THE VIOLET GUARD

Summary:

Cintamu seperti embun, sejuk namun akan menguap dengan mudah..berbeda denganku, seperti angka 8 yang tak berujung..

Pairing:

Ichigo Kurosaki and Rukia Kuchiki

Rate:

T+ mungkin semi M(16 keatas)

Genre:

Romance/Hurt/Comfort( ada actionnya)

Disclaimer:

just master Tite Kubo had authority with Ichigo and Rukia and also all character in this ff :D

Warning:

AU, maybe typo(s), and maybe OOC, mohon maaf apabila ada kesamaan cerita/ide/tempat/judul,ada unsur kiss yang berlebihan dan aksi kekerasan lainnya dimohon untuk 16 thn kebawah tidak membaca. No adegan gituan didalamnya cuma semi..? Don't Like, don't read

A/N: untuk para wanita yang mempertahankan cintanya tanpa syarat


Chapter 1

Him and His Attitude


Hujan masih terlalu deras untuk ditembus oleh wanita mungil yang sejak tadi menenteng tas bekal berwarna orange dan menunggu dihalte bus. Sesekali ia melirik jam tangannya. Ia juga tampak gelisah menunggu hujan reda.

"Aish, kapan hujannya berhenti, sih? Ichi pasti menungguku lama dan akan marah padaku." Ucap wanita mungil ini. Ia tampak berpikir sejenak.

Ia tak ingin mengecewakan kekasihnya itu. Karena wanita ini bertekad akan membahagiakan prianya yang bernama Ichi itu.

"Ah, aku harus kekantor Ichi sebelum jam makan siang," ucapnya lagi

Tak mau berlama-lama, ia mengeluarkan payung berwarna ungu miliknya dan menerobos lebatnya hujan.


Pernahkah kau memikirkanku?


Sementara itu,disuatu ruang kerja terdapat sesosok makhluk berwarna orange sedang dicumbu oleh seorang wanita yang berambut senada. Ia tampak menikmati perlakuan wanita itu..tanpa menyadari...

"Kurosaki!"

Dua manusia itupun menoleh kearah sumber suara yang dingin dan meninggi bersamaan itu. Sang wanita tampak gelisah sedangkan sang pria tampak biasa saja.

"Bisakah kau ketuk pintu dulu sebelum masuk, Ishida?" tanya pemuda berambut orange dengan tatapan tidak suka.

Sementara pemuda yang dipanggil Ishida nampak membenarkan kacamatanya. Ia mendengus sebal dengan kelakuan direkturnya yang diketahuinya sudah mempunyai tunangan.

"Pantaskah seorang direktur yang terhormat melakukan hal tidak senonoh, Kurosaki?" tanya Ishida mesih dengan nada dinginnya.

"Cih," pemuda yang bernama Kurosaki itu ikut mendengus sebal.

"Inoue, kau boleh keluar dulu. Biarkan aku bicara padanya" ucapnya lagi

Dengan sekali anggukan, wanita yang berambut senada dengan tuannya ini bergegas meninggalkan ruangan kerja sang tuan berambut mencolok ini.

"Dan kau Ishida, kenapa kau selalu mengganggu acaraku,huh?"

"Ichigo Kurosaki, sadarlah!"

Ichigo yang mendapat bentakan dari GM-nya ini hanya menatapnya datar.

"Kau sudah mempunyai tunangan. Apa kau tak malu,huh? Apa kau tak memikirkan perasaan Kuchiki-san?" tanya Ishida tak sabar.

Lagi-lagi sang pria berambut mencolok ini menghela nafas dan menanggapinya santai.

"Apa peduliku dengan Rukia? Dia memang tunanganku. Lagipula ia sudah menerimaku apa adanya. Apa aku salah, Ishida? Pria juga butuh main-main bukan?" ucap Ichigo dengan seringainya.

"Kurosaki, kauu!" bentak Ishida. Namun tak jauh dari situ ada 2 pasang mata memandangnya sendu...

"Ichi..go.."

Sontak semua mata memandang kearah sumber suara yang terdengar pelan itu.

"Kuchiki-san.." ucap Ishida terkejut

Wanita yang bermarga Kuchiki ini berlari keluar ruangan itu. Ishida masih dengan terkejutnya, sedangkan Ichigo hanya menatapnya datar.

"Tunggu apalagi Kurosaki? Cepat kejar dia,bodoh!" ucap Ishida memerintah.

"Fufu menyusahkan saja" ucap Ichigo sambil berlalu begitu saja.

Ia-pun meninggalkan ruangan kerjanya. Sedangkan Ishida masih disana.

'Dasar Kurosaki bodoh' umpat Ishida dalam hati.


Rukia POV

Aku menerobos hujan dan berlari kearah salah satu gedung pencakar langit. Ya, benar ini adalah kantor tunanganku. Ichigo Kurosaki. Ia adalah direktur utama perusahaan perminyakan terbesar di Tokyo.

"Ah..Kuchiki-san, hati-hati.." ucap Hanatarou, security dikantor ini ketika melihatku terburu-buru menaiki escalator.

