring dan Sai yang membersihkan dapur. Aku, Neji dan Hinata akan ke salon hari ini" Itachi selaku yang paling tua(bukan karna dia punya keriput, tapi memang ia adalah si sulung) memberi perintah pada adik-adiknya.
"Ini tidak adil!" protes Sasuke tak terima.
Sai mengangguk dan terlihat keberatan. Bukan keberatan sih. Dia kan ngga lagi ngangkat barang. Iya kan?
"Kalau kalian ke salon, kita harus ikut!" ucap Sai yang malah membuat Sasuke geram.
Sasuke kira Sai akan mendukungnya agar tak kena bagian bersih-bersih.
"Ini sudah aturannya! Neji, Hinata, ayo!" Neji dan Hinata sih adem ayem kalem. Nurut aja.
Neji, Itachi dan Hinata lalu pergi meninggalkan Sasuke dan Sai di rumah.
Sasuke mengepalkan kedua tangannya.
"Akan kubunuh kau Itachi!"
Sementara Sai masih sedih kara tidak dapat pergi ke salon.
"Apa aku harus memanjangkan rambut juga?" gunamnya.
.
.
.
Di salon, Itachi bertemu dengan temannya yang bernama Deidara. Awalnya Hinata kira Daidara adalah wanita, tapi saat mendengar suaranya ia salah.
Deidara cowok tulen.
Sayang ya. Hinata jadi iri karna Deidara cantik. Terlebih lagi ada kata Dara dalam namanya.
"Sasuke tidak ikut?" tanya Deidara.
Itachi menggeleng dan Daidara mengusap dadanya lega.
"Entah kenapa saat pertama kali melihatnya aku rasa aku akan mati ditangannya"
Hinata yang mendengarnya mengangguk. Menurutnya kakaknya itu memang agak seram.
Sementara itu Itachi tertawa lebar dengan tidak Hyuuga-nya. Neji yang mendengarnya mendelik tajam memperingati sang kakak.
"Aku juga punya firasat yang sama ketika ia lahir" kata Itachi setelah tawanya reda.
"Hoi! Kalian di ada di sini?"
Sasori tiba-tiba datang dan dihadiahi tatapan berbinar dari DeiDARA. Di belakangnya ada sosok yang paling Hinata takuti.
Yang berambut merah tanpa alis dengan eyeliner alami anti badai pasir dan tato merah bertuliskan "Ai".
Siapa lagi kalau bukan Sabaku no Gaara.
TBC or END?
Rencananya sih di update setelah Innocent Liar tamat.
Itu pun kalau ada yang minat.
