Would You Like To Taste the Hell?

Sebuah ide bodoh dari seorang kawan bisa menghancurkan segalanya…

Uji nyali di hutan itu bukanlah hal yang baik…

Bersiaplah menghadapi ketakutan yang sesungguhnya,

Saat kau memasuki hutan tak berujung yang pada akhirnya merenggut nyawa

Chapter satu: Ide Gila Naruto

Siang itu di Kantin Konoha High School…

"Serius lo Naruto! Gila! Gue nggak berani masuk ke hutan itu!" koor Ino, Sakura, Tenten, Kiba dan Lee.

"Iya gue serius! Kita coba uji nyali di hutan itu! Lagian kenapa sih? Itu kan cuma hutan? Paling cuma ada ular pas malam, kalo nggak suara burung hantu, de el el. Kenapa lo semua pada takut gitu sih?" ujar Naruto.

"Bu… bukannya begitu Naruto… so.. soalnya… Neji-nii pe.. pernah bi.. bilang kalau hutan itu berhantu… siapa yang masuk ke sana tidak bisa kembali ke luar lagi… i.. iya kan Neji-nii?" kata Hinata tergagap.

"Ya Naruto. Lo harusnya pikir-pikir ulang ide lo itu," kata Neji sambil mendengus.

"Hn. Itu benar. Bahkan si Aniki saja sampai takut kalau harus lewat hutan itu," timpal Sasuke.

"Ah elo semua cupu!" seru Naruto kecewa. "Kyuu-nii aja nggak takut!"

"Ah, kakak lo itu kan kayak monster Nar! Setan aja pada takut sama dia!" ujar Sakura setengah bercanda.

"Jiah! Kan cuma semalem aja! Takut banget sih lo pada!" Naruto masih menggeram.

"Sudahlah Guys, kita turutin idenya Naruto aja. Cuma semalam ini kan?" Sai menengahi.

"Sai, lo anak baru! Lo belum denger reputasi tuh hutan! Jiihh… gue takut!" ujar Kiba.

"Halah, alasan!" bentak Naruto kesal, sampai-sampai seluruh kantin melihat ke arah mereka.

"Jadi gimana nih? Kita turutin atau enggak?" kata Tenten.

"Gue… emmm… setuju deh," ujar Sakura, dengan sedikit tidak ikhlas. Tapi mau gimana lagi? Melawan komitmennya Naruto memang sangat sulit.

"Gue juga. Sohib gue ikut, kenapa gue enggak?" cetus Ino. Sakura dan Ino tersenyum bersama-sama, lalu bertos ria.

"Hn. Ikut." Sasuke bicara.

"A… aku.. aku ikut deh…" Hinata menyalurkan suaranya.

"Gue ikut!" kata Lee.

"Ikut," kata Neji.

Kini giliran Kiba. Manusia pecinta anjing itu tampak sedikit ragu-ragu.

"Emmm… gue ikut deh. Gue nggak mau dibilang cupu," kata Kiba.

"Haaahhh… gue terpaksa ikut." Tenten menghela napas.

"Aku ikut," ujar Sai.

"Berarti sekarang tinggal Shikamaru, Chouji, dan Shino. Mereka kita ajak atau nggak?" tanya Naruto, sebagai panitia uji nyali tidak resmi.

"Ajak saja. Tambah ramai itu makin seru," timpal Sakura.

"Bener tuh. Nanti gue telepon Shino deh. Moga-moga sih dia mau," kata Kiba.

"Ya udah.. gue tinggal telepon si Shika dan Chouji," keluh Ino. "Semoga mereka mau ikut."

Naruto tersenyum puas. Ya, ide bulusnya berhasil.

Hutan yang dijadikan tempat uji nyali mereka adalah Hutan Katoniga, hutan angker yang berada 3 mil dari sekolah mereka. Hutan Katoniga terkenal angker karena yang masuk ke sana tidak bisa keluar lagi. Apalagi sepuluh tahun lalu, ketika sekelompok remaja mengadakan uji nyali di Hutan Katoniga, mereka menghilang secara misterius di dalam hutan. Ketika tim pencari datang dan memasuki Hutan Katoniga untuk mencari sekelompok remaja itu, tim pencari itu justru ikut hilang. Akhirnya Hutan Katoniga dicap sebagai hutan angker dan tak boleh dimasuki. Kabarnya, sering terlihat penampakan dan teriakan-teriakan berdengung di sekitar hutan itu.

