Aku tidak tahu mengapa air mata ini terus mengalir. Dalam benak pertanyaan yang sama terus berputar-putar tanpa tahu jawabannya. Berapa banyak air mata yang kumiliki? Berapa banyak air mata yang sudah kubuang sia-sia demi seseorang yang bahkan peduli saja tidak padaku? Berapa banyak lagi air mata yang harus kutumpahkah sebelum meninggalkan dunia dengan semua kekejaman ini? Aku terus bertanya, bertanya dan bertanya namun tetap saja keheningan tidak terpecahkan sebab berani pun tidak aku mengungkapkan pertanyaanku. Dan sekarang, aku di sini. Tersesat dalam labirin yang membingungkan. Aku ingin pulang, pupang dengan arti yang sebenarnya. Pulang menuju ujung jalan sana.