Disclaimer: Aku cuman ngerubah cerita karangannya Kishimoto.

Summary : Gimana jadinya kalo anggota-anggota Akatsuki dikasih libur sehari? Bandingin sama kegiatan mereka sehari-hari!!!

Chapter 1

A Long Day With Akatsuki-part I

Pagi yang cerah di sebuah rumah? pondok? gubuk? gua?...Yah whatever...yang pasti sih tempat tinggal! Terlihat seorang pemuda dengan rambut agak jabrik warna hitam dan mata kirinya di perban (AN: pasti tau donk siapa). Ia ngucek matanya sebentar sebelum menuju ke kamar rekannya.

Sepuluh menit kemudian...

Satu...

Dua...

Tiga...

Em...

"TOBIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! WTH ARE YA DOIN'????!!!!!!???????" terdengar jeritan keras dari kamar itu. Tobi segera terbirit-birit keluar dari sana.

"A..Gomenna...Dei-senpai!!! Aku gak sengaja kan!!!!!????!!!!!!!! "

"Baka!!!!! Kamu udah membuat rambutku kehilangan bahan suplemennya tau!!!" Deidara mengejar-ngejar Tobi dengan marahnya. Lalu ia melemparkan segumpal tanah liat ke arah Tobi.

"KATSU!!!"

"Aaahh!! Dame na!!!" Tobi segera berlari menghindar. Duaaarrr! Sebuah ledakan keras yang mampu menghancurkan...yah...tempat tinggal itu. Tak lama kemudian, muncul sesosok lagi pemuda...err...setengah hiu?...Yah yang pasti ia masih memakai boxer dan singlet.

"Yare-yare...Paan sih??? Pagi-pagi udah ribut gini!?! Menganggu mimpiku aja!!!" protesnya.

"Ah! Kisame-senpai!!! Syukurlah..." Tobi menghela napas mengetahui dia bisa selamat dari Deidara.

"Apanya yang syukurlah setelah menganggu mimpiku hah???" Kisame menunjukkan tatapan membunuh.

"He...he...Memang senpai mimpi apa?" tanya Tobi polos.

"Hmhm...! Aku dikejar-kejar cewek lho!!!" Kisame menyeringai penuh arti.

Hening sejenak sebelum...

"HWAHAAHHAAHAHAHAHHAHAHAHHHHAAAAAAAAAHAHHAAHHAHAAHA!!!!!!!!!!!!" tawa Deidara meledak. Tobi hanya memandangnya bingung.

"Ada apa Dei-senpai? Bukannya wajar kalo Kisa-senpai dikejar-kejar cewek?"

"Bwahahahah! Kisame...haha...dikejar...cewek...? Haha...padahal dia kan...haha...lebih parah dari aku...haha...mungkin ikan betina aja yang mau...bwahahaha!!!" tawa Deidara semakin menjadi-jadi.

"Aku...ga ngerti...Dei-senpai sakit ya?" Tobi memegang dahi Deidara.

"Yah...sebenarnya aku ragu juga sih mereka nih cewek ato bukan..." Kisame berkata dengan nada ragu-ragu. Deidara segera berhenti tertawa.

"Maksudmu?"

"Yah...sebenarnya yang kemarin ngejar-ngejar aku tuh para hiu betina...Lalu hiu-hiu jantan cemburu semua. Jadilah mereka...um...ber 50 ngelawan aku sendiri. Terakhir kemenangan tetap berada di tanganku! Gimana? Hebat kan???" Kisame bercerita dengan semangat '45 (AN:emang belum merdeka ya??) dan tatapan "ayo tepuk tangan dan bilang "hebat!!!" ". Deidara langsung terdiam. Hening beberapa menit.

"Hwahahahahahahah!!!! Kisame-senpai hebat ya! Bisa punya mimpi yang lebih konyol dari aku! Haahahaha! Hebat!" Giliran Tobi yang menjadi-jadi.

"Hei itu nggak konyol!!! Bukankah aku terdengar seperti pahlawan???!!?" Kisame membela diri.

"Huh...pahlawan kesiangan kali!!! " timpal Deidara. Kisame segera menampakkan wajah tidak senang. Ia hendak melayangkan tinjunya sebelum...

