Judul : It's Complicated
Author : Shin Ah Chan
Length : chapter
Disclaimer : member Super Junior milik orangtua dan Tuhan, tapi kalau boleh egois Chulppa milikku! *dibunuh Petals*FF ini 100% PUNYA SAYA! *teriak pake kentongan(?)
Warning : Typo(s), alur kecepetan, cerita kaga jelas, judul kaga nyambung sama isi cerita
.
.
Pairing EunHae couple
.
FF ini genderswitch!
.
DON'T LIKE DON'T READ!
DON'T BASHING DON'T COPYING DON'T BE A SILENT READER!
.
.
Annyeonghaseyo~ satu lagi FF dari author abal yg lagi merambah dunia perfanfican selama beberapa abad *plak*
Bagi yang udah baca My Freakly Boy! Atau The Legend of Uminemon and Kyubita pasti udah tahu siapa saya *pd banget ni author* tapi mianhae~ jeongmal mianhae bagi yg nunggu My Freakly Boy belum dapet feel nih buat ngelanjutin T^T sebagai gantinya saya share FF lama saya yg saya adaptasi sedikit^^ semoga kalian suka^^
.
.
.
.
~HAPPY READING~
.
.
.
-Someone POV-
Karena kekayaan kedua orangtuaku, kami merayakan tahun baru dengan mengundang sanak saudara dan rekan-rekan kerja appa. Pada pesta itu ada seorang yeoja memakai dress berwarna merah muda dengan bando yang senada dengan dressnya. Cantik sekali. Waktu itu umurku masih 9 tahun dan sepertinya yeoja itu juga seumuran denganku.
"Annyeong, siapa namamu?" sapaku ramah dan sok keren pada yeoja yang sudah membuatku jatuh cinta ini.
"Annyeong, ah anda pasti tuan rumah ya? Kenalkan, Eunhyuk imnida." Ia mengulurkan tangannya dengan sopan.
Wah rupanya selain cantik, ia juga sangat sopan. Cocok untuk menjadi nyonya Lee. Aku tersenyum lebar dan menjabat tangannya. Terasa hangat di tanganku.. dan di hatiku.
Tapi perkenalan kami hanya sebentar karena tak berapa lama keluargaku mengalami kebangkrutan dan kami pindah ke Mokpo.
Setelah itu tak terasa 7 tahun telah berlalu. Dengan beasiswa yang susah payah kudapatkan, aku meneruskan sekolahku ke Seoul. Dan aku berharap dapat menemui yeoja bernama Eunhyuk itu lagi.
"Seoul."
Aku melangkahkan kakiku di kota ini. Kota kelahiranku, benar-benar membuatku kangen. Aku berjalan-jalan sebentar ke taman. Dulu aku sering sekali kemari bersama teman-temanku, Lee Sungmin dan Choi Siwon. Ah, kudengar mereka berdua juga bersekolah di SMA Incheon yang akan kumasuki. Aku jadi senang dan ingin segera bernostalgia dengan mereka berdua.
Aku duduk di bangku di tengah taman. Koperku kutaruh di sebelah kakiku. Taman ini tidak terlalu ramai, masih seperti dulu. Aku jadi membayangkan rumahku yang dulu. Masih adakah? Di rumah yang megah itu telah terkubur kenanganku sejak aku lahir hingga bertemu dengan Eunhyuk dulu. Untunglah SMA Incheon berasrama sehingga aku tak perlu memikirkan akan tinggal di mana.
Aku tak sabar dan segera bergegas ke SMA Incheon. Begitu sampai aku tertegun melihat bangunan yang besar dan megah tapi khas eropa berada di hadapanku. Ne, inilah asrama SMA Incheon. Aku memasuki gerbang dengan perasaan senang dan menanyakan kamarku pada penjaga asrama. Ia mengantarku ke kamar no 308 di lantai 3. Di papan tertulis.. Lee Donghae dengan Kim Kibum..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jadi namanya Kibum?
Aku memperhatikan namja yang tengah tertidur pulas di kasur sebelah dengan wajah yang luar biasa manis. Semalaman aku menunggunya dan menyiapkan kata-kata untuk menyapanya, tapi ia tak kunjung datang. Setelah lewat jam 12 akupun mengantuk dan tertidur. Eeh di pagi hari baru aku bisa melihat wajahnya.
Aku memperhatikannya dengan seksama, banyak luka di wajah dan lengan namja ini. Apa yang ia lakukan ya kira-kira sampai terluka seperti ini?
Tiba-tiba speaker yang berada di koridor berbunyi, "Annyeonghaseyo.. bagi para siswa baru SMA Incheon segera ke auditorium dengan memakai seragam khusus dan jas yang telah diberikan oleh sekolah."
Yak! Gara-gara terlalu lama memperhatikan namja itu aku jadi lupa untuk mandi. Segera aku membangunkannya dengan mengguncang-guncang badannya.
"Hei, bangun! Bangun! Kita disuruh ke auditorium sekarang!"
"Aiiish! Apa-apaan sih kau ini?" Ia terhenyak dan menatapku tajam.
