KRIIEEETT…

Cklek!

Pintu kamar milik Kai dan dio dibuka oleh seseorang bertubuh tinggi berkulit putih. Namja itu kemudian melepas kaosnya sehingga topless. Kakinya ia langkahkan menuju kasur king size satu-satunya di ruangan itu. Disana terbaring Kai dan Dio yang saling memunggungi dan saling bermimpi indah di dunia masing-masing.

Namja putih itu lalu melesak dan merebahkan tubuhnya diantara keduanya dengan tubuh menempel pada Kai.

"Jongin.." Sehun berbisik di telinga Kai. Kai merasa terusik kemudian bangun dari tidurnya.

"Maknae, aku tidak bisa menemanimu nonton televisi malam ini.. aku sungguh lelah" Kai seperti sudah hafal jika Sehun malam hari ke kamarnya dan membangunkannya, itu berarti Sehun minta ditemani untuk menonton film hantu yang membuat Kai ketakutan hingga ketiduran dan bangun dipagi hari dalam rengkuhan hangat sang maknae. Kai tidak mempermasalahkan itu, toh Sehun memang selalu seenaknya dan Sehun tetap menjadi dongsaeng tersayang baginya, tidak lebih.

"Temani aku, hm?" Sehun mengecupi mata Kai yang sudah hampir tertutup lagi. Tangan Sehun perlahan memeluk tubuh Kai dan merapatkannya.

Kai merasakan kenyamanan dalam setiap pelukan yang Sehun berikan. Kai mendekatkan tubuhnya agar lebih mudah direngkuh oleh sang maknae.

"Apakah nyaman?" Sehun bertanya pada Kai dengan nada serak.

"Tentu, sering-seringlah memelukku, cadel" Kai membalik tubuhnya sehingga berhadapan dengan Sehun dengan pinggangnya yang dipeluk erat oleh Sehun.

BLUSH..

Entah mengapa pipi Kai memerah, hidung mereka bersentuhan, segera Kai mengalihkan pandangannya dari Sehun dan mengatur detak jantungnya.

"Pastinya" Sehun mendekap tubuh Kai erat hingga Kai dapat mencium bau asli dari seorang oh Sehun.

"baiklah, aku menemanimu malam ini" Kai melepas pelukan Sehun lalu duduk dan hendak berdiri namun pergelangan tangan kanannya dipegang erat oleh Sehun.

"Ada apa?" Kai memandang Sehun dengan mata setengah terbuka. Ia masih mengantuk.

"Kau bisa menabrak jika berjalan dengan mata seperti itu" Sehun bangkit duluan kemudian berdiri dihadapan Kai yang masih duduk dipinggir kasur.

"Sini" Hup! Sehun menggendong bidal Kai.

"Ya, maknae, turunkan aku" Kai berontak.

CUP!

Sehun mengecup sudut bibir Kai. Seketika Kai diam dalam gendongan Sehun dan menggerutu disepanjang perjalanan menuju ruang televisi.

BRUGH! Sehun melempar begitu saja tubuh Kai diatas sofa. Untung sofa itu empuk.

"Aght! Kau magnae nakal! Berani dengan hyungmu!?" Kai menunjuk-nunjuk kearah namja putih yang kini sedang sibuk menyalakan televisi.

"Hm, minggir" Sehun mendorong tubuh Kai hingga terguling dilantai.

"Ya, magnae sialan! Dimana aku bisa menemanimu kalau kau rebahan memenuhi sofa begitu!" Kai berdiri dari jatuhnya dan memandang malas kearah Sehun yang kini merebahkan tubuhnya memanjang hingga memenuhi sofa satu satunya itu.

GREP!

Sehun memeluk pinggang Kai dengan tangan kirinya lalu menarik Kai untuk mendekat kearahnya hingga Kai terduduk di pinggang Sehun yang ber abs. Sesaat Kai melihat abs Sehun yang terlihat jelas itu tanpa berkedip. Mata Sehun perlahan menatap Kai. Pandangan mereka bertemu.

"Kau iri dengan abs ku?" Sehun memandang Kai dengan tatapan pamer. Ingat, kaos Sehun ia lepas dan kini tertinggal di kamar Kai, kini tubuh atas Sehun tak terbalut apapun.

"Hn, yah! Begitulah! Abs mu lebih terbentuk daripada absku, dan kau tahu sendiri kan, abs ku tidak sebagus saat debut dulu" Kai mendengus lalu melipat tangannya.

"Bocah sepertimu memang tidak cocok memiliki abs six pack seperti milikku, lebih cocok dengan abs 11" Sehun mengelus elus perut Kai dari luar kaos merah Kai.

"oh.. eh! Mwo? Enak saja!" Kai tersinggung lalu menyentak tangan Sehun yang mengelus perutnya.

"Tapi memang terlihat seperti itu sekarang" Sehun menunjuk perut Kai.

"Tidak kok!" Kai berdiri dan memandang Sehun sengit.

"aku ingin bukti" Sehun duduk lalu menyandarkan tubuhnya di sofa dengan Kai yang berdiri didepannya.

"tidak!" Kai berjengit sebal.