"Ohaiyo...!" sebuah suara menyapa mereka. Diikuti seseorang di belakangnya yang tampak masih ngantuk.

"Zetsu-san! Itachi-san! Ohaiyo!" Tobi balik menyapa dengan nada riang (AN:Tobi ampuh buat penghilang stres!!! 2 thumbs up!!! ) .

"Hoahhmmm!!!" Itachi muncul dari balik Zetsu dengan memakai kaos oblong hitam kesukaannya dan celana panjang biru tuanya.

"Yah,,,lupakan itu Kisame! Aku pergi dulu , minna!" ujar Deidara sambil menuju pintu. Sepertinya ia ingin menyudahi masalah tadi dengan Kisame.

"Ah! Dei-senpai mau kemana?"

"Aku mau beli shampoo silky ku lagi, yang tadi kamu habisin!!! Dan ingat ya! Aku masih belum buat perhitungan denganmu, Tobi!"

"Tapi kan...senpai belum sarapan!" cegah Tobi. Seperti tidak rela senpai nya yang satu itu pergi tanpa mengajaknya. (AN: kok rada yaoi ya?)

"Aku bisa sarapan di luar!"

"Tapi...aku kan sudah susah-susah buatkan unagi goreng kesukaan senpai..." Tobi memohon dengan tatapan "angelic". Deidara hanya mendengus. (AN: yang ini lebih parah...more yaoi?!?)

"Lupakan Tobi! Aku nggak mempan dengan itu!"

"Kalo gitu, bawa aku pergi!"

"Nggak!"

"Please..."

"Nggak!"

"Please...!" Tobi membuat suaranya semelas mungkin. Itachi yang enak-enak makan miso ramen kesukaannya jadi kehilangan selera.

"Cih! Merusak selera orang aja!" gerutunya.

"Sabar Itachi-san!" Kisame yang sedang makan takoyaki di sebelahnya mengelus-elus pundak Itachi.

"Tobi anak yang baik..." ujar Zetsu.

"Hah! Dengar ya Tobi ini urusan penting selain membeli shampoo! Jadi lebih baik kamu jangan halangi aku dan membuang-buang waktuku! Sekarang aku pergi! Ingat ya! perhitungan, Tobi!"

"Ha...hai!!!" Entah setan dari mana, Tobi langsung memberi hormat.

"Tenang...Tobi anak yang baik!" Jblamh! Deidara keluar sambil membanting pintu.

"Nah! Sekarang aku mau sarapan!" Tobi segera menghampiri omeletnya yang sudah terhidang di meja.

"Itadakimasu!!!" seru Tobi. Itachi hanya geleng-geleng kepala lalu melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Kisame tersenyum kecil.

"Eh? Zetsu-san tidak makan?"

"Apa kamu mau jadi sarapanku, Tobi?" ujar Zetsu. Tobi langsung merinding. Ia lupa Zetsu tuh kanibal.

"Jangan begitu, Tobi anak yang baik..." kepribadian Zetsu yang lainnya membela Tobi.

"Oh ya...Mana Hidan-san sama Kakuzu-san?"

"Ah! Dua monster itu ya? Kalo gak salah mereka dapat tugas baru lagi dari si Pein itu! Hash! Gak usah dihiraukan! Paling mereka terbunuh dalam menjalankannya!" Kisame berbicara dengan meluap-luap.

"Kamu lupa ya si Hidan tidak bisa mati?" Itachi akhirnya buka suara.

"Ah ya...! Tapi kalo si matre itu mati aku bersyukur sekali!"

"Jangan berbicara begitu tentang rekanmu, Kisame!" Zeri (kepribadian Zetsu yang lainnya) berkata dengan nada tak senang.

"Gak apa-apa kan? Lumayan untuk makan kita," bela Zetsu. Dasar emang makhluk kanibal berkepribadian ganda, bisanya debat sesama kepribadian!

"Ano...Sasori-senpai mana juga? Kemarin aku lihat masih ada kok di kamarnya Dei-senpai!" Seketika juga, semuanya terdiam.

"Ka..kamu serius, Tobi? Bukannya Sasori sudah mati?" Kisame merasakan hawa yang,,,mencekam. Tiba-tiba Tobi menjerit.

"Aaahhh!!!"

"Nan ta yo, Tobi?"