"Terima kasih, Hanatarou" ucapku riang

Aku sudah sampai dikantor Ichigo. Aku tidak terlambat, bahkan ini kecepetan menurutku. Kuharap Ichi terkejut dengan kedatanganku ini. Tak kupedulikan rambutku yang sudah acak-acakkan karena aku berlari. Aku terus berlari sampai...terdengar..

"Kau sudah mempunyai tunangan. Apa kau tak malu,huh? Apa kau tak memikirkan perasaan Kuchiki-san?" tanya Ishida tampak emosi.

Itukan Ishida, General Manager perusahaan ini. Mengapa ia menyebut-nyebut namaku?...

"Apa peduliku dengan Rukia? Dia memang tunanganku. Lagipula ia sudah menerimaku apa adanya. Apa aku salah, Ishida? Pria juga butuh main-main bukan?" ucap Ichigo dengan seringai diwajahnya

Jleb..aku merasakan ribuan pisau menghunusku dengan sangat cepat. Aku sempat limbung, namun kutahan dengan mencengkram gagang pintu ruangan kerja Ichi.

"Kurosaki, kauu!" bentak Ishida garang.

"Ichi..go.." ucapku pelan tertuju padanya

Ishida tampak terkejut dengan kedatanganku, sedangkan Ichigo hanya memandangku datar.

"Kuchiki-san.." ucap Ishida

Akupun langsung berlari keluar ruangan. Aku tak sanggup lagi mendengarnya. Aku merasakan bulir-bulir asin dari mataku turun dengan derasnya. Aku juga membuang bekal yang kusiapkan dan payungku kesembarang arah. Aku berlari menerobos hujan lagi.

End Rukia POV


Normal POV

Rukia terus berlari dibawah hujan. Ia tak peduli lagi dengan teriakan Ichigo dibelakangnya. Baginya hanya formalitas belaka. Ia tetap berlari.

"RUKIA!" teriak Ichigo

"..."

"Rukia,berhenti" ucap Ichigo lagi

"..."

Namun,aksi kejar-mengejar tersebut berhenti dipersimpangan jalan. Ichigo kehilangan jejak Rukia.

"Cih, kemana dia?" ucapnya dalam hati.

Ia tak menyadari sesosok makhluk berambut biru mengikutinya dari belakang. Seringai ia lemparkan pada Ichigo yang masih membelakanginya. Tak lupa ia membawa 4 anak buah.

"Ichigo Kurosaki" panggilnya dingin.

Ichigo menoleh dan mundur beberapa langkah. Sialnya, ia tak menyadari bahwa dirinya dalam bahaya.

"Siapa kau?" tanya Ichigo dingin.

Pemuda bersurai biru itu menjentikkan jarinya dan keluarlah para anak buahnya. Ia mengepung Ichigo. Ichigo tampak terkejut namun kemudian ia memasang tampang tidak takut.

"Wah-wah tuan muda ini tampak tak takut rupanya. Jadi, bagaimana kalo kita memberikan salam untuknya" ucap pemuda itu lagi.

Kemudian salah satu anak buahnya maju dihadapan Ichigo dan menyerangnya. Ichigo dengan gesit menangkisnya dan meninjunya. Lagi, ia mendapat serangan dari anak buahnya yang lain.

"Ayo,sini maju!" ucap Ichigo garang dan memasang seringainya.

Anak buahnya yang lainnya tampak mengeroyok Ichigo yang sendiri. Namun, bukan Ichigo Kurosaki kalau tidak menang. Satu persatu, ia menghajarnya. Tinggallah ia dan pria bersurai biru.

"Wah, kau hebat sekali tuan. Tapi,aku takkan membiarkanmu " ucap pria bersurai biru.

Ichigo pun menghajar kuda-kudanya yang lemah. Namun, tanpa ia sadari salah satu anak buahnya bangkit dan memukul kepala Ichigo. Ichigo tersungkur dan ia dipegangi anak buahnya yang lain.

"Sial!" umpatnya.

Pria bersurai biru itu bangkit dan mengeluarkan sebilah pisau. Ia menyeringai.

"Tamat riwayatmu, Ichigo Kurosaki!" ucapnya sambil berlari menuju Ichigo.

Jleeb..

Sesosok wanita berpakaian dress ungu serta memakai topeng melindungi Ichigo. Akibatnya, lengannya yang tertusuk pisau. Ichigo sempat terkejut, namun ia mengambil kesempatan untuk menghabisi anak-anak buahnya yang memeganginya.

"Siapa, kau?" ucap pria bersurai biru terkejut.

Tanpa aba-aba, wanita itu menendang bagian vitalnya dan wajahnya hingga terpelanting. Ichigo yang sedang menghabisi anak buahnya dibuat kagum dengan aksi wanita itu.

Setelah membuat pria bersurai biru itu pingsan, wanita ber-dress dan bertopeng ungu ini melemparkan granat kearah mereka dan menggandeng tangan Ichigo.

Grep.

"Hei apa yang kau lakukan?" tanya Ichigo

"Lari,bodoh" ucap wanita itu datar.