"berarti memang abs 11" Sehun memandang rendah Kai sambil tersenyum mengejek.

"yak oh Sehun! baiklah, nih lihat!" Kai menaikkan kaos merahnya sehingga perutnya ter ekspose.

GLUP!

Sehun menelan susah payah air liurnya, sejenak ia menjilat bibirnya dan matanya bahkan tidak berkedip memandang objek indah sexy didepannya.

GREP!

"KYA!" Sehun menarik paksa tubuh Kai sehingga Kai terdorong dan ambruk kearah Sehun. dan perutnya mendarat dengan mulus kewajah Sehun.

CHU~!

Sehun mengecupi perut Kai sensual. Dijilatnya dan disesapnya kulit Kai.

"Aaah.. a..ah.. se.. sssh.. Sehun.. lep..ash!" Kai berusaha menjauhkan wajah Sehun dari perutnya. Kini kaki Kai menekuk, berdiri dengan lututnya diatas sofa. Tangannya masih mencoba sekuat tenaga untuk menjauhkan kepala Sehun dari perutnya. Tapi hasilnya nihil! Oh Sehun adalah namja terkuat pertama dalam kekuatan kaki di EXO dan panco kedua setelah Xiumin.

"Sehun!" Kai akhirnya bisa menjauhkan wajah Sehun meski hanya setengah jengkal dan lidah Sehun masih menjulur mencoba menjilat kulit pinggangnya.

"Sehun lepas! Se-aaanghh… nyaah.." pinggul Kai maju kedepan setelah Sehun meremas pinggang dan butt sexynya.

HAUP!

Sehun kembali menjilat mengecup dan memberi tanda pada perut Kai.

Beberapa menit berlalu dan Kai hanya pasrah menumpukan tangannya pada sandaran sofa.

Sehun masih asik, lidahnya tak henti menjilat setiap senti kulit tan manis itu, tangannya meraba betapa rampingnya pinggang itu dan meremas bongkahan butt yang kenyal dan pas ditangannya seolah itu memang ditakdirkan untuk diremat olehnya.

"Huuun~ sudaahh~ aah…" Kai merengek.

CUUPP~..

Kecupan lama Sehun berikan pada pusar Kai seakan tak rela sedetikpun melepasnya.

"Hn" Sehun melonggarkan dekapannya pada tubuh Kai dan mengakhiri semua aktivitasnya pada tubuh Kai.

SREET PLUK!

Kai lemas langsung terduduk dipangkuan Sehun dan menyandarkan tubuhnya di dada bidang Sehun.

"Kau maknae kurangajar" Kai mengutuk Sehun dengan nafas yang bahkan sudah lemah. Kai menurunkan kembali kaos merahnya.

"Hn, aku akan kurangajar agar bisa menyentuhmu" Sehun perlahan memeluk pinggang Kai, mengeratkannya sehingga tubuh Sehun dan Kai benar benar menempel dan Kai mau tidak mau menyandarkan kepalanya di bahu bidang Sehun.

"Cadel pervert" Kai sudah sangat lemas, matanya menjadi sayu.

"Itu kau tahu" Sehun meremas butt Kai lagi.

"EEngh Sehun! stop!" Kai menampar tangan Sehun yang nakal menjamah buttnya itu.

"Perutmu datar Jonginnie, dan pinggangmu amat ramping seperti yeoja" Sehun membisikkannya ditelinga Kai sambil meraba tubuh Kai.

HAP!

Sehun sudah lapar dengan hanya melihat telinga Kai, jadi segeralah dikulumnya cuping itu.

"Aaangh.. maknae, sialan kau.. sshhh.." Kai menggeliat tidak nyaman di pangkuan dan dekapan Sehun.

"Kulitmu tan sexy dan manis sekali.. aku baru tahu kalau ada kulit yang serasa gula.. dan seharum strawberry hm.." Sehun mengecupi mata Kai yang menjadi sayu.

"Jangan bilang Baekhyun hyung jika absku hilang, bisa-bisa aku disuruh memakai pakaian yeoja dan menari SNSD lagi" Kai mengelus rahang runcing Sehun.

Mata Sehun terpejam menghayati sentuhan Kai. Halus.. tangan Kai halus.

"Hun, kita menonton apa?" Kai melirik televisi yang sedari tadi belum dinyalakan.

"Kau mau lihat apa?" Sehun balik bertanya pada Kai.

"Entah, coba cari channel yang bagus" Kai hendak beranjak dari pangkuan Sehun untuk mengambil remot yang berada disamping televisi namun pinggangnya segera dipeluk erat oleh Sehun sehingga gerakannya terhenti.

"Biar aku yang ambil" Sehun berujar.

"Oh-Yak!" Kai terkejut karena ternyata Sehun bangkit dengan memapah butt Kai sehingga mau tidak mau kedua kaki Kai memeluk di pinggang Sehun dan tangannya di leher Sehun. seperti koala.

"Yaa.. maknae, lepaskan tanganmu, aku mau turun" Kai memandang tangan Sehun yang masih setia memapah buttnya.

"Peluk aku yang erat lalu cium pipiku lima detik baru aku lepaskan" Sehun memberi penawaran.