Wajar saja kan, kalau teman-temannya Naruto takut mendengar rencana itu?

"Naruto, kapan kita uji nyali di sana?" tanya Kiba.

"Hari Sabtu aja, pas malam. Jam tujuh malam kita udah kumpul semua di sekolah, lalu kita berangkat ke sana. Yang perlu disiapin adalah obat anti nyamuk, P3K, pakaian ganti, snack atau makanan terserah seberapa banyak, trus bawa juga pisau lipat atau tongkat baseball." Naruto menjelaskan.

"Pisau lipat? Buat apa?" kata Sakura.

"Kalau ada binatang yang mengganggu, itu bisa buat bela diri kan?" kata Naruto.

"Tumben otak lo jalan, Dobe." Sasuke menimpali dengan komentar pedasnya, sehingga Naruto mendelik sesaat.

"Setuju kan semuanya?" kata Naruto lagi.

"SETUJU!" koor sembilan teman Naruto.

SEPULANG SEKOLAH…

Sakura, Ino, Hinata, dan Tenten pulang sekolah bersama. Kebetulan, mereka akan menginap di rumahnya Ino. Hari ini adalah hari Jumat, berarti uji nyalinya besok malam.

"Gue sebenarnya nggak niat ikut uji nyali itu.. tapi apa boleh buat," gerutu Tenten.

"Naruto, Naruto… heran, kenapa dia bisa kepikiran acara uji nyali di Hutan Katoniga sih? Memangnya dia tidak pernah dengar beritanya?" Sakura ikut menggerutu.

"Su.. sudahlah… ki.. kita kan sudah se.. sepakat," kata Hinata menengahi gerutuan Tenten dan Sakura.

"Iya juga sih…" Tenten menghela napas.

"Semoga uji nyalinya lancar dan kita bisa selamat," Sakura berdoa.

"Ya… gue setuju sama lo Saku. Semoga kita semua bisa selamat. Haah… jujur, gue udah takut sendiri mengingat nama hutan itu," seru Ino sambil bergidik ketakutan.

Akhirnya empat remaja putri itu tiba di rumahnya Ino, dan mereka langsung merapikan barang-barang untuk acara menginap mereka.

Another Place… Kiba's House:

Kiba merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sampai menerima usul mengerikannya Naruto? Uji nyali di Hutan Katoniga? Hell. Bahkan Madame Shion, peramal paling terkenal di Konoha sendiri bilang kalau Hutan Katoniga adalah neraka yang berisi energi dan roh jahat. Mendengarnya bulu kuduk Kiba jadi bergidik sendiri.

"Guk!" Akamaru menyalak.

Tiba-tiba, muncul sebersit ide di otak Kiba. Kenapa gue nggak ajak Akamaru aja? Anjing kan bisa merasakan keberadaan roh jahat?

"Akamaru, besok malam kita akan jalan-jalan," ujar Kiba sambil tersenyum sok misterius.

"GUK!" Akamaru menyalak penuh semangat. Anjing itu tidak tahu kalau majikannya hendak membawanya ikut uji nyali di Hutan Katoniga.

"Nah sekarang tinggal telepon Shino." Kiba mulai menekan nomor hp Shino.

TREK…

Shino merasa handphonenya berdering. Dia mengangkatnya.

"Halo?"

"Hei Shino!"

"Kiba ya?"

"Ah, masa sama sohib mu sendiri kamu nggak kenal? Eh, kamu mau ikut uji nyali nggak besok malam?"

"Uji nyali?"

"Iya. Ikut nggak?"

Shino berpikir sejenak. Dia tidak tahu kalau uji nyali itu akan diadakan di Hutan Katoniga. "Oke. Boleh deh."

"Sip deh! Besok malam kumpul jam tujuh malam di sekolah. Bawa P3K, pakaian ganti, makanan, sama tongkat baseball."

"Baiklah. Eh tunggu. Sebelumnya siapa yang mengadakan acara uji nyali ini? Siapa saja yang ikut?"

"Yang ngadain uji nyali ini Naruto. Lo tau kan? Terus yang ikut… gue, Naruto, Sai, Ino, Sakura, Akamaru, Hinata, Neji, Lee, Tenten. Rencananya sih mau ngajak Shikamaru sama Chouji juga."

"Hm. Oke."

Telepon ditutup.

"Aneh. Kok perasaan gue nggak enak ya?" gumam Shino heran. "Ah sudahlah, mungkin cuma khayalan gue aja." Shino pun kembali melanjutkan kegiatannya.

TBC