Omo.. menakutkan! Sungguh menakutkan! Apa aku akan mendapat masalah besar? Tapi...
"Nugu ya?"
GUBRAK!
ia malah menatapku dengan tatapan heran. Aku mengelus-elus dadaku dan bersyukur tidak jadi dimangsa(?)
"Aku teman sekamarmu, Lee Donghae." Kataku ikut heran karena bisa-bisanya ia tidak mengenaliku yang tertidur pulas di samping ranjangnya semalam.
"Oh, arra Donghae, aku tidur dan kau ke auditorium!" Ia mengeluarkan killer smile-nya dan membuat author terpesona #heh ngaco xD # ralat~ maksudnya membuatku terpesona.. tanpa sadar aku mendekatkan wajahku semakin dekat dengannya, aku menatap kedua matanya yang juga menatapku, pandanganku beralih ke bibirnya. Entah kenapa seperti sedang terhipnotis, perlahan bibirku menyapu bibirnya lembut…
#R: HEH AUTHOR BEGO! INI BUKAN EPEP YAOI!
A: *asyik nonton HaeBum* ah iya, ya lupa, lupa xD padahal lagi asyik-asyiknya –"
R: DASAR AUTHOR BEGO!
A: *nangis di pojokan bareng Chulppa* T.T huweeeeeeee….
(abaikan saja author bego satu ini)
Ralat~ ralat~
Ia mengeluarkan killer smile-nya sekilas, membuatku jadi menuruti kemauannya untuk membiarkannya tidur. 'ya sudahlah' batinku.
Menyadari tak ada protes dariku, ia memeluk gulingnya dan kembali tertidur pulas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Upacara penerimaan murid baru sudah selesai, aku berjalan menuju kelasku dengan langkah tegap. Sejak tadi aku belum menemukan yeoja yang kucari. Walaupun sudah 7 tahun berlalu, aku tak akan pernah lupa wajah yeoja itu. Tak akan pernah lupa..
kelas 1-B
"Annyeong haseyo" sapaku ramah pada seisi kelas. Beberapa membalas sapaanku dan yang lain memilih untuk diam, entah karena malu ataupun karena sedang asyik sendiri. Aku tersenyum sebentar, lalu masuk ke dalam kelas.
'tidak buruk juga kelas ini' batinku karena kuperhatikan anggota kelas ini ramah-ramah.
Tiba-tiba mataku menangkap sosok seorang yeoja yang tengah asyik memainkan laptopnya di bangku paling belakang. BUKANKAH ITU EUNHYUK?
"Eunhyuk-ssi!" Aku berteriak dengan cukup keras.
Seisi kelas mendadak hening dan menatapku bingung. Aku mendekatinya seakan tak percaya dengan apa yang kulihat. Ia menghentikan aktivitasnya sebentar lalu memandangku. Jantungku berdegup tak karu-karuan.
Ia menegakkan kepalanya. Omona.. itu memang dia! Sejak dulu wajahnya yang imut tidak berubah sama sekali, malah bertambah manis..
"Apa aku mengenalmu?" Ia mengernyitkan dahinya.
"Ne, aku Lee Donghae, apa kau ingat?" Aku tak kuasa menahan senyum-malah terkesan cengengesan saat melihatnya.
Ia terlihat berpikir sebentar lalu segera berkata, "Anni."
Ia kembali meneruskan aktivitasnya. Aku terbengong, lalu memutuskan untuk duduk di sampingnya. Seisi kelas masih memandang kami keheranan, terutama ke arahku. Beberapa diantara mereka bahkan berbisik-bisik dengan sebelahnya. Tapi aku tak peduli, sekarang aku sudah bisa bertemu orang yang kucari selama ini walaupun ia sedikit ketus-ya ampun kayak gitu sedikit?o.0 T #author cengo *poor Hae
"Hmm.. Sebenarnya kita udah nggak ketemu selama 7 tahun.. Masa kau nggak inget? Kita pernah ngelewatin tahun baru bareng-bareng.. di rumahku." Aku melunakkan kata-kataku karena kupikir ia kaget ada seorang namja tak dikenal tiba-tiba mengklaim mengenalinya.
"Hm, aku nggak inget." Ia berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
Karena kesal sejak tadi diacuhkan, aku mencoba menarik lengannya. Sontak ia berteriak..
"YA! NAMJA MISKIN! BISA SINGKIRIN TANGANMU NGGAK?"
Seisi kelas yang sejak awal sudah memperhatikan kami, kini benar-benar kaget. Begitupun aku. Aku hanya diam tak mengerti. Namja miskin katanya?
"Mwo?" aku hanya bisa melongo menanggapinya. Eunhyuk sedikit menjauh dariku.
Tiba-tiba dari luar datang dua orang namja. Satu berbadan atletis tinggi dan sangat tampan, sedangkan satu lagi berbadan lebih pendek dan terkesan montok(?) berwajah sangat manis.
"Ada apa, Eunhyuk-ah?" namja tinggi itu mendekati kami. Eunhyuk menunjukku dengan tatapan tajam.