"Mi...minna...apa benar Sasori-senpai sudah...?" Tobi berkata dengan nada terbata-bata. Itachi, Kisame, dan Zetsu mengangguk serempak. Tobi langsung melebarkan matanya.

"Haahh...??? Zet...Zetsu-san...Apa benar aku anak yang baik?"

"Ya...Tobi anak yang baik!" Zetsu menjawab mantap. Itachi yang merasakan keanehan segera mengaktifkan Sharingan nya.

"Sharingan!"

"Ergghhh! Aku meragukannya, Zetsu-san! Aku pasti udah menjadi bad boy...! Kalo tidak kenapa aku bisa melihat Sasori-senpai kemarin dan..."

"Sudahlah Tobi! Hentikan kekonyolanmu itu! Dan...Itachi-san...Kenapa kamu mengaktifkan Sharingan mu?" Kisame berusaha mengalihkan pembicaraan.

"..." (Itachi)

"...Dan kenapa aku bisa melihat kalo Sasori-senpai sekarang ada di belakang Kisame-senpai???" teriak Tobi. Sepertinya kesal tadi omongannya dipotong.

"Ekh???!!!" giliran Kisame panik. Ia langsung melompat ke punggung Itachi.

"Tobi benar...Dan Kisame, kamu punya waktu 10 detik sebelum aku membuatmu jadi seperti Sasori!" ujar Itachi mengancam. Kisame tetap tidak bergeming dari tempatnya.

"Satu..."

"Aaaahhhhhhh!!! Yurei!!!!!!!!" Kisame dan Tobi menjerit.

"Dua..."

"Hah...! Gimana ini? Jadi ribut! " Zetsu menghela napas.

"Biarkan saja...Tobi anak yang baik...Dia bisa mengatasinya..." Zeri mengucapkan dengan nada tenang.

"Tiga..."

"Aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Empat..." Itachi mulai kesal.

"Ah! Akatsuki lagi ya? Huh...sepertinya aku salah tempat! Oh...jadi kamu Tobi ya penggantiku?" suara arwah Sasori menyapa Tobi yang kini meringkuk di balik tubuh besar Zetsu.

"Lima..."

"Oh? Itachi? Kamu lagi belajar ngitung ya? (AN: Itachi lovers, jangan tersinggung ya! Yawhhh!!  author dikejar-kejar Itachi lovers yang bawa panci!!! ) " tanya Sasori.

"Enam..."

"Hah...Rasanya aku harus beritau ke Pein deh!" Zetsu menghela napas.

"Aku pikir itu lebih baik..." Zeri mengomentari.

"Tujuh..."

"Ah ya! Pein-sama! Ngomong-ngomong dia dimana ya? Trus...Konan-san juga?" Tobi tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang diluar dugaan.

"Delapan..."

"Tobi...mereka tidak tinggal dengan kita kan? Lupa ya? Pein kan..." jawab Zetsu

"Sembilan..."

"Ah ya! Pein-sama tinggal sama Konan-san ya! Aku baru ingat mereka udah menikah kan!?" potong Tobi.

"Se..."

"Kalo Pein dengar kamu bisa dikeluarkan lho!" Zetsu mengingatkan. Kisame ternyata tetap dalam posisi semula.

"Sepuluh!!!" Itachi akhirnya menyelesaikan permainan menghitungnya.

"Mangekyou Sharingan!!!" Itachi mengaktifkan Mangekyou nya. Ternyata Kisame tetap belum sadar dan masih asyik teriak-teriak sendiri.

"Uo-oh! Ini menunjukkan tanda bahaya! Kabuuuuurrrrr!!!!!" Tobi langsung lari keluar sambil menarik Zetsu.

BLAAAAAARRRRRR!!!!!!!! DUMMMMMMMM!!!!!!!!!! JDDEEEEEEERRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!

Disensor! Anak dibawah umur 17 tahun dilarang baca:p

-END OF PART 1-

TBC

AN: Kerasa agak jayus gitu ya? Haha...Aku juga gak tau ide gila nih dapet darimana, pokoknya asal nulis aja. Sebenarnya aku cuman mo ngilangin stres. Eh ga taunya jadi gini...Ya udah aku masukin fanfic aja kaleee,,, Hehe :p

BTW...REVIEW yah!!!!!!!!!