"Itu tidak adil" Kai mempoutkan pipinya imut.

Chu~!

Sehun mengecup pipi Kai.

"Yak! Kenapa kau cium" Kai menjauhkan wajahnya.

"Salahkan wajah manis cute mu itu" Sehun berujar lalu mengecup lagi pipi Kai.

"Bagaimana?" Sehun kini malah membawa Kai berjalan-jalan mengitari ruang televisi.

"Sehuuunn.. iish! Arraseo, berhentilah berjalan!" Kai memasang wajah cemberut yang menggemaskan.

Sehun kini berhenti dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Ehem.. aku haus" Kai mengerjapkan matanya.

"Jangan cari alasan, palli" Sehun menatap Kai protes.

"N..ne" Kai mengangguk imut.

HUG!

Kai memeluk Sehun.

"Eratkan lagi" Sehun bersuara.

HUG!

Kai mengeratkan pelukannya.

"Lebih erat Kkamjong" Sehun menghirup sebanyak-banyaknya wangi perpotongan leher jenjang Kai yang kini terhidang dihadapannya.

"Iiish! Cadel!" Kai marah dan memeluk erat Sehun. sangat erat karena terbawa emosi. Kakinya juga erat memeluk pinggang Sehun sehingga kini keduanya menempel erat.

Sehun tahu, sangat tahu bagaimana cara memancing emosi Kai. Dan tentunya ia gunakan untuk mendapatkan pelukan dan hal lebih dari Kai.

HUG!

Kini tangan Sehun ikut membantu dengan mengeratkan papahannya pada butt Kai dan sebelah tangannya memeluk erat punggung Kai.

"nyaman?" Sehun bertanya pada Kai.

"ne, hangat, nyaman sekali" Kai mengeratkan pelukannya pada tubuh Sehun, menyandarkan kepalanya pada pundak bidang Sehun.

Cup!

Sehun mengecup leher Kai berulang kali, membuat Kai menggesekkan kepalanya di ceruk leher Sehun.

"Apakah kucing hitamku ini merasa amat nyaman hingga mengeluskan kepalanya pada majikan seperti sekarang ini?" Sehun berkata dengan nada agak tertawa.

"Miaw.. majikanku hangat, majikanku nyaman sekali, miaww.." Kai menggesekkan pipinya di bahu Sehun.

"Yehet!" Sehun benar-benar bahagia sekarang, ia ciumi bahu Kai lagi dengan lembut.

"Hun, andai aku jadi kucing peliharaanmu, pasti aku akan bahagia sekali karena selalu kau peluk nyaman begini" Kai menempelkan dahinya di perpotongan leher Sehun.

"Hm? Aku bahkan tidak punya peliharaan sejak kecil" Sehun berkata dengan masih sibuk mengecupi pundak Kai yang sedikit terekspose karena kerah kaos merah Kai agak longgar, tentu saja setiap hari akan semakin longgar karena Sehun selalu menariknya agar bisa menciumi dan memberikan tanda pada pundak mulus itu.

"Tapi kalau aku jadi kucing yang suatu saat kau pelihara, pasti aku jadi kucing paling bahagia di dunia ini" Kai mengusap dagu runcing Sehun lagi. Entah, Kai suka sekali memegang dagu indah itu.

"Aku tak perlu kucing, kau saja sudah cukup Jongin" Sehun memejamkan matanya meresapi sentuhan Kai.

"Aku manusia, pabbo" Kai mengakhiri sentuhannya namun tangannya segera diraih oleh tangan Sehun.

"Dan aku akan selalu memelukmu, menghangatkanmu" Sehun mencium punggung tangan Kai cukup lama. Kai kemudian tersipu dan memeluk erat Sehun lagi. Menyembunyikan wajahnya yang memerah di ceruk leher Sehun.

Tap,Tap,Tap.

Sehun berjalan menuju balkon. Tangannya dengan erat memeluk dan menggendong Kai didepannya. Kai masih setia memeluk leher Sehun dan kakinya melingkar di pinggang Sehun.

"Hun, kapan kau menurunkanku.. kau terlihat seperti menimang bayi jika menggendongku dan mengajakku berjalan-jalan begini" Kai berucap dengan mata sayunya. Ia yang tadi dibangunkan Sehun di kamarnya sudah merasa lelah dan di gendongan Sehun sekarang malah menjadi semakin nyaman dan mengantuk.

"Cium aku 5 detik dulu baru aku lepaskan" Sehun mematenkan keinginannya.

"Huft! Baiklah! Tutup matamu!" Kai memandang kesal Sehun.

"Hanya di pipi kenapa harus tutup mata?" Sehun ganti memandang kesal.

"I-Itu karena.. ah yasudah! Sini!" Kai menarik leher Sehun dan menempelkan bibir sexynya di pipi putih magnae itu.

Chu~

TIK-TIK-TIK-TIK-

Entah mengapa waktu terasa lama sekali, lima detik terasa amat lama untuk kecanggungan ini.

==TBC==

Sampai sini dulu, hehe

HunKai selalu pokoknya..

Review ya..