"Namja miskin ini pegang-pegang tanganku!" Aku terbelalak mendengar kata-katanya.
"Hei kau berani banget ndeketin Eunhyuk-ah!" namja montok itu menatapku dengan tatapan antara heran dan jijik. Karena aku hanya diam saja, namja tinggi itu berbicara lagi
"Kau masih baru di sini ya? Denger ya pasti kau belum tau. Sebagian anak di kelas ini berasal dari SMP Incheon jadi pasti kenal sama kami. Yeoja yang kau pegang-pegang tadi namanya Lee Hyuk Jae, putri dari pemilik sekolah. Dan kau..
Namja itu memandang rendah ke arahku lalu berkata lagi,
"Namja miskin sepertimu yang bisa masuk hanya karena beasiswa jangan harap bisa ndeketin dia, apalagi macarin dia deh!"
Aku tercengang. Kenapa namja ini bisa tahu tentangku?
"Lagian Eunhyuk-ah kan udah punya namjachingu.." namja montok di sebelahnya ikut-ikutan membuka suara.
Namjachingu? Jadi ia sudah punya namjachingu? Bodoh. Benar-benar bodoh aku mengharapkannya selama ini tanpa memikirkan konsekuensinya.
"Haha betul, kau tak akan bisa menang melawan namjachingu Eunhyuk-ah!"
"Ne.. dia sangat tampan dan kuat, keren banget deh!" namja montok itu menutup wajahnya sambil kegirangan. Hyek, menjijikkan sekali.
"Nugu ya?" Aku memberanikan diri untuk bertanya. Kedua namja itu berpandangan sebentar.
"Siapa dia Eunhyuk-ah?" namja tinggi itu tersenyum kepada Eunhyuk.
"Aiish mana mungkin dia dat… ah itu dia!"
Pandanganku teralihkan kepada seorang namja tampan dengan rambut acak-acakan masuk ke dalam kelas. Itu kan….?
"MWO? KIBUM-ssi?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hei ngapain kau duduk di sebelah yeojachingu-ku?" Kibum menatapku tajam, lebih tajam daripada tadi pagi. Kedua namja licik yang ada di belakangnya tersenyum licik lalu berkata dengan serempak
"Tadi namja itu menggoda yeojachingumu, Kibum-ah"
Sontak Kibum memandangku.
DEG!
Eomma rasanya aku mau ngompol , seram sekali!
"MINGGIR!" perintahnya garang. Aku langsung mengangguk dan pergi sejauh mungkin dari mereka. Yeoja itu tersenyum penuh arti pada Kibum-ssi.
Karena aku diusir, aku memutuskan untuk duduk di depan saja. Aku duduk di dekat seorang yeoja yang sangat manis bernama Jessica. Walaupun ia terlihat kaya, ia sangat ramah padaku –berbeda dengan orang-orang yang kutemui tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat istirahat berlangsung, Eunhyuk, Kibum, dan kedua namja tadi langsung capcus entah kemana. Aku dan Jessica hanya diam di kelas sambil memakan jatah makan siang kami-di SMA Incheon disediakan jatah makan siang
"Kukira tadi kamu akan mati, Donghae-ah!"
"Ne, aku pikir juga begitu.."
"Sebenarnya apa sih hubungan antara kamu dan Eunhyuk-ssi?"
"Kami dulu temenan.. aiish! itu udah 7 tahun yang lalu dan sekarang dia udah berubah.."
Jessica membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang kukatakan
"Kamu tahu, Donghae-ah? aku udah bareng sama tu yeoja sejak TK dan aku yakin sifatnya sama sekali nggak berubah sejak dulu, sombong dan angkuh!"
"Jinjja?" Kini aku yang tidak percaya dengan apa yang ia katakan.
"Ne, dia slalu memandang remeh orang lain, tapi sejak SMP dia jadi deket sama Kibum-ssi yang notabene anak seorang presdir suatu perusahaan mainan yang cukup besar, dan pada akhirnya mereka pacaran.. aku juga nggak ngerti cara apa yang dipakai Kibum-ssi buat ngluluhin hati yeoja itu!"
"Oh gitu.. emang Kibum-ssi selalu nyeremin kayak tadi itu ya? lalu dua namja tadi siapa?"
"Ne, desas-desusnya dia ketua gangster! Serem banget deh! Mana dia sabuk hitam taekwondo lagi.. aiish menyeramkan banget! Kalau dua namja itu, mereka gabung di Incheon sejak SMP. Mereka dipandang setara sama Eunhyuk-ssi jika ditinjau dari kekayaan mereka…."
Aku bergidik ngeri mendengar perkataan Jessica. Sabuk hitam taekwondo katanya? Aku berkelahi aja nggak pernah!
"Oh gitu.. eh siapa nama mereka(dua namja itu)?"
"Choi Siwon dan Lee Sungmin."
MWO? Aku yang sedang makan sup langsung tersedak dan membuat Jessica panik. Ia mengusap-usap punggungku perlahan. Aku benar-benar tak percaya.. mereka kan sahabatku?
"Donghae-ah waeyo? Gwaenchanayo?"