Mereka berlari dari perempatan jalan yang sepi itu dan seketika...

BOOOM..

Ichigo sempat menoleh kebelakang ketika ledakan tersebut. Lalu,ia tampak mengamati wanita yang jelas-jelas..pendek? bahkan lebih pendek darinya. Merekapun berhenti didepan etalase sebuah kafe. Hujan masih setia mengguyur mereka.

Hening..

"Siapa kau?" tanya Ichigo memecah keheningan.

Wanita itu melemparkan sebuah handuk berwarna ungu muda.

"Pakailah, nanti kau bisa sakit" ucapnya datar

"Kutanya siapa kau?" ucap Ichigo yang tampak tak peduli soal handuk yang disodorkan padanya.

Wanita itupun mendengus sebal. Ia tahu lelaki yang baru ditolongnya keras kepala.

"Kau akan tahu, tapi bukan hari ini" ucapnya lalu meninggalkan Ichigo yang menatapnya sambil memegang handuk pemberiannya.

'Tawake.'


Aku selalu memikirkanmu.. sampai merasa sudah gila. Tahukah kau?


Ichigo kembali kekantornya dengan perasaan campur aduk. Kesal,karena tidak menemukan Rukia. Penasaran dengan wanita yang menolongnya dan marah karena tadi dia dihadang oleh orang-orang yang tak dikenalnya.

"Menemukannya,Kurosaki?" tanya Ishida yang menghadang jalannya menuju ruangannya.

Ichigo menghela nafasnya dan memasuki ruangannya. Ishida hanya mengikutinya dibelakangnya.

"Tidak,ia menghilang diperempatan jalan sepi diujung sana" ucap Ichigo datar

Ishida tampak mengernyitkan mata. Terlebih luka dipipi dan dahi sang direktur ini.

"Ada apa dengan lebam yang diwajahmu? Habis berkelahi,kah?" tanya Ishida.

"Berhentilah bertanya dan mengkhawatirkanku layaknya ibuku, kacamata. Tadi aku diserang oleh segerombolan yang mengikutiku dan mengincarku ketika mencari Rukia " ucapnya sambil menerawang kearah hujan yang belum berhenti sejak tadi.

Ishida menghela nafasnya dan memberi banyak laporan dimeja direkturnya ini. Tiba-tiba ponsel miliknya berdering.

"Ah, selamat siang Kuchiki-sama. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Ishida sesopan mungkin.

Ichigo langsung menatapnya tajam. Ishida membalasnya dengan tatapan bingung.

"Apa? Ah baiklah. Saya akan suruh Kurosaki ke mansion anda. Ah ya baik-baik. Selamat siang, Kuchiki—sama" ucap Ishida sambil mengakhiri pembicaraannya.

Ichigo yang penasaran langsung bertanya,

"Ada apa dengan orang itu?"

"Apalagi kalo bukan ulahmu, Kurosaki" ucap Ishida ketus.

"Ulahku?" tanya Ichigo memastikan.

"Yap, Kuchiki-san demam dan tak sadarkan diri didepan gerbang mansionnya. Sampai kapan kau mau bermain, Kurosaki?" ucap Ishida meninggi

Ichigo hanya menghela nafasnya dan bangkit dari kursinya. Pikirannya tambah mumet ditambah masalah ini.

"Kau urus semua dokumen ini, besok pagi laporkan padaku" ucap Ichigo sambil berlalu.

Ishida lagi-lagi menghela nafasnya. Ia harus lembur malam ini.

'Kau selalu begitu,Kurosaki' ucapnya dalam hati


Ichigo memasuki gerbang mansion Rukia dengan mobil sportnya. Ia lekas turun ketika, salah satu penjaga membungkuk dan mengambil alih kemudi untuk diparkirkan dihalaman depan mansion ini. Para maid tak lupa menyambut si direktur berambut nyentrik tersebut.

"Kau datang,Kurosaki?" ucap Byakuya yang dingin seperti biasa.

Ichigo berjalan dan mendekatinya. Byakuya hanya meliriknya sambil membaca majalah.

"Kau pikir tunangan macam apa aku ini?" tanya Ichigo dengan raut sebal.

"Menurutmu? Aku tak perlu menjelaskannya. Temui adikku. Ia membutuhkanmu" ucap Byakuya datar.

Ichigo lalu masuk kekamarnya Rukia. Wanita mungilnya terlihat pucat dan terlelap difutonnya. Ichigo hanya memandangnya sendu dan berdiri diambang pintu. Namun,tatapan Ichigo menjadi sangat terkejut ketika melihat lengan Rukia. Ia pun mendekatinya dan melihatnya dengan jelas.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Luka ini, luka yang..' batin Ichigo

"Ichi.."

"Rukia"


T.B.C


Author Corner:

Hai hai semua, D balik lagi nih ini lagi banjir ide. ini ratenya semi M, gak ada adegan yg menjurus begitukok. hehe Terima kasih buat yang kemaren review distance on sky oleh Darries dan Icchy-san. ditunggu reviewnya arigatou :)