"Nan gwaenchana, Jessica.. Aiish! aku benar-benar tak bisa mempercaya ini!" Aku membersihkan seragamku yang terkena kuah sup.
"Mwoya?"
"Choi Siwon dan Lee Sungmin, mereka sahabatku saat kanak-kanak…"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Author POV-
"Eunhyuk-ah, tadi kita keterlaluan nggak sih?" Sungmin memberanikan diri bertanya kepada Eunhyuk yang diam sejak tadi
"Tentang apa, Sungmin-ah?"
"Lee Donghae, ne?" Siwon mengerlingkan matanya kepada Sungmin. Sungmin mengangguk cepat.
"Aiish kenapa sih kalian ini? Kalau kalian masih ingin main sama dia, bodo amat! terserah, toh aku masih punya Kibum." Eunhyuk bergelayut manja pada lengan namjachingunya. Kibum hanya tersenyum lalu mengusap kepala Eunhyuk sayang.
"Memangnya dia siapa sih kok kalian bisa kenal?" Kibum terheran-heran karena yeojachingunya dan dua sahabatnya bisa mengenal namja yang datang dari pelosok desa itu.
"Hm.. sebenarnya ia teman sepermainanku sama Sungmin dulu. Nggak disangka dia juga kenal sama Eunhyuk-ah.."
"YA! Berhenti berbicara atau kubakar mulutmu Choi Siwon! aku nggak kenal sama namja miskin itu!" Eunhyuk memberikan deathglare-nya pada Siwon. Siwon menghela nafasnya pelan.
"Oh.. jadi dia punya hubungan khusus sama kalian bertiga? oke, chukkae. Dan babonya dia sekamar denganku di asrama!"
Mata ketiga orang selain Kibum terbulat sempurna, menatap Kibum dengan pandangan tak percaya.
"MWO?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Donghae POV-
Aku melangkah takut-takut saat memasuki asrama. Rasanya seperti masuk ke kandang singa, kandang naga, buaya, komodo, kadal, cicak(?)
Tiba-tiba ada yang mengetuk pundakku. Karena kaget aku langsung berteriak dengan keras
"Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"
"Ssssst! berisik sekali kau ini." namja yang berada di belakangku membungkam mulutku. Jantungku masih dag dig dug duer(?)
"Siwon?"
"Ne.."
Aku sungguh tak mengerti. Apa maunya sekarang?
"Em..mianhae atas kata-kata dan perbuatanku tadi pagi. Kalau nggak digituin, Eunhyuk-ah akan ngambek.." Aku mengernyitkan dahiku, masih belum bisa mencerna kata-katanya. Tanpa menunggu balasanku ia berkata lagi,
"Mungkin ini terdengar munafik.. tapi sungguh, Lee Donghae, aku benar-benar rindu padamu. Sejak kau pindah ke Mokpo, aku dan Sungmin selalu merasa kesepian.."
Mwo? Setelah ia mempermalukanku dengan TEMAN-TEMANNYA YANG BARU dengan mudahnya ia berkata seperti itu?
"Em.." Aku hanya bisa menggumam pelan. Aku masih bingung antara memaafkan atau tidak.
"Jeongmal mianhae"
Aku menatap mata Siwon lekat-lekat. Babonya aku. Mata itu masih sama seperti 7 tahun yang lalu. Kenapa aku tidak mengenalinya saat bertemu tadi? Padahal ia begitu mudah mengenaliku.
Tak dapat dipungkiri, aku sungguh senang akan kata-kata Siwon. Ternyata masih ada yang mengingatku.
Karena aku hanya diam saja dan tak menggubris kata-katanya, ia hanya tersenyum kecil. Tiba-tiba HPnya berbunyi.
"Yeoboseo? Ah ne.. sebentar.. mwo? Waktunya tak akan sempat.. aku harus ke studio sekarang.. aiish ya sudahlah, ne, ne, arra!"
Ia menutup teleponnya lalu berpikir sebentar. Dengan ragu-ragu aku bertanya,
"Waeyo Siwon?"
Ia menatapku tak kalah ragu-ragu, "Ah anni. Hanya aja aku disuruh ngambil peralatan dari gudang buat membereskan ruangan osis, sedangkan sebentar lagi manajerku njemput.."
"Kau sekarang model? Dulu kau pernah bilang padaku kalo kau pengen jadi model."
Siwon tersentak kaget, tak menyangka aku masih mengingatnya.
"Hm.. ne." Ia terlihat kikuk karena kata-kataku barusan. Apa sebegitu anehnya mengingat hal yang disukai sahabatnya?
"Kalau gitu biar aku yang melakukan tugasmu Siwon, kau segera pergi sana! Ntar telat, lagi.."
"Jinjja?" Ia terlihat tak percaya. Ada rasa bersalah tersirat di kedua manik matanya.
"Ne. kajja!" Kataku yakin.
"Gomawo" Siwon segera pergi dan aku bergegas menuju gudang.
Aku menghentikan langkahku. Buset… tempatnya dikelilingi kebun yang sangat gelap dan mengerikan.
Tiba-tiba terbayang di benakku wajah emakku #ups salah# maksudku, wajah setan-setan yang kerap menghias layar kaca. Aiish kau ini laki-laki Lee Donghae!
Dengan langkah pasti aku mencoba membuka pintu gudang tersebut. Ng? terbuka? Kenapa tidak dikunci? Aku masuk ke gudang dan tiba-tiba..
BRAK!
Itu suara pintu yang ditutup! Sontak aku berlari menuju pintu tersebut. Terdengar tawa orang-orang di luar sana yang dapat kudengar dengan jelas, sangat jelas..
"Hahaha, nikmati malammu di sana Lee Donghae!" suara ini.. Eunhyuk?
"Hihihi, namja babo! Dengan bodohnya dia kena perangkap!" lalu.. Sungmin?
"Itu hukuman karena kau telah menyentuh yeojachinguku, Lee Donghae!" Ini.. jelas Kibum
"Hahaha, good job.. Choi Siwon!" suara Eunhyuk terngiang di telingaku. CHOI SIWON?
"…ne" Katanya lemah.
Tiba-tiba dadaku sakit. Aku sungguh tak percaya. Jadi ini.. jebakan? Dan dengan bodohnya aku tertipu!
"Ya! Lee Donghae! Mungkin kau dulu anak seorang presiden direktur Lee Coorporation, tapi sekarang kau hanya sampah! kau tahu dulu aku berkenalan denganmu karena kau kaya! Tapi sekarang? Mana mau aku berteman dengan namja miskin sepertimu!" Eunhyuk menekankan kata-kata terakhirnya. Aku sungguh tak percaya..
Jadi selama ini apa yang sebenarnya kuharapkan? Selama 7 tahun ini?
Mereka tertawa bersama, lalu meninggalkanku sendirian. Aku merasa masih ada seseorang di dekat gudang, ia berkata sebelum akhirnya pergi,
"Jeongmal mianhae, Donghae-ah.."
Suara ini.. Siwon? Aku sungguh tak mengerti.. Sebenarnya ia berpihak pada siapa? Kenapa mereka yang dulu kukenal jadi seperti itu? Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiranku.
Aku mencoba mendobrak pintu gudang itu dengan seluruh kekuatan yang kumiliki. Tapi nihil, pintu itu tak bergeming sedikitpun. Di ruangan yang gelap ini hanya jendela yang terletak jauh di atas yang menjadi penerang.
'apa aku harus memanjatnya?'
Entah karena aku belum makan malam ataupun karena kelelahan, kepalaku terasa berputar. Pusing sekali. Tiba-tiba pandanganku mengabur dan….
"Donghae-ah. Gwaenchana yo?"
Aku mendapati seorang yeoja berada di dekatku. Ia terlihat sangat khawatir.
Aku mengamati sekitarku. Tempat ini asing..
"Jessica? Di mana aku?"
"Kita di UKS Donghae-ah. Tadi kamu ditemukan pingsan di gudang. Sedang apa kamu di sana?"
Ah.. aku ingat semuanya. Semalam setan-setan itu mengurungku di gudang. Tapi ternyata anemiaku kambuh dan aku pingsan. Dan aku baru ditemukan tadi pagi? Mereka benar-benar keterlaluan!
"Em, tadi malam… aku tersesat.."
Aku berbohong pada Jessica. Entah kenapa aku masih punya rasa kasihan kepada mereka sehingga aku berbohong seperti ini.
"Mwo? kamu ada di sana sejak semalam? Pantas saja badanmu dingin sekali!"
Ia membulatkan matanya seakan tak percaya akan kata-kataku. Kau benar-benar yeoja yang baik, Jessica..
"Hehe.. sudahlah Jessica aku nggak apa-apa kok" Kataku meyakinkan.
"Jinjja?"
"Ne, Jessica."
Ia menghela nafasnya. Aku bisa menangkap ketulusan di setiap kata-katanya. Sungguh yeoja yang baik, andaikan Eunhyuk seperti Jessica. Ah kenapa aku memikirkannya lagi? Sudah cukup aku memikirkannya!
"Kamu mau roti? aku bawakan sekarang" ia segera beranjak, tapi aku menahan tangannya.
"Andwe, tidak usah.."
Ia memasang ekspresi marah-yang justru membuatku mengulas senyumku
"Tidak boleh! Nanti kamu pingsan lagi!" Ia melepaskan tanganku lalu membeli roti di kantin yang hanya berjarak beberapa ruangan dengan UKS. Tak berapa lama ia kembali.
"Ini." Ia duduk di sebelahku dan mengulurkan berbagai macam roti. Ada roti melon, roti coklat, roti buaya(?), roti cicak kadal(?) #perasaan author suka banget sama kadal ya =="#abaikan
"Gomawo Jessica." Aku mengambil semuanya #Donge rakus xD *dibunuh Elfishy# dan memasang senyum terbaikku untuk Jessica. Ia sedikit salah tingkah
"Cheonma Donghae-ah.."
Aku membuka satu roti kesukaanku, roti melon. Dulu aku, Siwon dan Sungmin sering membeli dan memakan roti ini bersama-sama. Ah.. lagi-lagi aku teringat mereka. Menyadari keadaanku, Jessica bertanya lagi,
"Gwaenchana Donghae-ah? kamu terlihat pucat.. sepertinya kamu banyak pikiran. Jangan ragu untuk membaginya denganku, arra?"
Aku mengangguk pelan. Ada sesuatu yang berdesir di dadaku.. entah kenapa Jessica selalu membuatku merasa lebih baik. Tapi aku segera tersadar dengan cepat..
"Jessica, kamu nggak berangkat sekolah?-Mengingat kamu terus menemaniku dan 5 menit lagi sudah bel masuk."
"Kalau aku masuk, kamu bagaimana?"
"Nan gwaenchana Jessica. Aku nanti masuk kok."
Ia menghela nafasnya lagi. Entah untuk keberapa kalinya.
"Jinjja?"
"Ne, Jessica. kamu segeralah ke kelas, nanti aku menyusul!"
Ia terlihat berpikir sebentar. "Hm.. arra.."
Ia meninggalkanku yang masih sibuk dengan roti-roti ini. Aku benar-benar lapar, dan semua ini gara-gara mereka! Aku merasa tanganku mengepal.
Setelah selesai memakan roti-roti itu aku segera berdiri dan membenahi seragamku yang belum kuganti sejak kemarin. Aiish betul juga, aku belum mandi! Bagaimana bisa Jessica betah di dekatku sejak tadi?
#kau begimana-begimana tetap tampan dan wangi kok oppa xD *diceraiin Chulppa*
Aku tak merasakan ada bau aneh dari badanku. Aku menghela nafas lega, aku bisa segera masuk ke kelas sampai aku merasakan ada orang lain di kasur sebelah. Ia keluar dari penyekat yang membatasi antara satu kasur dengan kasur yang lain. Mataku membulat mendapati Eunhyuk ada di sana. Sejak tadi ia ada di sana?
Ia menunduk, mendekatiku dengan canggung.
"Gwaenchana?" satu kata itu keluar dari bibirnya. Aku tak percaya dengan apa yang dikatakannya.
"Mwo?"
Ia terlihat geram sesaat, lalu kembali menunduk.
"Gwaenchana yo?" Kali ini ia mengeraskan suaranya.
Mwo? Ia mengurungku di gudang semalam dan ia masih sempat-sempat bertanya aku baik-baik saja? Ah.. tipu muslihat apa lagi kali ini?
"Ne" jawabku singkat, tanpa melihatnya sama sekali. Dadaku terasa panas seperti ada yang meluap-luap di dalamnya.
"Syukurlah" Ia menyunggingkan sudut bibirnya, membuatku menerka-nerka apa yang sedang ia rencanakan.
"..." tak sedikitpun kata keluar dari mulutku. Sejak tadi dadaku naik turun menahan emosi.
"Mianhae.. aku.." masih dengan menunduk ia berkata dengan sangat pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Cukup.."
"Mwo?" Ia menatapku keheranan.
"Kubilang cukup! entah apa lagi kali ini yang kau dan teman-temanmu itu rencanakan, tapi aku tak akan terjebak! Aku tak peduli lagi... Aku benci padamu, Lee Hyuk Jae!" nafasku terengah-engah mencoba menahan emosi yang akan keluar.
Ia menunduk lagi, mataku menangkap sedikit cairan bening dalam kelopak matanya. Entahlah.. walaupun aku sebenarnya masih tak tega melihatnya begitu, aku mencoba untuk tak peduli.
Aku mendahuluinya pergi ke kelas, meninggalkannya yang masih diam terpaku di ruangan UKS.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Eunhyuk POV-
Aku berangkat dengan perasaan ringan. Semalam aku dan Kibum menyelinap dari asrama dan pergi makan. Dia memperlakukanku layaknya seorang putri. Aku sungguh bahagia bersamanya. Hanya dia yang mengerti aku..
"Ng?"
Di kejauhan aku melihat Yun songsaengnim membopong seorang namja. Ia tampak tergesa-gesa. Tanpa pikir panjang aku mendekatinya.
"Nuguya, songsaengnim?" sambil berjalan aku memperhatikan namja itu dari atas sampai bawah. Kepalanya menunduk, tidak terlihat jelas siapa dia. Tapi, seluruh badannya berdebu dan kotor sekali. Aku jadi sedikit risih melihatnya.
"Ah, Eunhyuk-ah, hmm dia Lee Donghae" Aku membulatkan mataku tak percaya. Donghae? Bukannya semalam ia berada di gudang?
"Ada apa dengannya, songsaengnim?" kataku tanpa rasa bersalah.
Yun Songsaengnim tersenyum kecut, "Anemianya kambuh Eunhyuk-ah, ia pingsan di gudang tadi pagi. Entah sedang apa ia di sana."
Anemia? Ya ampun.. aku bahkan tak tahu tentang itu..
Aku mengangguk kecil dan mengikuti mereka sampai di UKS. Jujur, ada rasa bersalah dalam benakku. Walaupun itu ide gila Kibum, sejujurnya aku sedikit tidak tega. Yah, sedikit sih. Bagaimanapun aku tetap membencinya!
Setelah membaringkannya di kasur, Yun songsaengnim memintaku untuk menjaganya. Aku mengangguk. Kuambil handuk dan kubasahi dengan air, lalu kuusapkan ke wajah dan rambutnya yang kotor terkena debu. Anehnya, meskipun aku tak suka memegang debu atau sesuatu yang kotor, aku rela membersihkannya sampai benar-benar bersih.
Ada sedikit rasa puas melihatnya terlihat segar. Aku menyunggingkan senyumku perlahan. Tanpa kusadari tanganku mengusap poninya lembut. Entah kerasukan apa aku, yang jelas hanya ini yang bisa kulakukan untuknya.
"Mianhae" lirihku. Tak berharap ia mendengarnya.
Tak berapa lama aku mendengar derap langkah seseorang. Tanpa pikir panjang aku segera bersembunyi di balik penyekat yang membatasi kasur Donghae dengan kasur yang berada di sebelah. Karena ada lubang kecil di penyekat kayu ini, aku bisa mengintip melalui celah tersebut.
"Donghae-ah!"
Aku mencaritahu siapa yang datang. Ternyata Jessica, putri konglomerat Jung. Aku menatapnya dari atas sampai bawah, entah kenapa aku tak suka padanya.
"Ngh.."
Donghae menggeliat kecil. Dia sudah sadar ya? Menyebalkan.. Kenapa dia tidak sadar dari tadi? Kenapa harus saat Jessica yang bersamanya?
Lho? Kenapa aku ini? Kenapa aku jadi seperti ini? aiish ada apa denganku?
"Donghae-ah. Gwaenchana yo?" Jessica mendekati Donghae. Terlihat jelas ia sangat khawatir pada namja itu.
"Jessica? Di mana aku?"
"Kita di UKS Donghae-ah. Tadi kamu ditemukan pingsan di gudang. Sedang apa kamu di sana?"
DEG!
Ya Tuhan.. apa Donghae akan bercerita kalau aku mengurungnya? Awas saja kau Lee Donghae! Akan kucincang kau kalau sampai kau membeberkannya!
Kulihat Donghae berpikir sebentar, seperti mengingat-ingat..
"Em, tadi malam…aku tersesat.."
Mwo?
"Mwo? kamu ada di sana sejak semalam? Pantas saja badanmu dingin sekali!"
"Hehe.. sudahlah Jessica aku nggak apa-apa kok.."
"Jinjja?"
"Ne, Jessica."
Rupanya ia menyembunyikannya. Kenapa ia harus menyembunyikannya? Seharusnya ia berkata kalau kami yang mengurungnya kan? Ia sangat membenci kami kan?
Entah kenapa dadaku jadi sesak seperti sekarang ini.
"Kamu mau roti? aku bawakan sekarang."
"Andwe, nggak usah.." dengan cepat Donghae menggenggam tangan Jessica. Aiish kenapa jadi pertunjukkan cinta-cintaan begini sih?
"Tidak boleh! Nanti kamu pingsan lagi!"
Aku berencana akan keluar saat Jessica keluar, tapi karena terlalu lama berpikir ia keburu kembali lagi. Kali ini ia membawa berbagai macam roti.
Sekarang mereka malah duduk berdua di kasur sebelah. Aiish mana sebentar lagi bel. Aku jarang berangkat terlambat-kalau bolos sering jadi aku merasa gelisah sekarang.
"Gwaenchana Donghae-ah? kamu terlihat pucat.. sepertinya kamu banyak pikiran. Jangan ragu untuk membaginya denganku, arra?"
DEG!
Meski tidak terlalu jelas, sepintas tatapan Donghae berubah pada Jessica. Kenapa dia? Apa dia jatuh cinta pada Jessica?
"Jessica, kamu nggak berangkat sekolah?"
"Kalau aku masuk, kamu bagaimana?"
"Nan gwaenchana Jessica. aku nanti masuk kok."
"Jinjja?"
"Ne, Jessica. kamu segeralah ke kelas, nanti aku menyusul!"
"Hm.. arra.."
Akhirnya Jessica pergi juga, sementara Donghae masih sibuk memakan roti-rotinya. Keluar nggak ya? Aiish bagaimana ini… aku bingung..
Tak lama ia selesai memakan roti-roti itu dan segera berdiri untuk membenahi seragamnya. Apa ia tidak sadar kalau aku membersihkannya? Menyebalkan! Aku membutuhkan ketelatenan dan waktu lama untuk membersihkannya, tapi ia malah cuek-cuek saja..
Lalu ia mencium-ciumi ketiaknya sendiri, membuatku menahan tawa. Dasar namja miskin, nggak punya deodoran kali ye? #unyuk + author digolok Elfishy o.o #
Tawaku mendadak hilang. Yang tersisa hanyalah debaran jantungku yang jadi lebih keras dan cepat dua kali dari biasanya. Ya, kupikir inilah saatnya.
Aku menghela nafas sebentar, membiarkan jantungku menetralisir degupannya terlebih dahulu. Pada akhirnya aku memutuskan untuk keluar.
Sesaat, ia terlihat kaget mendapati aku keluar dari balik penyekat. Tapi ia lalu memalingkan pandangannya. Hm.. Rupanya ia membenciku. Entah kenapa rasanya dadaku sakit sekali. Aku menunduk agar kesedihanku tak terlihat olehnya.. Perlahan aku mendekatinya yang masih berdiri di sana.
"Gwaenchana?" Ah bodohnya aku! Seharusnya bukan ini yang kukatakan..
"Mwo?"
DEG!
Jantungku berdegup sangat kencang. Aku menatapnya, bola matanya sesaat seperti mau keluar. Apa ia tak terima dengan perkataanku? Menyebalkan! Padahal untuk mengatakannya saja aku harus meninggalkan gengsiku dan merendahkan diriku di hadapannya. Apa kau tak tau, Lee Donghae?
"Gwaenchana yo?" Kuulangi perkataanku dengan lebih keras. Menyebalkan! Aku merasa seperti ditelanjangi, ini sangat memalukan bagiku.
"Ne" Ia memalingkan wajahnya. Aku cukup lega mendengarnya, kukira ia akan memaki-maki atau memukulku. #unyuk lebeh =3= *digolok Jewels*
"Syukurlah" Refleks aku berkata seperti itu. Entah aku bersyukur karena apa.
Ia terlihat marah, karena untuk sesaat kami terdiam. Dengan mengerahkan seluruh keberanian, aku mengucapkan kata-kata yang tak pernah dikatakan oleh seorang Lee Hyuk Jae…
"Mianhae.. aku.."
Suaraku keluar pelan sekali. Aku sendiri hampir tidak bisa mendengarnya. Ternyata keberanianku tidak cukup menahan rasa gengsiku.
"Cukup.."
Aku segera mengangkat kepalaku, "Mwo?"
Apa maksudnya 'cukup'? Aku menatapnya meminta penjelasan.
"Kubilang cukup! entah apa lagi kali ini yang kau dan teman-temanmu itu rencanakan, tapi aku tak akan terjebak! Aku tak peduli lagi... Aku benci padamu, Lee Hyuk Jae!"
JLEGER!
Rasanya seperti disambar petir. Jantungku sakit sekali seperti disayat-sayat. Bukan, ini bukan jantung. Kurasa.. hatiku yang sakit..
Ia.. membenciku..?
Apa ia sungguh-sungguh membenciku..?
Tak kutemukan keraguan sedikitpun pada matanya. Aku bisa langsung menyimpulkan..
Ya, Lee Donghae membenciku..
Tanpa sadar mataku memanas. Aku segera menunduk, tak kuasa menahan airmata yang mulai menggenang di pelupuk mataku.
Ia melengang pergi begitu saja setelah mengatakannya. Aku tak bisa mempercayainya, kenapa aku ini?
Aku sudah punya Kibum.. Aku mencintainya.. sungguh mencintainya.. tapi kenapa dengan mudahnya namja miskin dari desa itu datang lagi ke kehidupanku dan membuatku sakit lagi?
Lee Donghae..
Kenapa kau selalu membuatku sakit hati..?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Drap.. Drap..
Terdengar derap langkah menuju UKS. Aku segera menyeka airmataku dan bersikap sewajar mungkin.
Seorang namja montok datang, menyilangkan tangannya dan bersandar pada tembok.
"Tidak berhasil ya?" Katanya setengah mengejek.
Berhasil? Apa maksudnya?
"Apanya?"
"Apanya apa? kau merencanakan sesuatu ya?"
"Anni! aku tadi benar-benar tulus minta maaf! aku tak tahu kalau dia punya anemia.."
Aku tak terima ketulusanku diragukan. Kalau hanya pura-pura, aku tak perlu merasa sesakit ini..
"Cih.. kupikir kau mulai suka padanya, Eunhyuk-ah!"
Aku membulatkan mataku lalu menatapnya tajam, "MWO? Berhenti bicara atau kulempar kau Lee Sungmin!"
"Ckck..
Sungmin berdecak kecil, seolah-olah ia prihatin dengan keadaanku. "Kau tetap angkuh Eunhyuk-ah, terserah kau saja. aku hanya tak ingin kau menyesal."
Sungmin berbalik lalu pergi meninggalkanku. Suka? Apa mungkin aku suka padanya? Pada Lee Donghae?
Sebenarnya bisa saja aku suka padanya. Apalagi rasanya sakit sekali saat ia berkata ia membenciku.
Tapi.. apa mungkin?
Tidak! Kau tidak suka padanya Lee Hyuk Jae! Yang kau cintai hanya Kibum.. ya…. hanya Kibum…
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Gimana readers? Aneh ya? Saya juga ngerasa aneh sama nih fic -' saya minta pendapatnya ya^^ kalau masih ada yg minat, saya lanjutin.. kalau enggak ya udah saya hapus ^^
Mind to Rnr?
